Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN DASAR I

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

DOSEN MATA KULIAH : Ns. Sabirin B. Syukur S.Kep M.Kep

Nama : Ical kasim

NIM : C014191047

KELAS : B Keperawatan 2019

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Puji syukur kita panjatkan ke

hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang

membahas tentang Kebutuhan Rasa Nyaman. Tak lupa pula shalawat dan salam

kita haturkan kepada Rasulullah SAW. Saya yang bertanggung jawab atas tugas

Makalah ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat tugas ini dengan

baik dan dengan teliti. Sebelumnya kami mengucapkan banyak-banyak

terimakasih kepada Ns. Sabirin B. Sukur S.Kep M.Kep. selaku dosen pengajar

mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.Kedua orang tua kami yang mendukung

kami secara moril maupun materil dalam proses penyelesaian tugas ini. Jika ada

kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi karena kami masih ada pada tahap

pembelajaran. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh


DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………………1

Kata pengantar …………………………………………………………………………2

Daftar isi …………………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………3

Latar Belakang…………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………4

A. Keamanan dan Kenyamanan……………………………………………………………4

B. Faktor-faktor Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan………………………………5

C. Faktor-faktor Penyebab Nyeri……………………………………………………………………6

D. Fisiologi Nyeri…………………………………………………………………………………6

E. Klasifikasi Nyeri…………………………………………………………………………………7

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..8


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun

psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan

kesehatan (Hidayat, 2009). Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal

seperti makanan, air, keamanan, dan cinta yang merupakan hal yang

penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hirarki kebutuhan dasar

manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan

perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada

saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan

manusia tertentu lebih dasar daripada kebutuhan lainnya; oleh karena itu

beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain (Potter

& Perry, 2005). Hirarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar

dalam lima tingkatan prioritas. Kebutuhan akan keselamatan dan

kenyamanan, yang melibatkan fisik dan psikologis menjadi tingkatan yang

kedua. . Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai

kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan

keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama

dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial,

spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka

menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Nyeri dapat merupakan faktor


utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih

dari suatu penyakit. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan sebagai

suatu keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Sehingga

diharapkan perawat dapat memberi asuhan keperawatan kepada klien

diberbagai keadaan dan situasi untuk menghilangkan nyeri atau

meningkatkan kenyamanan. Uraian di atas merupakan gambaran mengenai

pentingnya pemenuhan kebutuhan kenyamanan. Berbagai upaya akan

dilakukan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan aman nyaman pada

setiap individu terutama yang terindikasi mengalami masalah nyeri. Oleh

sebab itu penulis membahas mengenai masalah kebutuhan aman nyaman

pada klien.
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga

keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan kenyamanan adalah

keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan

berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual,

2000). Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan

kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan

dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang

meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan

transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).

Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:

a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.

b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.

c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri

yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).

d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal

manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan

kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum


dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa

nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena

kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi

perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda

pada pasien. Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng timbul

bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut

bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton Hall, 1997)

a. Nyeri Akut Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan

adanya ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak,

durasinya singkat kurang dari 6 bulan.

b. Nyeri Kronik Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu

mengalami nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan

non keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih


B. FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN

KENYAMANAN

I. Emosi Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi

keamanan dan kenyamanan

II. Status Mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan

kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury

III. Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang

berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan

IV. Keadaan Imunits Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang

sehingga mudah terserang penyakit

V. Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap

rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.

VI. Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak

dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.

VII. Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan

keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.

VIII. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan

resisten dan anafilaktik syok


IX. Status nutrisi Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan

mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap

penyakit tertentu.

X. Usia Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-

anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri

XI. Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna

dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.

XII. Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara

individu mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.


C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB NYERI

1. Stimulasi Mekanik Disebut trauma mekanik adanya suatu penegangan akan

penekana jarinagan

2. Stimulus Kimiawi Disebabkan oleh bahan kimia

3. Stimulus Thermal Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang

dipersepsikan sebagai nyeri 44°C-46°C

4. Stimulus Neurologik Disebabkan karena kerusakan jaringan saraf

5. Stimulus Psikologik Nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat

psikologis

6. Stimulus Elektrik Disebabkan oleh aliran listrik D. FISIOLOGI NYERI Antara

stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri terhadap empat proses

tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi nyeri adalah

proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di

reseptor nyeri. Trasmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari

tempat terinduksi melewati saraf perifer sampai termal di medula spinalis dan

jaringan neoron-neuron pemancar yang naik dan medula spinalis ke otak.

Medulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari

otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medula spinalis.

Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau

meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri

adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh


aktivitas transmisi nyeri oleh saraf. MUAL Mual dapat dijelaskan sebagai

perasaan yang sangat tidak enak dibelakang tenggorokan dan epigastrium, sering

menyebabkan muntah. Terdapat berbagai perubahan aktivitas saluran cerna

yangberkaitan dengan mual seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus

lambung dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejenum menyebabkan

terjadinya refluks isi dodenum kedalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat

bukti yang mengesankan bahwa inimenyebabkan mual. Tanda dan gejala mual

sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak muntah, hendak pingsan,

berkeringat, da takikardia.
E. KLASIFIKASI NYERI

7 Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman 1) nyeri berdasarkan kualitasnya · nyeri

yang menyayat · nyeri yang menusuk 2) nyeri berdasarkan tempatnya · nyeri

superfisial/nyeri permukaan tubuh · nyeri dalam/nyeri tusuk bagian dalam · nyeri

ulseral/nyeri dari tusuk jaringan ulseral · nyeri neurologis/nyeri dari kerusakan

saraf perifer · nyeri menjalar/nyeri akibat kerusakan jaringan ditempat lain · nyeri

sindrom/nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh karena pengalaman masa


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan Kenyamanan/rasa nyaman merupakan suatu keadaan telah

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu

kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (terpenuhinya

kebutuhan dasar), transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah

dan nyeri). Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda-beda setiap orang dalam

skala atau tingkatannya, dan hanya orang orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri.


DAFTAR PUSTAKA

Referensi : Ali mulhidayat, Aziz. 1997. Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta

Brunner&Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2001. Keperawatan

Medikal Bedah. EGC: Jakarta Docterman dan Bullechek. Nursing Invention

Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir

Acadamic Press, 2004. Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta Maas,

Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of

America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004. Nanda International (2009).

Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku

kedokteran EGC : Jakarta Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC:

Jakarta Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume I dan II. EGC: Jakarta

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses

Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai