Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

KELOMPOK VI:
MUSDARIYANSYAH
NANCY SILVIANA SAMPELAN
NASIRIN
NOVITASARI
NUR FITRIAH
PATIMAH

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

SAMARINDA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

    Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat


mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk
menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen
penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide,
pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan
aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988)
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis
dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses
berpikir, oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara
umum. Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai
keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi,
menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan.
Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam
berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel, integritas intelektual,
intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada
prinsipnya merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan
melakukan (doing). Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung
berhadapan dengan nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat
menggunakan perpaduan antara thingking, feeling, dan doing secara konprehensif dan
bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan berpikir dengan menggunakan
pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya, menangani perubahan yang berasal
dari stresor lingkungan, dan membuat keputusan penting.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?


2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa saja model dari berpikir kritis?
3. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam keperawatan.


2. Untuk menyusun kriteria hasil untuk berpikir kritis dan evaluasi dalam keperawatan.
3. Rencana intervensi yang spesifik dan untuk melaksanakan berpikir kritis dalam
menangani  klien.
4. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
5. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.
Berpikir bukan merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari- hari atau
bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan) dan karena semua
tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk memahami secara umum.
Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik seseorang serta mengidentifikasi tentang apa
yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih baik.

Berpikir kritis menurut beberapa ahli, yaitu:


Berpikir kritis (Kozier et.al, 1995) :Suatu aktifitas mental yang memiliki tujuan, dimana ide-ide
dihasilkan dan dievaluasi, perencanaan dibuat,dan ditegakkan suatu keputusan/kesimpulan.
Berpikir kritis (Chaffee,1990) adalah Merasionalisasi kehidupan manusia dan secara hati2
mengamati/ memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki
pemahaman kita tentang sesuatu .
Berpikir kritis (Strader,1992) adalah Pemeriksaan/ pengamatan atas sesuatu asumsi tentang bukti
terbaru dan mengintepretasikan dan mengevaluasi argumen dalam rangka menegakkan
kesimpulan atas suatu perspektif baru.

B. Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis di keperawatan terdiri atas berbagai aktifitas berpikir yang dikaitkan dengan
situasi dimana proses berpikir terjadi.

Penerapan berpikik kritis dalam proses keperawatan diintregrasikan dalam tahap-tahap


proses keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan diaknusis perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis

Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa
yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian
informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi sakitnya.

Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan


mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah kesehatan
klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara
mandiri, an perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara interdisiplin, serta
perlu/tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian,
berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan data dan validasi.
            Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan yang paling
kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perlu
dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi  masalah.

Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan


Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan
hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang
dimiliki untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis
berisikan di mana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi
penyakit. Bekerja dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang
paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam
pencapaian tujuannya.

Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi

Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan


dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang menentukan
tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan
keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu
menggunakan pikiran tentang apa yang harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan
bagaimana intervensi keperawatan itu dilakukan.
Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi

Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana
perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan
memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi
tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja sama dengan
klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam
tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan model konsep total recall.

C. Karakteristik Berpikir Kritis


Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
 Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan
konseptualisasi merupakan pemikiran  abstrak yang digeneralisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan di dalam otak.
 Rasional dan Beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai
dasar kuat dari fakta atau fenomena nyata.
 Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi
dalam berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan
kejadian.
 Bagian dari suatu sikap
Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding
yang lain, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana
seharusnya.
 Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara
benar, dan dapat dipercaya.
 Berpikir Kritis Adalah Berpikir Kreatif

Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya untuk mencipta


berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis beberapa
konsep.
 Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan
penuh kesabaran dan kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan beserta
argumentasi mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.
 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil

D. Model berpikir kritis


Dalam berpikir kritis terdapat beberapa model, yaitu:
 Total recall/ Ingatan Total (T)
Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau  tempat dan bagaimana cara untuk
menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini disimpan dalam ingatan atau pikiran, baik
untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Memori merupakan suatu proses yang kompleks.
Beberapa orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang tampaknya asing tanpa berupaya
keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
 Habits / Kebiasan (H)

Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi sifat alami
kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam melakukan segala hal.
Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa harus memikirkan sebuah
metode dari setiap kali ia akan bertindak. Ada kebiasaan lain yang asal pemikirannya tidak jelas,
ini adalah proses intuitif. Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah reaksi dari dalam diri. Polanyi
(1964) menjelaskan fenomena serupa, yang disebut pengetahuan yang diam, yaitu langkah
penemuan pengetahuan itu tidak dapat diidentifikasikan.
 Inquiry /Penyelidikan (I)

Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu yang
mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat pertanyaan ini dalam
situasi sosial, anda akan disebut terlalu memaksa. Penyelidikan termasuk menggali dan
mempertanyakan segala hal terutama asumsi pribadi seseorang dalam situasi tertentu.
Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor
yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan memeriksa segala sesuatu, walaupun
hal tersebut tampak tidak bermakna.

 New Ideas And Creativity / Ide Baru dan Kreatifitas (N)

Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda. Ide baru dan
Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari asuhan yang
diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak hal yang dipelajari
perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang untuk menyesuaikan dengan
setiap situasi klien yang unik.

 Knowing how you think/Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K)

Bagaimana anda berpikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak penting,
berarti berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang pemikiran disebut metakognisi
sebuah kata yang terdiri dari kata awalan, meta, yang berarti diantara atau ditengah-tengah dari,
dan kognisi, yang berarti proses mengetahui. Apabila anda berada ditengah-tengah proses
mencari tahu, Anda akan mengetahui bagaimana Anda berpikir. Mengetahui bagaimana anda
berpikir tidak sesederhana seperti yang terdengar. Sebagian besar kita hanya berpikir, kita tidak
menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan bagaimana kita berpikir.

Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keperawatan, dapat digunakan


tiga model yaitu, sebagai berikut:

1. Feling Model Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan.
Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan
dalam melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam
pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan perhatian kepada pernyataan
serta pikiran klien.
2. Vision model Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang
permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-
prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.

3. Exsamine model Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model berfikir kritis dalam keperawatan
menurut para ahli, yaitu:

a. Costa and colleagues (1985) Menurut ahli, (Costa and Colleagues ) klasifikasi berpikir
dikenal sebagai “the six Rs” yaitu:

1. Remembering( mengingat)

2. Repeating (mengulang)

3. Reasoning (memberi alasan)

4. Reorganizing (reorganisasi)

5. Relating (berhubungan)

6. Reflecting (merenungkan)

b. Lima model berpikir kritis

1. Total recall

2. Habits ( kebiasaan)

3. Nquiry (penyelidikan/ menanyakan keterangan )

4. New ideas and creativity

5.Knowing how you think

E. Metode berpikir kritis/ langkah-langkah berfikir kritis dalam keperawatan

Langkah-langkah dalam berpikir kritis


 Mengenali masalah (defining and clarifying problem) meliputi mengidentifikasi
isu-isu atau permasalahan pokok, membandingkan kesamaan dan perbedaan-
perbedaan, memilih informasi yang relevan, merumuskan masalah.
 Menilai informasi yang relevan yang meliputi menyeleksi fakta maupun opini,
mengecek konsistensi, mengidentifikasi asumsi, mengenali kemungkinan emosi
maupun salah penafsiran kalimat, mengenali kemungkina perbedaan orientasi nilai
dan ideologi.
 Pemecahan masalah atau penarikan kesimpulan yang meliputi mengenali data-
data yang diperlukan dan meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari
keputusan/pemecahan masalah/kesimpulan yang diambil

F. Elemen Berpikir Kritis


Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan masalah,
keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan dan sikap
berpikir kritis. Elemen berpikir kritis antara lain:
1. Menentukan tujuan
2. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah.
3. Menujukan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian Kriteria
elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.

G. Aspek-Aspek Berpikir Kritis Berpikir kritis


Dapat dilihat dari beberapa penampilan perilaku selama proses berpikir kritis itu
berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. relevance relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2. Importance Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3. Novelty Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru
maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan .
5. Ambiguity clarified Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut.

H. Fungsi Berpikir Kritis


Berikut ini merupakan fungsi/manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah, sebagai
berikut:
1. Membedakann sejumlah penggunaan dan isu dalam keperawatan
2. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan
3. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing idikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan.
4. Menganalisis argumen dan isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
5. Menguji asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
6. Melaporkan data dan petunjukpetunjuk yang akurat dalam keperawatan.
7. Membuat dan mengecek dasar analisis dan falidasi data keperawatan.
8. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan
9. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
10. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan
11. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan akktifitas nilai-nilai keputusan.
I. Pemecahan masalah dalam berpikir kritis
Cara berpikir kritis sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Dengan berpikir
kritis, Anda mampu mencari solusi yang tepat dan efektif untuk dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi.

Inilah cara berpikir kritis apa saja yang harus Anda miliki untuk menyelesaikan masalah. Di
bawah ini terdapat 9 cara berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah.  

1. Memahami Masalah

Cara berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah adalah dengan memahami masalah. Anda
perlu mengetahui terlebih dahulu masalah seperti apa yang saat ini Anda hadapi. Untuk dapat
melihat suatu permasalahan yang terjadi, tidak dapat dengan hanya menggunakan satu sudut
pandang saja. 

Dibutuhkan berbagai sudut pandang untuk dapat melihat permasalahan tersebut. Dengan lihat
permasalahan dari berbagai sudut pandang maka Anda dapat memahami masalah tersebut. Tidak
hanya itu saja, Anda juga dapat menilai bagaimana solusi atau cara penyelesaian masalah yang
solutif untuk menangani permasalahan tersebut.

2. Brainstorming Solusi Penyelesaian

Cara berpikir kritis yang lain untuk menyelesaikan masalah adalah dengan brainstorming.
Brainstorming disini adalah brainstorming untuk mencari solusi atau cara menyelesaikan
masalah. Anda perlu melakukan brainstorming untuk mengetahui apa yang menyebabkan
terjadinya permasalahan tersebut. 

Ketika proses melakukan brainstorming solusi penyelesaian masalah, usahakan untuk tidak
menolak ide ide atau pendapat maupun saran yang ada. Karena Anda belum mengetahui solusi
mana yang terbaik untuk permasalahan tersebut. 

Anda tidak harus melakukan brainstorming sendirian. Anda bisa melakukan brainstorming
bersama teman, rekan kantor maupun tim Anda. Dengan melakukan brainstorming bersama-
sama, maka akan muncul banyak ide dan saran yang bisa dijadikan pilihan solusi atas
permasalahan yang terjadi. Anda bisa menulis ide-ide yang muncul dalam pikiran Anda sendiri
maupun ide dan saran dari teman maupun tim kerja Anda. 

3. Membuat Rencana Penyelesaian

Lalu cara berpikir kritis selanjutnya untuk menyelesaikan masalah adalah dengan membuat
rencana penyelesaian. Setelah melakukan brainstorming dan mengetahui apa yang menyebabkan
terjadinya permasalahan maka Anda bisa membuat rencana untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Anda perlu membuat rencana yang baik dan matang untuk dapat menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapi. Rencana yang Anda buat haruslah rencana yang tepat
supaya dapat efektif untuk menyelesaikan masalah yang ada. 

4. Membuat Rencana Alternatif 

Anda tidak hanya bisa membuat satu rencana penyelesaian masalah. Anda perlu membuat
beberapa rencana alternatif. Rencana-rencana alternatif ini bisa Anda gunakan jika ternyata
rencana awal tidak berhasil. Anda bisa membuat lebih dari satu rencana alternatif untuk berjaga-
jaga. 

5. Menentukan Cara Untuk Menyelesaikan Masalah

Dalam rencana yang Anda buat haruslah membuat cara yang akan Anda lakukan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Anda perlu membuat cara yang tepat dan sesuai supaya
dapat mengatasi permasalahan yang terjadi. 

6. Menentukan Cara Alternatif Yang Lain Untuk Menyelesaikan Masalah

Untuk dapat mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi, Anda tidak bisa hanya membuat
satu cara saja. Anda juga perlu menentukan cara alternatif yang lainnya untuk menyelesaikan
masalah. Hal ini bisa disebut sebagai cara B. Cara alternatif ini bisa Anda gunakan jika ternyata
cara awal yang Anda lakukan gagal atau tidak berhasil untuk menyelesaikan permasalahan yang
Anda hadapi. Anda bisa membuat beberapa alternatif cara untuk menyelesaikan masalah.
Dengan membuat beberapa alternatif cara, Anda masih mempunyai beberapa cara jika cara
alternatif pertama masih gagal.

Ada juga beberapa cara alternatif untuk menyelesaikan masalah dengan berpikir kritis, yaitu:

1. Melaksanakan Rencana Penyelesaian Masalah

Setelah membuat rencana dan mencari cara untuk penyelesaian masalah, cara berpikir kritis
lainnya yang bisa Anda lakukan adalah melaksanakan rencana penyelesaian masalah tersebut.
Tanpa adanya pelaksanaan rencana yang sudah Anda buat maka permasalahan yang terjadi tidak
akan bisa diatasi. 

2. Melihat Hasil Penyelesaian Masalah

Cara berpikir kritis selanjutnya adalah melihat bagaimana hasil dari rencana penyelesaian
masalah yang Anda lakukan. Ketika melakukan rencana penyelesaian masalah, tentunya masalah
tersebut tidak akan langsung dapat diselesaikan. Anda membutuhkan beberapa waktu hingga
mampu melihat hasil dari rencana penyelesaian masalah yang Anda lakukan. Melihat hasil dari
penyelesaian masalah dapat membantu Anda untuk melakukan proses selanjutnya yang akan
Anda lakukan. 
3. Mengevaluasi Rencana Penyelesaian Masalah

Cara berpikir kritis yang terakhir adalah mengevaluasi rencana penyelesaian masalah. Apapun
hasil yang Anda dapatkan ketika berusaha untuk menyelesaikan masalah perlu dievaluasi.
Dengan mengevaluasi rencana penyelesaian masalah, Anda bisa mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari rencana penyelesaian masalah yang sudah Anda buat dan lakukan. 

Dalam menyelesaikan masalah, cara berpikir kritis yang pasti harus dilakukan adalah
brainstorming. Untuk mendapatkan berbagai sudut pandang dalam brainstorming, Anda perlu
melakukan brainstorming dengan teman kerja maupun tim kerja Anda. Brainstorming tidak dapat
dipaksakan untuk dilakukan jika keadaan tidak memungkinkan. 

Brainstorming sebagai salah satu cara berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah sangat
dipengaruhi oleh suasana tempat brainstorming. Tempat yang nyaman dapat membuat proses
untuk brainstorming lebih berkembang. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda dan tim
melakukan brainstorming di tempat yang nyaman seperti misalnya di coworking space. Salah
satu tempat coworking space yang bisa Anda gunakan bersama tim adalah CoHive Space. 

Di sini Anda dengan tim bisa melakukan brainstorming dengan nyaman untuk dapat
menyelesaikan masalah. CoHive Space menyediakan berbagai ruangan yang bisa dipilih sesuai
dengan kebutuhan Anda. Tidak hanya itu saja, harga sewa ruangan di CoHive Space juga
terjangkau. Anda bisa melakukan pertemuan untuk menyelesaikan masalah dengan tim Anda di
tempat yang terjangkau dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai