Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BERPIKIR KRITIS DALAM ILMU KEPERAWATAN

BERFIKIR KRITIS
DALAM ILMU KEPERAWATAN
(diajukan untuk memenuhi salah satu mata tugas kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I)

Oleh : Arif Husni Mubarok


Arin Ariyanti
Bayu Febrian Nugraha
Dini Damayanti
Dzikry Muhammad Nur Fauzi
Gandi Sukma Nugraha

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


TASIKMALAYA
Jl. Tamansari Gobras PO. BOX 114 Telp. (0265) 2350982
KOTA TASIKMALAYA
2013

PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS


Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau
komunikasi. Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat
mampu berpikir dengan sistematis dan menerapakan standar intelektual untuk menganalisis
proes berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip,
argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (bandman dan bandman,
1988).
KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep
adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran – pikiran tentang kejadian,
obyek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian, konseptualisasi merupakan pikiran abstak
yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol – simbol dan disimpan dalam otak.

2. Rasional dan beralasan (reasonable)


Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat
dari fakta atau fenomena nyata.

3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan
data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.

4. Bagian dari suatu sikap


Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lalu,
dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.

5. Kemampuan berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran dan
keyakinan orang lai, menganalisis semua isu,memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya.

6. Berpikir kritis adalah berpikir kreatif


Secara tradisional, profesi perawatan dan pendidikan keperawatan termasuk kurang
kreatif. Namun, saat ini telah ada perubahan untuk membuat seorang perawat berpikir
kreatif, yaitu selalu menggunakan keterampilan intelektualnya untuk mencipta berdasarkan
suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.

7. Berpikir adil dan terbuka


Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesadaran dan kemauan,
kemudian hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan memutuskan
seperti itu.

8. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan


Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
menciptakan sesuatu pemikiran baru, dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
ASUHAN KEPERAWATAN YANG BERMUTU TINGGI
Asuhan keperawatan bermutu tinggi adalah tujuan perawatan disemua praktik pelayanan
keperawatan yang disebut “great Nursing”. Great Nursing adalah suatu konsep yang susah
didefinisikan secara sederhana, tetapi pada prinsipnya adalah aktivitas pelayanan perawatan
untuk menjadi lebih baik dan aman.
Klien + Anda (Perawat) + Keterampilan Berpikir + Pengetahuan + Proses
Keperawatan = Great Nursing
Greating Nursing berfokus pada klien dan kesehatan seseorang yang unik, sehingga
membutuhkan kreativitas individu sebagai kombinasi ilmu dan seni. Prinsip dari Great
Nursing adalah penggunaan secara efektif semua komponen ekuasi dan keyakinan perawat
bahwa klien adalah unik.
Memahami bahwa klien sebagai individu, keluarga kelompok atau komunitas, perawat
adalah seorang yang memberikan asuhan keperawatan kepada kllien berdasarkan ilmu dan
kemampuan yang telah diperolehnya dalam pendidikan formal perawat. Adapun keterampilan
berpikir kritis adalah integrasi dari kemampuan total recall, habits, inquiry, new idea and
reactivity, dan knowing how you think. Pada umumnya, pengetahuan dijelsak sebagai
kumpulan informasi (aggregates of information) yang diperoleh dari berbagai sumber.
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah klien melalui apa yang
digunakan oleh seorang perawat profesional dalm bentuk tindakan perawatan, yang meliputi
pengkajian, diagnosis, perencanaan, inplementasi, dan evaluasi.
ASUMSI DAN MODEL BERPIKIR T.H.I.N.K
Asumsi berpikir (think) adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan, dan
bekerja bersama/sejalan dengan keperawatan. ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis,
yaitu :
Asumsi pertamaadalah berpikir kritis melibatkan pemikiran, perasaan, dan bekerja
yang ketiganya merupaka keseluruhan komponen penting bagi perawat profesional yang
bekerja bersama – sama. Berpikir tanpa bekerja adalah adalah sia – sia, bekerja tanpa berpikir
akan lehahirkan bahaya, sedangkan berpikir berpikir dan bekerja tanpa perasaan adalaha hal
yang sangat tidak mungkin (immposible).
Asumsi kedua, berpikir kritis memerlukan pengetahuan. Walaupun pikiran, perasaan,
dan bekeerja adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada
praktek keperawatan, tetapi dapt dipisahkan menjadi bagian – bagian untuk proses
pembelajaran.
Asumsi ketiga, berpikir kritis dalam kepeerawatan bukan sesuatu yang asing, karena
sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari – hari.
Asumsi keempat, berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan. Para pembaca dapat
belajar bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpikirnya.
Asumsi kelima, berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan efektif.
Asumsi keenam, berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa
aktivitas berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu
terjadi. Hal ini merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana.

MODEL T.H.I.N.K BERPIKIR KRITIS


a. Total Recall (Kemampuan Mengingat)
Total recall atau kemampuan mengingat adalah kemampuan mengingat kembali fakta
dimana dan bagaimana menemukan pengalaman dalam memorinya ketika dibutuhkan. Fakta
– fakta keperawatan didapatkan berasal dari berbagai sumber, abik dikelas, buku, informasi
dari klien atau sumber lainnya. Misalnya, data – data tntang klien dapat ditemukan dalam
pengumpulan data. Selain itu, dapat dikatakan juga sebagai kemampuan untuk mengakses
pengetahuan, karena pengetahuan menjadikan sesuatu dapat dipelajari dan disimpan dalam
pikiran.
Total recall sangat bergantung pada kemampuan memori otak. Memori adalah suatu
proses yang kompleks, yaitu proses untuk mengingat kembali hal – hal yang berhubungan
dengan fakta dan beberapa pengalamannya.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa total recall adalah mengingat fakta – fakta
dimana dan mengapa serta menemukan sesuatu yang diperlukan dan fakta dalam
keperawatan yang diperoleh dari berbagai sumber termasuk klien dan keluarganya.
b. Habits (Kebiasaan)
Pola pikir yang diulang – ulang akan menjadi suatu kebiasaan baru (Second Nature) yang
secara spontan dapat dilakukan. Hasil dari kebiasaan tersebut menjadi cara baru dalam
melakukan suatu kebiasaan. Orang sering mengartikan bahwa suatu kebiasaan itu dilakukan
tanpa berpikir.

Hal itu sebenarnya bukan perilaku kebiasaan, tetapi hanya proses berpikir untuk menjadi
kebiasaan. Proses berpikir dalam suatu kebiasaan sudah tersusun secara sistematis dan dapat
berjalan menjadi otomatis tanpabanyak waktu untuk mempertimbangkan penggunaan cara –
cara baru dalam melakukan suatu aktvitas tertentu.

c. Inquiry (Penyelidik)
Inquiry (Penyelidik) adalah suatu penemuan fakta melalui pembuktian dengan pengujian
terhadap suatu isu penting atau pertanyaan yang membutuhkan suatu jawaban. Penyelidikan
merupakan buah pikiran utama yang digunakan dalam memperoleh suatu kesimpulan.
Penyelidikan dalam praktek keperawatan sangat penting terutama pada tahap pengkajia.
Adapun tahapan penyelidikan melliputi :
 Mencari atau mendapatkan suatu informasi tentang sesuatu hal;
 Membuat rangkuman sementara dari informasi yang didapat;
 Mengenali beberapa kesenjangan atas rangkuman yang dibuat;
 Mengumpulkan informasi tambahan yang berhubungan dengan informasi pertama;
 Membandingkan antara informasi baru dengan apa yang lebih dulu diketahui;
 Mencoba menjawab beberapa pertannyaan dan analisi yang bias;
 Mempertimbangkan satu atau lebih alternatif kesimpulan;
 Memvalidasi keaslian alternatif kesimpulan dengan lebih banyak informasi.

d. New Ideas And Kreativity ( Ide – Ide Baru Dan Kreativitas)


New ideas and kreativity (ide – ide baru dan kreativitas) adalah ide – ide dan kreativitas
yang menentukan bentuk berpikir yang sangat khusus. Berpikir kreatif (creatuve thinkig)
adalah kebalikan dari kebiasaan (habits). Berpikir kritis sangat menghargai adanya kesalahan
dan perbedaan terhadap nilai – nilai yang dipelajari. Ide – ide baru dan kreativitas dasar perlu
dikembangkan dalam keperawatan, karena keperawatan memiliki bannyak standar yang dapat
menjamin pekerjaan lebih baik.

e. Knowing How You Think (Tahu Bagaimana Kamu Berpikir)


Knowing How You Think ( Tahu Bagaimana Kamu Berpikir) adalah kemampuan
mengetahui kita tentang bagaimanakita berpikit. Model “tahu bagaimana kita berpikir” ini
dapat membantu perawat bekerja secara kolaborasi dengan kesehatan lain. Satu hala yanga
sangat penting dari tahu bagaimana kamu berpikir ini adalah mereka ekerja dengan refleksi,
bagaimana yang telah perawat dan klien pikirkan dalam bekerja sama sewaktu menjalankan
asuhan keperawatan.
MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR KRITIS DALAM
KEPERAWATAN
a. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir
kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam
melakukan aktivitas keperawatan, dan perhatian/kewaspadaan. Feeling model merupakan
pegangan utama dalam keperawatan. namun perasaan saja tidak cukup, sehingga didalamnya
harus ada pikiran dan pengertian dari aktivitasyang dilakukan.

b. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir,mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan idetentang
permasalahan perawatan kesehatan klien.

c. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksikan ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan.model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat
untuk analisis, mencari, menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan
menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.

Berpikir kritis dalam pendidikan didefinisikan sebagai pengujian penalaran ide – ide,
analisis asumsi, prinsip, argumentasi, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan tindakan
yang dihadapi.

