OLEH :
YOSEPO SEMBIRING
NIM : 042020026
TA 2020/2021
PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi
tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi. Dalam
keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berpikir dengan
sistematis dan menerapakan standar intelektual untuk menganalisis proes berpikir. Berpikir kritis
dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggungjawabkan
profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. berpikir kritis merupakan pengujian
rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan,
dan aktivitas (bandman dan bandman, 1988).
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah
fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran – pikiran tentang kejadian, obyek, atribut,
dan sejenisnya. Dengan demikian, konseptualisasi merupakan pikiran abstak yang digeneralisasi
secara otomatis menjadi simbol – simbol dan disimpan dalam otak.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir
atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan
menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.
5. Kemampuan berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran dan
keyakinan orang lai, menganalisis semua isu,memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya.
Asuhan keperawatan bermutu tinggi adalah tujuan perawatan disemua praktik pelayanan
keperawatan yang disebut “great Nursing”. Great Nursing adalah suatu konsep yang susah
didefinisikan secara sederhana, tetapi pada prinsipnya adalah aktivitas pelayanan perawatan untuk
menjadi lebih baik dan aman.
Klien + Anda (Perawat) + Keterampilan Berpikir + Pengetahuan + Proses Keperawatan =
Great Nursing
Greating Nursing berfokus pada klien dan kesehatan seseorang yang unik, sehingga
membutuhkan kreativitas individu sebagai kombinasi ilmu dan seni. Prinsip dari Great Nursing adalah
penggunaan secara efektif semua komponen ekuasi dan keyakinan perawat bahwa klien adalah unik.
Memahami bahwa klien sebagai individu, keluarga kelompok atau komunitas, perawat adalah
seorang yang memberikan asuhan keperawatan kepada kllien berdasarkan ilmu dan kemampuan yang
telah diperolehnya dalam pendidikan formal perawat. Adapun keterampilan berpikir kritis adalah
integrasi dari kemampuan total recall, habits, inquiry, new idea and reactivity, dan knowing how you
think. Pada umumnya, pengetahuan dijelsak sebagai kumpulan informasi (aggregates of information)
yang diperoleh dari berbagai sumber.
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah klien melalui apa yang
digunakan oleh seorang perawat profesional dalm bentuk tindakan perawatan, yang meliputi
pengkajian, diagnosis, perencanaan, inplementasi, dan evaluasi.
Asumsi berpikir (think) adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan, dan bekerja
bersama/sejalan dengan keperawatan. ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis, yaitu :
Asumsi pertama
adalah berpikir kritis melibatkan pemikiran, perasaan, dan bekerja yang ketiganya merupaka
keseluruhan komponen penting bagi perawat profesional yang bekerja bersama – sama. Berpikir tanpa
bekerja adalah adalah sia – sia, bekerja tanpa berpikir akan lehahirkan bahaya, sedangkan berpikir
berpikir dan bekerja tanpa perasaan adalaha hal yang sangat tidak mungkin (immposible).
Asumsi kedua,
berpikir kritis memerlukan pengetahuan. Walaupun pikiran, perasaan, dan bekeerja adalah sesuatu
hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada praktek keperawatan, tetapi dapt
dipisahkan menjadi bagian – bagian untuk proses pembelajaran.
Asumsi ketiga,
berpikir kritis dalam kepeerawatan bukan sesuatu yang asing, karena sebenarnya terjadi dalam
kehidupan sehari – hari.
Asumsi keempat,
berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan. Para pembaca dapat belajar bagaimana cara
meningkatkan kemampuan berpikirnya.
Asumsi kelima,
berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan efektif.
Asumsi keenam,
berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa aktivitas berpikir yang
berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu terjadi. Hal ini merupakan proses
yang kompleks dan tidak sederhana.
Hal itu sebenarnya bukan perilaku kebiasaan, tetapi hanya proses berpikir untuk menjadi
kebiasaan. Proses berpikir dalam suatu kebiasaan sudah tersusun secara sistematis dan dapat berjalan
menjadi otomatis tanpabanyak waktu untuk mempertimbangkan penggunaan cara – cara baru dalam
melakukan suatu aktvitas tertentu.
c. Inquiry (Penyelidik)
Inquiry (Penyelidik) adalah suatu penemuan fakta melalui pembuktian dengan pengujian terhadap
suatu isu penting atau pertanyaan yang membutuhkan suatu jawaban. Penyelidikan merupakan buah
pikiran utama yang digunakan dalam memperoleh suatu kesimpulan.
Penyelidikan dalam praktek keperawatan sangat penting terutama pada tahap pengkajia. Adapun
tahapan penyelidikan melliputi :
· Mencari atau mendapatkan suatu informasi tentang sesuatu hal;
· Membuat rangkuman sementara dari informasi yang didapat;
· Mengenali beberapa kesenjangan atas rangkuman yang dibuat;
· Mengumpulkan informasi tambahan yang berhubungan dengan informasi pertama;
· Membandingkan antara informasi baru dengan apa yang lebih dulu diketahui;
· Mencoba menjawab beberapa pertannyaan dan analisi yang bias;
· Mempertimbangkan satu atau lebih alternatif kesimpulan;
· Memvalidasi keaslian alternatif kesimpulan dengan lebih banyak informasi.
a. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis
mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan
aktivitas keperawatan, dan perhatian/kewaspadaan. Feeling model merupakan pegangan utama dalam
keperawatan. namun perasaan saja tidak cukup, sehingga didalamnya harus ada pikiran dan
pengertian dari aktivitasyang dilakukan.
b. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir,mengorganisasi dan menerjemahkan
perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan idetentang permasalahan perawatan
kesehatan klien.
c. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksikan ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide dengan
bantuan kriteria yang relevan.model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis,
mencari, menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang
berkaitan dengan ide.
Berpikir kritis dalam pendidikan didefinisikan sebagai pengujian penalaran ide – ide, analisis
asumsi, prinsip, argumentasi, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan tindakan yang dihadapi.
Ada empat bentuk alasan berpikir kritis, yaitu: dedukatif, indukatif, aktivitas informal, aktivitas
tiap hari, dan praktik. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang definisi tersebut, alasan berpikir
kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan dan ketegasan
asumsi, kuatnya bukti – bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruk argumrn, serta
mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar, serta tindakan yang dilakukan
Penerapan proses keperawatan. Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses
keperawatan, diantaranya :
a. Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data
berfikir kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.
Ketika seorang perawat yang dihadapkan dengan klien yang berbeda budaya, maka perawat
professional tetap memberikan asuhan keperawatan yang tinggi, demi terpenuhinya kebutuhan dasar
klien tersebut. Perawat professional akan berfikir kritis dalam menangani hal tersebut. Tuntutan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk tuntutan terhadap asuhan
keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan
penduduk antar Negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan
asuhan keperawatan.
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan,
dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Untuk memahami perbedaan budaya yang ada maka
perawat perlu berpikir secara kritis. Dalam berpikir kritis seorang perawat harus bisa menyeleksi
kebudayaan mana yang sesuai dengan kesehatan atau yang tidak menyimpang dari kesehatan. Jika
perawat dapat memahami perbedaan budaya maka akan bisa meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dari perawat.
Berikut ini merupakan manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta
tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
KESIMPULAN
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis adalah berpikir
dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan
kata bukan pikiran.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan profesional karena cara
berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.
SARAN
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus mengembangkan
pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan
masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,
penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam
keperawatan pasien akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat
DAFTAR PUSTAKA
Aprisunadi, 2011, Hubungan antara Berpikir Kritis Perawat dengan Kualitas Asuhan Keperawatan di
Asuhan Keperawatan di Unit Perawatan Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta,
Tesis, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok.
Azwar, 2003, Menjaga Mutu PelayananKesehatan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Barth, 2010, The
Measurement and Teaching of Critical Thinking Skills,http://www.cret.or.jp/j/report/100215-william-
bart-1.pdf, akses tanggal 11 Agustus 2016.
Black dan Hawks, 2009, Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Positive Outcomes, Vol. 2
8thed, Saunders Elsevier, St. Louis, Missouri.