Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK MASIF PRAKTEK

KORUPSI

Oleh:

Nama : Yosepo sembiring


Nim : 042020026

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

JALUR KHUSUS T.A. 2020/2021


BAB 1
Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Korupsi merupakan bentuk kejahatan yang massif terbilang sulit untuk
diberantas, hal ini salah satunya Lemahnya aturan hukum sebagai payung
penindakan terhadap kejahatan korupsi yang dilakukan secara massif. Korban
kejahatan korupsi merupakan korban yang cenderung tidak langsung merasakan,
namun akan terjadi kepada siapa saja secara acak dikemudian hari. Berbagai
dampak korupsi terhadap ekonomi serta variabel-variabelnya telah banyak
dilakukan hingga saat ini. Dari hasil studi tersebut sangat jelas terlihat berbagai
dampak negatif akibat korupsi. Korupsi memperlemah investasi dan pertumbuhan
ekonomi. Korupsi mengakibatkan penurunan tingkat produktivitas yang dapat
diukur melalui berbagai indikator fisik, seperti kualitas jalan raya. Korupsi tidak
hanya berdampak dalam satu aspek kehidupan saja namun telah menimbulkan efek
domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara. Meluasnya praktik
korupsi di suatu negara akan memperburuk kondisi ekonomi bangsa, harga barang-
barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap
pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, keamanan suatu negara terancam,
lingkungan hidup yang rusak, citra pemerintah yang buruk di mata internasional
akan menggoyahkan sendi-sendi kepercayaan pemilik modal asing, krisis ekonomi
yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin terperosok dalam
kemiskinan.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui dampak korupsi terhadap ekonomi
2. Mengetahui dampak korupsi terhadap sosial dan kemiskinan masyarakat
3. Mengetahui dampak korupsi terhadap birokrasi pemerintah
4. Mengetahui dampak korupsi terhadap politik dan demokrasi
5. Mengetahui dampak korupsi terhadap penegakan hukum
6. Mengetahui dampak korupsi terhadap pertahanan dan keamanan
7. Mengetahui dampak korupsi terhadap kerusakan lingkungan
BAB 2

Tinjauan Pustaka

2. Dampak korupsi
2.1. Dampak ekonomi
Korupsi mempunyai efek penghancuran yang hebat terhadap berbagai sisi
kehidupan bangsa dan negara khususnya dalam sisi ekonomi sebagai pendorong
utama kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya korupsi juga dapat meningkatkan
biaya barang dan jasa yang kemudian bisa melonjakkan utang negara. Pada
keadaan ini inefisiensi terjadi yaitu ketika pemerintah mengeluarkan lebih banyak
kebijakan namun disertai dengan maraknya praktek korupsi bukannya memberikan
nilai positif namun justru memberikan negative value added bagi perekonomian
secara umum. Berbagai macam permasalahan ekonomi lain akan muncul secara
alamiah apabila korupsi sudah merajalela. Dampak ekonomi yang terjadi yaitu:
1) Lesunya pertumbuhan ekonomi dan investasi
2) Penurunan produktivitas
3) Rendahnya kualitas barang dan jasa bagi publik
4) Menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak
5) Meningkatnya hutang negara

2.2. Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat


Bagi masyarakat miskin korupsi mengakibatkan dampak yang luar biasa dan saling
bertaut satu sama lain. Dampak langsung yang dirasakan oleh orang miskin yakni
semakin mahalnya harga jasa berbagai pelayanan publik, rendahnya kualitas
pelayanan dan juga sering terjadi pembatasan akses terhadap berbagai pelayanan
vital seperti air, kesehatan dan pendidikan. Dampak tidak langsung terhadap orang
miskin yakni pengalihan sumber daya milik publik untuk kepentingan pribadi dan
kelompok yang seharusnya diperuntukkan guna kemajuan sektor sosial dan orang
miskin melalui pembatasan pembangunan yang secara tidak langsung memiliki
pengaruh terhadap langgengnya kemiskinan.
1) Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
2) Pengentasan kemiskinan berjalan lambat
3) Terbatasnya askes bagi masyarakat miskin
4) Meningkatnya angka kriminalitas
5) Solidaritas sosial semakin langka dan demoralisasi

