Anda di halaman 1dari 16

MAMPU MENGURAIKAN PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN TERHADAP

KESEHATAN MENTAL PEREMPUAN

DosenPengampu :
Yasinta Dewi Kristianti, S.Si.T., M.Kes

DisusunOleh :
1. Mei Hernita Wati Hasibuan 1052211029

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, Karena berkat rahmatNya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam makalah ini kami membahas tentang
“Mampu Menguraikan Peran dan Tanggung Jawab Terhadap Kesehatan Mental
Perempuan”telah kami susun bersama-sama. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun kami berhadap
supaya karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca dan apabila ada kritik dan saran yang bersifat
membangun, kami dengan lapang hati menerima untuk koreksi supaya dapat lebih baik
kedepannya.

Jakarta, ...................... 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................iii
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................4
1.3 TUJUAN...............................................................................................5
1.4 MANFAAT...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6
2.1 PENGERTIAN WOMAN CENTER CARE...........................................7
A. Defenisi Woman Center Care............................................................7
B. Konsep Woman Center Care.............................................................8
C. Tujuan Woman Center Care.............................................................8
D. Bentuk Woman Center Care..............................................................9
2.2 PENGERTIAN CONTINUITY CARE...................................................10
A. Dimensi Continuity Care...................................................................10
B. Tujuan Continuity Care....................................................................11
C. Manfaat Continuity Care..................................................................12
2.3 PENGERTIAN EMPOWERMENT WOMAN........................................13
A. Pentingnya Pemberdayaan Perempuan...............................................14
B. Tujuan Pemberdayaan Perempuan (Empowerment Woman)..............15
C. Sasaran Pemberdayaan Perempuan....................................................16
D. Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan..................................17
BAB III PENUTUP........................................................................................18
3.1 KESIMPULAN........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perempuan adalah makhluk Bio-Psiko_Sosial_Kultural yang utuh dan unik,mempunyai
kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Setiap
perempuan merupakan pribadi yang mempunyai hak, kebutuhan serta harapan.
Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya dan keluarganya melalui
pendidikan dan konseling dalam dalam membuat keputusan. Bidan mempunyai tugas
penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada masyarakat khususnya
perempuan. Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang  bertanggung-jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan
dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan
atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi.
Didalam ilmu kebidanan kita mengenal asuhan kesehatan yang nantinya akan menjurus
kepada Women Center Care yaitu asuhan kesehatan yang berfokus atau berpusat pada
wanita/perempuan.Oleh ka rena itu, kami menyusun makalah ini dengan judul “Women
Center Care (Gerakan Sayang Ibu dan Live Saving Skill)“ selain sebagai tugas kelompok
juga dapat dijadikan  referensi bagi pembaca.
Continuity of Care (asuhan berkesinambungan) merupakan serangkaian kegiatan
pelayanan yang berkesinambungan dalam kemitraan dengan wanita selama kehamilan,
persalinan dan periode postpartum dan untuk memberikan perawatan bayi baru lahir
(Diana, 2017). Asuhan berkesinambungan dilakukan untuk memberikan pelayanan yang
sama terhadap perempuan di semua kategori (tergolong kategori tinggi maupun rendah).
Pelayanan kebidanan secara CoC berkontribusi pada peningkatan kualitas dan
keselamatan pada saat partus (Ningsih, 2017).
Empowering women adalah pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan adalah suatu
proses memberi kekuatan dan penguatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan
meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri klien
1.2 Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan Women center care ?
2.         Apa yang dimaksud dengan Continuity of care?
3.         Apa yang dimaksud dengan Empowerment woman?

1.3 Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui pengertian Women Center Care.
2.         Untuk mengetahui pengertian Continuity of care.
3.         Untuk mengetahui pengertian Empowerment woman.

1.4 Manfaat Penulisan
1.        Dapat mengetahui pengertian Women Center Care .
2.        Dapat mengetahui pengertian Continuity of care.
3.        Dapat mengetahui pengertian Empowerment woman.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Women Center Care


Women Center Care adalah asuhan kesehatan yang berpusat pada wanita. Dalam
kebidanan terpusat pada ibu (wanita) adalah suatu konsep yang mencakup hal- hal yang
lebih memfoluskan pada kebutuhan, harapan, dan aspirasi masing- masing wanita dengan
memperhatikan lingkungan sosialnya dari pada kebutuhan institusi atau profesi terkait
(Hidayat Asri,Dkk,2009).
Women Centered Care adalah istilah yang digunakan untuk filosofi asuhan maternitas
yang memberi prioritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan menekankan
pentingnya informed choice, kontinuitas perawatan, keterlibatan pengguna, efektivitas
klinis, respon dan aksesibilitas. Dalam hal ini bidan difokuskan memberikan dukungan
pada wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih dan
memutuskan perawatan kesehatan dirinya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh suatu badan yaitu House of Commons
Health Committee tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat permintaan yang meluas pada
kaum wanita untuk memiliki pilihan yang lebih besar dalam menentukan jenis asuhan
maternitas yang mereka dapatkan dan bahwa struktur pelayanan maternitas saat ini
membuat mereka frustasi bukan memfasilitasi mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan
pentingnya asuhan yang berorientasi pada wanita dimana mereka punya peran dalam
menentukan pilihan sehingga terpenuhi kebutuhannya dan timbul kepuasaan. Hal tersebut
juga menunjukkan bahwa Asuhan yang berorintasi pada wanita atau Women Centre Care
amat penting untuk kemajuan Praktik kebidanan.Dalam praktik kebidanan, “Women
Centered Care” adalah sebuah konsep yang menyiratkan hal berikut :
 Perawatan yang berfokus pada kebutuhan wanita yang unik, harapan dan aspirasi
wanita tersebut daripada kebutuhan lembaga-lembaga atau profesi yang terlibat.
 Memperhatikan hak-hak perempuan untuk menentukan nasib sendiri dalam hal
pilihan, kontrol dan kontinuitas perawatan dalam bidang kebidanan. 
 Melibatkan peran serta masyarakat, melalui semua tahap mulai dari
kehamilan,persalinan, dan setelah kelahiran bayi.
 Melibatkan kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya bila diperlukan.
 ‘Holistik’ dalam hal menangani masalah sosial wanita, emosional, fisik, psikologis,
kebutuhan spritual dan budaya.
·         
Women Centered Care harus mencakup:
 Sebuah filosofi yang menegaskan kekuatan perempuan itu sendiri, kekuatan dan
keterampilan, dan komitmen untuk mempromosikan persalinan fisiologis dan
kelahiran.
 Kebidanan yang dipimpin perawatan kehamilan normal, kelahiran dan periode
pascanatal.
 Layanan yang direncanakan dan disediakan dekat dengan perempuan dan masyarakat
di mana mereka tinggal atau bekerja.
 Terintegrasi perawatan di batas-batas sektor akut dan primer.
 Sebuah perspektif kesehatan masyarakat, yang mempertimbangkan faktor sosial dan
lingkungan yang lebih luas, berkomitmen sumber daya untuk perawatan kesehatan
preventif, dan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kesehatan dan social.
 Maximised kontinuitas perawatan dan perawat, dengan satu-ke-satu perawatan
kebidanan selama persalinan.
 Fokus pada kehamilan dan persalinan sebagai awal dari kehidupan keluarga, bukan
hanya sebagai episode klinis terisolasi, dengan memperhitungkan penuh makna dan
nilai-nilai setiap wanita membawa pengalamannya keibuan.
 Pendanaan struktur dan komitmen yang mengakui hasil seumur hidup kesehatan ibu
dan bayi.
 Keterlibatan pengguna yang melampaui tokenistik, untuk mengembangkan kemitraan
yang nyata antara wanita dan bidan.
 Keluarga-berpusat perawatan yang memfasilitasi pengembangan percaya diri,
orangtua yang efektif.
 Memperkuat kepemimpinan kebidanan, dalam rangka untuk mempromosikan
keunggulan profesional dan memaksimalkan kontribusi pelayanan maternitas ke
agenda kesehatan masyarakat yang lebih luas.

Women center care untuk kehamilan harus cukup fleksibel untuk mengatasi berbagai
pengalaman perempuan di seluruh dunia, meliputi berbagai kondisi medis, budaya dan
struktur keluarga. Hal ini juga harus mencakup perempuan yang memilih untuk tidak
menginginkan kehamilan atau mengalami keguguran.Asuhan yang berorintasi pada
wanita atau Women Centre Care amat penting untuk kemajuan Praktik kebidanan.
Women Center Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM (International
Confederation Of Midwifery) yang tertuang dalam VISI nya, yaitu :
1.      Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb.
2.      Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama
team dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga.
3.      Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa mendatang termasuk
pelayanan kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga.
4.      Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan sesuai dengan
harapan wanita.
      
 BENTUK WOMEN CENTER CARE
Terpusat pada ibu memiliki sifat holistic (menyeluruh) dalam membahas kebutuhan dan
ekspetasi, social, emosional, fisik, psikologis, spiritual, dan kebudayaan ibu. Bentuk-
bentuk women Center Care di Indonesia merupakan progam untuk menurunkan angka
kematian ibu yang merujuk pada progam sedunia yang didukung oleh WHO yaitu:
1)      Safe Motherhood   
2)      The mother Friendly Movement Tahun 1996 yang diterjemahkan sebagai Gerakan
Sayang Ibu (GSI)
3)      Live Saving Skill
4)      Komunikasi Interpersonal dan konseling
5)      Asuhan Persalinan Dasar (APD) yang kemudian berkembang menjadi
AsuhanPersalinan Normal (APN)  Tahun 2000
6)      Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2000
7)      IBI mengeluarkan standar asuhan kebidanan dan usulan peningkatan
pendidikan  Kebidanan  dari D1, D3, D4, S2

2.2 Pengertian continuity care


Continuity of care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik kebidanan untuk
memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk
memberikan dukungan, dan membina hubungan saling percaya antara bidan dengan
klien (Astuti, dkk, 2017). Menurut Reproductive, Maternal, Newborn, And Child Health
(RMNCH). “Continuity Of Care” meliputi pelayanan terpadu bagi ibu dan anak dari
prakehamilan hingga persalinan, periode postnatal dan masa kanak-kanak. Asuhan
disediakan oleh keluarga dan masyarakat melalui layanan rawat jalan, klinik, dan
fasilitas kesehatan lainnya (Astuti, dkk, 2017).

 Dimensi
Menurut WHO dalam Astuti (2017), dimensi pertama dari continuity of care yaitu
dimulai saat kehamilan, pra kehamilan, selama kehamilan, persalinan, serta hari-
hari awal dan tahun kehidupan. Dimensi kedua dari Continuity of care yaitu
tempat pelayanan yang menghubungkan berbagai tingkat pelayanan mulai dari
rumah, masyarakat, dan sarana kesehatan. Dengan demikian bidan dapat
memberikan asuhan secara berkesinambungan.

 Tujuan
1. “Continuity Of Care” meliputi pelayanan terpadu bagi ibu dan anak dari
prakehamilan hingga persalinan, periode postnatal dan masa kanak-kanak.
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

 Manfaat
Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi beban kasus,
yang bertujuan untuk memastikan bahwa ibu menerima semua asuhannya dari
satu bidan atau tim praktiknya. bidan dapat bekerja sama secara multi disiplin
dalam melakukan konsultasi dan rujukan dengan tenaga kesehatan lainnya (Astuti,
dkk, 2017).
2.3 Pengertian empowerment woman

Istilah pemberdayaan perempuan terdiri dari dua kata yaitu “pemberdayaan” dan
“perempuan”.Pemberdayaan  atau empowerment ini berdasarkan makna katanya
diartikan sebagai kekuatan yang berasal dari “dalam”, yang dapat diperkuat dengan
unsur-unsur dari “luar” (Kartasasmita, 1996, dalam Soegijoko 1997: 176).
Menurut Cook dan Macauly (1997) memandang pemberdayaan sebagai upaya
membebaskan seseorang dari kendali yang kaku dan memberikan pada orang tersebut
kebebasan untuk mempertanggungjawakan idenya, keputusan dan tindakannya.
Pemberdayaan merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah kegiatan memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok
lemah dalam masyarakat. Sebagai tujuan maka pemberdayaan merujuk pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan social yaitu masyarakat menjadi berdaya.
Perempuan adalah makhluk lemah lembut dan penuh kasih saying karena perasaannya
yang halus. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan
pada tingkah lakunya, dan timbul juga perbedaan dalam hal kemampuan, selektif
terhadap kegiatan-kegiatan intensional yang bertujuan dan terarah dengan kodrat
perempuan.Pemberdayaan perempuan merupakan upaya untuk mengatasi hambatan
guna mencapai pemerataan atau persamaan bagi laki-laki dan perempuan pada setiap
tingkat proses pembangunan.Novian (2010), pemberdayaan perempuan adalah upaya
pemampuan perempuan  untuk memperoleh akses dan control terhadap sumber daya,
ekonomi, politik, social, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan
rasa percaya diri untuk mampu membangun kemampuan dan konsep diri.Pemberdayaan
perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.Sebagai sumber daya
insane, potensi yang dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidak di
bawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status perempuan dan
peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum sebagai
mitra sejajar dengan laki-laki.

 Pentingnya Pemberdayaan Perempuan


Dalam Gari-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, menjelaskan
bahwa upaya meningkatkan derajat hidup perempuan masih merupakan
salah satu bidang prioritas strategis pembangunan nasional. Upaya ini
ditetapkan dalam visi program pembangunan pemberdayaan perempuan,
yaitu terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender dalam kehidupan
berkeluarga, berbangsa dan bernegara. Selanjutnya misi program
pembangunan  ini terjabar dalam 5 konsep yaitu:
1.   Meningkatkan kualitas hidup perempuan dalam berbagai bidang
strategis
2.    Sosialisasi keadilan dan kesetaraan gender
3.    Penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan
4.    Penegakan hak asasi manusia perempuan
5.    Meningkatkan kelembagaan

Kalau kita melihat konsep GBHN tersebut kita melihat betapa pentingnya
pemberdayaan perempuan karena memberdayakan perempuan berarti
memberdayakan bangsa. Secara fakta fungsi pendidikan, partisipasi
perempuan yang total di sector domestic maupun public sangat
menentukan dalam peningkatan kualitas generasi penerus dan
peningkatan kualitas relasional dengan suami maupun dengan
masyarakat luas.
 Tujuan Pemberdayaan Perempuan (Empowerment Women)
Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk menantang ideology
patriarki yaitu dominasi laki-laki dan subordinasi perempuan,  merubah
struktur dan pranata yang memperkuat dan melestarikan dikriminasi
gender dan ketidakadilan social. Pendekatan pemberdayaan memberi
kemungkinan bagi perempuan miskin untuk memperoleh akses dan
penguasaan terhadap sumber-sumber material maupun informasi.
Sehingga proses pemberdayaan harus mempersiapkan semua struktur
dan sumber kekuasaan.

 Sasaran Pemberdayaan Perempuan


Secara umum sasaran dari program pemberdayaan perempuan, pertama
adalah meningkatnya kualitas sumber daya perempuan di berbagai sector
dan subsector serta lembaga dan sublembaga yang mengutamakan
peningkatan kemampuan dan profesionalisme atau keahlian kaum
perempuan. Kedua mewujudkan kepekaan, kepedulian gender dari
seluruh masyarakat, penentu kebijakan, pengambil keputusan, perencana,
dan penegak hokum, serta pembaruan produk hukum yang bermuatan
nilai social budaya serta keadilan yang berwawasan gender. Kemudian
sasaran yang ketiga yaitu mengoptimalkan koordiansi dan keterpaduan
dalam pengelolaan pemberdayaan perempuan yang meliputi aspek
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan.
 Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan
Adapun peran bidan dalam pemberdayaan perempuan yaitu bidan sebagai
partnership bagi perempuan. Partnership menurut terjemahan google
adalah “kemitraan, persekutuan, perekanan”.
Sebagaimana kita ketahui bahwa, pelayanan kebidanan adalah
penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan asuhan kepada kepada
klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari kehamilan sampai
keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Sehingga melihat daripada defenisi
tersebut, maka dengan menerapkan pelayanan kebidanan, bidan sebagai
mitra bagi perempuan akan sangat membantu terhadap pemberdayaan
perempuan. Karena bidan akan lebih mudah memahami, bagaimana
berkomunikasi dan mengingat dari sifat seorang wanita menjadikan bidan
mampu dengan mudah untuk melakukan  perannya terhadap
pemberdayaan perempuan.
Mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,
kepada masyarakat khususnya perempuan. Bidan diakui sebagai tenaga
professional yang bertanggung jawab dan akuntabel., yang bekerja
sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada
bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan
akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan
tindakan kegawatdaruratan. (Kurnia, 2009)
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Women centered care adalah istilah yang digunakan untuk pilosopi asuhan naternitas yang
memberi prioritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan menekankan pentingnya
informed choice, kontinuitas perawatan,keterlibatan pengguna, efektivitas klinis,respon dan
aksesibilitas.Dalam hal ini bidan difokuskan memberikan dukungan pada wanita dalam upaya
memperoleh status yang sama dimasyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan
kesehatan dirinya.
Continuity of care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik kebidanan untuk
memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk memberikan
dukungan, dan membina hubungan saling percaya antara bidan dengan klien.
Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi beban kasus, yang bertujuan
untuk memastikan bahwa ibu menerima semuanya asuhannya dari satu bidan atau tim
praktiknya.
Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk menantang ideology patriarki yaitu dominasi
laki-laki dan subordinasi perempuan,  merubah struktur dan pranata yang memperkuat dan
melestarikan dikriminasi gender dan ketidakadilan social.
Adapun peran bidan dalam pemberdayaan perempuan yaitu bidan sebagai partnership bagi
perempuan. Partnership menurut terjemahan google adalah “kemitraan, persekutuan, perekanan”.

DAFTAR PUSTAKA
http://ranidiani.blogspot.com/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://eprints.umg.ac.id/3138/3/BAB%202.pdf
http://repository.umpalopo.ac.id/527/3/BAB_02171275.pdf
https://text-id.123dok.com/document/dzx0mmnzr-women-centre-care-empowering-
women.html
http://nurhidayahms.blogspot.com/2015/11/empowerment-women-pemberdayaan-
perempuan.html

Anda mungkin juga menyukai