Ada empat bentuk alasan berpikir kritis, yaitu: dedukatif, indukatif, aktivitas informal,
aktivitas tiap hari, dan praktik. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang definisi tersebut,
alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah,
penjelasan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti – bukti, menilai kesimpulan, membedakan
antara baik dan buruk argumrn, serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang
diyakini benar, serta tindakan yang dilakukan

FUNGSI BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktivitas keperawatan sehari – hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu – isu dalam keperaawatan.
3. Mengidentifikasikan dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing – masing indkasi, penyebab dan tujuan, serta
tingkat hubungan.
5. menganalisis argumentasi dan isu – isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi – asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk – petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
10. Digunakan dalam memberikan penjelasan, kerja sama, pembenaran, keyakinan, dan
kesimpulan serta tindakan keperawatan yang dilakukan.
11. Memberikan alasan – alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
12. Merumuskan dan menjelaskan nilai – nilai keputusan dalam keperawatan.
13. Mencari alasan, kriteria, prinsip – prinsip, dan aktivitas nilai – nilai keputusan.
14. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
BERPIKIR KRITIS DALAM SETIAP PROSES KEPERAWATAN
a. Berpikir Kritis Dalam Tahap Pengkajian Diagnosis
Berpikir kritis dalam tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa
yang dikumpulkan, metode prngumpulan data yang akan dilakukan, beroikir tentang
kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi
sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulandari hasil pengkajiandan
mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah
kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi
masalah secara mandiri, dan perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara
interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk ketenaga kesehatan lain.
Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan pengumpulan data
dan validasi.
b. Berpikir kritis dalam tahap perencanaan
Berpikir dalam perencanaan berarti menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan
hasil yang diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang
dimiliki untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya
ditulis berisikan dimana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responnya terhadap
kondisi klien.

c. Berpikir kritis dalam tahap implementasi


Berpikir kritis dalam tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan
dalam menguji hipitesis, karena tindakan keperawatan adalah tindakan nyata yang
menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus,
yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan
keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang harus dilakukan, kapan,
dimana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan dilakukan.

d. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi


Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji evektivitas tindakan dimana
perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan
memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi
tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan.

PENERAPAN BERPIKIR KRITIS DALAM TRANSKULTURAL


KEPERAWATAN

Ada 4 hal pokok penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu:


Penggunaan bahasa dalam keperawatan

Berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif. perawat


menggunakan bahasa verbal dan nonverbal dalam mengekspresikan idea, fikiran, info, fakta,
perasaan, keyakinan dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi. Secara nonverbal
saat melakukan pedokumentasian keperawatan.

Argumentasi dalam keperawatansehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus


berargumentasi untuk menemukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan
penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Badman and Badman (1988)
argumentasi terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan berhubungan dengan situasi
perdebatan, upaya untuk mempengaruhi individu ataupun kelompok.Pengambilan keputusan
dalam keperawatansehari-hari perawat harus mengambil keputusan yang tepat.

Penerapan proses keperawatan. Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses
keperawatan, diantaranya :
a. Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data berfikir
kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.

b. Perumusan diagnosa keperawatan: tahap pengambilan keputusan yang paling kritis,


menentukan masalah dan dengan argumen yaitu secara rasional.

c. Perencanaan keperawatan: menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang


diharapkan, keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan.

d. Pelaksanaan keperawatan: pelaksanaan tindakan keperawatan adalkah keterampilan dalam


menguji hipotesa, tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilan.

e. Evaluasi keperawatan: mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat mengambil


keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.

Ketika seorang perawat yang dihadapkan dengan klien yang berbeda budaya, maka
perawat professional tetap memberikan asuhan keperawatan yang tinggi, demi terpenuhinya
kebutuhan dasar klien tersebut. Perawat professional akan berfikir kritis dalam menangani hal
tersebut. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk
tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya
globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara (imigrasi) dimungkinkan,
menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.

Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman


budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut
diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan
dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan
perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa
ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh
yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau
Negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau
menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan meringis
pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien
tersebut menangis atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan,
atau memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu
pasien lainnya. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Untuk memahami
perbedaan budaya yang ada maka perawat perlu berpikir secara kritis. Dalam berpikir kritis
seorang perawat harus bisa menyeleksi kebudayaan mana yang sesuai dengan kesehatan atau
yang tidak menyimpang dari kesehatan. Jika perawat dapat memahami perbedaan budaya maka
akan bisa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dari perawat.

Budaya shock adalah kecemasan dan perasaan (dari kejutan, disorientasi,


ketidakpastian, kebingungan, dll) merasa ketika orang harus beroperasi dalam budaya yang
berbeda dan tidak dikenal seperti satu mungkin terjadi di negara asing. Ini tumbuh dari
kesulitan dalam asimilasi budaya baru, menyebabkan kesulitan dalam mengetahui apa yang
sesuai dan apa yang tidak. Hal ini sering digabungkan dengan atau bahkan tidak suka untuk
jijik (moral atau estetika) dengan aspek-aspek tertentu dari kebudayaan baru atau berbeda.

MANFAAT BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


Berikut ini merupakan manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai
berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH


1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi

KESIMPULAN
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis
adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat
penilaian berdasarkan kata bukan pikiran.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan profesional
karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.
SARAN
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus
mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa lebih
nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.

Anda mungkin juga menyukai