Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN KEPRIADIAN PERAWAT UNTUK BERPIKIR

KRITIS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS ASUHAN


KEPERAWATAN

LILIS N. TAMBUN / 181101051


Lilis.tambun942@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : kemampuan dalam berpikir kritis sangatlah penting diterapkan oleh perawat
dalam setiap tindakan yang dilakukan. Kepribadian perawat berpikir kritis akan memperngaruhi
kualitas asuhan keperawatan.
Tujuan : agar perawat mampu mengembangkan kepribadian berpikir kritis saat akan melakukan
tindakan dan dengan berpikir kritis perawat mampu meningkatkan kualitas keperawatan.
Metode : metode yang dilakukan yaitu metode kualitatif yang menggunakan observasi. Penggunaan
metode ini dengan mengumpulkan data-data dari berbagai referensi dan melakukan pengamatan
secara langsung sehingga peneliti dapat mencatat dan menemukan data yang diperlukan.
Hasil : dari metode yang dilakukan ditemukan perawat yang berpikir kritis lebih banyak
dibandingkan perawat yang tidak berpikir kritis. Ditemukan juga dari berbagai data bahwa berpikir
kritis tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin, melainkan hubungan yang erat antara berpikir
kritis perawat dengan kualitas asuhan keperawatan.
Pembahasan :dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat akan banyak menghadapi situasi
yang sulit, dalam hal ini perawat harus mampu berpikir kritis agar dapat menyelesaikan situasi yang
sulit dengan baik. Dalam berpikir kritis perawat juga harus memiliki sikap yang baik.
Penutup : adanya hubungan perawat berpikir kritis dengan kualitas asuhan keperawatan yang akan
membantu perawat dalam mengambil setiap keputusan. Bagi perawat agar dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan tentang berpikir kritis dengan lebih meningkatkan jurnal reading.

Kata Kunci : Berpikir Kritis, Kepribadian Perawat, Asuhan Keperawatan

ABSTRAK

Background: the ability to think critically is very important to be applied by nurses in every action
taken. The nurse's critical thinking personality will affect the quality of nursing care.
Purpose: that nurses are able to develop critical thinking personalities when taking action and by
thinking critically nurses are able to improve the quality of nursing.
Method: the method used is a qualitative method that uses observation. The use of this method by
collecting data from various references and making observations directly so researchers can record
and find the data needed.
Results: From the method used, it was found nurses who think critically more than nurses who do
not think critically. It was also found from various data that critical thinking had nothing to do with
gender, but rather a close relationship between critical thinking of nurses and the quality of nursing
care.
Discussion: in conducting nursing care, nurses will face many difficult situations, in this case
nurses must be able to think critically in order to resolve difficult situations properly. In critical
thinking nurses must also have a good attitude.
Closing: the relationship of critical thinking nurses with the quality of nursing care that will help
nurses in making every decision. For nurses to be able to develop knowledge about critical thinking
by further increasing reading journals.

Keywords: Critical Thinking, Nursing Personality, Nursing Care

Latar Belakang bertemu dan juga orang yang paling


lama bertemu dengan pasien apalagi
Setiap orang memiliki kepribadian pasien yang di rawat inap, dengan
yang berbeda-beda.Kepribadian tugas utama seorang perawat yaitu
merupakan ciri khas dari memberikan asuhan keperawatan
seseorang.Kepribadian menentukan mulai dari mengkaji identitas pasien,
karakteristik seseorang mulai dari diagnose keperawatan, intervensi,
pemikiran, tingkah laku, dan soal implementasi, dan juga evaluasi.
perasaan.Seorang perawat juga Dalam melakukan asuhan
memiliki kepribadian.Kepribadian keperawatan ini, perawat harus
perawat yang satu pastinya berbeda memiliki kemampuan intelektual
dengan perawat yang dalam menentukan pemeriksaan
lainnya.Kepribadian seorang perawat terhadap pasien. Bukan hanya
perlu dikembangkan.Saat masih kempuan intelektual yang harus
dalam pendidikan kuliah dimiliki perawat tetapi juga
keperawatan, mahasiswa seharusnya kemampuan berpikir kritis harus
sudah mulai berpikir kritis sehingga dimiliki seorang perawat, karena
pada saat sudah bekerja itu semakin berpikir kritis sangat penting
dikembangkan. Kepribadian perawat dilakukan sebelum membuat
dalam berpikir kritis akan semakin keputusan dalam asuhan keperawatan.
berkembang dalam meningkatkan Kiki, dkk, 2018(dalam Deswani,
kualitas asuhan keperawatan. 2009) mengatakan “Untuk berfikir
cerdas perawat harus
Perawat merupakan pekerjaan
mengembangkan cara berfikir kritis
yang sering ditemui di Rumah Sakit
dalam menghadapi setiap masalah dan
yang memakai baju putih-putih.
pengalaman baru yang menyangkut
Perawat juga merupakan sosok orang
pasien dengan memiliki karakteristik
yang merawat dan membantu orang
percaya diri, berfikir mendalam,
lain yang sedang dalam keadaan sakit.
keadilan, tanggung jawab dan
Perawat adalah orang pertama yang
akuntabilitas, mengambil resiko, pelanggan pelayanan. Asuhan
disiplin, kegigihan, kreatif, rasa ingin keperawatan bermutu dilakukan
tahu, integritas dan randah hati, dengan meningkatkan kemampuan
dimana karakteristik tersebut dapat berpikir kritis perawat dalam
dilihat dari sikap dalam memberikan melakukan proses keperawatan.
asuhan keperawatan dari keterlibatan, Pelayanan keperawatan didasarkan
kedewasaan untuk mengontrol emosi pada pendekatan pengambilan
dan inovasi”. keputusan yang dapat ditingkatkan
dengan berpikir kritis”.
Berpikir kritis merupakan proses
aktif, dimana kita berpikir lebih Tujuan
mendalam lagi, sehingga dapat
menemukan informasi yang relavan. Tujuan judul diangkat yaitu agar
Berpikir kritis merupakan suatu perawat dapat mengembangkan
komponen yang sangat penting yang kepribadiannya untuk berpikir kritis
menunjukkan kebiasaan berpikir dan mampu meningkatkan kualitas
seseorang, kepercayaan diri, berpikir asuhan keperawatan.Karena berpikir
terbuka, tekun, refleksi, dan kritis sangat penting bagi seorang
mempunyai sifat fleksibel. Berpikir perawat. Sehingga saat menentukan
kritis juga dikatakan sebagai tekhnik hasil evaluasi dalam setiap tindakan
berpikir yang akan melatih yang dilakukan, perawat dapat
kemampuan untuk dapat mengambil keputusan yang tepat
mengevaluasi secara benar dan tepat. dengan proses berpikir kritis tersebut.
Seorang pemikir kritis akan selalu
Metode
mengasah kemampuannya dalam
berpikir kritis dan akan meningkatkan Metode merupakan suatu cara
cara berpikirnya. Dengan adanya yang dilakukan agar tujuan yang
kualitas berpikir kritis ini, akan dapat diharapkan dapat tercapai. Dalam
mempengaruhi kualitas dari hasil mengembangkan kepribadian perawat
akhir perbuatan atau tindakan yang untuk berpikir kritis dalam
dilakukan dengan proses berpikir meningkatkan kualitas asuhan
kritis. Jika perawat dapat berpikir keperawatan, perlu dilakukan cara.
kritis dalam tindakannya maka akan Dalam hal ini metode yang dipakai
meningkatkan kualitas asuhan yaitu, metode kualitatif.Metode
keperawatan. Bambang, dkk, kualitatif merupakan metode yang
2017(dalam Ignatavicus & Workman, merujuk pada data. Metode kualitatif
2006) berpendapat bahwa “Mutu menggunakan observasi yang
