Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP BERFIKIR KRITIS DALAM


KEPERAWATAN

Disusun oleh kelompok 1:


1. Nur Afifah Rahmadiana 10. Risky Shafina Annadjah
2. Nada Shabrina 11. Tri Resta Buana
3. Gassa Leva Andreano 12. Viona Amelia
4. Darrel Syahrial Ramadhan 13. Rumi Martika
5. Hesti Yepita 14. Muhammad Rusman Affandy
6. Fitri Wulandari 15. Yumi Puspita Sari
7. Tera Setiana 16. Anatasya Lestari
8. Yeyen Martiana 17. Yayuk Paramita Sani
9. Doni Pranata

Dosen pengampu:
Ns. Dian Dwiana maydinar S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAM


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat

waktu.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, penyusun memohon sumbang saran dan kritik

konstruktif dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah ilmu

Keperawatan Dasar I untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita,

khususnya bagi masyarakat luas.

Bengkulu , 18 maret 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

Judul…………………………………………………………………………………..1

Kata Pengantar…………………………………………………………………….…2

Daftar Isi ……………………………………………………………………………..3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...5
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….5
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………...5

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Definisi Berpikir Kritis Dalam Keperawatan……………………………...6


B. Fungsi Dan Manfaat Berpikir Kritis……………………………………….8
C. Ciri-Ciri Berpikir Kritis…………………………………………………….8
D. Karakteristik Berpikir Kritis……………………………………………….9
E. Cara Berpikir Kritis Yang Baik Dalam Keperawatan……………………10
F. Model Dari Berpikir Kritis Dalam Keperawatan…………………………10
G. Langkah-Langkah Berpikir Kritis Dalam Keperawatan…………………11
H. Penerapan Konsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan…………………12
I. Aspek-Aspek Berpikir Kritis………………………………………………..15

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….16
B. Saran………………………………………………………………………16
Daftar Pustaka…………………………………………………………….17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir kritis merupakan
konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan
kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berfikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model
berfikir kritis,analisa berfikir kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir
kritis,pemecahan masalah dan langkah-langkah pemecahan masalah,proses pengambilan
keputusan,fungsi berfikir kritis,model penggunaan atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip
utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir
kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan
kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan
keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seseorang yang berfikir dengan cara kreatif
akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama,
sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seseorang profesional harus
selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmia dan memberikan
hasil yang lebih baik untuk kesejateraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih mampu untuk
membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak
terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis
dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses berpikir,
oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir
kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan
pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan
alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam
keperawatan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin,
4
kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka,
refleksi, inquisitiviness, dan perseverance.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa sajalah model dari berpikir kritis?

C. TUJUAN
Untuk lebih memahami makna dan maksud dari berpikir kritis dalam keperawatan,
serta untuk mengetahui penerapan dan model berpikir kritis dalam keperwatan,sehingga kita
mampu menyelesaikan suatu masalah serta dapat mengambil suatu keputusan.

D. MANFAAT
Dengan kita memahami konsep dan tujuan dalam penerapan berpikir kritis
keperawatan, kita dapat berpikir kritis sehingga mampu mengambil suatu keputusan dengan
tepat dan pasti

5
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berfikir Kritis Dalam Keperawatan


Menurut para ahli (Pery dan Potter, 2005), berpikir kritis adalah suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengefaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap
ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah, kepercayaan, dan tindakan.
Menutut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
menitikberatkan pendapat atau fakta yang mutahir dan menginterfensikan serta
mengefaluasikan pendapat-pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang
adanya perspektif pandangan baru.
Menurut Potter dan Perry,(fundamental of nursing vol 1 hlmn 131) .Berpikir kritis
adalah suatu proses yang menantang seorang individu untuk menginterpretasidan
mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian, kemampuan untuk berpikir secara
kritis,menerapkan pengetahuan dan pemahaman, pemecahan masalah, dan membuat
keputusan adalahinti dari praktik keperawatan.
Menurut Kozier dan Rubenfeld, (berpikir kritis dalam keperawatan hlmn 6) .
Berpikir kritis adalah komponen esensial dalam tanggung gugat professional dan
asuhankeperawatan yang bermutu.

 Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis


Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa
yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang
kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respon klien terhadap kondisi
sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan
mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah
kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi
masalah secara mandiri, an perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara
interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan

6
lain. Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan
mengumpulkan data dan validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan yang
paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena
itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.

 Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan


Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan
hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang
dimiliki untuk memilih tindakan yang tepat.
Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan bagaimana
menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan klien
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling prioritas, begitu juga
mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.

 Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi


Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam
menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang menentukan
tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan.
Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai
tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang
harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan itu
dilakukan.

 Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi


Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana perawat
harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan
memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi
tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan.
Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat
penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan model
konsep total recall.

7
B. Fungsi Dan Manfaat Berfikir Kritis dalam Keperawatan
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

C. CIRI-CIRI PRILAKU BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


1. Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh
pertimbangan
2. bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
3. dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
4. berani menyampaikan kebenaran meskipun berat
5. bersikap cermat, jujur, dan ikhlas
6. kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau
tidak berlaku adil
7. adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan
merugikan diri sendiri , sahabat dan kerabat
8. keadilan ditegakkan dalam segala hal.

8
D. Karakteristik Berfikir Kritis Dalam Keperawatan

1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan konseptualisasi
merupakan pemikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol
dan disimpan di dalam otak.
2. Rasional dan Beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat
dari fakta atau fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan
data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap
Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji
apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain, dengan
menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
5. Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran dan
keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara benar, dan dapat
dipercaya.
6. Berpikir Kritis Adalah Berpikir Kreatif
Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya untuk mencipta
berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.
7. Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesabaran dan kemauan,
kemudian hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan memutuskan
seperti itu.
8. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

9
E. CARA BERFIKIR KRITIS YANG BAIK DALAM KEPERAWATAN

a. Mengenali Masalah ( Defining and dlarifying problem)


1. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
2. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3. Memilih informasi yang relevan.
4. Merumuskan /memformulasikan masalah.

b. Menilai informasi yang relevan


1. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
2. Mengecek konsistensi.
3. Mengidentifikasi asumsi.
4. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
5. Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.
6. Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan ideologi.

c. Pemecahan Masalah / Penarikan kesimpulan


1. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
2. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan atau pemecahan
masalah atau kesimpulan yang di ambil.

F. Model Berfikir Kritis Dalam Keperawatan


Costa, dkk (1985) mengidentifikasi model berfikir kritis : The Six Rs

1. Remembering : menggunakan pengalaman masa lalu untuk mendekati pikiran saat ini
2. Repeating : Semakin sering menggunakan cara berpikir kritis dalam menghadapu
setiap persoalan kehidupan sehingga memudahkan mengambil keputusan
3. Reasoning : berpikir kritis yaitu pengambilan keputusan atas dasar pertimbangan yang
akurat serta penentuan pilihan atas alternative yang ditetapkan
4. Reorganizing : Mengorganisasi kembali terhadap apa yang sementara menjadi focus
perhatian untuk mengidentifikasi secara tepat terhadap fenomena yang menjadi
perhatian utama.
5. Relating : menghubungkan dan menemukan relasi diantara fenomena yang dipikirkan.

10
6. Reflecting : menunda dalam pengambilan keputusan dengan tujuan menganalisa
kembali secara hati-hati akan apa yang telah dipertimbangkan

 Lima Model Berpikir Kritis


Meskipun The Six Rs sangat berguna namun tidak semuanya cocok dengan dalam
keperawatan. Kemudian Perkumpulan Keperawatan mencoba mengembangkan gambaran
berpikir dan mengklasifikasikan menjadi 5 model disebut T.H.I.N.K. yaitu:
 Total Recall
 Habits
 Inquiry
 New Ideas and Creativity
 Knowing How You Think.

G. Langkah-Langkah Berfikir Kritis Dalam Keperawatan

Langkah-langkah dalam berpikir kritis:


1. Mengenali masalah (defining and clarifying problem) meliputi mengidentifikasi isu-
isu atau permasalahan pokok, membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan,
memilih informasi yang relevan, merumuskan masalah.
2. Menilai informasi yang relevan yang meliputi menyeleksi fakta maupun opini,
mengecek konsistensi, mengidentifikasi asumsi, mengenali kemungkinan emosi
maupun salah penafsiran kalimat, mengenali kemungkina perbedaan orientasi nilai
dan ideologi.
3. Pemecahan masalah atau penarikan kesimpulan yang meliputi mengenali data-data
yang diperlukan dan meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari
keputusan/pemecahan masalah/kesimpulan yang diambil

11
H. Penerapan Konsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

Ada 4 hal pokok dalam penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu :

1. Penggunaan bahasa dalam keperawatan

Perawat menggunakan bahasa secara verbal maupun nonverbal dalam mengekspresikan


idea, pikiran, informasi, fakta, perasan, keyakinan, dan sikapnya terhadap klien, sesama
perawat, profesi lain ataupun secara nonverbal pada saat melakukan pendokumentasian
keperawatan. Dalam hal ini berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara
reflektif

 Lima macam penggunaan bahasa dalam konteks berfikir kritis :


1. Memberikan informasi yang dapat diklarifikasi (informative use of language)
2. Mengekspresikan perasaan dan sikap (expressive use of language)
3. Melaksanakan perencanan keperawatan atau ide-ide dalam tindakan keperawatan
(directive use of language)
4. Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari informasi, mengekspresikan keraguan dan
keheranan (interrogative use of language)
5. Mengekspresikan pengandaian (conditional use of language)

2. Argumentasi dalam keperawatan

Badman (1988) mengemukakan beberapa pengertian argumentasi terkait dengan konsep


berfikir dalam keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Berhubungan dengan situasi perdebatan atau pertengkaran (dalam bahasa sehari-hari)


2. Debat tentang suatu isu
3. Upaya untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk berbuat suatu dalam rangka
merubah perilaku sehat
4. Berhubungan dengan bentuk penjelasan yang rasional dimana memerlukan serangkaian
alas an perlunya suatu keyakinan dan pengambilan keputusan atau tindakan.

12
3. Pengambilan keputusan

Dalam praktik keperawatan sehari-hari, perawat selalu dihadapkan pada situasi dimana
harus mengambil keputusan dengan tepat. Hal ini dapat terjadi dalam interaksi teman sejawat
profesi lain dan terutama dalam penyelesaian masalah manajemen di ruangan.

4. Penerapan dalam proses keperawatan


a. Pada tahap pengkajian

Perawat dituntut untuk dapat mengumpulkan data dan memvalidasinya dengan hasil
observasi. Perawat harus melaksanakan observasi yang dapat dipercaya dan membedakannya
dari data yang tidak sesuai. Hal ini merupakan keterampilan dasar berfikir kritis. Lebih jauh
perawat diharapakan dapat mengelola dan mengkategorikan data yang sesuai dan diperlukan.
Untuk memiliki keterampilan ini, perawat harus memiliki kemampuan dalam mensintesa dan
menggunakan ilmu-ilmu seperti biomedik, ilmu dasar keperawatan, ilmu perilaku, dan ilmu
sosial.

b. Perumusan diagnose keperawatan

Tahap ini adalah tahap pengambilan keputusan yang paling kritikal. Dimana perawat
dapat menentukan masalah yang benar-benar dirasakan klien, berikut argumentasinya secara
rasional. Semakin perawat terlatih untuk berfikir kritis, maka ia akan semakin tajam dalam
menentukan masalah atau diagnose keperawatan klien, baik diagnose keperawatan yang
sifatnya possible, resiko, ataupun actual. Berfikir kritis memerlukan konseptualisasi dan
ketrampilan ini sangat penting dalam perumusan diagnose, karena taksonomi diagnose
keperawatan pada dasarnya adalah suatu konsep (NANDA, 1998).

c. Perencanaan keperawatan

Pada saat merumuskan rencana keperawatan, perawat menggunakan pengetahuan dan


alas an untuk mengembangkan hasil yang diharapkan untuk mengevaluasi asuhan
keperawatan yang diberikan. Hal ini merupakan keterampilan lain dalam berfikir kritis,
pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Untuk hal ini dibutuhkan kemampuan
perawat dalam mensintesa ilmu-ilmu yang dimiliki baik psikologi, fisiologi, dan sosiologi,
untuk dapat memilih tindakan keperawatan yang tepat berikut alasannya.

13
Kemudian diperlukan pula keterampilan dalam membuat hipotesa bahwa tindakan
keperawatan yang dipilih akan memecahkan masalah klien dan dapat mencapai tujuan asuhan
keperawatan

d. Pelaksanaan keperawatan

Pada tahap ini perawat menerapkan ilmu yang dimiliki terhadap situasi nyata yang
dialami klien. Dalam metode berfikir ilmiah, pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
keterampilan dalam menguji hipotesa. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan keperawatan
merupakan suatu tindakan nyata yang dapat menentukan apakah perawat dapat berhasil
mencapai tujuan atau tidak.

e. Evaluasi keperawatan

Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang telah dilakukan
sehingga dapat mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar kien. Pada proses
evaluasi, standar dan prosedur berfikir kritis sangat memegang peranan penting karena pada
fase ini perawat harus dapat mengambil keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien
terpenuhi, apakah diperlukan tindakan modifikasi untuk memecahkan masalah klien, atau
bahkan harus mengulang penilaian terhadap tahap perumusan diagnose keperawatan yang
telah ditetapkan sebelumnya

14
I. Aspek-Aspek Berpikir Kritis
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat
dilihat dari beberapa aspek:
1. relevance
relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun
dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari
perkuliahan
5. Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari
informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. justification
memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan
yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai
keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi

15
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpikir kritis merupakan proses berfikir dalam menyelesaikan masalah melalui
pertimbangan dengan merumuskan kesimpulan dan berbagai kemungkinan, sehingga
keputusan yang diambil bersifat efektif.
Untuk berpikir kritis dalam keperawatan melalui beberapa model dan penerapan,
seperti penggunaan bahasa keperawatan, penerapan proses keperawatan serta pengkajian,
sehingga berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam
mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawat.
B. SARAN
Mahasiswa keperawatan harus belajar berpikir kritis dari saat ini, agar ketika terjun
kemasyarakat mereka mampu mengambil suatu keputusan dan menylesaikan suatu masalah.
Kami mengharapkan agar mahasiswa mengerti tentang berpikir kritis terutama dalam
keperawatan, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta:EGC
Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot..
Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot.Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical
Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot.ubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking
in Nursing. Philadelphia : Lippincot. Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking in
Nursing. Philadelphia : Lippincot.

17
CONTOH KASUS ASPEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN

Disebuah desa terpencil tidak ada tenaga kesehatan yang bertugas didesa tersebut,
walaupun ada didesa sebelahnya,, dan saat anda praktek lapangan didesa tersebut, ada
kejadian yang tidak diduga-duga oleh anda, ada warga yang terkena sebilah parang dibagian
perutnya , hingga merobek sedikit kulitnya, darah terus keluar ,jika tidak dijahit luka tersebut
maka darah akan keluar dan jika tidak diselamatkan pasti warga tersebut akan meninggal
dunia.
Dari kasus diatas apa yang anda lakukan ?
a. selamatkan warga tersebut semampunya ?
b. apa anda bawa warga tersebut ke petugas kesehatan yang ada didesa sebelah ?
jawab:
jika saya mengalami kejadian tersebut saya akan menyelamatkan semampunya , dengan
cara memerhentikan pendarahan semampu saya,,lalu saya bawa ke petugas kesehatan secepat
mungkin.

18

Anda mungkin juga menyukai