Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA

GANGGUAN TIDUR “INSOMIA” DENGAN


INTERVENSI RELAKSASI OTOT
DI ERA PANDEMI
COVID 19

Disusun Oleh :
Iis Marini
(1935029)

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PALEMBANG
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan rahmat dan karuniaNya sehingga kita selalu diberikan nikmat termasuk

nikmat bekerja, berdoa dan serta berkarya. Atas rahmatNya juga saya bisa

menyelesaikan laporan keperawatan Gerontik dengan gangguan tidur

(INSOMNIA) dengan tepat waktu.

Dalam membuat laporan ini penulis mendapatkan dukungan saran, dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis penulis ingin

mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya khusus nya kepada Bapak NS lilik

Pranata M.Kes selaku dosen pengampu untuk stase Keperawatan Gerontik

Dalam penulisan ini saya menyadari bahwa banyak kekuangan. Oleh

karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun dan

menjadi proses pembelajaran yang lebih baik dimasa yang akan datang. Akhirnya

penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat dan semoga

tuhan selalu melipahkan rahmat dan karunia Nya selalu kepada kita semua.

Palembang, juni 2020

Penulis
4

DAFTRA ISI

Halaman Sampul Depan


Kata pengantar
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisa ................................................................................ 4
C. Ruang Lingkup .................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi .......................................................................... 9
1. Pengertian ................................................................................... 9
2. Anatomi Fisiologi ...................................................................... 9
3. Etiologi ....................................................................................... 10
4. Klasifikasi .................................................................................. 10
5. Patofisiologi ............................................................................... 11
6. Pemeriksaan Diagnostik .............................................................. 11
7. Penatalaksanaa ............................................................................ 12
B. Konsep Dasar Keperawatan ........................................................... 16
1. Pengkajian ................................................................................. 16
2. Diagnosa keperawatan ............................................................... 17
3. Intervensi ....................................................................................
4. Implementasi .............................................................................
5. Evaluasi………………………………………………………….
6. Patoflow diagram teori………………………………………….18
C. Kerangka Teori ................................................................................ 21

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN


A. Pengkajian ........................................................................................ 22
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 23
C. Rencana Tindakan ............................................................................
D. Implementasi ....................................................................................
E. Evaluasi ……………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insomnia adalah gangguan tidur yang sering dikeluhkan lansia

yang ditandai dengan kesulitan untuk tidur dan mempertahankan tidur.

Menurut National Sleep Foundation (2010) 67% dari 1.508 lansia di

Amerika usia 65 tahun keatas melaporkan mengalami gangguan tidur atau

insomnia dan 7,3% lansia melaporkan gangguan dalam memulai tidur daN

mempertahankan tidur. Prevalensi insomnia di Indonesia pada lansia

tergolong tinggi yaitu sekitar 67% (Amir, 2015. P 24).

Dampak insomnia pada lansia dapat mengakibatkan perubahan pada

kehidupan sosial, psikologi dan fisik. Selain itu juga akan berdampak pada

ekonomi dimana hilangnya produktivitas serta biaya pengobatan pada

pelayanan kesehatan. Insomnia dapat meningkatkan risiko penyakit

generatif seperti hipertensi dan jantung, depresi dan stress juga merupakan

(Amir, 2015. P. 27).

manifestasi dari insomnia pada lansia (Ghaddafi, 2010). Selain itu

insomnia meningkatkan resiko jatuh pada lansia (Helbig, et al., 2013).

Insomnia merupakan gejala yang dapat mengganggu aktivitas dan

produktifitas lansia. Oleh karena itu, lansia harus mendapatkan terapi yang

sesuai. Terapi pada penderita insomnia dapat berupa farmakologi atau

non-farmakologi. Dari penelitian yang dilakukan, terapi non-farmakologi


menjadi pilihan karena biaya lebih murah dan lebih efektif. (Potter &

Perry, 2013, p.57).

Menurut World Health Organization (2014) lanjut usia adalah

seseorang yang memasuki umur 60 tahun atau lebih. Menurut Data WHO,

di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142

juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali

lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5.300.000

(7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia

24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020

diperkirakan jumlah lansia mencapai 28.000.000 (11,34%) dari total

populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan

jumlah lansia sekitar 80.000.000 (Kemenkes RI, 2015).

Menurut United Nations (2015) Indonesia memiliki jumlah lansia

urutan ke-4 terbesar didunia, setelah negara China, India dan Amerika.

Menurut Data Badan Pusat Statistik (2014) menyebutkan bahwa jumlah

lansia di Indonesia mencapai 20,04 juta orang atau sekitar 8,05% dari

seluruh penduduk Indonesia. Proporsi jumlah lansia di Jawa Tengah terus

meningkat, pada tahun 2010 jumlah lansia mencapai 3,35 juta jiwa atau

10,34% dari seluruh penduduk Provinsi Jawa Tengah kemudian naik

menjadi 3,45 juta jiwa atau 10,55% pada tahun 2011. Dan berdasarkan

hasil Angka Proyeksi Penduduk tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi


Jawa Tengah meningkat menjadi 3,83 juta jiwa atau sebesar 11,43%

(Badan Pusat Statistik, 2016)

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diharapkan supaya bisa dan mampu menerapkan dalam mengatasi

masalah pada ny “P” dengan gangguan tidur (INSOMNIA).

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin penulis capai di dalam Asuhan Keperawatan

Gerontik adalah penulis mampu

a. Melakukan pengkajian keperawatan gangguan tidur

(INSOMNIA).

b. Merumuskan diagnosa keperawatan Gangguan tidur (INSOMNIA).

c. Membuat rencana keperawatan Gangguan tidur (INSOMNIA).

d. Melakukan tindakan keperawatan dengan Gangguan tidur

(INSOMNIA)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia (Lansia)


1. Pengertian
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang

yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok

umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase

kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu

proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan

tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan

semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh

darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut

disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam

struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada

umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada

akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara

umum akan berpengaruh pada (Fatmah, 2017).

Insomnia adalah kondisi yang menggambarkan dimana seseorang

kesulitan untuk tidur. Kondisi ini bisa meliputi kesulitan tidur, masalah tidur,

sering terbangun di malam hari, dan bangun terlalu pagi. Kondisi ini

mengakibatkan perasaan tidak segar pada siang

hari dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari – hari dan tidak

tercukupinya kebutuhan tidur yang baik (Respir, 2014).


Dalam kesehatan kondisi tidur yang baik itu biasanya berlangsung

sekitar 6 hingga 9 jam. Jumlah tidur yang seseorang butuhkan adalah yang

cukup bagi seseorang untuk membangkitkan perasaan segar dan dapat

beraktivitas secara optimal di siang hari. Dan jumlah tidur pada seseorang

lebih banyak berubah ketika akan beranjak dewasa (Driver et al., 2012)

3. Etiologi dan Patofisiologi

Tidur merupakan suatu ritme biologis yang bekerja 24 jam yang

bertujuan untuk mengembalikan stamina untuk kembali beraktivitas.Tidur

dan terbangun diatur oleh batang otak, thalamus, hypothalamus dan beberapa

neurohormon dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur. Hasil

yang diproduksi oleh mekanisme 6 serebral dalam batang otak yaitu

serotonin. Serotonin ini merupakan neurotransmitter yang berperan sangat

penting dalam menginduksi rasa kantuk, juga sebagai medula kerja

otak(Guyton & Hall, 2008). Dalam tubuh serotonin diubah menjadi melatonin

yang merupakan hormone katekolamin yang diproduksi secara alami oleh

tubuh.Adanya lesi pada pusat pengatur tidur di hypothalamus juga dapat

mengakibatkan keadaan siaga tidur. Katekolamin yang dilepaskan akan

menghasilkan hormone norepineprin yang akan merangsang otak untuk

melakukan peningkatan aktivitas. Stress juga merupakan salah satu factor

pemicu, dimana dalam keadaan stress atau cemas, kadar hormone

katekolamin akan meningkat dalam darah yang akan merangsang sistem saraf

simpatetik sehingga seseorang akan terus terjaga (Perry, dalamIswari &

Wahyuni
b. Klasifikasi Insomnia
1) Insomnia Akut

Insomnia akut sering dijumpai dan sebagian besar individu sering

mengalami insomnia akut ini, dimana insomnia ini ditandai dengan

keadaan stress terhadap pekerjaan maupun masalah hidup atau gagal ujian,

tetapi tidak disertai komplikasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari –

hari (Nugroho, 2012, p. 34.)

2) Insomnia Kronik

Insomnia kronik yaitu insomnia yang dapat mengganggu kualitas

hidup, gangguan mental maupun fisik.Dimana penderita insomnia kronik

ini rawan mengalami kecelakaan akibat dari insomnia yang mengganggu

aktivitas sehari–hari ( Nugroho, 2012,p,35).

c. Komplikasi insomnia
akibat dari insomnia dapat mempengaruhi fungsi otak yang tepat.

Otak menggunakan tidur sebagai proses aktif dimana pada saat seseorang

tidur otak akan melatih semua sel saraf dengan melewatkan sinyal

aktivitas listrik melalui semua sel saraf. Ketika sel saraf otak tidak

mendapatkan jumlah tidur yang cukup maka kerja fungsi otak dalam hal

menyimpan atau mengambil informasi dan kemampuan untuk


mentoleransi situasi stress dan berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi

dapat terganggu dan tidak optimal (Driver et al., 2012).

4. KONSEP COVID-19

e. Penegertian covid 19

Corona virus adalah penyakit yang menyerang saluran

pernapasan yaitu pada paru paru pada awalnya penyakit ini

dinamakan sebagai novel coronavirus kemudian dalam WHO

nama tersebut menjadi coronavirus desease (COVID-19). Covid

19 merupakan penyakit baru yang menjadi pandemi penyakit ini

harus di waspadai karena penularan nya cukup cepat melalui

saluran pernafan seperti paru-paru ( Inka, 2017,p 21).

f. Manifestasi klinis

Pada pasien COVID-19 memiliki spectrum yang luas yang

dimulai dari tanda dan gejala (asimtomatik) gejala ringan,

pneumonia, pneumonia berat, sepsis, hingga syok sepsis, sekitar

80% kasus tergolong ringan atau sedang 13,8% mengalami sakit

berat dan sebanyak 6,1% pasien jatuh kedalam keadan kritis,


beberapa factor besar infeksi asimtomatik belum diketahui viremia

dan viral bload yang tinggi dari swab nasofaring pada pasien yang

asimtomatik (Inka, 2017,p 21)

g. Korelasi lansia dengan penyakit COVID-19

Hubungan lansia dengan coronavirus telah menginfeksi

lebih dari 100.000 penduduk dunia dan sekitar 4000 orang

diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Kematian paling banyak

terjadi pada penderita COVID-19 yang telah berusia 18 tahun

keatas dengan persentasi mencapai 21,9. Seiring dengan

bertambahnya usia tubuh secara normalnya dan fisiologis dan

mengalami fungsi penurunan akibat proses penuaan mulai dari

penurunannya

produksi pigmen warga, produksi hormin dan kekenyalan

kuli, massa otot dan kepadatan tulang, kekuataan gigi dan fungsi

organ-organ tubu dan juga sistem imun sebagai pelindung tubuh

akan mengalami penurunan.

Penurunan fungsi tubuh oleh lansia bisa menyebabkan

(lansia) rentan terhadap penyakitnya termasuk penyakit COVID-19

yang disebabkan oleh Coronavirus-19. Selain itu juga tidak sedikit

lansia yang memilih penyakit kronis seperti penyakit jantung,

diabetes, asma, gastritis, dan kanker hal ini bisa menyebabkan dan
meningkatkan resiko atau bahaya infeksi virus korona, sehingga

komplikasi yang timbul akibat COVID-19 akan lebih parah ketika

lansia sudah ada penyakit penyerta sistem imun yang lemah

ditambahkan dengan adanya penyakit kronis adalah salah satunya

gangguan tidur “INSOMNIA” oleh karena itu pencegahan

CORONA VIRUS lebih baik dilakukan dengan baik dengan cara

dirumah aja lebih diperhatikan lagi untuk menjaga kesehatan

seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau sesudah

bepergian, memakai masker, tetap jaga jarak dan mengurangi stress

dan selalu menjaga kesehatan apabila sakit segera memeriksakan

diri ke puskesmaa terdekat atau ke dokter.

5. Pengkajian Keperawatan

Nama pasien, riwayat penyakit dahulu,

a. Keluhan utama : tanyakan keluhan utama pada pasien

b. Riwayat kesehatan:
- Riwayat penyakit sekarang: riwayat penyakit keluhan saat ini

bagaimana uraian yang telah pasien deritadari mulai timbulnya

rasa dan keluhan yang pasien rasakan.

- Riwayat penyakit dahulu :riwayat kesehatan masa lalu seperti

apakah dan apakah ada riwayat penyakit keturunan atauu

genetic dari keluarga

- Pola kebiasaan sehari-hari : pengkajian pada klien adalah

aktivitas apa saja yng dilakukan oleh pasien sehubungan

dengan adanya gangguan tidur

- Pemeriksaan fisik meliputi TTV

- Pola persepsi kesehatan : pola persepsi dan tata laksana hidup

sehat pola tidur, pola kesehatan dan konsep diri, pola

mekanisme penggulagan stress dan koping pola tata nilai

- Pengkajian kebutuhan pada klien

- Aktivitas dan latihan

- Tidur dan istirahat

- Kenyamanan dan nyeri

- Pemeriksaan fisik meliputi TD,N,S, dan Pernafasan


6. Diganosa keperawatan

- Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur

- Keletihan b.d gangguan tidur

- Ansietas b.d tingkat kecemasan

No Diagnosa SLKI SIKI

Keperawatan

1. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan tidur:


b.d kurang control intervensi pola tidur 1. Identifikasi
tidur menurun dengan indikator pola aktivitas
sebagai berikut: dan tidur
1. Keluhan sulit tidur 2. Identifikasi
1-5 factor
2. Keluhan sering pengganggu
terjaga 1-5 tidur
3. Keluhan tidak puas 3. Tetapkan
tidur 1-5 jadwal rutin
4. Keluhan pola tidur tidur
berubah 1-5 4. Anjurkan
5. Keluhan istirahat 1- menepati
5 kebiasaan tidur
5. Anjurkan
menghindari
makanan/minu
man yang
mengganggu
tidur
2. Keletihan b.d Setelah dilakukan Edukasi
gangguan tidur intervensi tingkat keletihan aktivitas/istirahat
menurun dengan indikator 1. Identifikasi
sebagai berikut: kesiapan dan
1. Lesu 1-5 kemampuan
2. Sakit kepala 1=5 menerima
3. Gelisah 1-5 informasi
2. Jelaskan
pentingnya
aktivitas atau
olahraga
secara rutin
3. Anjurkan
menyusun
jadwal dan
aktivitas/
istirahat
3. Ansietas b.d Setelah dilakukan Terapi relaksasi
kebutuhan tidak intervensi tingkat ansietas 1. Identifikasi
terpenuhi menurun dengan indikator tehnik
sebagai berikut: relaksasi yang
1. Perilaku gelisah 1-5 pernah
2. Konsentrasi 1-5 dilakukan
3. Pola tidur 1-5 2. Gunakan
4. Perasaan pakaian yang
keberdayaan 1-5 longgar
3. Jelaskan,
tujuan manfaat
dan batasan
dan jenis
relaksasi yang
tersedia
4. Anjurkan
untuk
mengulangi
tehnik
relaksasi yang
telah dipilih.
5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan lanjut usia

dengan gangguan tidur INSOMNIA dengan intervensi keperawatan

relaksasi otot di era pandemi covid 19.

- Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur bisa teratsi

dengan baik

- Keletihan b.d gangguan tidur bisa teratsi dengan baik

- Ansietas b.d tingkat kecemasan bisa teratsi dengan baik


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Sampaikan hasil pengkajian secara singkat sesuai variable pertanyaan
 Sampaikan hasil intervensi kelompok secara singkat beserta hambatan
dan pendukungnya
 Sampaikan kegiatan- kegiatan intervensi yang telah, belum dan akan di
laksanakan
 Sampaikan hasil evaluasi kegiatan intervensi secara singkat

B. SARAN
 Untuk mahasiswa
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, dan sebagai
pengalaman nyata yang sangat berharga dalam menerapkan
pengetahuan yang bersifat teoritis khususnya pada masyarakat di
kelurahan talang betutu.
 Untuk institusi
Institusi dapat memberikan dan menyediakan sarana dan prasarana
dalam bentuk literatur atau buku sumber yang memadai sehingga
mempermudah peneliti dalam mencari literatur yang berhubungan
dengan materi penelitian dengan terbitan terbaru
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, April, Tutu. (2012) Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba Medika

Dewanto, George. (2009) Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit
Saraf . Jakarta: EGC

Kemenkes, (2018). Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementrian RI Tahun 2018

Kementrian Kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian


Kesehatan RI 2014

Mottaqin, Arif. (2011) Asuhan Keperwatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Syaraf. Jakarta: Salemba Medika

Smeltzer, Suzanne C. , Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Wiyono, Wahyu. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan
Kecenderungan Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bakti. 2013.
Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

Dhin, Ayu Fiaka. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kejadia Insomnia


Pada Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Flamboyan Dusun Jetis Tamantirt
Kasihan Bantul. 2013. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ”AISYIYAH”.

Website Badan Pusat Statistik. Diunduh dari


http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1517

Amir, N. 2015 Gangguan Tidur pada Lanjut Usia:


http://www.itokindo.org/?wpfb_dl=185
24. https://www.researchgate.net/publication/11 90331

20
21

Anda mungkin juga menyukai