Tentunya tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya tugas ini, maka dalam kesempatan ini kami
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu. Komang Yogi Triana selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan yang telah memberikan arahan, bimbingan serta dukungan kepada
kami dalam menulis dan menyelesaikan tugas makalah ini.
Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas makalah ini, khususnya kepada teman-teman
yang telah meluangkan waktunya demi terselesaikannya tugas makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih memiliki banyak kekurangan. Meskipun kami telah mengerahkan segala
kemampuan untuk lebih teliti, tetapi kami masih merasakan adanya kekurangan -
kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini. Untuk itu, kami selalu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi selangkah lebih maju.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Kelompok 2
Daftar Isi
i
Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah..................................................................................................2
3. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Konsep Caring........................................................................................................3
a. Pengertian Caring...............................................................................................3
b. Karakteristik caring.............................................................................................5
c. Mengembangkan dan meningkatkan sikap caring.............................................5
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Caring...........................................6
B. Konsep Teori Jean Watsoon...................................................................................6
e. Teori Keperawatan Jean Watsoon......................................................................6
g. Hubungan Teori Jean Watson Dengan Proses Keperawatan............................10
C. Hubungan Dengan Ciri Teori................................................................................11
D. Carrative Factor....................................................................................................12
E. Clinical Caritas Process.........................................................................................14
F. Transpersonal Caring Relationship.......................................................................14
G. Caring Occation Moment.....................................................................................15
H. Penerapan Watson Dalam Kasus Di Rumah Sakit Teori.......................................16
BAB III...............................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................18
I. Kesimpulan...........................................................................................................18
J. Saran....................................................................................................................18
Daftar Pustaka..................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
Perawat merupakan pemikir kritis yang efektif, sehingga perawat
diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan dan mampu memecahkan
masalah klinis, baik yang bermanfaat bagi pasien, perawat, dan lembaga.
Berpikir kritis dalam keperawatan sangat dipengaruhi oleh sifatsifat psikologis,
fisiologis dan lingkungan seperti usia, tingkat kepercayaan, bias, keterampilan,
stress, kelelahan, dan rekan kerja (American Society of Registered Nurses,
2007). Namun kemampuan berpikir kritis perawat dalam proses keperawatan
tidak dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja dan
status perkawinan (Sumartini, 2010).
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring
3
6) Caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring memadukan antara
pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia
yang berguna meningkatkan derajat kesehatan dan membantu klien yang
sakit.
7) Caring merupakan inti dari keperawatan.
4
2. Karakteristik caring
5
memberi rasa nyaman, berkata jujur, mempunyai kesabaran, tanggap,
menyediakan informasi, sehingga klien dapat menentukan keputusan
berdasarkan informasi yang diperoleh, memberikan sentuhan, memperlihatkan
sensitivitas, memperlihatkan rasa hormat, memanggil klien atau pasien dengan
namanya.
6
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena
sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meninggalkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Selain itu ada 7 (tujuh)
asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :
7
2. Hubungan Teori Jean Watson Dengan Konsep Keperawatan Jean Watson
membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
8
harus dicapai. Nilai -nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
sosial, kultural, dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap
masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang
lain. Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu
ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang
mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya.
Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui
gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping
yang unik terhadap lingkungan.
e. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan
keadaan fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama
dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak
dari dua area, yaitu: masalah penanganan stres dan penanganan
konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan
yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik
keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi
sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap
kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu
berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara
lain:
1) Membentuk sistem nilai humanistic altruistic.
2) Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3) Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada
orang lain.
4) Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping
trust”.
9
5) Meningkatkan intuisi, peka terhadap ekspresi perasaan baik positif/
negative.
6) Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik
untuk mengambil keputusan.
7) Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8) Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu
memperbaiki
9) kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
10) Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
11) Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
a. Pengkajian
10
b. Perencanaan
c. Intervensi
d. Evaluasi
11
Teori-teori tersebut berhubungan dengan konsep seperti dalam membangun solusi
berbeda dalam melihat fenomena tertentu.
D. Carrative Factor
12
(hubungan yang harus dilakukan secara jujur dan terbuka), empati
(perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha merasakan apa yang
dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara positif).
e. Pengekspresian perasaan positif dan negative. Perawat harus menerima
persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.
f. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-
solving caring process). Metode ini merupakan metode yang memnberikan
control dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri sendiri.
g. Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning).
Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi
yang menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
h. Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual.
Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu
mengembangkan persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi
sehingga klien dapat menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus
menyalurkan perasaan nyaman, aman, dan keleluasaan pribadi kepada
klien.
i. Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance. Menurut
hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional,
kebutuhan integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk
mencari bantuan (seeking) ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan
dasarnya.
j. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual. Kedua faktor ini membantu
seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian serta membantu
seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi
kehidupan dan kematian.
13
bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness,
compassion”.
14
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara
objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih
mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi
perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang
lain. Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat
dan pasien, dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu, yang
menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di
rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin
mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar
diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam
meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien.
Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain
datang pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan
fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam
moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988-1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka
refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh,
pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan
dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman
hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson
(1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu
memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya ,
lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan
demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring
occation bisa menjadi transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat
dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang
memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk berkembang”.
(A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
15
H. Penerapan Watson Dalam Kasus Di Rumah Sakit Teori
Berikut ini kami berikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan
diterapkan proses keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan
pada kasus ini didasarkan pada aplikasi teori Watson dalam George (1995). Empat
derajat kebutuhan digunakan dalam tahap pengkajian dan sepuluh faktor karatif
digunakan dalam tahap perencanaan dan implementasi. Diagosa keperawatan
yang diangkat dan dibahas pada aplikasi dalam kasus ini hanya satu saja dengan
maksud sebagai prioritas penyelesaian. Diagnosa keperawatan lain dapat saja
dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama dengan
diagnosa keperawatan yang dibahas dibawah ini.
16
derajat lebih tinggi (Psikososial) Apakah hubungan Ny. S dengan sesama
memuaskan?Apakah kondisi kurang mampu membuatnya terhambat?Apakah
lingkungannya memfasilitasi pertumbuhan dirinya?Apakah dia merasa dicintai
dan mencintai? Kebutuhan derajat lebih tinggi (Intrapersonal) Bagaimana
perasaan Ny. S tentang dirinya?Apakah Ny. S menyukai dunianya? Apakah Ny. S
merasa mencapai tujuannya? Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan sekret yang tebal dan kental, usaha batuk efektif
lemah. Perencanaan dan Implementasi Penggunaaan faktor karatif Membangun
lingkungan caring melalui Pemahaman empatik. Membangun hubungan saling
melalui mendorong ekspresi.
17
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
J. Saran
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model
konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam
mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia.
18
Daftar Pustaka
19