MAKALAH
KEPERAWATAN MATERNITAS 1
MANAJEMEN NYERI
Disusun oleh :
Cholila (1130019019)
Dosen pembimbing :
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadiran Alla SWT. Karena dengan
rahmah dan hidayah serta karuniyahnya, sehingga masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul “MENEJEMEN
NYERI” makalah ini merupakan sala satu tugas mata kuliah keperawatan
maternitas 1. Tidak lupa saya ucapkan banyak trima kasih kepada dosen
pengajar, dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan baik Pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak saya
harapkan.
Penulisan
3
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. i
BAB I : PENDAHULUAN
Simpulan ................................................................................................. 13
Saran........................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
1. Strategi nonfarmakologis
Strategi ini merupakan tindakan menurunkan respon nyeri tanpa
menggunakan agen formakologi. Tindakan ini di sebut tindakan
independen dari seorang perawat dalam mengatasi respon kline.
Tekni-teknik atau tindakan peredaan nyeri metode
nonformokologi
a. Bimbingan antisipasi tindakan memberikan pemahamamn
kline mengenai nyeri dirasakan. Pemahamamn yang di
berikan olah perawat ini bertujuan untuk memberikan
informasi kepda klien. Dan mencegah salah interpretasi
tentang peristiwa nyeri.
b. Terapi es dsn panas/kompres panas dingin
Terapi es (dingin) dan panas diduga bekrja dengan
menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-nosiseptor) dalam
bidang reseptor yang sama pada cidera.pemakaian kompres
panas biasanya dilakukan hanya setempat saja pada bagian
tubuh tertentu. Dengan memberikan panas, pembuluh-
pembuluh dara akan melebar sehingga peredaran darah
didalam jaringan tersebut. Terapi es dapat menurunkan
prostag ladin yang memperkuat sengsivitas reseptor nyeri
dan subkutan lain pada tepat cidera dengan menghambat
proses invlamasi. Agar efektiv, es dapat diletakan pada
tempat cedera setelah terjadi.
c. Stimulasi sarav elektrif sranskutan
Transcutaneous adalah suatu alat yang menggunakan aliran
listrik, baik dengan frenkuensi renda maupun tinggi, yang
dihubungkan dengan beberapa elektroda pada kulit untuk
menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar, atau
mendengung pada are nyeri. Tens adalah prosedur non –
8
h. Akupunktur
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses
memasukan jarum-jarum tajam pada titik strategis pada
tubuh untuk mnecapai efek terapeutik. Karakteristik
pelayanan kesehatan oriental ini telah dikembangkan sejak
priode 8000 dan 3000 SM.
2. Strategis framakologis.
Strategis ini merupakan metode yang paling umum untuk
mengatasi nyeri dengan menggunakan analgesit. Adapun jenis
analgesic sebagai berikut.
a. Analgesic non-narkotika dan obat antiflasmasi nonstreoid
(NSAID). NSAID non-narkotika umumnya menghilangkan
nyeri ringan dan nyeri sedang. Seperti nyeri yang terkait dengan
artritis rheumatoid, prosedur pengobatan gigi, dan prosedur
bedah minor,episiotomi, dan masalah pada punggung bagian
bawah. Satu pengecuwalian, yaitu keterolak (taradol),
merupakan agensi analgensi pertama yang dapat diinjeksikan
yang kemanjurannya dapat dibandingkan dengan morfin.
b. Analgestik narkotika atau opiat
Umumnya diresapkan dan digunakan untuk nyeri sedang
sambai berat, seperti pascaoprasi dan nyeri margina. Biasanya
berkerja pada sistem saraf pusat untuk menghasilkan kombinasi
efek mendepresi dan mestimulasi.
c. Obat tambahan (adjuvan)
Adjuvant seperti sedatif, anticemas, dan relaksasi otot
meningkatkan control nyeri atau menghilangkan gejala lain
yang terkait dengan nyeri seperti mual dan muntah. Biasanya
diresepkan untuk penyakit yang kronik.
1. specificity theory
teori ini menyatakan bahwa reseptor nyeri tentu
distimulasikan oleh tipe setimulasi sensorik spesifik yang
mengirimkan implus ke otak.
2. Patters theory
Teori ini berusaha untuk melakukan faktor-faktor yang tidak
di jelaskan oleh specificity theory. Teori ini menyatakan
bahwa nyeri berasal dari tanduk dorsal sepinol cord. Pola
influs syaraf tertentu di produksi dan mengasilkan setimulasi
reseptor kuat yang dikodekan dalam sistem syaraf dan
menandakan nyeri.
3. Gate control theory
Dasar pemikiran utama gate control theory adalah bahwa
keberadaan dan intensitas pengalaman nyeri tergantung pada
transmisi tertentu pada implus-implus saraf. Kedua,
mekanisme gate/pintu sepanjang sistem syaraf mengontrol/
mengandalikan trasmisi nyeri. Akhirnya, jika gate terbuka,
implus yang menyebapkan sensasi nyeri dapat mencapai
tingkat kesadaran. Jika gate tertutup, implus tidak mencapai
tingklat kesadaran dan sensasi nyeri tidak alami
4. Endogenous opiate theory
Substansi ini di sebut dengan endorphine, yang berasal dari
kata endogenous dan morphine. Endorphine kemungkinan
bertindak sebagai neurotransmitter maupun neuromodulator
yang hambat transmisi dari pasien nyeri. Jadi, adanya
endorphine pada sinaps sel-sel saraf menyebapkan status
penurunan dalam sensasi nyeri. Kegagalan melepaskan
endorphine memungkinkan nyeri terjadi. Opiate, seperti
morphine atau endorphine (kadang-kadang disebut
11
1. Kala persalinan:
Nyeri berkaitan dengan kala 1 persalinan adalah unik dimana nyeri
ini menyertai proses fisiologi normal. Meskipun presepsi nyeri
dalam persalinan berbeda-beda di antara wanita. Nyeri selama kala
1 satu persalinan berasal dari
a. Dilatasi servik, dimana merupakan sumber nyeri yang
utama
b. Pregangan segmen uterus bawa
c. Tekanan pada struktu-struktur yang berdekatan
d. Hikposia pada sel-sel otot uterus selama kontraksi
e. Area nyeri meliputi dinding abdomen bawa dan area-area
pada bagian lumbal bawa dan sacruna atas.
2. Kala II persalinan
Selama II kala persalinan, rasa nyeri disebapkan karena :
a. Hipoksia pada sel-sel otot yang benkotraksi
b. Distersi vagina dan perineum
13
1. faktor fisiologis
3. Kecemasan
4. pengalaman sebelumnya
seorang wanita muda yang sehat, mungkin untuk yang pertama kalinya ia
mengalami rasa nyeri. Ia mungkin medeskripsikan rasa nyeri pada awal
persalinan dengan nilai “10” dari skala I-10 nyeri sensorik pada wanita
nulipara seringkali lebih besar dari wanita multi para pada awal persalinan
(pembukaan ˂ 5cm) karna struktur saluran reproduksi yang tidak supel
paritas dapat mempengaruhi persepsi akan nyeri saat persalinan karna
wanita nulipara biasanya mengalami persalinannya lebih lama, sehingga
lebih merasa lelah. Oleh karena kelelahan meningkatkan rasa nyeri,
kombinasi rasa nyeri yang meningkat, kelelahan, dan penurunan
kemampuan untuk mengatasinya dapat membuat penggunaan bantuan
farmakologis lebih banyak di gunakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Dengan adanya makalh ini, saya berharap dapat memberikan manfaat agar
Makala menejemen megatasi nyeri persalinan sehingga dapat di aplikasikan
dalam praktik keperawatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo Nian, Sigit. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
14