Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang kami beri judul
“Keperawatan Transpersonal Caring Menurut Jean Watson ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan kepada kami. Selama pembuatan dan penyusunan makalah ini, tentunya ada
beberapa hambatan yang dihadapi oleh kami. Namun kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini kami telah mendapatkan berbagai bantuan, sehingga kendala yang
dihadapi kami dapat teratasi.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat menjadi
sumbangan pemikiran kepada para pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Dikarenakan hal itu, kami sangat mengharapkan
masukan demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang dan tak lupa pula
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan makalah ini, yaitu :
1) Dapat mengetahui konsep caring.
2) Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Jean Watson.
3) Mengetahui bagaimanakah hubungan antara teori Jean Watson dengan Paradigma
Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Caring
a. Pengertian Caring
Caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat
etik dan filosifikal. Caring bukan semata-mata perilaku. caring adalah cara yang memiliki
makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan
memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien. Caring adalah manifestasi dari perhatian kepada oraang lain, berpusat
pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya
suatu yang memburuk, memberi perhatian dan konsen, menghormati kepada orang lain dan
kehidupan manusia, cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu bersama, empati,
pengetahuan, penghargaan dan menyenangkan (Meidiana, 2007).
Tujuh asumsi yang mendasari konsep Caring menurut Jean Watson (Meidiana, 2007), yaitu :
1) Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktikkan secara interpersonal.
2) Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu
memenuhi kebutuhan manusia atau klien.
3) Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga.
4) Caring merupakan respon yang diterima seseorang tidak hanya saat itu saja namun
juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya.
5) Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan
seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk
dirinya sendiri.
6) Caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring memadukan antara
pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna
meningkatkan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit.
7) Caring merupakan inti dari keperawatan.
Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong
klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial.
Bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan
merupakan esensi keperawatan. Meidiana (2007), menguraikan bahwa profesional
caring adalah seseorang yang mempraktekkan, merancang dan menyediakan atau
memberikan bantuan kepada orang lain. Dia juga menjelaskan bahwa penekanan
keperawatan adalah asuhan keperawatan yang bersifat humanistik yang ditunjukan pada
pandangan hubungan profesional kepada manusia dari perawat kepada pasien dan pengakuan
pasien atas aspek penting dalam keperawatan humanistik. Pendekatan humanistik ini adalah
aspek keperawatan tradisional dari caring, yang diwujudnyatakan dalam pengertian dan
tindakan. Pengertian membutuhkan kemampuan mendengarkan orang lain secara aktif dan
arif serta menerima perasaan-perasaan orang lain. Prasyarat bertindak adalah mampu bereaksi
terhadap kebutuhan orang lain dengan keikhlasan, kehangatan untuk meningkatkan
kesejahteraan yang optimal.
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan
tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk
dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu: Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi
fisik, mental, dan sosial seimbang/serasi, adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya
sehari-hari dengan lingkungannya, tidak adanya penyakit, asuhan kesehatan yang benar
fokusnya pada (gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan) dan kesehatan adalah hubungan
yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa serta kesehatan juga dihubungkan dengan
tingkat kesesuaian antara apa yang dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial.
Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai -nilai tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya
mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa merawat,
dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang
mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak
diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi
sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan
awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua
area, yaitu: masalah penanganan stres dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang
tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari
praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan
ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat,
sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
a. Pengkajian
Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah
masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature. Untuk dapat
menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai kerangka kerja yang telah
dibuat, maka perlu menggali lebih dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.
Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan dan factor-
faktor yang mempengaruhi masalah. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu
mencantumkan definisi dari variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan
masalah ini.
b. Perencanaan
Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana
variabel-variabel dapat diuji atau diukur. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang
mengacu pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual. Selain itu
juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan & sesuai.
c. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah metode dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi
terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk
mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
Menurut Watson, bahwa sebuah teori itu merupakan sebuah pengelompokkan dari
ide-ide, dan pengalaman yang memberikan penjelasan mengenai fenomena-fenomena. Dia
menolak konsep tradisional, dan moetodologi kuantitatif harus dikorbankan saat
mendapatkan pengetahuan baru dari tingkah laku manusia. Dia melihat bahwa keperawatan
dapat dikembangkan dengan melibatkan prosedur-prosedur, dan manipulasi variabel
sementara yang terbaik adalah dengan melakukan penelitian untuk melihat berbagai alternatif
dalam merawat manusia, baik sehat, maupun sakit, serta mendorong peningkatan kesehatan.
Karya Watson telah dikembangkan dalam konteks tradisional:
Teori-teori tersebut berhubungan dengan konsep seperti dalam membangun solusi berbeda
dalam melihat fenomena tertentu.
Teori harus logis secara alami.
Teori seharusnya sederhana sebelum digeneralisasikan.
Teori dapat didasarkan pada hipotesis yang dapat diuji
Teori berkontribusi dan membantu dalam pengembangan pengetahuan secara umum sesuai
disiplin ilmunya melalui penelitian untuk mencapai sesuatu yag valid.
Teori dapat digunakan oleh para praktisi untuk menjadi pedoman dan meningkatkan mutu
dari tindakan pelayanan ataupun asuhan keperawatan yang diberikan.
Carrative Factor
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam
perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :
Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values). Watson
mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan
(humastik) dan perilaku mementingkan kepentingan oranglain diatas kepentingan pribadi
(altruistik)
Keyakinan dan harapan (Faith and Hope). Menekankan pentingnya obat-obatan untuk
carative, perawat juga perlu memberi tahu individu alternatif pengobatan lain yang tersedia
(mis: meditasi, relaksasi atau kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual)
Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others). Perawat dituntut
untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi dan oranglain serta bersikap
lebih otentik.
Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara
manusiawi. Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus dilakukan
secara jujur dan terbuka), empati (perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha
merasakan apa yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara positif).
Pengekspresian perasaan positif dan negative. Perawat harus menerima persaan oranglain
serta memahami perilaku mereka.
Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring
process). Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta
memungkinkan koreksi diri sendiri.
Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning). Perawat harus mampu
memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan agar proses belajar-
mengajar ini berjalan lebih efektif.
Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual. Perawat dapat memberi
dukungan situsional, membantu individu mengembangkan persepsi yang lebih akurat serta
memberi informasi sehingga klien dapat menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus
menyalurkan perasaan nyaman, aman, dan keleluasaan pribadi kepada klien.
Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance. Menurut hirarki kebutuhan
dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional, kebutuhan integrative, kebutuhan untuk
tumbuh dan kebutuhan untuk mencari bantuan (seeking) ketika individu kesulitan memenuhi
kebutuhan dasarnya.
Eksistensi fenomena kekuatan spiritual. Kedua faktor ini membantu seseorang untuk
mengerti kehidupan dan kematian serta membantu seseorang untuk menemukan kekuatan
atau keberanian untuk menghadapi kehidupan dan kematian.
Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya
memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan
kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya
melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi
disertai “warmth, kindness, compassion”.
Clinical Caritas Process
Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk
menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti
memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek
perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh
kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu
mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam
hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan
transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif
menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari
caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f isik dan non
fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan,
kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar
mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan
mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.
Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan hubungan
khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen melindungi dan
meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan
menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan
sejak, hubungan, pengalaman dan persepsi sedang berlangsung.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,
menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi
kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk
keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini menyoroti
keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga hubungan saling
mneguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena
itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan
kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti
pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam
meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien.
Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan
melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan
keselarasan batin.
Caring Occation Moment
Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada
saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik
mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988-1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi
seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau
kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti
persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang,
sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal
ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment
merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat
dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian
akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi
transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)
kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –
kemampuan untuk berkembang”. (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
Penerapan Teori Watson Dalam Kasus Di Rumah Sakit
Berikut ini kami berikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan diterapkan proses
keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan pada kasus ini didasarkan pada
aplikasi teori Watson dalam George (1995). Empat derajat kebutuhan digunakan dalam tahap
pengkajian dan sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap perencanaan dan implementasi.
Diagosa keperawatan yang diangkat dan dibahas pada aplikasi dalam kasus ini hanya satu
saja dengan maksud sebagai prioritas penyelesaian. Diagnosa keperawatan lain dapat saja
dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama dengan diagnosa
keperawatan yang dibahas dibawah ini.
Adapun kasus tersebut adalah : Ny. S, 70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit pemerintah
oleh para tetangganya karena sesak nafas dan batuk-batuk berdahak saat sedang mencuci
pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus, kulit kering, badan lemah dan muka pucat.
Para pengantar mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di rumah dan tidak punya
keluarga lagi. Ny. S termasuk kurang mampu. Ny. S sehari-hari bekerja sebagai pengumpul
botol-botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah plastik. Ny. S tinggal di rumah sempit
dan kurang ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit didapatkan data tekanan
darah 80/60 mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37 derajat Celcius, pernafasan 25 kali/menit,
dan sklera tampak pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht
33%, leukosit 10000 ul dan trombosit 140.000 ul, dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr/dl.
Dari hasil rontgen dada menunjukkan adanya TB paru. Proses keperawatan menurut teori
Watson untuk kasus Ny. S adalah : Proses Keperawatan Aplikasi Teori Pengkajian
Kebutuhan derajat lebih rendah (Biofisik) Bagaimana Ny. S melihat dirinya?Apakah tinggi
badan, berat badan, hasil pemeriksaan fisik Ny. S normal?Apakah Ny. S cukup makan dan
minum untuk mempertahankan kondisi tubuh yang normal?Apakah pola eliminasi dan
pernafasan Ny. S normal? Kebutuhan derajat lebih rendah (Psikofisik) Apakah citra tubuh
Ny. S positif?Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang biasa pada seusianya?apakah
evaluasi hasil nilai lab dalam batas normal?Bagaimana kehidupan
Seksualitasnya? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Psikososial) Apakah hubungan Ny. S dengan
sesama memuaskan?Apakah kondisi kurang mampu membuatnya terhambat?Apakah
lingkungannya memfasilitasi pertumbuhan dirinya?Apakah dia merasa dicintai dan
mencintai? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Intrapersonal) Bagaimana perasaan Ny. S tentang
dirinya?Apakah Ny. S menyukai dunianya? Apakah Ny. S merasa mencapai tujuannya?
Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang
tebal dan kental, usaha batuk efektif lemah. Perencanaan dan Implementasi Penggunaaan
faktor karatif Membangun lingkungan caring melalui Pemahaman empatik. Membangun
hubungan saling melalui mendorong ekspresi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care ”, yang fokus
utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana dia berasal dari humanistic
perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu adanya unsur teori
kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan.
Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya penelitian-
penelitian di bidang keperawatan dapat dihubungkan dengan proses keperawatan, sebab di
dalam proses keperawatan langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.
Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
SARAN
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep
keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia.
daftar pustaka
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan Praktik
Edisi 4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Potter, Patricia A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika