Anda di halaman 1dari 31

BERFIKIR KRITIS DALAM

ASUHAN KEPERAWATAN
Ns. Desi Kurniawati,M.Kep
Pendahuluan
⚫ Peran perawat adalah untuk membantu individu, baik dalam
kondisi sakit atau sehat, dalam kinerja aktivitas yang menunjang
pada kesehatan dan pemulihannya atau pada kematian yang
tenang
⚫ Ketika diberi tanggung jawab perawat mampu untuk berpikir
secara kritis dalam upaya memecahkan masalah dan menemukan
jalan keluar untuk kebutuhan klien.
⚫ Setiap tindakan keperawatan semua dimulai dengan ilmu, apa
yang dilakukan berdasarkan pengetahun dan keterampilan,
sehingga sebelum memulai tindakan perawat harus mengetahui
kenapa, apa gunanya kita melakukan sesuatu tindakan, dimana
apapun yang tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan
perasaan, keselamatan, kesehatan pasien sehingga apapun yang
akan dilakukan harus dipikirkan, dipertimbangkan sehingga
perawat harus tau apa yang akan dilakukan dan mengapa kita
harus melakukan
Definisi
⚫ Berpikir kritis adalah suatu proses yang menantang
seseorang individu untuk mengintepretasikan dan
mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian.
⚫ Berfikir kritis juga merupakan proses
berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu
rangkaian pikiran dan persepsi. Selanjutnya ditujukan
pada situasi, rencana, aturan yang tersetandar sebelum
mengambil keputusan.
⚫ Keahlian perawat berkembang seiring dengan perawat
merawat banyak klien, menguji dan memperbaiki
pendekatan keperawatan, belajar dari keberhasilan dan
kegagalan dan selalu menerapkan pengetahuan baru
yang sesuai dengan kebutuhan klien.

⚫ Inti dari praktik keperawatan adalah kemampuan untuk


berpikir secara klritis, menerapkan pengetahuan dan
pengalaman, pemecahan masalah dan membuat
keputusan
Keterampilan Berfikir Kritis
⚫ Interpretasi : mengumpulkan dan mengklarifikasi data
⚫ Analisis : kemampuan bersikap terbuka dan tidak
berimajinasi
⚫ Inferensi : mencari hubungan dalam informasi yang
dikumpulkan
⚫ Evaluasi : kemampuan bersikap objektif dalam
tindakan keperawatan
⚫ Penjelasan : kemampuan menjelaskan data yang
dikumpulkan
Berfikir kritis
Contoh :
Seorang perawat merawat anak A perempuan usia 4 tahun
dirawat diruang perawatan karena diare, anak BAB cair
10kali, S 38C,kejang 1 kali saat dirumah. PASIEN lain
anak laki-laki usia 4 tahun sakit diare, BAB 5kali, S 39 C,
kejang saat di rumah sakit.
Perawat mengamati keadaan pasien di rumah sakit, ekspresi
pasien dan keluarga. Perawat akan berpikir tentang ekspresi
pasien lain yang sama sehari-hari dirawat. Perawat
menyelidiki lebih jauh dan ketika klien memberikan
informasi lebih lanjut tentang ‘tidak merasa sehat’ perawat
mulai memikirkan alasan klien untuk memberi bantuan
perawatan kesehatan
⚫ Perawat mengajukan pertanyaan langsung seperti ‘
sudah berapa kali anak BAB’ atau ‘apakah darah
dalam tinja?’ , ‘apakah pernah ada riwayat kejang
sebelumnya” pengukuran suhu tubuh, denyut nadi, dan
frekuensi pernapasan klien dapat memberikan
informasi lebih lanjut tentang status kesehatan klien.
⚫ Bagaimana perawat menggunakan informasi sebagai
pertimbangan, membuat kesimpulan, dan membentuk
gambaran tentang apa yang terjadi pada klien ini
merupakan berpikir kritis.
⚫ Berpikir adalah menggunakan pikiran dan mencakup
membuat pendapat, membuat keputusan, menarik
kesimpulan dan merefleksikan
⚫ Berfikir merupakan suatu proses yang aktif dan
terkoordinasi
⚫ Ketika perawat mengarahkan berpikir ke arah
pemahaman dan menemukan jalan keluar dari masalah
kesehatan klien. Prosesnya menjadi bertujuan dan
berorientasi pada tujuan.
⚫ Kaitannya dengan perawatan berpikir kritis adalah
reflektif, pemikiran yang masuk akal tentang masalah
keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada
keputusan apa yang harus diyakini dan dilakukan.

⚫ Belajar untuk berpikir secara kreatif dan mendalam


memampukan perawat untuk merawat klien sebagai
advokat mereka dan untuk menjadi lebih cerdik dalam
membuat pilihan tentang perawatan mereka.
Berpikir dan belajar
⚫ Belajar merupakan proses sepanjang hidup. Untuk
tumbuh, masing-masing manusia membutuhkan
pengetahuan baru dan memperbaiki kemampuan untuk
berpikir, memecahkan masalah dan membuat
penilaian.

⚫ Belajar dan berpikir tidak dapat dipisahkan, sepanjang


waktu, sejalan keterlibatan kita dalam pengalaman
baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki,
kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi,
menyajikan ide-ide dan membuat simpulan yang valid
Model Berpikir Kritis
⚫ Kataoka-Yahiro dan Saylor mengembangkan suatu
model tentang berpikir kritis untuk penilaian
keperawatan. Ketika perawat masuk ke dalam suatu
pengalaman klinis, tujuan dari model tersebut yaitu
lima komponen berpikir kritis yang pada akhirnya
mengarahkan perawat untuk membuat penilaian klinis
yang diperlukan untuk asuhan keperawatan yang aman
dan efektif.
Model berfikir kritis

Tingkat •Tingkat 3
berpikir •komitmen
•Tingkat 2
kritis •kompleks
•Tingkat 1
•Dasar

Dasar pengetahuan khusus


Komponen Pengalaman
berpikir Kompetensi
kritis Sikap
Standar
Tingkat berfikir kritis
⚫ Dasar : pada tingkat dasar berfikir kritis seorang pelajar
percaya bahwa para ahli memiliki jawaban yang benar
untuk setiap masalah. Berfikir didasarkan pada seperangkat
aturan atau prinsip
⚫ Kompleks : menganalisis dan memeriksa pilihan secara
lebih mandiri. Kemampuan berfikir dan inisiatif orang
tersebut untuk melihat melampaui pendapat ahli mulai
berubah. Dalam pemikiran kritis yang kompleks setiap
solusi memiliki manfaat dan risiko yang diputuskan
sebelum membuat keputusan akhir
⚫ Komitment : pada tingkat ini seseorang membuat pilihan
tanpa bantuan dari orang lain dan menerima
pertanggungjawaban atas keputusan yang dibuat
Komponen berfikir kritis
⚫ Dasar pengetahuan khusus
⚫ Pengalaman
⚫ Kompetensi
⚫ Sikap
⚫ Standar
1. Dasar pengetahuan khusus
⚫ dasar pengetahuan ini beragam sesuai dengan program
pendidikan dasar keperawatan dari jenjang mana
perawat diluluskan pendidikan berkelanjutan tambahan
dan setiap gelar tingkat lanjut yang didapatkan
perawat.

⚫ dasar pengetahuan perawat mencakup informasi dan


teori dari ilmu pengetahuan alam, humaniora dan
keperawatan yang diperlukan untuk memikirkan
masalah keperawatan.
2. Pengalaman
⚫ Komponen kedua dari model berpikir kritis adalah
pengalaman dalam keperawatan.

⚫ Ketika perawat menghadapi klien,


informasi dapat diketahui dari mengamati,
merasakan, berbicara dengan klien dan merefleksikan
secara aktif pada pengalaman.
Pengalaman akan menguji pengetahuan keperawatan
,
pengetahuan dengan pendekatan ‘buku ajar’
mempunyai landasan kerja yang penting untuk praktif.
3. Kompetensi
⚫ Kompetensi berpikir kritis adalah proses kognitif yang
digunakan perawat untuk membuat penilaian
keperawatan. Terdapat tiga tipe kompetensi
a. Berpikir kritis umum
b. Berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis
c. Berpikir kritis spesifik dalam keperawatan
⚫ Proses berpikir kritis umum mencakup metoda ilmiah,
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Proses
berpikir kritis umum juga digunakan dalam disiplin
lain mis. Pekerja sosial dan kedokteran dan dalam
situasi non-klinis
⚫ Pemecahan masalah mencakup mendapatkan informasi
ketika terdapat kesenjangan antara apa yang sedang
terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi
⚫ Pembuatan keputusan, individu memilih tindakan
untuk memenuhi tujuan.
⚫ Kompetensi berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis
mencakup pertimbangan diagnostik, kesimpulan klinis
dan pembuatan keputusan klinis
4. Sikap untuk Berpikir Kritis
⚫ Individu harus menunjukkan keterampilan kognitif
untuk berpikir secara kritis, tetapi juga penting untuk
memastikan bahwa keterampilan ini digunakan secara
adil dan bertanggung jawab
a. Tanggung gugat
⚫ Ketika individu mendekati suatu situasi yang
membutuhkan berpikir kritis adalah tugas individu
tersebut untuk mudah menjawab apa pun keputusan
yang dibuatnya
⚫ Sebagai perawat profesional, perawat harus membuat
keputusan dalam berespon terhadap hak, kebutuhan
dan minat klien. Perawat harus menerima tanggung
gugat untuk apapun penilaian yang dibuatnya atas
nama klien.
⚫ Intinya ketika saya sudah melakukan tindakan saya
harus siap bertanggung jawab, artinya saya melakukan
kewajiban saya. Tanggung gugat berarti ketika saya
sudah melakukan tindakan berarti saya siap untuk
digugat.
b. Berpikir Mandiri
⚫ Sejalan dengan seseorang menjadi dewasa dan
mendapatkan pengetahuan baru, mereka belajar
mempertimbangkan ide dan konsep dengan rentang
yang luas dan kemudian membuat penilaian mereka
sendiri. Hal ini bukan berarti mereka tidak menghargai
ide orang lain dan segala sesuatu harus
dipertimbangkan, pemikir kritis tidak menerima ide
orang lain tanpa mengajukan pertanyaan
c. Mengambil Risiko
⚫ Individu harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapt
menerima pemikiran baru. Keyakinan yang kita miliki
sering kali ditantang oleh alternatif yang lebih logis
dan rasional. Akan mudah membuat keputusan yang
implusif. Perlu dibutuhkan niat dan kemauan
mengambil risiko untuk mengenali keyakinan apa yang
salah dan kemudian melakukan tindakan didasarkan
pada keyakinan yang didukung oleh fakta dan bukti
yang kuat
d. Kerendahan hati
⚫ Penting untuk mengakui keterbatasan diri sendiri.
Pemikir kritis menerima bahwa mereka tidak
mengetahui dan mencoba untuk mendapatkan
pengetahuan yang diperlukan untuk membuat
keputusan yang tepat.keselamatan dan kesejahteraan
klien mungkin berisiko jika perawat tidak mampu
mengenali ketidakmampuannya untuk mengatasi
masalah praktik. Perawat harus memikirkan kembali
situasi, mencari pengetahuan tambahan dan
menggunakan informasi
e. Integritas
⚫ Pemikir kritis mempertanyakan dan menguji
pengetahuan dan keyakinan pribadinya seteliti mereka
menguji pengetahuan dan keyakinan orang lain.
⚫ Integritas pribadi membangun rasa percaya dari
sejawat dan bawahan
⚫ Orang yang memiliki integritas dengan cepat
berkeinginan untuk mengakui dan mengevaluasi segala
ketidakkonsistenan dalam ide dan keyakinannya.
f. Ketekunan
⚫ Pemikir kritis terus bertekat untuk menemukan solusi yang
efektif untuk masalah perawatan klien.
⚫ Perawat belajar sebanyak mungkin mengenai masalah,
mencoba berbagai pendekatan untuk perawatan dan terus
mencari sumber tambahan sampai pendekatan yang tepat
ditemukan
⚫ Contoh: perawat menggunakan berbagai terapi perawatan
luka untuk klien diabetik. Tipe klien yang khusus ini
memerlukan perawatan yang rumit karena proses
penyembuhan luka yang normal mengalami gangguan.
Sehingga perawat harus berkonsultasi dengan perawat
spesialis atau ahli gizi atau bahkan merujuk ke artikel riset
tentang perawatan luka.
g. Kreativitas
⚫ Kreativitas mencakup berpikir orijinal. Hal ini berarti
menemukan solusi diluar apa yang dilakukan secara
tradisional.
⚫ Contoh : klien atritis dapat mempunyai keterbatasan
serius pada gerakan pinggul dan lututnya. Salah satu
pendekatan kreatif untuk membantu klien tetap mobil
adalah dengan menaikkan semua kursi dirumah diatas
balok kecil yang dipakukan pada kaki kursi, sehingga
klien tidak perlu membungkuk dengan sudut ekstrim
ketika duduk.
Standar untuk berpikir kritis
⚫ Komponen kelima dari berpikir kritis mencakup intelektual
dan profesional.
⚫ Standar intelektual: berarti standarnya untuk berfikir kritis,
yang artinya mampu menerima informasi, menggali
informasi, membuat banyak alternatifa dan membuat
keputusan.
⚫ Contoh : ketika berupaya untuk memahami keparahan dari
nyeri yang dirasakan dari klien, perawat mencari informasi
yang jelas dari klien dan mengklarifikasi segala bentuk
pernyataan yang membingungkan.
⚫ Standar prpfesional untuk berpikir kritis mengacu pada
kriteria etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria untuk
tanggung jawab dan tanggung gugat profesional dari
pengkajian sampai evaluasi.
Model berfikir kritis
⚫ T: Total recall: bagaimana cara mendapatkan data,
fakta. Sumber bisa didapatkan dari informasi klien,
keluarga, pemeriksaan penunjang dan lain lain
⚫ H: Habits/kebiasaan: pendekatan berfikir berdasarkan
kebiasaan yang sudah sesuai dengan standar. Misal
dalam tindakan pemasangan infus, pemberian oksigen
dan lain lain
⚫ Inquiry: penyelidikan/menanyakan keterangan.
Misalnya dalam mendapatkan data lebih mendalam,
perawat dapat mengeksplorasi untuk menggali
informasi pada klien
⚫ N: New ideas dan creativity: ide baru dibutuhkan
dalam keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai