Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BERFIKIR KRITIS (CRITIKAL THINKING), PENILAIAN

KLINIS (CLINICAL JUDGEMENT) DALAM ASUHAN KEBIDANAN


SERTA TEORI RETORIKA ARISTOTELES DAN TEORI PENALARAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PRAKTIK


PROFESIONAL BIDAN

DOSEN : WAHYU WIJAYANTI,SSiT.,M.Keb

DISUSUN OLEH:

1. ROFIUL ADAUWIYAH (202007011)

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

PRODI S1 KEBIDANAN

2023/2024

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nyalah makalah ini yang berjudul “Berfikir Kritis (Critikal Thinking), Penilaian
Klinis (Clinical Judgement) Dalam Asuhan Kebidanan Serta Teori Retorika Aristoteles Dan
Teori Penalaran” dapat selesai dengan baik. Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai
bahan pengisian nilai mata kulia praktek profesional bidan. Bahan dan sumber makalan ini
berasal dari buku online dan segala sesuatu yang bisa dijadikan sumber informasi dan
berhubungan dengan topik yang dibahas.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung sehingga makalan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Kami berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan dan masih banyak yang diperbaiki, Akhirnya tiada gading yang retak, kami
berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan pertimbangan pada
pembuatan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan
keilmuan bagi pembaca dan menjadi amal baik bagi penulis. Semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan yang telah kita perbuat. Amin.

Kediri,12 Juni 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
I.I Latar Belakang..............................................................................................................................1
I.2 Tujuan.........................................................................................................................................1
I.3 Manfaat........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Definisi Critical Thinking/Berpikir Kritis....................................................................................2
2.2 Cara Membentuk Asuhan Kebidanan Dengan Critical Thinking ................................................2
2.3 Pengertian Critical Judgement.....................................................................................................3
2.4 Pengambilan Keputusan Dalam Asuhan Kebidanan....................................................................3
2.5 Teori Retorika Aristoteles..............................................................................................................4
2.6 Teori Penalaran.......................................................................................................................... ...5

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................6


3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................6
3.2 Saran............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................7

III
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Berfikir merupakan suatu


proses yang berjalan secara
berkesenambungan
mencakup
interaksi dari suatu rangkaian
pikiran dan
persepsi.Sedangkan berpikir
kritis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep
berfikir yang berhubungan
dengan proses belajar dan
kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang
.

IV
Bidan sebagai bagian dari
pemberi layanan kesehatan
yaitu memberi asuhan
kebidanan
dengan menggunakan proses
kebidanan akan selalu dituntut
untuk berpikir kritis dalam
berbagai
situasi.Penerapan berfikir kritis
dengan kasus nyata yang akan
memberikan gambaran kepada
bidan tentang pemberian
asuhan kebidanan yang
komprehensif dan bermutu.
Berfikir merupakan suatu
proses yang berjalan secara
V
berkesenambungan
mencakup
interaksi dari suatu rangkaian
pikiran dan
persepsi.Sedangkan berpikir
kritis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep
berfikir yang berhubungan
dengan proses belajar dan
kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang
.
Bidan sebagai bagian dari
pemberi layanan kesehatan
yaitu memberi asuhan
kebidanan
VI
dengan menggunakan proses
kebidanan akan selalu dituntut
untuk berpikir kritis dalam
berbagai
situasi.Penerapan berfikir kritis
dengan kasus nyata yang akan
memberikan gambaran kepada
bidan tentang pemberian
asuhan kebidanan yang
komprehensif dan bermutu.
Berfikir merupakan suatu
proses yang berjalan secara
berkesenambungan
mencakup
interaksi dari suatu rangkaian
pikiran dan
VII
persepsi.Sedangkan berpikir
kritis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep
berfikir yang berhubungan
dengan proses belajar dan
kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang
.
Bidan sebagai bagian dari
pemberi layanan kesehatan
yaitu memberi asuhan
kebidanan
dengan menggunakan proses
kebidanan akan selalu dituntut
untuk berpikir kritis dalam
berbagai
VIII
situasi.Penerapan berfikir kritis
dengan kasus nyata yang akan
memberikan gambaran kepada
bidan tentang pemberian
asuhan kebidanan yang
komprehensif dan bermutu.
Berfikir merupakan suatu
proses yang berjalan secara
berkesenambungan
mencakup
interaksi dari suatu rangkaian
pikiran dan
persepsi.Sedangkan berpikir
kritis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep
berfikir yang berhubungan
IX
dengan proses belajar dan
kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang
.
Bidan sebagai bagian dari
pemberi layanan kesehatan
yaitu memberi asuhan
kebidanan
dengan menggunakan proses
kebidanan akan selalu dituntut
untuk berpikir kritis dalam
berbagai
situasi.Penerapan berfikir kritis
dengan kasus nyata yang akan
memberikan gambaran kepada

X
bidan tentang pemberian
asuhan kebidanan yang
komprehensif dan bermutu.
Berfikir merupakan suatu
proses yang berjalan secara
berkesenambungan
mencakup
interaksi dari suatu rangkaian
pikiran dan
persepsi.Sedangkan berpikir
kritis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep
berfikir yang berhubungan
dengan proses belajar dan
kritis itu

XI
sendiri berbagai sudut pandang
.
Bidan sebagai bagian dari
pemberi layanan kesehatan
yaitu memberi asuhan
kebidanan
dengan menggunakan proses
kebidanan akan selalu dituntut
untuk berpikir kritis dalam
berbagai
situasi.Penerapan berfikir kritis
dengan kasus nyata yang akan
memberikan gambaran kepada
bidan tentang pemberian
asuhan kebidanan yang
komprehensif dan bermutu.
XII
Berfikir merupakan suatu
proses yang berjalan secara
berkesenambungan
mencakup
interaksi dari suatu rangkaian
pikiran dan
persepsi.Sedangkan berpikir
kritis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep
berfikir yang berhubungan
dengan proses belajar dan
kritis itu
sendiri berbagai sudut pandang
.
Bidan sebagai bagian dari
pemberi layanan kesehatan
XIII
yaitu memberi asuhan
kebidanan
dengan menggunakan proses
kebidanan akan selalu dituntut
untuk berpikir kritis dalam
berbagai
situasi.Penerapan berfikir kritis
dengan kasus nyata yang akan
memberikan gambaran kepada
bidan tentang pemberian
asuhan kebidanan yang
komprehensif dan bermutu.
Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan
konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan
kritis itu sendiri berbagai sudut pandang.

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat


suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang
untuk mengambil suatu tindakan yang tepat. Pengambilan keputusan dalam penyelesaian
masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan
keperawatan dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan
perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan posisi klinis harus memiliki kemampuan
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang efektif, baik sebagai pelaksana/staf
maupun sebagai pemimpin. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan
merupakan bentuk sinonim.

XIV
Bidan sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan yaitu memberi asuhan
kebidanan dengan menggunakan proses kebidanan akan selalu dituntut untuk berpikir kritis
dalam berbagai situasi.Penerapan berfikir kritis dan pengambilan keputusan yang tepat
dengan kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada bidan tentang pemberian
asuhan kebidanan yang komprehensif dan bermutu.

I.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa definisi Critical Thinking/berpikir kritis

2. Untuk mengetahui cara membentuk asuhan kebidanan dengan critical thinking

3. Untuk mengetahui pengertian Critical Judgement

4. Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan

5. Untuk mengetahui tentang teori retorika aristoteles

6. Untuk mengetahui tentang teori penalaran

I.3 Manfaat

1. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang Critical Thinking/berpikir kritis

2. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang cara membentuk asuhan

kebidanan dengan critical thinking

3. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang pengertian Critical Judgement

4. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang pengambilan keputusan dalam

Asuhan kebidanan

5. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang teori retorika aristoteles

6. Untuk meningkatkan pengetahuan pada mahasiswa tentang teori penalara

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Critical Thinking/berpikir kritis

Berfikir kritis adalah kemampuan berfikir yang kompleks dengan menggunakan


proses analisis dan evaluasi terhadap suatu informasi yang diterima maupun dalam
menyelesaikan permasalahan, atau arti berfikir kritis ialah berfikir untuk mencari
kebenaran terhadap informasi yang diterima atau dalam menyelesaikan masalah, cara
berfikir kritis yaitu secara tenang, jangan emosi, dahulukan logika, pahami
permasalahan, lakukan analisis, dan evaluasi hasilnya, barulah ambil keputusan atau
tindakan.

XV
Berfikir kritis dapat dikatakan sebagai proses suatu mental yang sudah
teroganisir untuk melakukan analisa dan mengevaluasi suatu informasi, proses mental
tersebut bisa berupa cara memperhatikan, mengkategorikan, mengambil kesimpulan
ataupun keputusan.

2.2 Cara Membentuk Asuhan Kebidanan Dengan Critical Thinking

Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah


dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis. Sebagai seorang profesi
bidan harus memanfaatkan kompetensinya, sumber daya pikimya untuk berpikir kritis
agar menegakkan suatu diagnosa kebidanan yang tepat sehingga tercapai pengambilan
keputusan dan menghasilkan asuhan yang bermutu. Kajian ini bertujuan untuk
menganalisis salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang profesi bidan yaitu
berpikir kritis Berpikir kritis merupakan seni, gambaran sikap sebagai bidan dalam
menganalisis, mengevaluasi sesuatu yang ia lihat, mengklarifikasi yang didengar,
metode pengetahuan untuk berfikir logis dan berargumen serta aplikasi dari ilmu yang
dipahami untuk membuat suatu keputusan dan memutuskan sesuatu setelah hal
tersebut ia yakini. Setelah keputusan terbentuk maka bidan dapat bejalan ketahap
tindakan dalam manajemen asuhan kebidanan. Setiap melakukan tindakan manajemen
asuhan kebidanan, seorang profesi bidan selalu berpikir kritis dan menjelaskan tujuan
dari setiap tindakan tersebut.

Langkah-langkah dari asuhan kebidanan yaitu :

1. Pengumpulan data dasar


2. Interpretasi data untuk mengidentifikasi diognose atau masalah
3. Identifikasi diognose atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh

2.3 Pengertian Critical Judgement

XVI
Penilaian diartikan sebagai suatu kemapuan untuk membuat keputusan logis atau
rasional dan menentuan apakah suatu tindakan yang akan dilakukan benar atau salah.
Klinis berkaitan dengan klinik atau tempat perawatan; didasarkan pada observasi dan
perawatan klien yang sebenarnya, dan terdiri atas tanda-tanda klinis dari suatu
masalah kesehatan. Clinical Judgement (Penilaian klinis) merupakan penerapan
informasi berdasarkan pengamatan aktual pada klien yang dikombinasikan dengan
data subjektif dan objektif yang mengarah pada kesimpulan akhir/ analisis/ diagnosis.
Dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses dimana perawat menetapkan data-data
mengenai keadaan klien yang akan dikumpulkan, kemudian membuat interpretasi data
dan diakhiri dengan penetapan diagnosis keperawatan, kemudian mengidentifikasi
tindakan keperawatan dengan tepat.

2.4 Pengambilan Keputusan Dalam Asuhan Kebidanan

Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari


beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Proses pengambilan keputusan merupakan
bagian dasar dan integral dalam praktik suatu profesi dan keberadaanya sangat
penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya. Menurut Terry, pengambilan
keputusan adalah memilih altematif yang ada. Sedangkan pengambilan keputusan
klinis yang dibuat oleh seoran tenaga kesehatan sangat menentukan kualitas
pelayanan kesehatan.

Pengambilan keputusan klinis dapat terjadi mengikuti suatu proses yang


sistematis, logis, dan jelas. Proses pengambilan keputusan klinis dapat dijelaskan,
diajarkan, dan dipraktikkan secara gamblang. Kemampuan ini tidak hanya tergantung
pada pengumpulan informasi, tetapi tergantung juga pada kemampuan untuk
menyusun, menafsirkan, dan mengambil tindakan atas dasar informasi yang didapat
saat pengkajian. Kemampuan dalam pengambilan keputusan klinis sangat tergantung
pada pengalaman, pengetahuan, dan latihan atau praktek. Ketiga faktor ini sangat
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan klinis yang dibuat sehingga
menentukan tepat tidaknya tindakan yang petugas kesehatan berikan pada klien.

Keputusan yang baik adalah yang berdasarkan kepentingan klien dan pada saat
yang bersamaan juga menunjukkan integritas orang-orang yang terlibat. Perawat
mempunyai kewajiban moral terhadap klien mereka, terhadap pimpinan mereka, dan
kepada penyedia pelayanan primer, sehingga perawat harus menentukan faktor

XVII
tantangan ketika membuat keputusan. Tanggung jawab logika etika adalah rasional
dan sistemik. Ini harus berdasarkan pada prinsip etika dan kode etik dari pada emosi,
intuisi, kebijakan yang telah ada atau preseden.

Kerangka Pengambilan Keputusan Dalam Asuhan Kebidanan yaitu :

a. Perawat harus mempunyai responsibility and accountability


b. Perawat harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan
hormat
c. Center of attention in midwifery services is savety and wellbeing
d. Perawat berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan
menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman
e. Sumber proses pengambilan keputusan dalam keperawatan: pengetahuan
(knowledge), ajaran intrinsik, kemampuan berfikir kritis, kemampuan
membuat keputusan klinis yang logis.

2.5 Teori Retorika Aristoteles

Menurut Aristoteles, retorika adalah kemampuan retorikan untuk


mengemukakan sesuatu, dan dalam penyampaiannya tersebut retorikan dapat
memberikan efek persuasif kepada para pendengarnya. Secara etimologis, retorika
berasal dari bahasa Yunani, "rhetrike" yang berarti seni kemampuan berbicara yang
dimiliki seseorang. Aristoteles dalam bukunya "Rhetoric" mengemukakan pengertian
retorika, yaitu kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahasa dalam situasi
tertentu secara efektif untuk mempersuasi orang lain.

Sedangkan menurut Gorys Keraf, retorika adalah suatu istilah secara


tradisional yang diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni yang
didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Menurut P. Dori Wuwur
Hendrikus, retorika adalah kesenian untuk berbicara baik yang digunakan dalam
proses komnikasi antarmanusia.

2.6 Teori Penalaran

Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih
proposisi. Sejalan dengan pengertian tersebut, Fadjar Shadiq (dalam Sri Wardani)
mengatakan penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas
berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang
benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau
diasumsikan sebelumnya.

XVIII
Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Penalaran merupakan suatu proses menemukan kebenaran
dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria masing- masing.

Dikutip dari buku Kemahiran Matematika (2010) oleh Ilmiah, penalaran


adalah cara berpikir spesifik untuk menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada.
Penalaran juga didefinisikan sebagai proses berpikir dengan menggunakan landasan
logika untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta (premis) yang telah dianggap
benar.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelurusan literatur yang telah dilakukan maka didapatkan bahwa


berpikir kritis sangatlah penting dalam proses pengambilan keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Pengambilan keputusan adalah suatu
proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-
kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling
menguntungkan.

XIX
Para bidan mengambil keputusan menggunakan metode pengambilan keputusan
yang berdasarkan pada empat hal yaitu; (1) berdasar pengalaman, (2) berdasarkan
standar/prosedur tetap yang sudah ada, (3) berdasarkan pendidikan/teori yang
dimiliki, dan (4) berdasarkan pertimbangan orang yang lebih ahli. Lima dari sepuluh
subjek penelitian cenderung menggunakan pertimbangan ahli/dokter ketika
memutuskan tindakan. Para perawat mengambil keputusan dengan gaya pengambilan
keputusan tipe decisive dan tipe fleksible sesuai dengan bidang pelayanan dan bekerja
secara tim.

3.2 Saran

Adapun saran dalam pembuatan makalah ini sebagai berikut diharapkan ada
kritik dan saran yang membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.

XX
DAFTAR PUSTAKA

Budiono & Pertami, S. B. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika

Deniati, dkk. (2018). Pengaruh Berfikir Kritis Terhadap Kemampuan Perawat Pelaksana Dalam

Melakukan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Hermina Bekasi Tahun 2016. Jurnal Kesehatan

Holistik, 12(1), 21-24

Eduardo, E. A., Peres, A. M., Almeida, M. L., Roglio,K. D., and Bernardino, E. (2015). Analysis of the

decision-making process of nurse managers: a collective reflection. Rev Bras Enferm. 68(4):582-8

Fitrianingsih, N., & Kurniawati, T. (2015). HUBUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL. Naskah Publikasi.

Haryanto, A. (2014). Hubungan Berfikir Kritis dan Waktu Tanggap Perawat dengan Kualitas Asuhan

Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Surabaya. Jurnal Sebelas Maret

Heni. (2017). Berfikir Kritis Dalam Proses Keperawatan. Jurnal Keperawatan, 3(1), 26-29

Mirsaidi, G., Lakdizaji, S., and Ghojazadeh, S. (2012). How Nurses Participate in Clinical Decision-

Making Process. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences. 2 (12). 620-624

Nibbelink, C.W. and Brewer, B.B. (2019). Decision-Making in Nursing Practice: An Integrative

Literature Review. US National Library of Medicine National Intitute of Health.

Rahayu, C. D dan Mulyani, S. (2020). PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS PERAWAT. Jurnal

Ilmiah Kesehatan. 1-11

Simamora, R. H. (2019). Menjadi perawat yang: CIH'HUY. Surakarta: Kekata Publisher.

Simamora, R. H. (2005). Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Terhadap Penerapan Fungsi

Pengorganisasian Yang Dilakukan Oleh Kepala Ruangan Dengan Kinerjanya Diruang Rawat Inap RSUD

Koja Jakarta Utara (Doctoral dissertation, Tesis FIK UI, Tidak dipublikasikan).

Sudono DS, B., Setya A, D., dan Atiningtyas H, R. (2017). Gambaran Kemampuan Berpikir Kritis

Perawat Primer Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal
Ilmu

Keperawatan Indoensia. 10(1).

XXI

Anda mungkin juga menyukai