KELOMPOK VI:
MUSDARIYANSYAH
NANCY SILVIANA SAMPELAN
NASIRIN
NOVITASARI
NUR FITRIAH
PATIMAH
SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.
Berpikir bukan merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari- hari atau
bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan) dan karena semua
tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk memahami secara umum.
Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik seseorang serta mengidentifikasi tentang apa
yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih baik.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis di keperawatan terdiri atas berbagai aktifitas berpikir yang dikaitkan dengan
situasi dimana proses berpikir terjadi.
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa
yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian
informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi sakitnya.
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana
perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan
memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi
tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja sama dengan
klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam
tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan model konsep total recall.
Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi sifat alami
kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam melakukan segala hal.
Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa harus memikirkan sebuah
metode dari setiap kali ia akan bertindak. Ada kebiasaan lain yang asal pemikirannya tidak jelas,
ini adalah proses intuitif. Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah reaksi dari dalam diri. Polanyi
(1964) menjelaskan fenomena serupa, yang disebut pengetahuan yang diam, yaitu langkah
penemuan pengetahuan itu tidak dapat diidentifikasikan.
Inquiry /Penyelidikan (I)
Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu yang
mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat pertanyaan ini dalam
situasi sosial, anda akan disebut terlalu memaksa. Penyelidikan termasuk menggali dan
mempertanyakan segala hal terutama asumsi pribadi seseorang dalam situasi tertentu.
Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor
yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan memeriksa segala sesuatu, walaupun
hal tersebut tampak tidak bermakna.
Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda. Ide baru dan
Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari asuhan yang
diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak hal yang dipelajari
perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang untuk menyesuaikan dengan
setiap situasi klien yang unik.
Bagaimana anda berpikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak penting,
berarti berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang pemikiran disebut metakognisi
sebuah kata yang terdiri dari kata awalan, meta, yang berarti diantara atau ditengah-tengah dari,
dan kognisi, yang berarti proses mengetahui. Apabila anda berada ditengah-tengah proses
mencari tahu, Anda akan mengetahui bagaimana Anda berpikir. Mengetahui bagaimana anda
berpikir tidak sesederhana seperti yang terdengar. Sebagian besar kita hanya berpikir, kita tidak
menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan bagaimana kita berpikir.
1. Feling Model Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan.
Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan
dalam melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam
pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan perhatian kepada pernyataan
serta pikiran klien.
2. Vision model Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang
permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-
prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
3. Exsamine model Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model berfikir kritis dalam keperawatan
menurut para ahli, yaitu:
a. Costa and colleagues (1985) Menurut ahli, (Costa and Colleagues ) klasifikasi berpikir
dikenal sebagai “the six Rs” yaitu:
1. Remembering( mengingat)
2. Repeating (mengulang)
4. Reorganizing (reorganisasi)
5. Relating (berhubungan)
6. Reflecting (merenungkan)
1. Total recall
2. Habits ( kebiasaan)
Inilah cara berpikir kritis apa saja yang harus Anda miliki untuk menyelesaikan masalah. Di
bawah ini terdapat 9 cara berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah.
1. Memahami Masalah
Cara berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah adalah dengan memahami masalah. Anda
perlu mengetahui terlebih dahulu masalah seperti apa yang saat ini Anda hadapi. Untuk dapat
melihat suatu permasalahan yang terjadi, tidak dapat dengan hanya menggunakan satu sudut
pandang saja.
Dibutuhkan berbagai sudut pandang untuk dapat melihat permasalahan tersebut. Dengan lihat
permasalahan dari berbagai sudut pandang maka Anda dapat memahami masalah tersebut. Tidak
hanya itu saja, Anda juga dapat menilai bagaimana solusi atau cara penyelesaian masalah yang
solutif untuk menangani permasalahan tersebut.
Cara berpikir kritis yang lain untuk menyelesaikan masalah adalah dengan brainstorming.
Brainstorming disini adalah brainstorming untuk mencari solusi atau cara menyelesaikan
masalah. Anda perlu melakukan brainstorming untuk mengetahui apa yang menyebabkan
terjadinya permasalahan tersebut.
Ketika proses melakukan brainstorming solusi penyelesaian masalah, usahakan untuk tidak
menolak ide ide atau pendapat maupun saran yang ada. Karena Anda belum mengetahui solusi
mana yang terbaik untuk permasalahan tersebut.
Anda tidak harus melakukan brainstorming sendirian. Anda bisa melakukan brainstorming
bersama teman, rekan kantor maupun tim Anda. Dengan melakukan brainstorming bersama-
sama, maka akan muncul banyak ide dan saran yang bisa dijadikan pilihan solusi atas
permasalahan yang terjadi. Anda bisa menulis ide-ide yang muncul dalam pikiran Anda sendiri
maupun ide dan saran dari teman maupun tim kerja Anda.
Lalu cara berpikir kritis selanjutnya untuk menyelesaikan masalah adalah dengan membuat
rencana penyelesaian. Setelah melakukan brainstorming dan mengetahui apa yang menyebabkan
terjadinya permasalahan maka Anda bisa membuat rencana untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Anda perlu membuat rencana yang baik dan matang untuk dapat menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapi. Rencana yang Anda buat haruslah rencana yang tepat
supaya dapat efektif untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Anda tidak hanya bisa membuat satu rencana penyelesaian masalah. Anda perlu membuat
beberapa rencana alternatif. Rencana-rencana alternatif ini bisa Anda gunakan jika ternyata
rencana awal tidak berhasil. Anda bisa membuat lebih dari satu rencana alternatif untuk berjaga-
jaga.
Dalam rencana yang Anda buat haruslah membuat cara yang akan Anda lakukan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Anda perlu membuat cara yang tepat dan sesuai supaya
dapat mengatasi permasalahan yang terjadi.
Untuk dapat mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi, Anda tidak bisa hanya membuat
satu cara saja. Anda juga perlu menentukan cara alternatif yang lainnya untuk menyelesaikan
masalah. Hal ini bisa disebut sebagai cara B. Cara alternatif ini bisa Anda gunakan jika ternyata
cara awal yang Anda lakukan gagal atau tidak berhasil untuk menyelesaikan permasalahan yang
Anda hadapi. Anda bisa membuat beberapa alternatif cara untuk menyelesaikan masalah.
Dengan membuat beberapa alternatif cara, Anda masih mempunyai beberapa cara jika cara
alternatif pertama masih gagal.
Ada juga beberapa cara alternatif untuk menyelesaikan masalah dengan berpikir kritis, yaitu:
Setelah membuat rencana dan mencari cara untuk penyelesaian masalah, cara berpikir kritis
lainnya yang bisa Anda lakukan adalah melaksanakan rencana penyelesaian masalah tersebut.
Tanpa adanya pelaksanaan rencana yang sudah Anda buat maka permasalahan yang terjadi tidak
akan bisa diatasi.
Cara berpikir kritis selanjutnya adalah melihat bagaimana hasil dari rencana penyelesaian
masalah yang Anda lakukan. Ketika melakukan rencana penyelesaian masalah, tentunya masalah
tersebut tidak akan langsung dapat diselesaikan. Anda membutuhkan beberapa waktu hingga
mampu melihat hasil dari rencana penyelesaian masalah yang Anda lakukan. Melihat hasil dari
penyelesaian masalah dapat membantu Anda untuk melakukan proses selanjutnya yang akan
Anda lakukan.
3. Mengevaluasi Rencana Penyelesaian Masalah
Cara berpikir kritis yang terakhir adalah mengevaluasi rencana penyelesaian masalah. Apapun
hasil yang Anda dapatkan ketika berusaha untuk menyelesaikan masalah perlu dievaluasi.
Dengan mengevaluasi rencana penyelesaian masalah, Anda bisa mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari rencana penyelesaian masalah yang sudah Anda buat dan lakukan.
Dalam menyelesaikan masalah, cara berpikir kritis yang pasti harus dilakukan adalah
brainstorming. Untuk mendapatkan berbagai sudut pandang dalam brainstorming, Anda perlu
melakukan brainstorming dengan teman kerja maupun tim kerja Anda. Brainstorming tidak dapat
dipaksakan untuk dilakukan jika keadaan tidak memungkinkan.
Brainstorming sebagai salah satu cara berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah sangat
dipengaruhi oleh suasana tempat brainstorming. Tempat yang nyaman dapat membuat proses
untuk brainstorming lebih berkembang. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda dan tim
melakukan brainstorming di tempat yang nyaman seperti misalnya di coworking space. Salah
satu tempat coworking space yang bisa Anda gunakan bersama tim adalah CoHive Space.
Di sini Anda dengan tim bisa melakukan brainstorming dengan nyaman untuk dapat
menyelesaikan masalah. CoHive Space menyediakan berbagai ruangan yang bisa dipilih sesuai
dengan kebutuhan Anda. Tidak hanya itu saja, harga sewa ruangan di CoHive Space juga
terjangkau. Anda bisa melakukan pertemuan untuk menyelesaikan masalah dengan tim Anda di
tempat yang terjangkau dan nyaman.