Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA MENERAPKAN POLA BERPIKIR KRITIS BAGI

PERAWAT UNTUK MELAKUKAN KERJASAMA DENGAN TENAGA


KESEHATAN LAIN

Ade Pitra Rahmi Munthe / 181101144

fitrarahmi11@gmail.com

ABSTRAK : Pola berpikir kritis sangat dibutuhkan perawat dalam bekerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya. Kekreatifan yang tinggi dapat memunculkan ide-ide baru. Membina hubungan yang baik antara
perawat dengan tenaga kesehatan lainnya akan menjadikan kerjasama itu berjalan dengan baik dan
pelayanan itu akan lebih baik. Pola berpikir kritis ini dapat dipengaruhi oleh sifat psikologis, fisiologis
dan lingkungan. Penerapan berpikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata akan
memberikan gambaran unutk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu.
Diharapkan kajian ini dapat bermanfaat, menambah pengetahuan tentang berpikir kritis terutama untuk
tenaga kesehatan yang memiliki wewenang untuk melakukan pelayanan kesehatan. Kajian ini dibuat
dengan cara menganalisis, eksplorasi dan kajian bebas. Diharapkan juga agar pola berpikir kritis ini dapat
diterapkan oleh siapapun dan dipergunakan dengan kompleks.

Kata Kunci : berpikir kritis, kolaborasi perawat dengan tenaga kesehatan lain, pelayanan kesehatan.

ABSTRACT: Critical thinking patterns are needed by nurses in collaboration with other health workers.
High creativity can come up with new ideas. Fostering a good relationship between nurses and other
health workers will make the collaboration work well and the service will be better. This critical thinking
pattern can be influenced by psychological, physiological and environmental characteristics. The
application of critical thinking in the nursing process with real cases will provide a picture to provide
comprehensive and quality nursing care. It is hoped that this study can be useful, increasing knowledge
about critical thinking, especially for health workers who have the authority to conduct health services.
This study was made by means of analysis, exploration and free study. It is also hoped that this critical
thinking pattern can be applied by anyone and used in a complex manner.

Keywords: critical thinking, nurse collaboration with other health workers, health services.
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG dokter, ahli gizi, farmasi, dan lain-lain. Oleh


karwna itu, perawat haruslah mampu
Berpikir kritis adalah komponen
mengembangkan kemampuannya untuk
yang dapat memberikan pengaruh penting
membina hubungan baik dengan orang lain.
untuk pemecahan masalah. Dikarenakan
Apabila tercapai, maka akan sangat
berpikir kritis ini mengolah ide-ide, gagasan
mempengaruhi perawat dalam menjalankan
yang kemudian disimpulkan dalam
tugasnya yaitu mampu bekerjasama dengan
mengambil sebuah keputusan. Mutu
tim. Rumah Sakit sesuai Standar Akreditasi
memberikan asuhan pun menjadi alat utama
Nasional Versi 2012 sebagai provider
kepercayaan klien. Perawat pemikir kritis
pelayanan, yang meletakkan semua profesi
yang diharapkan efektif dalam memecahkan
asuhan berada di sekitar pasien, dengan
masalah dalam pemberian asuhan
kompetensi yang memadai, sama pentingnya
keperawatan. Namun, belum semua perawat
pada kontribusi profesinya, tugas mandiri,
memiliki kemampuan berpikir kritis yang
delegatif, kolaboratif, merupakan model tim
baik.
interdisiplin menjadi tren global dalam
Penanganan layanan perawat yang pelayanan rumah sakit.
bermutu tentunya akan disukai oleh banyak
Kreatifitas yang tinggi dalam
orang. Pelayanan yang dimiliki pun haruslah
berpikir kritis tentunya akan menimbulkan
selalu ditingkatkan, sehingga perawat harus
sesuatu yang baru untuk mempertimbangkan
mengembangkan sikap, perilaku serta
manfaat, tujuan dan menata kembali ide
pengetahuannya. Berpikir kritis menjadi
yang lama membentuk sesuatu ide yang
komponen penting dikarenakan perawat
baru. Semua informasi yang didapat dari
jangan sampai salah dalam mengambil
berbagai sumber haruslah dipikirkan dengan
keputusan yang membuat klien menjadi
kritis, disesuaikan dengan kondisi klien
rugi. Semua ini dapat dipengaruhi oleh sifat
disaat memberikan suatu asuhan ataupun
psikologis, fisiologis dan lingkungan.
yang lainnya.
Perawat dalam menjalankan tugas
TUJUAN
tentunya akan berhubungan dengan banyak
orang, antara lain pasien, sesame perawat,
Tujuan dari kajian ini untuk HASIL
menambah pengetahuan mahasiwa tentang
Dari kajian ini diperoleh hasil bahwa
pentingnya berpikir kritis. Selain itu, sasaran
berpikir kritis adalah hal yang memang
selanjutya adalah perawat. Perawat
sangat diperlukan bagi tenaga-tenaga
diharapkan seluruhnya memiliki cara
kesehatan. Dikarenakan dianggap mampu
berpikir kritis yang baik dalam memberikan
memunculkan ide-ide baru. Peran perawat
asuhan keperawatan, yang mana dijadikan
dalam bekerjasama dengan tenaga kesehatan
sarana pengambilan keputusan yang tepat
lainnya juga sangat penting. Perawat
untuk klien. Perawat juga diharapkan agar
melakukan pengambilan keputusan dalam
selalu meningkatkan proses berpikir kritis
setiap tindakan, sementara itu perawat juga
yang pastinya akan meningkatkan mutu
merencanakan dan memberikan asuhan.
dalam pelayanan. Selanjutnya, kajian ini
Dari beberapa referensi, kerjasama antara
juga diharapkan sangat bermanfaat untuk
perawat dan tenaga kesehatan lainnya sudah
siapapun yang membacanya serta
cukup baik dalam pelayanan kesehatan. Hal
termotivasi untuk meningkatkan berpikir
ini menunjukkan pola berpikir kritis perawat
kritis. Ini juga ditujukan kepada perawat
serta tenaga kesehatan dalam bekerjasama
yang selalu melakukan kerjasama dengan
sudah cukup membaik. Kemampuan
tenaga kesehatan lainnya, agar kerjasama
perawat dalam mengidentifikasi masalah
itu semakin baik.
juga menunjukkan bahwa itu tidak lepas dari
METODE kemampuan berpikir kritis juga. Namun,
diharapkan agar tetap meningkatkan lagi
Kajian ini dibuat dengan cara
agar mutu pelayanan yang diberikan pun
menganalisis, eksplorasi dan kajian bebas.
semakin baik.
Dimana hasil analisis ini bisa didapat dari
berbagai sumber diantaranya dengan PEMBAHASAN
membandingkan antar satu jurnal dengan
Berpikir kritis
jurnal lain. Kajian ini juga dapat dibuat
dengan mencari berbagai sumber referensi Berpikir adalah suatu proses
lainnya baik itu maupun buku yang yang berjalan berkesinambungan
berkenaan dengan berpikir kritis. mencakup interaksi dari suatu
rangkaian pikiran dan persepsi.
Sedangkan berpikir kritis merupakan gambaran unutk memberikan asuhan
konsep dasar yang terdiri dari konsep keperawatan yang komprehensif dan
berpikir yang berhubungan dengan bermutu. Dalam berpikir kritis ini,
proses belajar. Merupakan suatu haruslah tegas dan jujur. Mencari
sikap dan proses penalaran yang kebenaran dengan sebenar-benarnya,
melibatkan sejumlah keterampilan juga menjunjung tinggi standar, mau
intelektual. Dengan kata lain, mengakui kekurangan dalam
berpikir kritis adalah proses berlajar pemikiran, hati-hati dalam
mengambil keputusan yang baik mempertimbangkan makna data dan
dalam menyelesaikan masalah. interaksi interpersonal, meminta
Proses kognitif yang aktif dan umpan balik, mengoreksi berpikir
terorganisasi yang digunakan untuk sendiri, waspada terhadap potensi
mengetahui pikiran seseorang dan kesalahan oleh orang lain dan diri
pemikiran terhadap orang lain. sendiri, serta menemukan cara untuk
Pemikiran kritis ini meliputo menghindari kesalahan masa depan.
identifikasi masalah, analisis semua
Untuk mengoptimalkan
informasi yang berkaitan dengan
berpikir kritis setidaknya harus
masalah, evaluasi informasi, dan
memiliki pegangan ilmu yang akan
membuat kesimpulan.
mendukung saat mengeluarkan ide-
Membayangkan hal penting yaitu
ide yang dapat dijadikan
situasi, mengeksplorasi semua
pengambilan keputusan.
alternatif, mempertimbangkan kode
etik, kemudian membuat keputusan. Kolaborasi Perawat Dengan Tenaga
Dengan begitu, perawat harus Kesehatan Lain
mengambil keputusan yang
Kolaborasi merupakan kerjasama,
kompleks sejalan dengan pemikiran
interaksi, kompromi beberapa elemen yang
ktitis agar dapat mengambil
terkait baik individu, lembaga dan atau
keputusan yang memuaskan klien.
pihak yang terlibat. Kolaborasi ini dilakukan
Penerapan berpikir kritis agar pasien mendapatkan pelayanan
dalam proses keperawatan dengan kesehatan yang terbaik, dikarenakan
kasus nyata akan memberikan hubungan rekan kerja yang baik akan
menghasilkan hasil yang baik juga. kesehatan dalam melaksanakan kolaborasi
Penerapan kolaborasi yang tepat dan efektif untuk mengambil sebuah keputusan dalam
juga akan meningkatkan interaksi antar memecahkan masalah klien. Kolaborasi
professional. Perawat dengan tenaga yang baik akan meningkatkan mutu
kesehatan yang lain harus juga membangun pelayanan kesehatan. Apabila berpikir kritis
komunikasi yang baik bukan hanya dengan itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka
sesama kesehatan, juga kepada klien yang klien yang dihadapi akan merasakan
mereka hadapi dengan memberikan sesuai pelayanan yang baik bagi dirinya.
dengan kebutuhan klien. Strategi yang
Saran
ampuh untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan adalah kolaborasi yang baik. Berpikir kritis dalam
menghadapi masalah yang dihadapi haruslah
Pelayanan Kesehatan
ditekankan terutama untuk tenaga kesehatan,
Meupakan upaya penyelenggaraan antara perawat dengan tenaga kesehatan
sendiri atau secara bersama-sama dalam lainnya. Diharapkan dapat bekerjasama
suatu organisasi untuk memelihara dan dengan baik agar meningkatan mutu
meningkatkan kesehatan, mencegah dan pelayanan kesehatan.
menyembuhkan penyakit sertamemulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok,
dan ataupun keluarga. Syarat dari pelayanan DAFTAR PUSTAKA
kesehatan ini adalah tersedia dan
Budiono. (2016). Konsep Dasar
berkesinambungan,mudah dijangkau dan
Keperawatan. Jakarta Selatan :
bermutu. Dalam hal inilah, perawat dengan
Kementrian Kesehatan Republik
tenaga kesehatan lainnya berkolaborasi
Indonesia
untuk memberikan pelayanan kesehatan
terbaik. Deniati, dkk. (2018). Pengaruh Berpikir
Kritis Terhadap Kemampuan
PENUTUP
Perawat Pelaksana Dalam

Kesimpulan Melakukan Asuhan Keperawatan Di


Rumah Sakit Bekasi Tahun 2016.
Berpikir kritis merupakan hal
Jurnal Kesehatan Holistik. Vol 12.
penting yang wajib dimiliki oleh tenaga
Fathi, A., & Simamora, R. H. ( 2019, Kemampuan Berpikir Kritis dan
March). Investigating nurses’ coping Kepercayaan Diri Mahassiswa
strategies in their workplace as an Keperawatan. Jurnal Keperawatan
indicator of quality of nurses’ life in Muhammadiyah, 89.
Indonesia: a preliminary study. In
Potter, P., A., & Perry, A., G. (2005). Buku
IOP Conference Series: Earth and
Ajar Fundamental Keperawatan.
Environmental Science (Vol. 248,
Jakarta : EGC
No. 1, p.012031). IOP Publishing.
Rantung, A., G., & Wijaya, A., M. (2015).
Feldman, D., A. (2010). Strategi Untuk
Persepsi Pasien Terhadap
Pengembalian Keputusan. Jurnal
Kompetensi Profesional Perawat.
Jakarta Barat Indonesia.
Jurnal Skolastik Keperawatan, Vol.
Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah 1, No. 1, 78.
Pengantar. Jakarta : Erlangga
Rokhmah, A., N., & Anggrpwati. (2017).
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2016). Komunikasi Efektif Dalam Praktek
Buku Ajar Fundamental Kolaborasi Interprofesi Sebagai
Keperawatan Konsep, Proses & Upaya Meningkatkan Kualitas
Praktik. Jakarta : EGC Layanan. Jurnal of Health
Studies.Vol. 1, No. 1, 68
Maryam, S., Pudjiati, G., & Raenah, E.
(2012). Kebutuhan Dasar Manusia Solikhah, U., & Elsanti, D. (2012). Pengaruh
Dan Berpikir Kritis Dalam Bedside Teaching Model Terhadap
Keperawatan. Jakarta : Trans Info Penggunaan Kasus Dan Kemampuan
Media Keterampilan Mahasiswa Praktik
Klinik Keperawatan. Jurnal
Nasir, A. (2009). Komunikasi Dalam
Keperawatan Sudirman.
Keperawatan Dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Medika. Sutriyanti, T., M. (2011). Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi
Patmawati, A., T., Saleh, A., Syahrul, S.
Penerapan Berpikir Kritis. Jurnal
(2018). Efektifitas Metode
Keperawatan Raflesia. 21.
Pembelajaran Klinik Terhadap
Utami, L., Hapsari, S., & Widyandana.
(2016). Hubungan Antara Sikap Dan
Perilaku Kolaborasi Dan Perilaku
Kolaborasi Dan Interprofesional Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai