Anda di halaman 1dari 6

MATERI AJAR

BERPIKIR KRITIS DAN PENILAIAN KEPERAWATAN


Oleh: Ns. Anissa Cindy Nurul Afni, M. Kep

A. Latar Belakang
Pasien datang ke rumah sakit dengan berbagai variasi pengalaman, gejala,
keluhan, perilaku, nilai dan perspektif sosial yang beraneka ragam yang
kesemuanya berhubungan dengan perilaku mencari kesehatan. Dalam kondisi itu
perawat memiliki peran yang sangan krusial. Peran perawat adalah membantu
individu sehat ataupun sakit dalam segala bentuk aktivitas yang mampu
meningkatkan pemulihan dan kesehatan individu, atau membantu memberikan
kematian yang nyaman (Potter and Perry, 2005).

B. Pengertian Berpikir Kritis


1. Pengertian berpikir kritis
Berpikir adalah menggunakan pikira mencakup membuat pendapat,
membuat keputusan, menarik kesimpulan, dan merefleksikan (Potter
and Perry, 2005).
Berpikir kritis adalah suatu proses yang menantang seorang individu
untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh
guna mendapatkan suatu penilaian dan keputusan.
Berpikir kritisa dalam kaitannya dnegan keperawatan adalah relflektif,
pemikiran yang masuk akal tentang masalah keperawatan dan
difokuskan pada keputusan apa yang harus diyakini dan dilakukan.

2. Kemampuan berpikir kritis


Berpikir secara aktif dengan menggunakan intelegnsia, pengetahuan,
dan keterampilan diri untuk menjawab pertanyaan
Dengan cermat menggali situasi dengan mengajukan dan menjawab
pertanyaan yang relevan
Berpikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai ide dan
mencapai kesimpulan yang berguna
Meninjau situasi dan pandangan yang berbeda untuk mengembangkan
suatu pemahaman yang mendalam dan menyeluruh.

Page 1
Mendiskusikan ide dalam suatu cara yang terorganisir untuk saling
bertukar dan menggali ide dengan orang lain.

C. Model Berpikir Kritis


Model berpikir kritis telah dibuat oleh Kataoka-Yahiro dan Saylor (1994). Dalam
model yang dikembangkannya terdapat 5 aspek penting dalam model berpikir
kritis, yaitu: dasar pengetahuan khusus, pengalaman, kompetensi, sikap untuk
berpikir kritis dan standar untuk berpikir kritis.
1. Dasar pengetahuan khusus
Beragam sesuai dengan jenjang pendidikan yang dimiliki
Dasar pengetahuan perawat mencakup seluruh informasi dan teori dari
ilmu pengetahuan alam, humaniora, dan keperawatan yang diperlukan
untuk memikirkan masalah keperawatan.
2. Pengalaman
Pengalaman klinis memberikan suatu sarana laboratorium untuk
menguji pengetahuan yang dimiliki.
Selama perjalanan, perawat akan menyadari bahwa teori dasar secara
text book itu penting, namun pembelajaran akan modifikasi lingkungan
dan situasi sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan juga penting.
3. Kompetensi
Kompetensi berpikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan
perawat untuk membuat penilaian keperawatan.
Tiga tipe kompetensi, yaitu;
a. Berpikir kritis umum;
Mencakup tiga hal yaitu metode ilmiah, pemecahan masalah, dan
pembuatan keputusan.
Dalam kompetensi berpikir kritis umum mencakup metode ilmiah
dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
- Pemecahan masalah
Mencakup mendapatkan informasi ketika terdapat kesenjangan
antara apa yang sedang terjadi dengan apa yang seharusnya
terjadi.
- Pengambilan keputusan
Adalah dimana individu memilih tindakan untuk memenuhi
tujuan. Dalam pengambilan keputusan pastinya sudah melalui

Page 2
proses berpikir kritis dalam memilah dari berbagai alternatif yang
ada dan kemungkinan yang ada.
b. Berpikir kritis spesifik dalam situasi kritis/klinis
Mencakup pertimbangan diagnostic, kesimpulan klinis, dan
pembuatan keputusan klinis.
Pengambilan keputusan spesifik / klinis dapat diaplikasikan pada
pelayanan kepada pasien di unit gawat darurat. Pembuatan
keputusan pada pasien UGD yang datang bersamaan harus
mempertimbangkan :
a) Identifikasi masalah dari setiap pasien
b) Bandingkan pasien dan tetapkan masalah mana yang paling
mendesak
c) Antisipasi waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan
prioriitas masalah
d) Putuskan bagaimana cara menyelesaikan masalah lebih dari
satu pada satu pasien
e) Putuskan bagaimana cara pasien dilibatkan dalam
mengambil keputusan
c. Berpikir kritis spesifik dalam keperawatan
Dalam hal ini mencakup secara keseluruhan proses keperawatan
dimuali dari pengkajian hingga evaluasi yang merupakan suatu
sirkulasi yang terus menerus.

4. Sikap untuk berpikir kritis


Paul (1993) dalam Potter and Perry (2005) telah menyebutkan bahwa
sikap dalam berpikir kritis adalah nilai yang harus ditunjukkan
keberhasilannya oleh pemikiri kritis.
a. Percaya diri
b. Keterbukaan
c. Tanggung gugat;
Perawat harus menerima setiap tanggung gugat dari apapun yang
diputuskannya.
d. Berpikir mandiri;
Setiap individu yang mau berpikir secara mandiri tidak akan
bergantung pada penilaian orang lain, bukan berarti tidak

Page 3
mendengarkan pendapat orang lain, namun ada usaha untuk
mencari tahu secara mandiri keputusan yang tepat yang perlu
diambilnya.
e. Mengambil risiko
Perawat harus siap dengan segala risiko dan kemungkinan yang
akan terjadi dari setiap kondisi.
f. Kerendahan hati;
Penting untuk mengetahui kerterbatasan diri. Perawat harus mencari
tahu kembali, situasi, mencari pengetahuan tambahan, dan akhirnya
menggunakan kemampuan yang ada untuk menentukan
kesimpulan.
g. Integritas
Orang yang memiliki integrtas akan dnegan cepat berkeinginan
memperbaiki, mengevaluasi dan mengakui segala
ketidakkonsistennya dalam ide ataupun keyakinan. Sehingga orang
yang memiliki integritas lebih cepat berkembang.
h. Ketekunan
Memiliki tekad terus untuk menyelesaikan persoalan dan
permasalahan klien untuk menemukan terapi yang benar-benar
berhasil bagi klien.
i. Kreativitas
Memiliki kreativitas berarti berpikir original, bersumber dari ide
individu sendiri.

5. Standar untuk berpikir kritis


Dalam berpikir kritis , terdapat dua standar yang umum yaitu, standar
intelektual dan standar profesional.
Standar intelektual
- Jelas - Logis
- Tepat - Mendalam
- Spesifik - Luas
- Akurat - Komplit
- Relevan - Signifikan
- Masuk akal - Adekuat
- Konsisten - Terbuka

Page 4
Standar profesional
- Adanya kriteria untuk penialian keperawatan
- Adanya kriteria untuk evaluasi
- Adanya tanggung jawab profesional, minimal dnegan
mencantumkan nama dan paraf pada setiap dokumentasi
keperawatan.

D. Aplikasi Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan


1. Tingkat berpikir kritis dalam keperawatan
Berpikir kritis membantu memperlihatkan kompleksitas dari proses pembuatan
keputusan dalam keperawatan. Sejalan dengan perawat mendapatkan
pengetahuan baru dan matang dalam pengetahuan dan keterampilan, maka
kemampuannya untuk berpikir kritis pun akan semakin berkembang.
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang
memampukan perawat untuk dapat memberikan asuhan keperawatan.

Tabel: Ringakasan proses keperawatan


Komponen Tujuan Tahapan
Pengkajian  Untuk mengumpulkan,  Mengumpulkan riwayat kesehatan
memperjelas, dan perawatan
mengkomunikasikan data  Melakukan pemeriksaan fisik
tentang klien sehingga  Mengumpulkan data lab
terbentuk dasar data  Memvalidasi data
 Mengelompokkan data
 Mencatatkan data
Diagnosa  Untuk mengidentifikasi  Menganalisa dan
Keperawatan kebutuhan perawatan mengintepretasikan data
kesehatan, untuk  Mengidentifikasi masalah klien
merumuskan diagnose  Merumuskan diagnose
keperawatan keperawatan
 Mendokumentasikan diagnose
keperawatan
Perencanaan  Untuk mengidentifikasi  Mengidentifikasi tujuan klien
tujuan klien;  Menetapkan hasil yang
 Untuk menentukan prioritas diperkirakan
asuhan  Memilih tindakan keperawatan
 Untuk menentukan hasil  Mendelegasikan tindakan
yang diperkirakan  Menuliskan rencana asuhan
 Merancang strategi keperawatan
keperawatan  Mengonsulkan
 Merancang tujuan
keperawatan

Page 5
Implementasi  Untuk melengkapi tindakan  Mengkaji kembali klien
keperawata yang diperlukan  Menelaah dna memodifikasi
 Untuk menyelesaikan rencana perawatan yang sudah
rencana asuhan ada
keperawatan  Melakukan tindakan keperawatan
Evaluasi  Untuk menentukan seberapa  Membandingkan respons klien
jauh tujuan asuhan telah dengan kriteria
dicapai  Menganalisa alasan hasil dan
konklusi
 Memodifikasi rncana asuhan

2. Penerapan Dalam Praktik Keperawatan


Penerapan berpikir kritis dalam keperawatan tidak lepas dari metode ilmiah,
pemecahan masalah dan proses keperawatan yang ada.
Perbandingan langkah pemecahan masalah, metode ilmiah, dan proses keperawatan.
Pemecahan Masalah Metode Ilmiah Proses Keperawatan
Menghadapi masalah Masalah Mengkaji
Hipotesis awal
Mengumpulkan data Mengumpulkan fakta-
fakta tambahan
Mengidentifikasi sifat Merumuskan hipotesis Merumuskan diagnosa
yang pasti dari masalah keperawatan
Menentukan rencana Menyimpulkan
tindakan konsekuensi selanjutnya
Menjalankan rencana Menguji konsekuensi Implementasi
Mengevaluasi rencana Penerapan Mengevaluasi
dalam situasi baru
Rencana tindakan

Page 6

Anda mungkin juga menyukai