Anda di halaman 1dari 17

1

MAKALAH
KEPERAWATAN MATERNITAS 1
MANAJEMEN NYERI

Disusun oleh :
Cholila (1130019019)

Dosen pembimbing :

R.Khairiyatul afifah, M.kep,Ns.Kep.Mat.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadiran Alla SWT. Karena dengan
rahmah dan hidayah serta karuniyahnya, sehingga masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul “MENEJEMEN
NYERI” makalah ini merupakan sala satu tugas mata kuliah keperawatan
maternitas 1. Tidak lupa saya ucapkan banyak trima kasih kepada dosen
pengajar, dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan baik Pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak saya
harapkan.

Surabaya,21 Oktober 2020

Penulisan
3

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................... 1


Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
Manfaat Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Manajemen Nyeri ......................................................................... 3


Tujuan Manajemen Nyeri .......................................................................... 3
Strategi Manajemen Nyeri ......................................................................... 4
Teori nyeri saat persalinan ......................................................................... 7
Keunikan Nyeri saat Persalinan ................................................................. 8
Penyebab Nyeri dan Persalinan .................................................................. 9
Faktor Nyeri dan Persalinan .................................................................... 10

BAB III : PENUTUP

Simpulan ................................................................................................. 13
Saran........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14


4

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak


menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual maupun
potensial. Sedangkan nyeri persalinan merupakan pengalaman
subyektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus,
dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janinselama
persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan
tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil,
dan ketegangan otot.
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang
sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan
penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon
fisiologi terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut
nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot.
Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi Rahim.
Kontraksi sebenarnya telah terjadi pada minggu ke-30 kehamilan
yang disebut kontraksi Braxton hick akibat perubahan-perubahan
dari hormon estrogen dan progresteron tetapi sifatnya tidak teratur,
tidak nyeri dan kekuatan kontraksi sebesar 5 mmHg, dan kekuatan
kontraksi Braxton hick ini akan menjadi kekuatan his dalam
persalinan dan sifatnya teratur. Kadang kalah tampak keluarnya
cairan ketuban yang biasanya pecah menjelang pembukaan lengkap,
tetapi dapat jugak keluar sebelum proses persalinan. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan dapat berlangsung dalam
waktu 24 jam. Dalam persalinan pijat juga membuat ibu terasa lebih
dekat orang yang merawatnya.sentuhan seseorang yang peduli dan
ingin menolong merupakan sumber kekuatan saat ibu sakit, lelah,
dan kuat. Banyak bagian tubuh ibu bersalin dapat dipijat, seperti
kepala, leher, punggung, dan tungkai. Saat memijat, pemijat harus
1
5

memperhatikan respon ibu, apakah tekanan yang di berikan sudah


tepat.
Bidan mempunyai andil yang sangat besar dalam
mengurangi nyeri nonfarmakologi. Intervensi yang termasuk dalam
pendekatan nonfarmokologi adalah analgesia psikilogi yang
dilakukan sejak awal kehamilan,relaksasi, massage, stimulasi
cuteneus, aroma trapi, hopnotis, akupuntur dan yoga,
Tingkat nyeri seseorang dalam anomin (2013) dapat diukur dengan
skala nyeri, berikut sekala nyeri yang dapat digunakan sebagai
patokanya :

Rumusan Masalah

adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :


1. apa defines nyeri ?
2. apa factor yang dapat mempengaruhi nyeri pada saat hamil dan
persalinan ?
3. bagaimana manajemen metode untuk mengatasi nyeri

Tujuan Penulisan

adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1. mahasiswa mampu memahami manajemen metode untuk
mengatasi nyeri.
2. Mahasiswa manpu memahami definisi nyeri
3. Mahasiswa mengetahui factor yang dapat mempengaruhi nyeri
pada ibu hamil dan persalinan.

1.1 Manfaat Penulisan

1. untuk mengetahui definisi nyeri .


2. untuk mengetahui factor yang dapat mempengaruhi nyeri pada
ibu hamil dan persalinan
3. untuk mengetahui manajemen metode untuk mengatasi nyeri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6

2.1 Definisi Manajemen Nyeri

Menurut anik maryunani dalam bukunya nyeri dalam


persalinan menjelaskan bahwa nyeri merupakan suatu sensasi sakit
yang terlokasi, pengalaman nyeri merupakan semua aspek yang ada
sekitar nyeri, sebelum, selama dan setelah di rasakan, termasuk
respon kline dan kejadian diluar yang disadari kline serta setiap
orang berbeda dalam menanggapi nyeri yang dirasakanya.

Difinisi kline tentang nyeri adalah apapun yang dikatakan


kline tentang nyeri yang dirasakannya,ada kapanpun kline
mengatakan keberadaanya. Sangat penting bagi perawat untuk
mengadopsi definisi kline mengenai nyeri dan memeprcayai apa
yang kline katakana. Perawat cenderung memeprcayai kline hannya
jika mereka mengetahui bentuk fisik penyebap rasa nyeri. Hal ini
menghalangi pemahaman subjektifitas pengalaman nyeri. Sebagai
contoh, bila seorang wanita dalam persalinan mengeluhkan rasa
nyeri yang hebat, dia harus dipercaya, walaupu jika tidak terlihat
penyebap secara fisik untuk nyeri persalinan tersebut (Reeder at all,
2012).

2.2 Tujuan Manajemen Nyeri


Dalam dunia keperawatan manajemen nyeri dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut :
a. mengurangi intensistas dan durasi keluhan nyeri.
b. Menurunkan kemungkinan berubahan nyeri akut menjadi gejala
nyeri kronis yang persisten.
c. Mengurangi penderitaan dan/atau ketidakmampuan/ ketidak
berdayaan akibat nyeri.
d. Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap
terapi nyeri.
e. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimikan
kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
7

2.3 Strategis Manajemen Nyeri

Adapun manajemen penatalaksanaan nyeri sebagi berikut :

1. Strategi nonfarmakologis
Strategi ini merupakan tindakan menurunkan respon nyeri tanpa
menggunakan agen formakologi. Tindakan ini di sebut tindakan
independen dari seorang perawat dalam mengatasi respon kline.
Tekni-teknik atau tindakan peredaan nyeri metode
nonformokologi
a. Bimbingan antisipasi tindakan memberikan pemahamamn
kline mengenai nyeri dirasakan. Pemahamamn yang di
berikan olah perawat ini bertujuan untuk memberikan
informasi kepda klien. Dan mencegah salah interpretasi
tentang peristiwa nyeri.
b. Terapi es dsn panas/kompres panas dingin
Terapi es (dingin) dan panas diduga bekrja dengan
menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-nosiseptor) dalam
bidang reseptor yang sama pada cidera.pemakaian kompres
panas biasanya dilakukan hanya setempat saja pada bagian
tubuh tertentu. Dengan memberikan panas, pembuluh-
pembuluh dara akan melebar sehingga peredaran darah
didalam jaringan tersebut. Terapi es dapat menurunkan
prostag ladin yang memperkuat sengsivitas reseptor nyeri
dan subkutan lain pada tepat cidera dengan menghambat
proses invlamasi. Agar efektiv, es dapat diletakan pada
tempat cedera setelah terjadi.
c. Stimulasi sarav elektrif sranskutan
Transcutaneous adalah suatu alat yang menggunakan aliran
listrik, baik dengan frenkuensi renda maupun tinggi, yang
dihubungkan dengan beberapa elektroda pada kulit untuk
menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar, atau
mendengung pada are nyeri. Tens adalah prosedur non –
8

invasive dan merupakan metode yang aman untuk


mengurangi nyeri, baik akut maupun kronis.
d. Distraksi dapat memfokuskan perhatian pasien pada sesuat
selain nyeri, atau dapat diartika lain bahwa distraksi adalah
suatu tindakan mengalihan perhatian pasien ke hal-hal di luar
nyeri. Kemudian, di harapkan pasien tidak berfokus pada
keadaan nyeri lagi dapat menurunkan kewaspadan pasien
terhadapa nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri. Adapun jenis teknik distraksi yaitu distrakasi visual,
distrakai audio, dan distraksi intelektual.
e. Reaksi
Reaksi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental
dan fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi
yang sedehana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi
lambat, berirama.
f. Imajenasi terbimbing
Menggunakan imajenasi seseorang dalam suatu acara yang
direncang secara khusus untuk mencapai efek positif
tertentu. Tindakan ini membutuhkah konsetrasi yang cukup.
Upayakan kondisi lingkungan klien mendukung untuk
tindakan ini. Kegaduhan, kebisingan, bau menyengat, atau
cahaya yang sangat terang perlu dipertimbangkan agar tidak
mengganggu klien untuk berkonsentrasi.
g. Hypnosis
Sebuat teknik yang menghasilkan suatu keadaan yang tidak
sadarkan diri, yang dicapai memalalui gagasan-gagasan
yang disampaikan oleh orang menghipnotisnya, hipnotis
dapat membantu mengubah presepsi nyeri melalui pengaruh
sugestif positif. Suatu pendekatan kesehatan holistic.
Hypnosis diri menggunakan sugesti diri dan kesan tentang
prasaan yang rileks dan damai.
9

h. Akupunktur
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses
memasukan jarum-jarum tajam pada titik strategis pada
tubuh untuk mnecapai efek terapeutik. Karakteristik
pelayanan kesehatan oriental ini telah dikembangkan sejak
priode 8000 dan 3000 SM.

2. Strategis framakologis.
Strategis ini merupakan metode yang paling umum untuk
mengatasi nyeri dengan menggunakan analgesit. Adapun jenis
analgesic sebagai berikut.
a. Analgesic non-narkotika dan obat antiflasmasi nonstreoid
(NSAID). NSAID non-narkotika umumnya menghilangkan
nyeri ringan dan nyeri sedang. Seperti nyeri yang terkait dengan
artritis rheumatoid, prosedur pengobatan gigi, dan prosedur
bedah minor,episiotomi, dan masalah pada punggung bagian
bawah. Satu pengecuwalian, yaitu keterolak (taradol),
merupakan agensi analgensi pertama yang dapat diinjeksikan
yang kemanjurannya dapat dibandingkan dengan morfin.
b. Analgestik narkotika atau opiat
Umumnya diresapkan dan digunakan untuk nyeri sedang
sambai berat, seperti pascaoprasi dan nyeri margina. Biasanya
berkerja pada sistem saraf pusat untuk menghasilkan kombinasi
efek mendepresi dan mestimulasi.
c. Obat tambahan (adjuvan)
Adjuvant seperti sedatif, anticemas, dan relaksasi otot
meningkatkan control nyeri atau menghilangkan gejala lain
yang terkait dengan nyeri seperti mual dan muntah. Biasanya
diresepkan untuk penyakit yang kronik.

24. teori nyeri saat persalinan


10

terdapat teori beberapa teori yang menjelaskan tntang nyeri.


Beberapa pagar kebidanan telah menggunakan beberapa teori nyeri
dalam persalinan. Teori nyeri tersebut antara lain :

1. specificity theory
teori ini menyatakan bahwa reseptor nyeri tentu
distimulasikan oleh tipe setimulasi sensorik spesifik yang
mengirimkan implus ke otak.
2. Patters theory
Teori ini berusaha untuk melakukan faktor-faktor yang tidak
di jelaskan oleh specificity theory. Teori ini menyatakan
bahwa nyeri berasal dari tanduk dorsal sepinol cord. Pola
influs syaraf tertentu di produksi dan mengasilkan setimulasi
reseptor kuat yang dikodekan dalam sistem syaraf dan
menandakan nyeri.
3. Gate control theory
Dasar pemikiran utama gate control theory adalah bahwa
keberadaan dan intensitas pengalaman nyeri tergantung pada
transmisi tertentu pada implus-implus saraf. Kedua,
mekanisme gate/pintu sepanjang sistem syaraf mengontrol/
mengandalikan trasmisi nyeri. Akhirnya, jika gate terbuka,
implus yang menyebapkan sensasi nyeri dapat mencapai
tingkat kesadaran. Jika gate tertutup, implus tidak mencapai
tingklat kesadaran dan sensasi nyeri tidak alami
4. Endogenous opiate theory
Substansi ini di sebut dengan endorphine, yang berasal dari
kata endogenous dan morphine. Endorphine kemungkinan
bertindak sebagai neurotransmitter maupun neuromodulator
yang hambat transmisi dari pasien nyeri. Jadi, adanya
endorphine pada sinaps sel-sel saraf menyebapkan status
penurunan dalam sensasi nyeri. Kegagalan melepaskan
endorphine memungkinkan nyeri terjadi. Opiate, seperti
morphine atau endorphine (kadang-kadang disebut
11

encephalin), kemungkinan menghabar transimi pesan nyeri


dengan mengaitkan tempat reseptor opiate pada saraf-saraf
otak dan tulang belakang.

25. keunikan nyeri saat perasalinan

kelahiran bayi merupakansuatu hal dimana terdapat suatu


keterlibatan personal yang dalam, baik secara emesional maupun
fisiologi, keterlibatan ini bisa menjadi suatu hal yang psotif dan
yang diharapkan maupun hal yang tidak menyenangkan atau tidak
diinginkan,. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir. Rasanya
tidak nyaman/nyeri dalam persalinan mereda seketika. Nyeri pada
persalinan memiliki keunikan dari pada yang lainnya, karena :

1. nyeri persalinan merupakan bagian dari proses yang normal.


Sedangkan nyeri yang lainnya biasanya mengikuti kondisi
potologisnya.
2. Pada nyeri persalinan ada waktu untuk memepersiapkan
karena datangnya sudah dapat diperkirakan yaitu apabila
sudah masuk proses persalinan.
3. Nyeri persalinan mempunyai batas dan dapat hilang dengan
sendirinya (self-limiting)
4. Nyeri persalina tidak konstan tetapi bersofat intermitten:
a. Pada kala1, nyeri merupakan akibat penipisan dan
pembukaan serviks
1. Dapa pembukaan 0-3 cm,nyeri dirasakan sakit dan
tidak nyaman.
2. Pada pembukaan 4-7 cm, nyeri dirasakan agak
menusuk.
3. Pada pembukaan 7-10 cm, nyeri terasa menjadi lebih
hebat, menusuk dan kaku.
b. Pada awalmkala ll, nyeri timbul disebapkan oleh
penurunan kepala janin yang menekan dan menarik
bagia-bagian didaerah punggul.
12

5. kelahiran bayi kan kondisi janin akan mempengaruhi kondisi


emosional ibu Sehingga dapat berpengaruh pada rasa nyeri.

26. penyebap nyeri dan persalin

Nyeri saat persalinan itu timbul karena berkurangnyasuplai


oksigen otot uterus akibat kontraksi yang semakin sering,
peregangan leher Rahim/dilatasi serviks (penipisan dan pelebaran),
bayi menekan persyarafan di sekitar leher Rahim (serviks) dan
vagina, jaringan disekitar uterus dan panggul ikut tertarik dan tegang
akibat kontraksi uterus dan gerakan bayi yang mulai turun dalam
Rahi, tekanan pada uretra, kandung kemih dan usus, peregangan
otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina, serta rasa takut dan
cemas yang akan meningkatkan perlepasan hormone stress sehingga
persalinan makin lama dan makin nyeri.

Menurut anik maryunani (2010) penyebapkan nyeri yang di


jelaskan menurut kala persalinan adalah :

1. Kala persalinan:
Nyeri berkaitan dengan kala 1 persalinan adalah unik dimana nyeri
ini menyertai proses fisiologi normal. Meskipun presepsi nyeri
dalam persalinan berbeda-beda di antara wanita. Nyeri selama kala
1 satu persalinan berasal dari
a. Dilatasi servik, dimana merupakan sumber nyeri yang
utama
b. Pregangan segmen uterus bawa
c. Tekanan pada struktu-struktur yang berdekatan
d. Hikposia pada sel-sel otot uterus selama kontraksi
e. Area nyeri meliputi dinding abdomen bawa dan area-area
pada bagian lumbal bawa dan sacruna atas.
2. Kala II persalinan
Selama II kala persalinan, rasa nyeri disebapkan karena :
a. Hipoksia pada sel-sel otot yang benkotraksi
b. Distersi vagina dan perineum
13

c. Tekanan pada struktur-struktur yang berdekatan


d. Area-area nyeri yang meningkatkan diperlihatkan pada
gambar berikut:
3. Kala III persalinan :
Nyeri selama kala III persalinan diakibatkan dari kontraksi urterus
dan dialatasi serviks dengan keluarnya plasenta. Kala persalinan ini
adalah pendek, dan setelah itu anestasi diperlukan terutama untuk
penjahitan episiotomy. Sehingga nyeri pada proses persalinan akan
melalui empat tahapan/kala yaitu :
a. Kala I pembukaan, biasanya nyeri padatahap di akibatkan
oleh kontraksi Rahim dan peregangan mulut Rahim.
b. Tahap II kelahiran, nyeri ini timbul karena peragangan dasar
panggul dan pengguntingan perineum (bibir kemaluan) jika
diperlukan.
c. Tahap III adalah nyeri yang timbul karena pelepasan
plasenta,
d. Tahap terakhir nyeri yang di timbulkan karena penjahitan
luka perineum.

2.7 faktor nyeri persalinan

1. faktor fisiologis

Beberapa faktor fisiologis dapat mempengaruhi intensitas nyeri


yang dialami wanita saat melahirkan. Wanita riwayat disminore dapat
mengalami asa nyeri yang meningkat yang disebapkan oleh kadar
prostaglandin yang tinggi. Nyeri punggung yang berhubungan
menstruasi jugak dapat meningkatkan kemungkinan nyeri punggung
bawa yang berhubungan dengan kontraksi. Faktor fisiknya adalah
kelelahan, durasi dan interfal kontraksi, posisi fetus, kecepatan
penurunan fetus, dan posisi ibu (Lowdermilk at all, 2013).

Endorphin adalah opioid endogen yang disekresikan kelenjar


hipofisis yang bekerja pada sistem saraf pusat dan tepi untuk mengurangi
nyeri. Endorphin-beta adalah endorphin yang paling penting kadar
14

endorphin meningkat selama kehamilan dan persalinan manusia.


Endorphin dihubungkan dengan perasaan euphoria dan analgesik.
Peningkatan kadar endorphin dapat meningkatkan ambang nyeri dan
membuat wanita dapat menahan rasa nyeri selama persalinan
(lowdermilk at all, 2013).

2. Budaya pemahaman terhadap kepercayaan

nilai-nilai dan berbagai kebudayaan akan mengurangi perbedaan


budaya dan membantu perawat menilai rasa nyeri wanita secara lebih
akurat. Perawat kemudian dapat memberikan keperawatan yang sesuai dan
sensitive terhadap kebudayaan dengan menggunakan tindakan
mengurangi nyeri yang menjaga rasa percaya diri dan contoh diri wanita
(lowdermilk at all, 2013).

3. Kecemasan

Kecemasan dihubungkan dengan peningkatan rasa nyeri pada saat


persalinan Sedikit rasa cemas pada wanita saat persalinan saat dianggap
normal. Demikian kecemasan berlebihan dan rasa takut akan
menyebapkan sekresi katepolamin tambahan yamg dapat meningkatkan
rasa dari panggul ke otak karna penurunan aliran darah dan peningkatan
tegangan otak,aktifitas ini nantik akan meningkatkan peresepsi nyeri. Oleh
karna itu pada rasa takut dan kecemasan meningkat tegangan otot akan
meningkat efektivitas kontrasi uterus berkurang, ketidak nyamanan yang
dialami meningkat, selain itu lingkaran cemasa akan dimulai. Akhirnya
lingkaran ini akan memperlambat kemajuan persalinan kepercayaan diri
seorang wanita untuk menghadapi rasa nyeri akan berkurang sehingga
efektivitas tindakan untuk mengurangi nyeri yang dilakukan juga akan
menurun (lowdermilk at all, 2013).

4. pengalaman sebelumnya

Pengalaman sebelumnya dengan rasa nyeri dan persalinan dapat


mempengaruhi deskripsi seorang wanita mengenai rasa nyerinya dan
kemampuannya untuk mengatasi rasa nyeri tersebut. Persalinan, bagi
15

seorang wanita muda yang sehat, mungkin untuk yang pertama kalinya ia
mengalami rasa nyeri. Ia mungkin medeskripsikan rasa nyeri pada awal
persalinan dengan nilai “10” dari skala I-10 nyeri sensorik pada wanita
nulipara seringkali lebih besar dari wanita multi para pada awal persalinan
(pembukaan ˂ 5cm) karna struktur saluran reproduksi yang tidak supel
paritas dapat mempengaruhi persepsi akan nyeri saat persalinan karna
wanita nulipara biasanya mengalami persalinannya lebih lama, sehingga
lebih merasa lelah. Oleh karena kelelahan meningkatkan rasa nyeri,
kombinasi rasa nyeri yang meningkat, kelelahan, dan penurunan
kemampuan untuk mengatasinya dapat membuat penggunaan bantuan
farmakologis lebih banyak di gunakan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Nyeri adalah pengalaman pribadi, subjektif, berbeda antara satu orang


dengan orang yang lain dan dapat jugak berbeda pada orang yang sama di
16

waktu berbeda. Rasa nyeri akan mengakibatkan efek fisiologis, respon


sensorik, dan emosional. Selama nyeri akan menimbukan efek-efek fisiologis
yang dapat di identifikasi. Manajemen mengatasi nyeri persalinan terbagi
menjadi dua, yaitu mene jemen dengan farmakologi dan nonfarmakologi.
Metode mengatasi nyeri dengan farmakologi (obat-obatan) memerlukan
instruksi medis dan dapat digunakan ketika persalinan menjadi lebih aktif, rasa
sakit, tidak nyaman meningkat, sedangkan tindakan nonformakologi biasanya
sederhana, aman, dan relatif tidak mahal membuat wanita dapat mengontrol
persalinannya karna iya dapat memilih tindakan terbaik untuk dirinya.

3.2 Saran

Dengan adanya makalh ini, saya berharap dapat memberikan manfaat agar
Makala menejemen megatasi nyeri persalinan sehingga dapat di aplikasikan
dalam praktik keperawatan.

13

DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2010. Nyeri Dalam Persalinan Teknik dan Penanganannya.


Jakarta: Trans Info Medi.
Tamsuri, Anas. 2004. Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
17

Prasetyo Nian, Sigit. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

14

Anda mungkin juga menyukai