OLEH:
KELOMPOK 4 / KELAS B KEPERAWATAN 2019
KETUA : ENDAH FEBRINA BACHTIAR
SEKTERATIS : SINDY CLAUDIA PAUWENI
ANGGOTA :
ICAL KASIM
ABDUL FATDEL MALE
IRFAN LAMALANI
MOH. RIZALDI SUNGE
APRILA DELANY BASRI
PUTRI NURMARIANI
CICI APRILANI MAHMUD
WIDYAWATI
NOVA RAHMAWATI KAMALI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini tepat pada
waktunya. Adapun tema dari asuhan keperawatan ini adalah ‘Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Hemofilia’.
Kami jauh dari sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena iyu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
asuhan keperawatan ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pada pihak
lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………2
1.3 TUJUAN.........................................................................................................2
1.4 MANFAAT ....................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1 KONSEP MEDIS.......................................................................................3
2.2 KONSEP KEPERAWATAN...................................................................14
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................28
3.1 KESIMPULAN........................................................................................28
3.2 SARAN....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..30
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Hemofolia disebabkan oleh mutasi gen-gen factor VIII (FVIII) Atau faktor
(FIX) diklasifikasikan sebagai hemofolia A atau B Kedua gen ini terletak pada
kromoson X menyebabkan gangguan resesif terkait-X. Oleh karena itu pada
semua anak perempuan yang karier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita
penyakit hemofolia. (SyIvia A. Price)
Sampai saat ini dikenal dua macam hemofili yang diturunkan secara sex-linked
recessiveya itu:
Perdarahan merupakan gejala dan tanda klinis khas yang sering dijumpai
pada kasus hemophilia. Perdarahan dapat timbul secara spontan atau akibat
trauma ringan sampai sedang serta dapat timbul saat bayi mulai belajar
merangkak. Manifestasi klinik tersebut tergantung pada beratnya hemophilia
(aktivitas faktor pembekuan). Tanda perdarahan yang sering dijumpai yaitu
berupa hemartrosis, hematom subkutan/intramuscular, perdarahan mukosa mulut,
perdarahan intracranial, episktaksis dan hematuria. Sering pula dijumpai
perdarahan yang berkelanjutan paska operasi kecil (sirkumsisi, ekstraksi gigi).
1. Terdapat perdarahan jaringan linak, otot, dan sendi, terutama sendi – sendi
yang menopang berat badan, disebut hematrosis (perdarahan sendi).
2. Perdarahan berulang kedalam sendi menyebabkan degenarasi kartilago
artikularis disertai gejala – gejala arthritis.
3. Perdarahan timbul secara spontan atau akibat trauma ringan sampai
sedang.
4. Dapat timbul saat bayi mulai merangkak
5. Tanda perdarahan: hemartrosis, hematon subkutan/intramuskular,
perdarahan mukosa mulut, perdarahan intracranial, epistaksis, hematuria.
6. Perdarahan berkelanjutan pasca operasi (sirkumsisi, ekstrasi gigi)
2.1.4 Patofisiologi
Pada hemofilia, terjadi mutasi genetik yang diturunkan atau didapat, yang
mengakibatkan disfungsi atau defisiensi pada faktor pembekuan. Hal ini akan
menyebabkan terganggunya pembentukan bekuan, dan sebagai konsekuensinya
akan muncul manifestasi perdarahan secara klinis.
1. Tes darah
Tes darah juga dilakukan untuk mendeteksi fungsi dan kerja faktor
pembekuan darah melalui pemeriksaan PT (prothrombin time), APTT
(activated partial thromboplastin time), dan fibrinogen. Selain itu, dokter akan
melakukan pemeriksaan untuk mengetahui jumlah dan kadar faktor VII dan
IX untuk menentukan drajat keparahan hemofilia.
2. Tes genetik
2.1.6 Komplikasi
1. Timbulnya inhibator
Inhibator adalah cara tubuh untuk melawan apa yang dilihatnya sebagai
benda asing yang masuk.Hal ini berarti segera setelah konsetrat faktor
diberikan tubuh kan melawan dan akan menghilangnya.Suatu inhibator
terjadi jika sistem kekebalan tubuh melihat konsetrat faktor VIII atau
faktor IX sebagai benda asing dan menghancurkannya.pada penderita
hemofilia dengan inhibator terhadap konsetrat faktor,reaksi penolakkan
mulai terjadi setelah darah diinfuskan.ini berarti konsetrat faktor
dihancurkan sebelum ia dapat menghentikan pendarahan.
2. Kerusakan sendi akibat pendarahan berulang
Kerusakan sendi adalah kerusakan yang disebabkan oleh perdarahan
berulang didalam dan disekitar rongga sendi.Kerusakan yang menetap
dapat disebabkan oleh satu kali pendarahan yang berat.
3. Infeksi yang ditularkan oleh darah
Komplikasi hemofilia yang paling serius adalah infeksi yang ditularkan
oleh darah.
1. Terapi Suportif :
Pengobatan rasional pada hemofilia adalah menomalan kadar laktar anti hemotilia
yang kurang Namun ada kadar faktor anti hemophilia yang kurang namun ada
beberapa hal yang harus dilakukan :
3) Konsentrat F VIII/F IX
2. F VIII yang diinginkan (U) = BB(kg) x kadar yang dinginkan (%) /2 F Ix yang
diinginkan (U) = BB(kg) x kadar yang diinginkan (%)
4) Kriopresipitat AHF
Kriopresipitat AHF adalahsatah satu komponen darah non selular yang
merupakan konsentrat plasma tertentu yang mengandung F VIL fibrinogen, faktor
von Willebrand Dapat diberikan apabila konsentrat F VIII tidak ditemukan. Satu
kantong kriopresipitat berisi 80-100 UF VIIL. Satu kantong kriapresipitat yang
mengandung 100 u F VIIl dapat meringkatkan FVII 35% Efek samping dapat
tejadi reaksi alergi dan demam.
6) Antifibrinolitik
7) Terapi Gen
1 Biodata Klien
Terjadi pada semua umur biasanya anak laki – laki dan wanita sebagai carier
2 Keluhan Utama
1) Pendarahan lama (pada sirkumsisi)
2) Epitaksis
3) Memar, khususnya pada ekstremitas bawah ketika anak mulai berjalan dan
terbentur pada sesuatu
4) Bengkak yang nyeri, sendi terasa hangat akibat perdarahan
jaringan lunak dan hemoragi pada sendi.
5) Pada hemofilia C biasanya perdarahan spontan
6) Perdarahan sistem GI track dan SSP
3 Riwayat penyakit sekarang
Apakah klien mengalami salah satu atau beberapa dari keluhan utama
4 Riwayat penyakit dahulu
Apakah dulu klien mengalami perdarahan yang tidak henti-hentinya
serta apakah klien.
5 Riwayat penyakit keluarga
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terlewati dengan sempurna.
6 Kaji Tingkat Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terlewati dengan sempurna.
7 ADL (Activity Daily Life)
a) Pola Nutrisi : anoreksia, menghindari anak tidak terlewati
dengan sempurna
b) Pola Eliminasi : hematuria, feses hitam
c) Pola personal hygiene : kurangnya kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan dini.
d) Pola aktivitas : kelemahan dan adanya pengawasan ketat
dalam beraktivitas
e) Pola istirahat : tidur terganggu karena nyeri
8 Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : kelemahan
- BB : menurun
- Wajah : Wajah mengekspresikan nyeri
- Mulut : Mukosa mulut kering, perdarahan mukosa mulut
- Hidung : epitaksis
- Thorak/ dada : Adanya tarikan intercostanalis dan bagaimana
suara paru
- Suara jantung pekak
- Adanya kardiomegali
- Abdomen adanya hepatomegaly
- Anus dan genetalia
- Eliminasi urin menurun
- Eliminasi alvi feses hitam
- Ekstremitas : Hemartrosis memar khususnya pada ekstremitas
bawah
b. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)
1) Uji skrinning untuk koagulasi darah
- Masa pembekuan memanjang (waktu pembekuan normal
adalah 5-10 menit)
- Jumlah trombosit ( normal )
- Uji pembangkitan tromboplastin ( dapat menemukan
pembentukan yang tidak efisien dari tromboplastin akibat
kekurangan F VIII )
2) Biopsi hati ( kadang-kadang ) digunakan untuk memperoleh
jaringan untuk pemeriksaan patologi dan kultur
3) Uji fungsi hati (kadang-kadang) digunakan untuk mendeteksi
adanya penyakit hati
Penyimpangan KDM :
Faktor Kongienal:
Faktor Lainnya: Defisiensi Vit. K
Genetik
Faktor
Penurunan Genetik
Sintesis Faktor
VIII dan IX Defisiensi Vit. K
Pemanjangan APTT
Luka tidak tertutup
Stabilitas fibrin
Perdarahan
Darah sukar membeku
HEMOFILIA
Gangguan
Pertukaran Penurunan Resiko cedera
Gas Curah
Jantung
2. gangguan pertukaran gas b.d aliran darah dan oksigen ke paru-paru menurun
Kolaborasi :
1.
Kolab
orasi
pembe
rian
antiarit
mia,
jika
perlu
2.
Rujuk
ke
progra
m
rehabil
itasi
jantun
g
2. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan Pemantauan
b.d aliran darah dan O2 tindakan Respirasi (I.01014)
ke paru menurun (D.0003) keperawatan 1x24 Observasi :
Gejala Dan Tanda jam pertukaran 1.
Mayor : gas diharapkan Monit
Subjektif : meningkat dengan or
1. Dispn kriteria hasil : frekue
ea 1. nsi,
Tin irama,
Objektif : gka kedala
1. PCO2 t man
meningkat/m kes dan
enurun ada upaya
2. PO2 ran napas
menurun me 2.
3. Takik nin Monit
ardia gka or pola
4. pH t napas
arteri 2. (sepert
meningkat/m Dis i
enurun pne bradip
5. bunyi a nea,
napas me takipn
tambahan nur ea,
un hiperv
Gejala Dan Tanda Minor : 3. entilasi
Subjektif : Bu ,
1. Pusin nyi kussm
g nap aul,
2. Pengli as cheyne
hatan kabur ta -
mb stokes,
Objektif : aha biot,
1. Siano n ataksik
sis me )
2. Diafo nur 3.
resis un Monit
3. Gelisa 4. or
h Pus kema
4. Napas ing mpuan
cuping me batuk
hidung nur efektif
5. Pola un 4.
napas 5. Monit
abnormal Pe or
(cepat/lambat ngl adanya
, iha produk
regular/iregul tan si
er, kab sputu
dalam/dangka ur m
l) me 5.
6. Warn nur Monit
a kulit un or
abnormal 6. adanya
(mis.pucat, Dia sumbat
kebiruan) for an
7. Kesad esi jalan
aran menurun s napas
me 6.
nur Palpasi
un kesime
7. trisan
Gel ekspan
isa si paru
h 7.
me Auskul
nur tasi
un bunyi
8. napas
Na 8.
pas Monit
cup or
ing saturas
hid i
un oksige
g n
me 9.
nur Monit
un or nilai
9. AGD
PC 10.
O2 Monit
me or
mb hasil
aik x-ray
10. torakx
PO
2 Terapeutik :
me 1.
mb Atur
aik interva
11. l
Ta peman
kik tauan
ard respira
ia si
me sesuai
mb kondis
aik i
12. pasien
pH 2.
art Doku
eri mentas
me i hasil
mb peman
aik tauan
13.
sia Edukasi :
nos 1.
is Jelaska
me n
mb tujuan
aik dan
14. prosed
pol ur
a peman
nap tauan
as 2.
me Inform
mb asikan
aik hasil
15. peman
wa tauan,
rna jika
kul perlu
it
me
mb
aik
2.2.4 Evaluasi
1. Nyeri berkurang
c) Berusaha mandiri
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemofolia adalah penyakit yang relatif jarang dijumpai. Ada dua jenis gangguan
pendarahan herediter yang mirip secara klinis namun dapat dibedakan melalaui
pemeriksaan laboratorium: hemofilia A dan B. Hemophilia memiliki tanda dan
gejala berupa :
1. Terdapat perdarahan jaringan linak, otot, dan sendi, terutama sendi – sendi
yang menopang berat badan, disebut hematrosis (perdarahan sendi).
2. Perdarahan berulang kedalam sendi menyebabkan degenarasi kartilago
artikularis disertai gejala – gejala arthritis.
3. Perdarahan timbul secara spontan atau akibat trauma ringan sampai
sedang.
4. Dapat timbul saat bayi mulai merangkak
5. Tanda perdarahan: hemartrosis, hematon subkutan/intramuskular,
perdarahan mukosa mulut, perdarahan intracranial, epistaksis, hematuria.
6. Perdarahan berkelanjutan pasca operasi (sirkumsisi, ekstrasi gigi)
2. gangguan pertukaran gas b.d aliran darah dan oksigen ke paru-paru menurun
Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid II Edisi VI oleh Siti Setiati, Idrus
Alwi, Aru W. Sudoyo, Marcellus Simadibrata K, Bambang Setiohadi, Ari Fahrial
Syam
https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/hemofilia/patofisiologi