Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAK

Salah satu kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki dan di kembangkan perawat adalah
kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk memecahkan
masalah sehari sehari maupun permasalahan di masa yang akan datang. Seorang perawat harus
berpikir kritis dengan apa yang akan di lakukan nya atau tindakan yang akan di lakukan nya ,
seperti ketika sedang bertugas di rumah sakit seorang perawat harus berpikir dengan kritis agar
tidak terjadi kesalahan yang menyebabkan terjadi sesuatu kepada pasien. Berpikir kritis adalah
berpikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan segala sesuatu yang diangap tidak
tepat dengan cara yang baik. Adapun tujuan dari membangun sikap kritis dalam asuhan
keperawatan ini adalah agar ketika perawat melakukan tindakan tidak salah langkah ataupun
salah mengambil tindakan. Metode yang digunakan dalam membangun sikap berpikir kritis
dalam asuhan keperawatan adalah metode tim .

Kata kunci : berpikir kritis, asuhan keperawatan, metode tim

1. Latar belakang

Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan dimana perawat


mampu berpikir dengan sistematis atau terstruktur dan menerapkan standar pemikiran
untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu
komponen penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap
ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan
aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988)

Latar belakang dari penelitian ini adalah merupakan suatu keaktifan pribadi manusia
yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Salah satu
kemampuan berpikir kritis yan termasuk kedalam kemampuan berpikir tingkat tinggi
adalah kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan cara bagi seseorang untuk
meningkatkan kualitas dari hasil pemikiran menggunakan teknik sitemasi cara berpikir
dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide ide yang di gagas . paul & elder
(2005)

Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat memecahkan permasalahan yang ada
dengan baik. Dia akan berpikir secara jelas dan tepat . selain itu, dapat menggunakan
ide yang abstrak untuk bisa membuat model penyelesain masalah secara efektif. Seiring
dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi yang semakin pesat menuntut
pendidikan untuk terus berkembang dan dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas tinggi yang mampu berpikir kritis, kreatif, sistematis, mampu
dalam memecahkan masalah, dan mempunyai akhlak yang baik. Kemampuan berpikir
kritis sangat penting dimiliki, karena berpikir kritis dapat digunakan untuk memecahkan
masalah dan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang benar. Berpikir
kritis merupakan sebuah proses, bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal
tentang apa yang dipercaya dan apa yang dilakukan

2. Tujuan

Adapun tujuan dari membangun sikap kritis dalam asuhan keperawatan ini
adalah agar ketika perawat melakukan tindakan tidak salah langkah ataupun salah
mengambil tindakan. Selain itu juga berpikir kritis bertujuan untuk dapat menguji suatu
pendapat atau juga ide, termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau juga
pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan. Pertimbanagan pertimbangan
tersebut biasanya didukung oleh adanya criteria yang bisa dipertanggung jawabkan.
Kemampuan dalam berpikir kritis ini dapat mendorong seseorang memunculkan ide-ide
atau juga pemikiran baru tentang suatu permasalahan mengenai dunia. seseorang akan
dilatih bagaimana menyeleksi berbagai pendapat, sehingga bisa atau dapat membedakan
mana pendapat yang relevan serta mana pendapat yang tidak relevan, mana pendapat
yang benar dan mana pendapat tidak benar. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
seseorang bisa membantu didalam membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan
data serta fakta yang terjadi di lapangan.

3. Metode

Metode yang di gunakan dalam asuhan keperawatan ini adalah metode tim .
metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratikolaboratif.
Prinsip model tim yaitu bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Kelompok ini dipimpin oleh
perawat yang berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya Adapun
tujuan pemberian metode tim ini yaitu :
Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuia dengan kebutuhan objektif pasien
sehingga pasien merasa puas
Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas
Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan
Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprenshif
Menerapkaan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
Menyatukan kemampuan angota tim yang berbeda beda

4. Hasil

Pengembangan metode tim ini di dasarkan pada falsafah yang mengupayakan


tujuan dengan menggunakan kemampuan anggota kelompok. Berdasarkan metode
diyakinkan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. Selain itu, setiap
staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan
yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan
dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat
profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki
tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan
untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping
itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota
tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan
asuhan keperawatan sehingga berpikir kritis dalam asuhan keperawatan dapat tercapai
dengan baik.
5. Pembahasan

Berpikir kritis juga adalah proses mental untuk menganalisa atau pun
mengevaluasi informasi.Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan,
pengalaman, akal sehat, atau komunikasi. Berpikir bukan merupakan sebuah proses
statis tetapi berpikir dapat berubah - ubah setiap hari hari atau bahkan setiap jam bahkan
setiap mnit juga. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan) dan karena
semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk memahami
secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik seseorang serta
mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih baik.
Berpikir kritis pada tahap pengkajian yaitu proses pemahaman tentang informasi apa
yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang
kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap
kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian yang
mempunyai dua kategori yang mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien yang paling utama. Perhatian terhadap masalah meliputi
kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri, an perlunya keterlibatan
profesi lain dan bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien
yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan yang
paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasioal juga..
Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.
Dalam berpikir kritis terdapat beberapa model, yaitu:
1. Ingatan Total (T)
Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau tempat dan bagaimana cara
untuk menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini disimpan dalam ingatan atau
pikiran, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Memori merupakan suatu
proses yang kompleks. Beberapa orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang
tampaknya asing tanpa berupaya keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
2. Kebiasan (H)
Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam melakukan segala hal.
Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan tindakan yang tanpa harus
memikirkan sebuah metode dari setiap kali ia akan bertindak. Ada kebiasaan lain yang
asal pemikirannya tidak jelas seperti proses intuitif. Intuisi sering dijelaskan sebagai
sebuah “reaksi dari dalam diri”. Polanyi (1964) menjelaskan fenomena serupa, yang
disebut “pengetahuan yang diam”, yaitu langkah penemuan pengetahuan itu tidak dapat
diidentifikasi. Secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu yang mungkin segera
tampak dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat pertanyaan ini dalam situasi
sosial, anda akan disebut “terlalu memaksa”. Penyelidikan juga berarti menggali dan
mempertanyakan segala hal terutama pemikiran pribadi seseorang dalam situasi
tertentu. Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk luarnya, mencari
faktor-faktor yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan memeriksa
segala sesuatu, walaupun hal tersebut tampak tidak bermakna.
4. Ide baru dan Kreativitas (N)
Ide baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari
asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak
hal yang dipelajari perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang
untuk menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik.
5. Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K)
Mengetahui bagaimana anda berpikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, berpikir
tentang pemikiran disebut “metakognisi” sebuah kata yang terdiri dari kata awalan,
“meta”, yang berarti “diantara atau ditengah dari”, dan “kognisi”, yang berarti “proses
mengetahui”. Apabila anda berada ditengah proses mencari tahu, Anda akan
mengetahui bagaimana Anda berpikir.

6. Penutup

Berpikir kritis merupakan proses berfikir dalam menyelesaikan masalah melalui


pertimbangan dengan merumuskan kesimpulan dan berbagai kemungkinan, sehingga
keputusan yang diambil bersifat efektif. Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan
komponen dasar dalam mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawat Untuk
berpikir kritis dalam keperawatan terdapat beberapa model dan penerapan, seperti
penggunaan bahasa keperawatan, penerapan proses keperawatan serta pengkajian.

7. Referensi

Putri Ardi. 2014, Trend dan issu keperawatan . Bogor : in Media.


Tedjomuljo dan Afifah, 2016.Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Keperawatan Tentang Kode Etik Profesi dan Caring, Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume19.No.2 hal 129-136
Deswani.(2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta Salemba Medika.
Potter, P.A & Perry,A.G.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Jakarta EGC.
Notoatmodjo, Soekijo (2010). Etika dan Hukum Kesehatan, Jakarta PT Rineka Cipta.
Dalami, E,dkk.(2010). Etika Keperawatan. Jakarta TIM.
Suhaemi, M. (2010). Etika Keperawatan Aplikasi Pada Praktik. Jakarta EGC.
Sumijatun, (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional.
Jakarta: Trans info Media.
Nursalam, (2012). Manajemen Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Rohman, N & Wahid, S. (2009). Proses Keperawatan: Arruz Media.
Muninjaya, (2011). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan.Jakarta:
EGC
Rosdahl,B. C.& Kowalski, T.M, (2014). Buku Ajar Keperawatan
Dasar.Edisi 10 Vol 1 Jakarta: EGC
Nursalam, (2012). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam PraktikKeperawatan
Professional, Edisi , Jakarta: Salemba Medika Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan:
Konsep,Proses dan Praktik.Edisi 7.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai