Mata Kuliah :
Konsep Dasar Keperawatan II
Disusun Oleh :
Dosen Pengajar :
Puji syukur kehadirat allah SWT karena hanya atas rahmat dan ridho-nya kami
dapat meyeleasikan malalah yang berjudul “Komponen Dasar Berpikir Kritis Dan
Aspek –Aspek Berpikir Kritis Dalam Keperawatan”
Semoga dengan makalah ini, bisa sedikit membantu anda mempelajari tentang
komponen dasar berpikir kritis dan aspek-aspek berpikir kritis dalam keperawatan.
Bila ada kekurangan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
a. Kesimpulan .......................................................................................... 20
b. Saran ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Berpikir kritis adalah sikap yang diasah dan dipelajari. Aspek yang
penting yang mempengaruhi proses berpikir kritis misalnya seperti disiplin.
Berpikir bukan suatu proses yang statis, tetapi selalu berubah secara konstan
dan dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan
membutuhkan proses berpikir secara umum. Pemikir kritis dalam praktik
keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan pengetahuan
untuk menganilisis, menerapkan standrat, mencari informasi, menggunakan
alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi
pengetahuan.Berpikir kritis dapat diartikan sebagai upaya seseorang untuk
memeriksa kebenaran dari suatu informasi menggunakan ketersediaan bukti,
logika, dan kesadaran akan bias (Halpern, 1998; Larsson, 2017).
Berpikir kritis tentu saja berguna bagi setiap manusia termasuk juga
profesi keperawatan. Berpikir kritis dalam pendidikan keperawatan
merupakan komponen penting dari akuntabilitas profesional dan asuhan
keperawatan berkualitas. Mahasiswa keperawatan diharapkan dapat berpikir
kritis untuk memproses data yang kompleks dan membuat keputusan yang
cerdas mengenai perencanaan dan pengelolaan mengingat pentingnya hal
tersebut dalam pembuatan keputusan, problem solving dan clinical judgment,
sedangkan kepercayaan diri mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan
individu, dari kemampuan individu untuk berpikir optimis dan bertahan
melalui kesulitan, serta pengembangan rasa percaya diri adalah komponen
utama pengambilan keputusan yang benar dalam konteks klinis (Carlos et al.,
2014; Ludenberg & Kim, 2016; Shin, Jung, Shin, & Kim, 2006).
Kemampuan berpikir kritis memperlihatkan kemampuan manusia
dalam melihat kesenjangan antara kenyataan dan kebenaran dengan mengacu
kepada hal-hal ideal, serta mampu menganalisis dan mengevaluasi serta
mampu membuat tahapan-tahapan pemecahan masalah, mampu menerapkan
bahan-bahan yang telah dipelajari dalam bentuk perilaku sehari-hari baik di
sekolah, di rumah maupun dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan
norma-norma yang berlaku kemungkinan-kemungkinan jawaban lain
berdasarkan analisis dan informasi yang telah didapat dari suatu
permasalahan. Berpikir kritis berarti melakukan proses penalaran terhadap
suatu masalah sampai pada tahap kompleks tentang “mengapa” dan
“bagaimana” proses pemecahannya. Jadi perawat harus berpikir kritis agar
mampu memecahkan masalah keperawatan di rumah sakit maupu di instansi
kesehatan dengan bahan atau literasi yang telah dipelajari maupun dikuasi dan
dapmengimplementasikannya secara akurat dan tepat.
Dalam berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari berbagai macam
aspek. Seseoarang dapat dlihat dengan beberapa perilaku selama kegiatan
berpikir kritis itu berlangsung. Kemampuan berpikir kritis tentu telah menjadi
tuntutan bagi seorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang
baik dan benar. Perawat juga dituntut harus siap dalam mengambil keputusan
dalam waktu singkat dan akurat. Selain menjadi komponen yang penting
dalam keperawatan, berpikir kritis juga menjadi tema yang penting dalam
keperawatan dikarenakan semakin kompleksnya pengambilan keputusan
klinis dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk mengatasi masalah
klien dan akan terjadi risiko yang merugikan klien jika perawat melakukan
kesalahan dalam membuat keputusan (Lewis. et al, 2007)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat kita rumuskan
mengenai rumusan masalah yaitu: “Komponen Dasar Berpikir Kritis Dan
Aspek –Aspek Berpikir Kritis Dalam Keperawatan”
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini agar dapat :
1. Mengetahui pengertian berpikir kritis
2. Mengetahui manfaat dan fungsi berpikir kritis
3. Mengetahui elemen berpikir kritis
4. Mengetahui model berpikir kritis dalam keperawatan
5. Mengetahui analisa berpikir kritis
6. Mengetahui berpikirlogis dan kreatif
7. Mengetahui karakteristik berpikir kritis
8. Mengetahui pemecahan masalah dalam berpikir kritis
9. Mengetahui proses pengambilan keputusan berpikir kritis dalam
keperawatan
10. Mengetahui aspek-aspek berpikir kritis
11. Mengetahui komponen berpikir kritis dalam keperawatan
Bab II
Pembahasan
2. Vision Model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir,
mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan
hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang permasalahan perawatan
kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-
prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon
ekspresi.
3. Examine Model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi.
Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini
digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari,
meguji, melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan
sesuatu yang berkaitan dengan ide. Model berpikir kritis dalam
keperawatan menurut para ahli sebagai berikut :
a. Costa and colleagues (1985)
Menurut Costa and Colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai
“the six Rs” yaitu:
1. Remembering (mengingat)
2. Repeating (mengulang)
3. Reasoning (memberi alasan)
4. Reorganizing (reorganisasi)
5. Relating (berhubungan)
6. Reflecting (merenungkan)
b. Lima model berpikir kritis
1. Total recall
2. Habits (kebiasaan)
3. Inquiry (penyelidikan/menanyakan keterangan)
4. New ideas and creativity
5. Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan)
A. Kesimpulan
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara
berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan
persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari
konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri
berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari definisi, elemen berpikir
kritis, model berpikir kritis, analisa berpikir kritis, berpikir logis dan kreatif,
karakteristik berpikir kritis, pemecahan masalah dan langka-langka
pemecahan masalah, proses pengambilan keputusan, fungsi berpikir kritis,
aspek-aspek berpikir kritis, komponen berpikir kritis dan model penggunaan
atribut, proses intuisi, indikator, dan prinsip utama.
B. Saran
Sebagai calon perawat harus memahami tentang makna dan esensi
yang terkadung dalam berpikir kritis dalam keperawatan tersebut sebagai
pegangan dan landasan Anda dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien.
Daftar Pustaka