asuhan keperawatan menjadi alat merupakan suatu tindakan yang
utama menjaga kepercayaan memakai atau melibatkan seluruh
panca indera, karena observasi berbagai sumber, sehingga alternative
merupakan suatu pengamatan yang solusi akan dikembangkan lebih
dilakukan secara langsung mengenai jauh.”
suatu objek yang akan membatu
peneliti dalam mencatat dan Hasil analisis dapat
menemukan data yang diperlukan. memperlihatkan bahwa perawat yang
Peneliti melakukan pengamatan mampu berpikir kritis dengan baik
dengan mencari data-data dari akan mampu melakukan asuhan
berbagai referensi tentang berpikir keperawatan dengan baik pula. Begitu
kritis yang akan di amati dan akan juga dengan sebaliknya, perawat yang
ditulis dalam kajian peneliti. berpikir kritis kurang saat melakukan
Referensi yang di amati oleh peneliti asuhan keperawatan kemampuannya
dapat berupa buku maupun jurnal dan akan berkurang.Ditemukan juga dari
karya ilmiah lainnya yang berbagai data bahwa berpikir kritis
bersangkutan dengan apa yang tidak ada hubungannya dengan jenis
dkerjakan. Dalam hal ini, peneliti kelamin, melainkan hubungan yang
menggunakan metode ini untuk erat antara berpikir kritis perawat
memperkuat kajian yang akan dengan kualitas asuhan
dikerjakan. keperawatan.Hal ini menunjukkan
adanya hubungan berpikir kritis
Hasil dengan melakukan asuhan
keperawatan.
Hasil dari metode yang telah
dikumpulkan, dapat diketahui bahwa Pembahasan
berpikir kritis sangatlah penting
diterapkan oleh seorang perawat. Hasil penelitian menunjukkan
Dengan mengembangkan kepribadian perawat yang berpikir kritis saat
seorang perawat dalam berpikir kritis, melakukan asuhan keperawatan lebih
perawat tidak akan mudah mengambil banyak dari pada perawat yang respon
keputusan dan dengan berpikir kritis berpikir kritis nya kurang. Dalam
akan mengurangi kesalahan saat melakukan asuhan keperawatan,
mengambil keputusan. Salah satu perawat akan banyak menghadapi
pendapat yang dikumpulkan dari berbagai situasi yang mengharuskan
berbagai referensi yaitu pendapat dari perawat untuk berpikir kritis dalam
Roymond (2019 : 45) “dengan situasi apapun untuk mengambil
berpikir kritis, akan dapat membantu keputusan dalam melakukan asuhan
menemukan berbagai alternative keperawatan kepada klien atau pasien.
solusi dan dapat juga membantu kita Perawat yang mampu berpikir
melihat suatu permasalahan dari kritis merupakan perawat yang
memiliki sikap rendah hati (humility),  Berpikir kritis
berani (courage), keutuhan (integrity), perlu dilakukannya
ketekunan, empati, tidak memiliki evaluasi kembali
prasangka, mampu mengeksporasikan
perasaan dan pikiran, dan berpikir 2) Standar professional
mandiri. Menurut Allport (1954) Karakter ini merupakan
sikap memiliki 3 komponen yaitu : karakter yang
menunjukkan kepandaian
 Kepercayaan atau khusus dalam menjalani
keyakinan, ide, profesinya.Karakter ini
pengetahuan, berpikir didukung dengan kode etik
 Kehidupan emosional atau keperawatan dan standar
evaluasi terhadap suatu praktik asuhan
objek. keperawatan.
 Kecenderungan, kesiapan
untuk bertindak. Sebagai perawat yang mampu
berpikir kritis akan berusaha
Karakteristik berpikir kristis menselaraskan pikirannya dengan
meliputi dua standar yaitu : perasaannya terhadap klien dengan
1) Standar intelektual memandang klien apa adanya, peduli
Karakteristik ini dalam dan menghargai kebutuhan yang
berpikir kritis dapat dilihat diperlukan oleh klien atau pasien.
dari berbagai karekter, Dengan responden perawat yang
diantaranya : berpikir kritis lebih banyak, maka
 Berpikir kritis dengan sendirinya kepribadian
dengan rasional perawat untuk berpikir kritis akan
dan memiliki alas semakin berkembang yang akan
an yang tepat mampu meningkatkan kualitas asuhan
 Reflekti keperawatan yang semakin hari
(mengumpulkan semakin baik. Semakin lama perawat
data serta fakta) yang berpikir kritis dalam melakukan
 Berpikir kritis akan asuhan keperawatan akan semakin
dapat terlihat dari berkembang. Bukan hanya berpikir
kreatif yang kritis yang kita temui dimana saja
dihasilkan dengan tetapi, dalam hal ini juga akan dibahas
menciptakan ide tentang berpikir tak kritis. Berpikir
 Terbuka dalam tak kritis merupakan sesuatu yang
mengambil bersifat tidak memiliki informasi,
keputusan pemikiran yang dangkal, dan
reaktif.Berpikir tak kritis juga kritis perlu dikembangkan agar
menghasilkan referensi yang sempit kualitas asuhan keperawatan dapat
bahkan meragukan ide atau ditingkatkan lagi. Dengan berpikir
menghilangkan ide.Berpikir tak kritis kritis, akan dapat membantu
mengambil keputusan dengan mudah menemukan berbagai alternative
tanpa memikirkan bagaimana solusi, dan dapat mencakup tindakan
kedepannya. untuk mengevaluasi situasi, masalah,
dan argument.
Seorang perawat yang dapat
berpikir kritis akan memikirkan Saran
sesuatu sebelum mengambil
keputusan. Berpikir kritis juga Bagi perawat agar dapat
mempunyai manfaat. Manfaat mengembangkan ilmu pengetahuan
perawat berpikir kritis yaitu kepada tentang berpikir kritis dengan lebih
pasien dan keluarga pasien yang akan meningkatkanjournal reading baik
diberikan asuhan keperawatan yang nasional maupun internasional agar
tepat yang akan meningkatkan perawat juga dapat melatih
kesehatan pasien dan mengurangi kemampuannya dalam berpikir
angka kesakitan yang diderita. kritis.Pada masa pendidikan ilmu
Manfaat lain yaitu dapat keperawatan, perlu diterapkan tentang
mengidentifikasi topic yang penting berpikir kritis.
dengan tetap focus pada masalah, Diharapkan bagi peneliti agar
kemudian kita juga dapat mengembangkan jurnal-jurnal lain,
mengembangkan solusi untuk agar semakin banyak pengetahuan
masalah. tentang berpikir kritis. Peneliti juga
sebaiknya membuat factor- factor
Penutup
berpikir kritis dalam asuhan
Kesimpulan keperawatan yang memiliki
pendekatan yang berbeda.
Berdasarkan dari hasil dan
pembahasan, tentang kemampuan Daftar Pustaka
berpikir kritis dalam melakukan
asuhan keperawatan, dapat Angkotasan, I. Y. (2015). Hubungan
disimpulkan adanya hubungan kemampuan berpikir kritis dengan
perawat berpikir kritis dengan prestasi belajar mata kuliah
kualitas asuhan keperawatan yang
keperawatan medikal bedah ii
akan membantu perawat dalam
mengambil setiap keputusan. mahasiswa semester vii program
Keperibadian perawat untuk berpikir studi ilmu keperawatan (S-1)
sekolah tinggi ilmu keperawatan fisher, a. (2009). berpikir kritis sebagai
wira husada yogyakarta tahun pengantar. jakarta: erlangga.
akademik 2012-2013. jurnal
H, B. S. (april 2017). GAMBARAN
pendidikan, 272-273.
KEMAMPUAN BERPIKIR
APRISUNADI. (2011). HUBUNGAN KRITIS PERAWAT PRIMER
ANTARA BERPIKIR KRITIS DALAM PELAKSANAAN
PERAWAT DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN DI
KUALITAS ASUHAN RUMAH SAKIT ISLAM
KEPERAWATAN DI UNIT SURAKARTA. Jurnal Ilmu
PERAWATAN ORTOPEDI Keperawatan Indoensia Vol. 10,
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT No. 1.
FATMAWATI JAKARTA.
Indriasari, F. N. (2016). Hubungan Antara
Deswani. (2009). Proses Keperawatan Penerapan Model Pembelajaran
dan Berpikir Kritis. Jakarta: Problem Based Learning dengan
Salemba Medica. Motivasi Belajar Mahasiswa
Program Srudi Ilmu Keperawatan.
Fathi , A., & Simamora , R. (2019).
Jurnal Keperawatan Notokusumo
Investigating nurses' coping
Vol. IV No. 1, 2338-4514.
strategies in their workplace as an
indicator of quality of nurses' life Kiki Deniati, R. A. (januari 2018).
in indonesia : a preliminary study. PENGARUH BERFIKIR KRITIS
in. IOP conference series : Earth TERHADAP KEMAMPUAN
and Environmental Science (Vol. PERAWAT PELAKSANA
248, No.1, p. 012031).Publish DALAM MELAKSANAKAN
ASUHAN KEPERAWATAN DI
Feldman, D. A. (2010). Berpikir Kritis.
RUMAH SAKIT
Jakarta Barat: CRISP
HERMINABEKASI TAHUN
Publications.
2016. jurnal kesehatan holistik
(the journal of holistic
healthcare), volume 12, no.1, 21- Simamora, R. H. (2019). Menjadi
25. Perawat Yang: CIH'HUY.
Surakarta: CV Kekata Group.
Perry, P. &. (2009). Fundamentals of
Nursing. 7th Ed, St. Lowis, Siti Maryam, R. (2007). Buku ajar
Missouri : Mosby. Missouri: berpikir kritis dalam proses
Mosby. keperawatan. Jakarta: EGC.

saam, z. (2017). psikologi keperawatan. Tunakotta, T. M. (2011). berpikir kritis


depok: rajawali pers. dalam auditing. jakarta: salemba
empat

Anda mungkin juga menyukai