Anda di halaman 1dari 34

“ASSALAMU’ALAIKUM wr wb”

NAMA KELOMPOK :
1. YOLANDA IVANKA PUTRI (1130019050)
2. NUR HIDAYAT (1123319013)
3. NESTA ADEWATA (1130019096)
4. FITRIANI NURHAYATI (1130019082)
ASKEP SIROSIS HEPATIS
Definisi
Sirosis hepatis adalah degenerasi difus dan progresif
dengan kerusakan jaringan hati hepatosit dan dengan
regenerasi dan pembentukan jaringan fibrosa parut yang
luas padat.(Marjorie Beyers, 2014)

Sirosis Hepatis adalah penyakit hati menahun yang difus


ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai
nodul  (dr. Pengarapen Tarigan, 2016).
Etiologi
Penyebab yang pasti dari Sirosis Hepatis sampai sekarang
belum jelas.Adapun  factor predisposisinya:
a. Alkohol
b. Faktor keturunan dan malnutrisi
c. Hepatitis virus
d. Obat-obatan hepatotoksik
e. Kelainan-kelainan genetik yang
diturunkan/diwariskan
f. Kolestasis, Atresia bilier
Patofisiologi
Hati pada awal perjalanan penyakitnya cenderung
membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak-lemak.
Hati tersebut menjadi keras dan dapat diketahui melalui
palpasi. Nyeri abdomen dapat terjadi akibat pembesaran
hati yang cepat sehingga menyebabkan regangan pada
selubung fibrosa hati (kapsule glissoni). Pada perjalanan
penyakit yang lebih lanjut ukuran hati akan mengecil
setelah jaringan parut menyebabkan pengerutan jaringan.
Apabila dapat dipalpasi maka permukaan hati akan teraba
benjol-benjol (Smeltzer, 2002).
Manifestasi Klinis
1. Pembesaran Hati ( hepatomegali ).
Pada awal perjalanan sirosis, hati cendrung membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak.
Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi tajam yang dapat diketahui melalui palpasi.
Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati yang cepat sehingga
mengakibatkan regangan pada selubung fibrosa hati (kaosukalisoni). Pada perjalanan
penyakit yang lebih lanjut, ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut sehingga
menyebabkan pengerutan jaringan hati.
2. Obstruksi Portal dan Asites.
3. Varises Gastroinstestinal.
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrotik yang mengakibatkan
pembentukan pembuluh darah kolateral dalam sistem gastrolintestinal dan
pemintasan (shunting) darah dari pembuluh portal ke dalam pembuluh darah dengan tekanan
yang lebih rendah.
4. Edema.
5. Defisiensi Vitamin dan Anemia.
Kerena pembentukan, penggunaan, dan penyimpanan vitamin tertentu yang tidak memadai
(terutama vitamin A, C, dan K), maka tanda-tanda defisiensi vitamin tersebut sering dijumpai
khususnya sebagai fenomena hemoragi yang berkaitan dengan defisiensi vitamin K.
Test Diagnostik
a.    Pemeriksaan Laboratorium
1. Pada darah dijumpai HB rendah, anemia normokrom nomosister, hipokrom
mikrosister/hipokrom makrosister.
2. Kenaikan kadar enzim transaminase-SGOT, SGPT bukan merupakan petunjuk berat
ringannya kerusakan parenkim hati, kenaikan kadar ini timbul dalam serum akibat
kebocoran dari sel yang rusak, pemeriksaan billirubin, transaminase dan gamma GT tidak
meningkat pada sirosis inaktif.
3. Albumin akan merendah karena kemampuan sel hati yang berkurang, dan juga globulin
yang naik merupakan cerminan daya tahan sel hati yang kurang dan menghadapi stress.
4. Pemeriksaan CHE (kolinesterasi). Ini penting karena bila kadar CHE turun, kemampuan
sel hati turun, tapi bila CHE normal/tambah turun akan menunjukkan prognosis jelek.
5. Kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretic dan pembatasan garam dalam diet,
bila ensefalopati, kadar Na turun dari 4 meg/L menunjukkan kemungkinan telah terjadi
sindrom hepatorenal.
6. Pemeriksaan marker serologi seperti virus, HbsAg/HbsAb, HbcAg, HcvRNA, untuk
menentukan etiologi sirosis hati dan pemeriksaan AFP (Alfa Feto Protein) penting dalam
menentukan apakah telah terjadi transformasi ke arah keganasan
b.    Pemeriksaan penunjang lainnya:
1)        Radiologi : dengan barium swallow dapat
dilihat adanya varises esophagus untuk konfirmasi
hipertensi portal.
2)        Esofagoskopi : dapat dilihat varises
esophagus sebagai komplikasi sirosis hati/hipertensi
portal.
3)        Ultrasonografi : pada saat pemeriksaan USG
sudah mulai dilakukan sebagai alat pemeriksaan
rutin pada penyakit hati.
Terapi
Terapi dan prognosis sirosis hati tergantung pada derajat komplikasi kegagalan hati dan
hipertensi portal. Dengan kontrol pasien yang teratur pada fase dini akan dapat
dipertahankan keadaan kompensasi dalam jangka panjang dan kita dapat memperpanjang
timbulnya komplikasi.
a.    Diet rendah protein diet hati III : Protein 1g/kg bb, 55g protein, 200 kalori), bila ada
asites diberikan diet rendah garam II (600-800 mg) atau III (1000-2000 mg). Bila proses
tidak aktif, diperlukan diet tinggi kalori (2000-3000) dan tinggi protein (80-125g/hari).
b.   Bila ada tanda-tanda prekoma atau koma hepatikum, jumlah protein dalam makanan
dihentikan (diet hati I )untuk kemudian diberikan sedikit demi sedikit sesuai toleransi dan
kebutuhan tubuh. Pemberian protein yang melebihi kemampuan klien atau meningginya
hasil metabolisme protein dalam darah viseral dapat mengakibatkan timbulnya koma
hepatikum. Diet yang baik dengan protein yang cukup perlu diperhatikan.
c.    Mengatasi infeksi dengan antibiotik, dengan pengunaan obat-obatan yang jelas tidak
hepatotoksik.
d.   Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan memberikan asam aminoesensial
berantai cabang dan glukosa.
e.    Pemberian robboransia Vitamin B kompleks. (Setya, 2010)
Komplikasi
a. Komplikasi menurut Smeltzer (2002) ada dua yaitu:
1)Perdarahan dan hemorargia
2)Ensefalopati hepatic
b. Komplikasi menurut Mansjoer (2009) ada dua yaitu:
1)Hematemisis melena
2)Koma hepatikum
c. Komplikasi menurut Engram (2009) ada empat yaitu:
1)Encefalo hepatik yang disebabkan oleh peningkatan kadar amonia darah.
2)Asites ruang disebabkan oleh ekstravasase cairan serosa ke dalam rongga
peritoneal yang disebabkan oleh peningkatan hipertensi portal, peningkatan
reabsorpsi ginjal terhadap natrium dan penurunan albumin serum.
3)Sindrom hepatorenal yang disebabkan oleh dehidrasi atau infeksi.
4)Gangguan endokrin yang disebabkan oleh depresi sekresi gonadotropi.
Prognosis
Penderita serosis hepatis kompensata akan menjadi
dekompensata dengan angka sebesr 10 % per tahun.
Penderita serosis hepatis dekompensata  mempunyai
angka ketahanan hidup 5 tahun, hanya sekitar 20 %,
ascites adalah tanda awal adanya dekompensata. Penderita
serosis hepatis dengan peritonitis bakterial spontan
mempunyai angka ketahanan hidup 1 tahun sekitar 30-45
%, dan yang mengalami ensefalopati hepatik angka
ketahanan hidup 1 tahun sekitar 40 %.
A. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama : pasien mengeluh perut terasa mual
dan muntah darah sehari sebelum
masuk rumah sakit
2. Lama keluhan : perut mual dan muntah yang dialami
pasien sehari sebelum masuk rumah
sakit
3. Kualitas keluhan : terus-menerus
4. Faktor pencetus : mengkonsumsi minuman berakohol
5. Faktor pemberat : alkohol
6. Upaya yang dilakukan : berhenti meminum alkohol
B. RIWAYAT KESEHATAN

Riwayat kesehatan sekarang


Pasien mengeluh perut terasa mual dan muntah darah sehari sebelum masuk ke rumah sakit, keluar
muntah sebanyak 200cc, pusing, perut terasa nyeri, BAK dan BAB berwarna kehitaman
Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan pernah sakit hepatitis
Alergi : pasien tidak mempunyai riwayat alergi
Imunisasi : pasien tidak melakukan imunisasi akhir-akhir ini
Merokok/alkohol : pasien mengkonsumsi alkohol 
Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit
Genogram
 
  
 
  Tn. P Ny. R

.
 
 
C. BASIC PROMOTING PHYSIOLOGY OF HEALTH

1. Aktivitas dan latihan


Kemampuan ambulasi dan activity daily living
  Rumah Rumah sakit
Makan/minum 1 kali sehari/1500cc 3 kali sehari/ 1500ml
Mandi 2 kali sehari 2 kali sehari
Berpakaian/berdandan Mandiri Mandiri

Toileting Mandiri Mandiri


Mobilitas di tempat tidur Mandiri Mandiri

Berpindah Mandiri Mandiri


Berjalan Mandiri Mandiri
Naik tangga Mandiri Mandiri
  Rumah Rumah sakit

Pekerjaan Mandiri Bantuan


Olah raga rutin Tidak Tidak
Alat bantu jalan Tidak Tidak
Kemampuan melakukan Mandiri Mandiri
ROM
2. Istirahat tidur
Lama tidur : 5 jam
Tidur siang :  Ya  Tidak
Kesulitan tidur di RS :  Tidak  Ya, alasan: perut terasa nyeri
Kesulitan tidur :
 Menjelang tidur
 Mudah terbangun
ÿ Tidak segar saat bangun

3. Keamanan dan nyeri


Nyeri :  paliatif,
 provokatif, nyeri didaerah perut
Quality : terus-menerus
Region : perut
Scale : 4
Time : sewaktu-waktu
4. Nutrisi
Frekuensi makan: 1 kali sehari sebelum MRS
BB/TB/IMT : 60 kg / 175 cm / 19,6
BB 1 bulan terakhir :  tetap  turun  meningkat
Jenis makanan : padat
Pantangan/alergi : pasien tidak memiliki pantagan
Nafsu makan :  baik  kurang baik
Masalah pencernaan :  mual  muntah  stomatitis  nyeri telan
Riwayat operasi/trauma : pasien tidak melakukan operasi/ tidak mempunyai trauma
Diet RS : pasien tidak melakukan diet RS
 habis  ½ porsi  ¾ porsi  tidak habis
Kebutuhan pemenuhan makan  mandiri  tergantung  dengan bantuan
5. Cairan, elektrolit, dan asam basa
Frekuensi minum : 1500cc
Konsumsi air/hari : 7 kali perhari
Turgor kulit :
Support IV line :  Ya  Tidak
Jenis: Rl Dosis: 500ml
 
6. Oksigenasi
Sesak napas :  Ya  Tidak
Frekuensi : normal
Kapan terjadinya : tidak ada
Faktor pencetus : tidak ada
Faktor pemberat : tidak ada
Batuk:  Ya  Tidak
Sputum :  Ya  Tidak
Nyeri dada :  Ya  Tidak

 
7. Eliminasi
Eliminasi alvi
Frekuensi : normal
Warna/konsistensi : kehitaman/ lunak
Penggunaan pencahar :  Ya  Tidak
Gangguan eliminasi :  konstipasi  diare  inkontinensia bowel
Kebutuhan pemenuhan eliminasi alvi:  mandiri  tergantung  dengan bantuan
8. Eliminasi urin
Frekuensi : 1000cc
Warna/darah : kuning kegelapan/
Riwayat penyakit :  penyakit ginjal  trauma
Penggunaan kateter :  Ya  Tidak
Kebutuhan pemenuhan eliminasi uri:
 mandiri  tergantung  dengan bantuan
 
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Paien tampak lemas
2. Tanda vital, tinggi badan, berat badan
Suhu : 37,5°C  axilla  rectal  oral
Nadi : 100 kali/menit
 teratur  tidak teratur  kuat  lemah
RR : 20 kali/menit
 normal cyanosis cheynestoke kusmaul
 teratur  tidak teratur
TD : 110/70 mmHg
2. Sistem tubuh

B1 (Breathing)
Hidung : tampak simetris
Trakea : tidak terdapat benjolan
 nyeri  dyspnea  orthopnea  cyanosis
 batuk darah  napas dangkal  retraksi dada  sputum
 trakeostomi  respirator
Suara napas tambahan
 wheezing lokasi : ___________________
 ronchi lokasi : ___________________
 rales lokasi : ___________________
 crackles lokasi : ___________________
Bentuk dada
 simetris  tidak simetris
 lainnya, ginekomastia
 
B2 (Bleeding)
 nyeri dada  pusing  sakit kepala
 kram kaki  palpitasi  clubbing finger
 
Suara jantung
 normal
 lainnya,

Edema
 palpebra  anasarka  ekstremitas atas  ascites
 ekstremitas bawah  tidak ada
 lainnya,
Capillary Refill Time = 2 detik
 
B3 (Brain)
 composmentis  apatis  somnolen  spoor
 koma  gelisah
Glasgow Coma Scale
E =4 V =5 M =6Nilai total =15
Mata :
Sklera  putih  icterus  merah perdarahan
Konjungtiva  pucat  merah muda
Pupil  isokor anisokor  miosis  midriasis
Leher : tidak terdapat benjolan
Refleks (spesifik): tidak ada masalah
Persepsi sensori
Pendengaran : normal
Kiri : normal
Kanan : normal
Penciuman: normal
Pengecapan  manis  asin  pahit
Penglihatan : normal
Kiri : normal
Kanan : normal
Perabaan  panas  dingin  tekan
B4 (Bladder)
Produksi urine : 100 ml/hari Frekuensi : 3 kali/hari
Warna : kuning kehitamn Bau : sedikit bau
 oliguria  poliuri dysuria  hematuria  nocturia
 nyeri  kateter menetes  panas  sering
 inkotinen  retensi cystotomi  tidak ada masalah
 alat bantu,
Lainnya,
 
B5 (Bowel)
Mulut dan tenggorokan : terpasang NGT, bibir tampak kering dan pucat
 
Abdomen (IAPP) : Mengeluh perut terasa mual dan begah., nyeri tekan daerah
epigastrum.
Rectum : tidak ada maalah
BAB : 1 kali/ 1 hari Konsistensi : lunak
 diare  konstipasi  feses berdarah  tidak terasa  lavement
 kesulitan  melena  colostomy  wasir  pencahar
 tidak ada masalah
 alat bantu,
 diet khusus, ­
B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi  bebas  terbatas
Parese:  ya  tidak
Paralise :  ya tidak
Kekuatan otot :
 
Extremitas atas :  patah tulang  peradangan  perlukaan  tidak ada kelainan
Lokasi, ____________________________________
Extremitas bawah:  patah tulang  peradangan  perlukaan  tidak ada
kelainan
Lokasi, ____________________________________
Tulang belakang:
Warna kulit :  ikterik  cyanosis  pucat
 kemerahan  pigmentasi
Akral : hangat  panas
 dingin basah  dingin kering
Turgor :  Baik  cukup  buruk/menurun
Sistem Endokrin
Terapi hormon : tidak ada
Karakteristik seks sekunder: tidak ada
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
perubahan ukuran kepala, tangan, kaki pada saat dewasa
 kekeringan kulit atau rambut
 exopthalmus polidipsi
 goiter  poliphagi
 hipoglikemia  poliuria
 intoleran panas  postural hipotensi
 intoleran dingin  kelemahan
Sistem Reproduksi
Laki – laki
Bentuk normal  tidak normal,
Kebersihan  bersih  kotor,
Perempuan
Payudara  simetris  asimetris  benjolan,
Bentuk  normal  tidak normal,
Keputihan  tidak  ya,
Siklus haid = _________ hari teratur  tidak teratur
E. PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
1. Sosial interaksi
 kenal tidak kenal  lainnya,
Dukungan keluarga
 aktif  kurang  tidak ada
 
Dukungan kelompok/teman/masyarakat
aktif  kurang  tidak ada
Reaksi saat interaksi
 tidak kooperatif  bermusuhan  mudah tersinggung  defensif
 curiga  kontak mata  lainnya,
Konflik yang terjadi
 peran  nilai  lainnya,
 
2. Spiritual
Konsep tentang penguasaan kehidupan
 Allah  Tuhan  Dewa  Lainnya,
Sumber kekuatan/harapan saat sakit
Allah  Tuhan  Dewa  Lainnya,
Ritual agama yang bermakna saat ini
 shalat  baca kitab suci  lainnya,
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama
 lewat ibadah  rohaniawan  lainnya,
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama
 makanan  tindakan  obat  lainnya, tidak ada
Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi saat ini
 ya  tidak
Keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan
 ya  tidak
Persepsi terhadap penyebab penyakit
 hukuman  cobaan  peringatan  lainnya,
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
1. Pemeriksaan darah
Hb: 9.0
Hematokrit : 27
Leukosit    : 10.100
Trombosit  : 117.000
MCV          : 84
MCH          : 26
MCHC        : 34
PT             : 18.0
PT Kontrol : 11.7
APTT        : 42.5
APTT control : 36.3
2. Kenaikan kadar SGOT, SGPT
3. Albumin serum menurun
4. Pemanjangan masa protombin
5. Glukosa serum : hipoglikemi
6. Fibrinogen menurun
7. BUN meningkat
Pemeriksaan kadar elektrolit : hipokalemia
G. TERAPI MEDIK
Pengelompokan Data
Data Subjektif:
Pasien mengeluh perut terasa mual dan muntah darah
sehari sebelum masuk ke rumah sakit, keluar muntah
sebanyak 200cc, pusing, perut terasa nyeri, BAK dan
BAB berwarna kehitaman,
Data Objektif:
Pasien tampak lemah, telapak tngan merah, TD 110/70
mmHg, N 100 x/mnt, S 37,5 derajat celcius, RR 20 x/mnt
Analisa Data

No Data Etiologi Problem

Data Subjektif: Pasien mengeluh Fungsi hati terganggu Ketidak


1.
perut terasa mual dan muntah darah seimbanga
Gangguan pempentukan
empedu n nutrisi
Data Objektif: BB 60 kg, TB 175
kurang
cm, TD 110/70 mmHg, N 100
lemak tidak dapat dari
x/mnt, S 37,5 derajat celcius, RR 20
diemulsikan dan tidak kebutuhan
x/mnt
dapat diserap oleh usus
  tubuh
  halus
 
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

       
Daftar Prioritas Masalah Keperawatan
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
tidak adekuat sekunder terhadap anorexia
SEKIAN TERIMAKASIH
WASSALAMU’ALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai