Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas
segala limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Tentunya tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya tugas ini, maka dalam kesempatan ini kami
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu. Komang Yogi Triana selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan yang telah memberikan arahan, bimbingan serta dukungan kepada
kami dalam menulis dan menyelesaikan tugas makalah ini.
Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas makalah ini, khususnya kepada teman-teman
yang telah meluangkan waktunya demi terselesaikannya tugas makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih memiliki banyak kekurangan. Meskipun kami telah mengerahkan segala
kemampuan untuk lebih teliti, tetapi kami masih merasakan adanya kekurangan -
kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini. Untuk itu, kami selalu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi selangkah lebih maju.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan konsep caring?
b. Apa teori keperawatan yang dikemukakan oleh Jean Watson?
c. Apa hubungan teori yang dikemukakan oleh Jean Watson dengan konsep
keperawatan ?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Dapat mengetahui konsep caring
b. Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Jean Watson.
c. Mengetahui bagaimanakah hubungan antara teori Jean Watson dengan
Paradigma Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring
2. Karakteristik caring
Menurut Meidiana (2007), karakteristik caring adalah :
a. Be ourself, sebagai manusia harus jujur, dapat dipercaya, tergantung pada
orang lain,
b. Clarity, keinginan untuk terbuka dengan orang lain,
c. Respect, selalu menghargai orang lain,
d. Separateness, dalam caring perawat tidak terbawa dalam depresi atau
ketakutan dengan orang lain,
e. Freedom, memberi kebebasan kepada orang lain untuk mengekspresikan
perasaannya,
f. Empathy, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain,
mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan.
g. Communicative, komunikasi verbal dan non verbal harus menunjukan
kesesuaian dan evaluasi dilakukan secara bersama-sama.
Pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam
memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam
pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang
terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena
bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi
perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi ko nflik (terutama
kngi.onflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang
kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.
b. Kesehatan
WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan
tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan
untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu: Fungsi manusia secara
keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial seimbang/serasi, adaptasi secara
umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkungannya, tidak
adanya penyakit, asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada (gaya hidup,
kondisi sosial, dan lingkungan) dan kesehatan adalah hubungan yang harmonis
antara pikiran, tubuh, dan jiwa serta kesehatan juga dihubungkan dengan
tingkat kesesuaian antara apa yang dirasakan dengan apa yang dialami.
c. Lingkungan sosial
salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana
seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai -nilai tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
d. Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan
baik sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual. Dalam pengkajian juga
mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan dan factor-faktor yang
mempengaruhi masalah. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu
mencantumkan definisi dari variable-variable yang akan diperiksa dalam
pemecahan masalah ini.
b. Perencanaan
c. Intervensi
d. Evaluasi
5. Carrative Factor
Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain
datang pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan
fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam
moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988-1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka
refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh,
pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan
dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman
hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson
(1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu
memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya ,
lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan
demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring
occation bisa menjadi transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat
dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang
memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk berkembang”.
(A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
Berikut ini kami berikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan
diterapkan proses keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan
pada kasus ini didasarkan pada aplikasi teori Watson dalam George (1995). Empat
derajat kebutuhan digunakan dalam tahap pengkajian dan sepuluh faktor karatif
digunakan dalam tahap perencanaan dan implementasi. Diagosa keperawatan
yang diangkat dan dibahas pada aplikasi dalam kasus ini hanya satu saja dengan
maksud sebagai prioritas penyelesaian. Diagnosa keperawatan lain dapat saja
dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama dengan
diagnosa keperawatan yang dibahas dibawah ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model
konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam
mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di Indonesia.
Daftar Pustaka