2.3. Dampak birokrasi pemerintah


1) Matinya etika sosial politik
Kujujuran sudah tidak ditegakkan lagi dan yang paradoksal adalah siapapun
yang meneriakkan kejujuran justru akan diberikan sanksi sosial dan politik oleh
otoritas menteri, aparat penguasa bahkan oleh masyarakat sendiri. Kejujuran
yang dihadapi dengan kekuatan politik adalah sesuatu yang tidak mendidik dan
justru bertentangan dengan etika dan moralitas. Pada saat ini kekuatan politik
sangat dominan sehingga suatu kelompok politik akan rela melindungi
anggotanya dengan segala cara meskipun anggotanya tersebut jelas-jelas
bersalah atau melakukan korupsi. Hal tersebut sangat melukai hati nurani
masyarakat padahal mereka adalah wakil rakyat yang seharusnya melindungi
kepentingan rakyat. Melindungi seorang koruptor dengan kekuatan politik
adalah salah satu indikasi besar runtuhnya etika sosial politik.
2) Tidak efektifnya peraturan dan perundang-undangan
Peraturan dan perundang-undangan berfungsi untuk mengatur sesuatu yang
substansial dan merupakan instrumen kebijakan yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ada didalam masyarakat. Dengan adanya
peraturan dan perundang-undangan diharapkan permasalahan yang ada di
masyarakat dapat dipecahkan dengan baik, jelas dan berkeadilan yang pada
akhirnya akan memuaskan semua pihak. Didalam masyarakat yang begitu
kompleks muncul berbagai kemungkinan di dalam sebuah permasalahan.
Secara alamiah seseorang selalu ingin dimenangkan dalam suatu perkara atau
masalah atau diposisikan dalam keadaan benar. Dalam memenangkan hukum
seseorang memiliki upaya yang positif dengan mengumpulkan berbagai barang
bukti dan saksi yang menguatkan dan upaya negatif yang berlawanan dengan
hukum seperti menyuap, memberi iming-iming, gratifikasi bahkan kepada
ancaman
nyawa. Aparat hukum semestinya menyelesaikan masalah dengan adil dan
tanpa adanya unsur pemihakan, kondisi ini mengakibatkan peraturan dan
perundang- undangan yang berlaku menjadi mandul dan tidak bisa bekerja
sebagaimana mestinya karena setiap perkara selalu diselesaikan dengan
korupsi.
3) Birokrasi tidak efisien
Pemerintah yang dalam konteks birokrasi diharapkan mempunyai organisasi
birokrasi yang memiliki keunggulan teknis bentuk birokrasi organisasu,
ketepatan, kecepatan dan kejelasan, pengurangan friksi dan biaya material
maupun personal dalam titik optimal. Kenyataan yang terjadi dalam birokrasi
ini adalah ketidak efektifan birokrasi dimanan banyak investor yang tertarik
dalam menanamkan modalnya namun untuk mendapatkan perizinan usaha dan
investasi harus melalui birokrasi yang panjang dan berbelit, ketidak jelasan
waktu penyelesaian pengurusan menjadi sangat rentan terhadap tindakan
korupsi.
2.4. Dampak terhadap politik dan demokrasi
1) Munculnya kepemimpinan korup
Perilaku koruptif dan korupsi sudah dilakukan dari tingkat yang paling bawah,
konstituen di dapatkan dan berjalan karena adanya suap yang diberikan oleh
calon-calon pemimpin partai yang pada akhirnya setelah mereka terpilih
muncullah pemimpin yang korup.
2) Hilangnya kepercayaan publik pada pemerintah
Korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh petinggi pemerintah, legislatif atau
petinggi partai politik mengakibatkan berkurangnya bahkan hilangnya
kepercayaan publik terhadap Badan Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat) dan
Pemerintah yang sedang berjalan. Masyarakat akan semakin apatis dengan apa
yang dilakukan dan diputuskan oleh pemerintah.
3) Menguatnya plutokrasi
Korupsi yang sudah menyandera pemerintahan pada akhirnya akan
menghasilkan konsekuensi menguatnya plutokrasi karena sebagian orang atau
perusahan besar telah melakukan transaksi dengan pemerintah sehingga pada
suatu saat merekalah yang mengendalikan dan menjadi berkuasa atas
pemerintah negara.
4) Hancurnya kedaulatan rakyat
Dengan semakin jelasnya plutokrasi yang terjadi kekayaan negara hanya
dinikmati oleh sekelompok tertentu bukan oleh rakyat yang seharusnya.
Perusahaan besar mengendalikan politik dan sebaliknya juga politik digunakan
untuk keuntungan perusahaan besar.
2.5. Dampak terhadap penegak hukum
1) Fungsi pemerintah yang mandul
2) Hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga negara
2.6. Dampak pertahanan dan keamanan
1) Kerawanan Hankamnas karena lemahnya Alutsista dan SDM
Negara lain begitu mudah menerobos batas wilayah Negara Indonesia baik dari
laut, darat dan udara hal tersebut mengindikasikan bahwa sistem pertahanan
dan keamanan masih sangat lemah. Seharusnya Negara Indonesia mempunyai
armada laut yang kuat dan modern untuk melindungi perairan yang begitu
luasnya serta didukung dengan angkatan udara dengan pesawat-pesawat
canggih yang mampu menghalau pengganggu kedaulatan dengan cepat dan
integritas yang tinggi dari TNI. Semua membutuhkan anggaran yang tidak
sedikit namun karena anggaran dan kekayaan dirampok oleh koruptor-koruptor
maka semua tidak bisa diwujudkan.
2) Lemahnya garis batas negara
Daerah-daerah perbatasan rata-rata terisolisir dan mempunyai fasilitas yang
sangat terbatas seperti: jalan raya, listrik dan energi, air bersih dan sanitasi,
gedung sokolah dan pemerintahan. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat yang
hidup diwilayah perbatasan harus menanggung tingginya biaya ekonomi hal
tersebut mengakibatkan kemiskinan. Selain itu wilayah tapal batas ini sangat
rawan terhadap berbagai penyelundupan barang-barang ilegal dari dalam
maupun luar negeri seperti bahan bakar, bahan makan, elektronik, sampai
penyelundupan barang-barang terlarang seperti narkotika, senjata dan amunisi
gelap.
3) Menguatnya sisi kekerasan dalam masyarakat
Masyarakat menjadi sangat apatis dengan berbagai program dan keputusan
yang dibuat oleh pemerintah karna hal tersubut tidak akan mengubah hidup
mereka. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat cenderung akan berusaha
menyelamatkan diri dan keluarga dibanding dengan keselamatan bersama
walau harus menggunakan cara-cara negatif. Penyelesaian masalah lebih
memilih kekerasan dari pada jalur hukum karena sudah tidak ada lagi
kepercayaan kepada sistem hukum.
2.7. Dampak kerusakan lingkungan
1) Menurunnya kualitas lingkungan hidup
2) Menurunnya kualitas hidup manusia
BAB 3

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dampak korupsi terhadap ekonomi yaitu meningkatnya biaya barang dan jasa yang
kemudian mempunyai efek domino atau saling berkaitan dengan Meningkatnya Hutang
negara karena hutang yang di buat pemerintah hanya untuk memperkaya Segelintir
manusia bukan untuk kesejateraan Masyarakat luas. Pada keadaan ini inefisiensi terjadi
yaitu ketika pemerintah mengeluarkan lebih banyak kebijakan namun disertai dengan
maraknya praktek korupsi bukannya memberikan nilai positif namun justru memberikan
negative value added bagi perekonomian secara umum.

Dampak korupsi terhadap sosial dan kemiskinan yaitu dampak langsung yang
dirasakan oleh orang miskin yakni semakin mahalnya harga jasa berbagai pelayanan
publik, rendahnya kualitas pelayanan, maraknya aksi kejahatan dan juga sering terjadi
pembatasan akses terhadap berbagai pelayanan vital seperti air, kesehatan dan
pendidikan. Dampak tidak langsung terhadap orang miskin yakni pengalihan sumber
daya milik publik untuk kepentingan pribadi dan kelompok yang seharusnya
diperuntukkan guna kemajuan sektor sosial dan orang miskin melalui pembatasan
pembangunan yang secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap langgengnya
kemiskinan.

Dampak korupsi terhadap birokrasi pemerintah yaitu matinya etika sosial politik,
tidak efektifnya peraturan dan perundang undangan, birokrasi tidak efisien. Dampak
korupsi terhadap politik dan demokrasi adalah munculnya kepemimpinan korup,
hilangnya kepercayaan publik pada pemerintah, menguatnya plutokrasi, hancurnya
kedaulatan rakyat. Dampak korupsi terhadap penegak hukum yaitu fungsi pemerintah
mandul, hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga negara. Dampak korupsi
terhadap pertahanan dan keamanan yaitu kerawanan Hankamnas karena lemahnya
alutsista dan SDM, lemahnya garis batas negara, menguatnya sisi kekerasan dalam
masyarakat. Dampak korupsi terhadap kerusakan lingkungan yaitu menurunnya kualitas
lingkungan, menurunnya kualitas hidup manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Badan pusat statistik, 2018. Berita Resmi Statistik: Profil kemiskinan di Indonesia
September 2017

Nanang, Dkk, 2018. Pendidikan Anti Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kemeristekdikti

Anda mungkin juga menyukai