- Smallpox
- Marburg
- Influenza
3.
3. APA ITU COVID-19 ?
A. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak
dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember
2019.Coronavirus adalah jenis virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang
diketahui dapat menyebabkan penyakit dengan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan Sars-CoV-2 .Coronavirus dapat menyebabkan penyakit pernapasan,
kebanyakan orang memang terinfeksi virus ini seumur hidup mereka, tetapi dalam
kasus yang parah, virus itu diketahui menjadi alasan di balik pneumonia dan bronkitis,
penyakit saluran pernapasan.
B. DARI MANA ASAL VIRUS CORONA?
Beberapa jenis virus corona beredar di sejumlah hewantermasuk kucing, kelelawar,
unta dan babi dan beberapa coronavirus ini zoonosis yang berarti mereka memiliki
kemampuan melompat dari hewan ke orang-orang. Ini disebut acara limpahan. Ini bisa
disebabkan oleh berbagai faktor seperti peningkatan kontak antara hewan dan manusia atau
evolusi virus tempat mereka bergabung atau bermutasi dengan virus lain dan membuat jenis
baru yang dapat menginfeksi orang. Untuk misalnya, SARS-CoV diketahui ditularkan dari
kucing luwak dan MERS- CoV dari unta.
C. -PATOFISIOLOGI COVID 19
- PATOGENESIS COVID-19
Gejala ringan berupa pasien dengan infeksi akut saluran napas atas tanpa komplikasi,
bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa sputum), anoreksia,
malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala. Pasien tidak
membutuhkan suplementasi oksigen. Pada beberapa kasus pasien juga mengeluhkan
diare dan muntah.
Adapun gejala berat berupa pneumonia yaitu demam ditambah dengan salah satu dari
gejala berikut:
Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama: demam, batuk kering
(sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau sesak.
Pasien dalam pengawasan atau kasus suspek / possible
1.Seseorang yang mengalami:
2.Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan sampai berat dan
Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tanpa pneumonia
yang memiliki riwayat perjalanan ke tiongkok atau wilayah / Negara yang terjangkit, dan
tidak memiliki satu atau lebih riwayat paparan diantaranya:
Pasien dalam pengawasan yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi inkonklusif atau
tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus
atau beta-coronavirus.
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah:
Kelainan hasil tes laboratorium darah pasien COVID-19 telah dilaporkan oleh beberapa
studi. Berikut ini merupakan beberapa kelainan pemeriksaan darah lengkap yang telah
dilaporkan:
a) Limfopenia
b) Leukopenia
c) Leukositosis
d) Eosinopenia
Pemeriksaan analisa gas darah (AGD) umumnya dilakukan pada pasien COVID-19
dengan keadaan buruk, seperti sesak berat atau sepsis. Hipoksemia dapat ditemukan pada
pasien dengan keadaan berat. Pada pasien dengan hiperventilasi umumnya akan ditemukan
alkalosis respiratori. Rhabdomyolysis juga dilaporkan sebagai komplikasi akhir pasien
COVID-19, sehingga penemuan asidosis laktat dengan peningkatan anion gap juga dapat
ditemukan. Acute respiratory distress syndrome (ARDS) dapat didiagnosis dengan
PaO2/FiO2 ≤300 mmHg atau SpO2/FiO2 ≤315 mmHg.
Tes Laboratorium Lainnya:
Beberapa kelainan tes laboratorium juga dilaporkan pada beberapa studi. Pada peningkatan
kadar D-dimer yang disertai limfositopenia berat dihubungkan dengan peningkatan risiko
mortalitas. Berikut ini merupakan beberapa kelainan hasil laboratorium yang ditemukan pada
pasien COVID-19:
c) Peningkatan aminotransferase
d) Peningkatan prokalsitonin
Pencitraan
Berikut ini merupakan tes pencitraan yang dapat dilakukan pada pasien COVID-19:
Pemeriksaan CT scan toraks nonkontras sangat disarankan pada pasien yang dicurigai
terjangkit COVID-19. Kelainan pada CT scan umumnya terdistribusi bilateral, periferal, dan
pada basal. Berikut ini merupakan beberapa tanda yang ditemukan pada beberapa studi dalam
pemeriksaan CT scan toraks nonkontras:
H. Pencegahan
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya
ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut
upaya yang bisa dilakukan:
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah
tisu dan cuci tangan hingga bersih.
Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas