Anda di halaman 1dari 4

BERPIKIR KRITIS

Deskripsi:
Berpikir kritis ialah sebuah proses berpikir dengan tujuan untuk membuat keputusan secara rasional untuk
memutuskan suatu perkara atau masalah. dalam kaitannya dengan keperawatan, berpikir kritis adalah
reflektif, pemikiran yang masuk akal tentang masalah keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada
keputusan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Jadi yang merupakan pengertian berpikir merupakan
suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan
persepsi.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah dilakukan pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami dan menjelaskan definisi berfikir kritis
2. Memahami tujuan dan hasil akhir keperawatan
3. Memahami dan menerapkan expert thinking
4. Mengidentifikasi tingkat pemikiran kritis dalam praktik keperawatan
5. Menerapkan (Kompetensi) pemikiran kritis
6. Menerapkan pengembangan clinical judgment (clinical reasoning skill)
7. Mengidentifikasi model pemikiran kritis untuk pengambilan keputusan

2.1 Definisi Berfikir Kritis


a. Definisi berpikir dan belajar adalah proses yang berkaitan, menitikberatkan pada pikiran logis dan
alas an yang mendasarinya (Thomas dalam (Perry & Potter, 2005).
b. Proses kognitif yang aktif dan terorganisasi yang digunakan untuk mengetahui pikiran yang
terorganisasi yang digunakan untuk mengetahui pikiran seseorang dan pemikiran terhadap orang
lain (Chaffee dalam (Perry & Potter, 2005)
c. Berpikir kritis : merupakan cara berpikir yang tidak hanya memerlukan kemampuan kognitif, tetapi
juga kebiasaan seseorang untuk bertanya, mempunyai hubungan baik, jujur dan selalu mau untuk
berpikir jernih tentang suatu masalah (Facione dalam (Perry & Potter, 2005)
Berfikir kritis adalah proses kongnitif yang aktif dan terorganisasi, yang digunakan untuk mengetahui
pikiran seseorang dan pemikirannya terhadap orang lain. Beberapa proses berfikir kritis antara lain
identifikasi masalah, Analis semua informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut, evaluasi
informasi /meninjau asumsi dan bukti, dan terkahir adalah membuat kesimpulan. Berfikir kritis tidak hanya
memerlukan kemampuan kongnitif, tetapi juga kebiasaan seseorang untuk bertanya, mempunyai
hubungaan baik, jujur dan selalu berfikir jernih tentang suatu masalah.
Pemikir yang kritis akan memperhatikan apa yan penting dalam sebuah situasi membayangkan dan
mengeksplorasi semua alternatif, mempertimbangkan kode etik dan kemudian membuat suatu keputusan.
Untuk menerapkan berfikir kritis, perawat perlu memiliki kemapuan dasar yang baik dan dapat
dikembangkan dalam penyelesaian masalah klien serta keterampilan kognisi sehingga diperlukkan latihan
untuk bisa menerapkan berfikir kritis, sebab inti dari berfikir kritis menunjukkan proses pengembalian
keputusan klinis yang kompleks.

2.2 Tujuan dan Hasil Akhir Keperawatan


Berfikir Kritis sangat dibutuhkan oleh seorang perawat dalam :
a. melakukan tindakan asuhan keperawatan
b. memingkatkan kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah
c. menyelesaikan masalah dalam perawatan klien

1.3 Expert Thinking


Individu yang dapat berpikir kritis, mempunyai ketrampilan khusus berpikir kritis sehingga individu
tersebut menjadi expert thingking . Ketrampilan tersebut adalah :
a. Interpretasi : lakukan pengumpulan data secara sistematis sistematis. Cari pola data lalu buat
kategori (contoh: diagnosa kepewata dan klarifikasi semua data yang belum jelas
b. Analisis : berpikirah terbuka dalam meihat data informasi klien. Jangan membuat asumsi yang
ceroboh. Apakah data tidak sesuai dengan yang Anda ketahui?
c. Kesimpulan : lihat arti dari data yang Anda punya dan apakah signifikan? Apakah terdapat
hubungan antar-data? Apakah data tersebut dapat membantu Anda untuk mengetahui adanya
masalah klien?
d. Evaluasi : lihatlah situasi secara objektif. Gunakan kriteria (contah: hasil yang diharapkan,
karakteristik nyeri, tujuan pembelajaran) untuk menentukan hasil atau tindakan keperawatan.
Evaluasi pada tindakan yang sudah Anda lakukan sendiri.
e. Penjelasan : Jelaskan penemuan dan kesimpulan yang Anda buat. Gunakan semua pengetahuan
dan pengalaman Anda unituk menentukan cara yang tepat dalam merawat klien.
f. Pengalaman : lihat kejadian yang telah Anda alami. Temukan cara bagaimana Anda dapat
memperbaiki performa Anda. Apa yang dapat membuat Anda merasa telah sukses?
Dengan memilki keenam ketrampilan tersebut maka perawat akan berlatih disiplin untuk membuat
keputusan untuk menghindari keputusan yang cepat dan tetap. Selan dari keenam ketrampilan tersebut
seorang pemikir kritis harus mempunyai konsep :
a. Melihat jelas : carilah arti sebenarnya dari sebuah situasi. Berani mengajukan pertanyaan; jujur
dan objektif dalam mengajukan pertanyaan.
b. Berpikiran terbuka : toleransi terhadap pendapat lain: sensitif terhadap kemungkinan perkiraan
Anda sendiri serta menghormati pendapat orang lain.
c. Berpikir analalitis: analisis situasi yang berpotensi menjadi masalah; antisipasi kemungkinan
hasil atau konsekuenst: penjelasan yang berharga: gunakan pengetahuan berdasarkan buktti.
d. Sistematis : selalu terorganisasi, fokus; bekerja keras dalam setiap pekerjaan.
e. Percaya diri : Percaya pada proses penjelasan Anda sendiri.
f. Rasa ingin tahu : mau mendapatkan pengetahuan dan belajar menjelaskan walaupun
penerapan pengetahuan yang kita lakukan tidak selalu baik.
g. Dewasa : Solusi multipel dapat diterima. Lihat kembali penilaian Anda; miliki pemikiran yang
dewasa

2.3Tingkatan Pemikiran Kritis dalam praktik keperawatan


Kemampuan perawat dalam berpikir kritis akan bertumbuh, seiring seorang perawat memperoleh
pengetahuan dan pengalaman baru selama praktik merawat pasien. Model berpikir kritis meliputi tiga
tingkatan, yakni pemikiran kritis dasar, kompleks, dan komitmen.
a. Pemikiran Kritis Dasar ( Tingkat 1)
Pemikir kritis dasar merupakan pemahaman perawat bahwa para staf perawat lain yang sudah ahli
selalu memiliki jawaban yang tepat untuk mengatasi setiap masalah. Pada tingkat pemikiran dasar,
perawat sedang belajar menerima berbagai opini dan nilai yang berbeda dari beberapa staf perawat
lain. Perawat akan mengikuti segala aturan perawatan tahap demi tahap , tanpa mempertimbangkan
kebutuhan dasar pasien secara individual. Pada tahap pemikiran dasar; perawat tidak memiliki
pengalaman yang cukup untuk mengatisipasi dan melakukan tindakan bagaimana menerapkan
prosedur secara individual. Potter menyimpulkan, perawat pada tingkatan pemikiran dasar tidak
memiliki pengalaman, kompetensi masih lemah, dan rentan bersikap tidak fleksibel.
b. Pemikiran kritis Kompleks ( Tingkat 2)
Pada tingkatan pemikir kritis kompleks, seorang perawat mulai bisa memisahkan atau memilih dan
memilah dirinya dari suatu aturan. Pada pemikiran kritis kompleks , tersedia banyak pilihan untuk
mengambil keputusan klinis. Setiap solusi klinis pada tingkatan pemikiran kritis kompleks, selalu
memiliki keuntungan dan resiko masing-masing .
c. Pemikiran Kritis Komitmen ( tingkat 3)
Pemikiran kritis tingkatan ke-3 adalah komitmen. Pada tingkatan pemikiran ini, perawat dapat
mengantisipasi keadaan untuk menentukan suatu pilihan tanpa baantuan orang lain. Jadi, apapun
keputusan yang telah ditentukkan oleh seorang perawat dia yang akan menanggung resikonya. Pada
pemikiran kritis tingkat komitemen, perawat tidak hanya mempertimbangkan alternatif kompleks pada
pada suatu permasalahan. Tetapi, perawat harus memilih tindakan yang sesuai dengan alternatif
pemecahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai