DosenPengampu :
Yasinta Dewi Kristianti, S.Si.T., M.Kes
DisusunOleh :
1. Mei Hernita Wati Hasibuan 1052211029
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................iii
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................4
1.3 TUJUAN...............................................................................................5
1.4 MANFAAT...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6
2.1 PENGERTIAN WOMAN CENTER CARE...........................................7
A. Defenisi Woman Center Care............................................................7
B. Konsep Woman Center Care.............................................................8
C. Tujuan Woman Center Care.............................................................8
D. Bentuk Woman Center Care..............................................................9
2.2 PENGERTIAN CONTINUITY CARE...................................................10
A. Dimensi Continuity Care...................................................................10
B. Tujuan Continuity Care....................................................................11
C. Manfaat Continuity Care..................................................................12
2.3 PENGERTIAN EMPOWERMENT WOMAN........................................13
A. Pentingnya Pemberdayaan Perempuan...............................................14
B. Tujuan Pemberdayaan Perempuan (Empowerment Woman)..............15
C. Sasaran Pemberdayaan Perempuan....................................................16
D. Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan..................................17
BAB III PENUTUP........................................................................................18
3.1 KESIMPULAN........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Women Center Care.
2. Untuk mengetahui pengertian Continuity of care.
3. Untuk mengetahui pengertian Empowerment woman.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian Women Center Care .
2. Dapat mengetahui pengertian Continuity of care.
3. Dapat mengetahui pengertian Empowerment woman.
BAB II
PEMBAHASAN
Women center care untuk kehamilan harus cukup fleksibel untuk mengatasi berbagai
pengalaman perempuan di seluruh dunia, meliputi berbagai kondisi medis, budaya dan
struktur keluarga. Hal ini juga harus mencakup perempuan yang memilih untuk tidak
menginginkan kehamilan atau mengalami keguguran.Asuhan yang berorintasi pada
wanita atau Women Centre Care amat penting untuk kemajuan Praktik kebidanan.
Women Center Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM (International
Confederation Of Midwifery) yang tertuang dalam VISI nya, yaitu :
1. Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb.
2. Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama
team dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga.
3. Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa mendatang termasuk
pelayanan kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga.
4. Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan sesuai dengan
harapan wanita.
BENTUK WOMEN CENTER CARE
Terpusat pada ibu memiliki sifat holistic (menyeluruh) dalam membahas kebutuhan dan
ekspetasi, social, emosional, fisik, psikologis, spiritual, dan kebudayaan ibu. Bentuk-
bentuk women Center Care di Indonesia merupakan progam untuk menurunkan angka
kematian ibu yang merujuk pada progam sedunia yang didukung oleh WHO yaitu:
1) Safe Motherhood
2) The mother Friendly Movement Tahun 1996 yang diterjemahkan sebagai Gerakan
Sayang Ibu (GSI)
3) Live Saving Skill
4) Komunikasi Interpersonal dan konseling
5) Asuhan Persalinan Dasar (APD) yang kemudian berkembang menjadi
AsuhanPersalinan Normal (APN) Tahun 2000
6) Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2000
7) IBI mengeluarkan standar asuhan kebidanan dan usulan peningkatan
pendidikan Kebidanan dari D1, D3, D4, S2
Dimensi
Menurut WHO dalam Astuti (2017), dimensi pertama dari continuity of care yaitu
dimulai saat kehamilan, pra kehamilan, selama kehamilan, persalinan, serta hari-
hari awal dan tahun kehidupan. Dimensi kedua dari Continuity of care yaitu
tempat pelayanan yang menghubungkan berbagai tingkat pelayanan mulai dari
rumah, masyarakat, dan sarana kesehatan. Dengan demikian bidan dapat
memberikan asuhan secara berkesinambungan.
Tujuan
1. “Continuity Of Care” meliputi pelayanan terpadu bagi ibu dan anak dari
prakehamilan hingga persalinan, periode postnatal dan masa kanak-kanak.
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Manfaat
Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi beban kasus,
yang bertujuan untuk memastikan bahwa ibu menerima semua asuhannya dari
satu bidan atau tim praktiknya. bidan dapat bekerja sama secara multi disiplin
dalam melakukan konsultasi dan rujukan dengan tenaga kesehatan lainnya (Astuti,
dkk, 2017).
2.3 Pengertian empowerment woman
Istilah pemberdayaan perempuan terdiri dari dua kata yaitu “pemberdayaan” dan
“perempuan”.Pemberdayaan atau empowerment ini berdasarkan makna katanya
diartikan sebagai kekuatan yang berasal dari “dalam”, yang dapat diperkuat dengan
unsur-unsur dari “luar” (Kartasasmita, 1996, dalam Soegijoko 1997: 176).
Menurut Cook dan Macauly (1997) memandang pemberdayaan sebagai upaya
membebaskan seseorang dari kendali yang kaku dan memberikan pada orang tersebut
kebebasan untuk mempertanggungjawakan idenya, keputusan dan tindakannya.
Pemberdayaan merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah kegiatan memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok
lemah dalam masyarakat. Sebagai tujuan maka pemberdayaan merujuk pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan social yaitu masyarakat menjadi berdaya.
Perempuan adalah makhluk lemah lembut dan penuh kasih saying karena perasaannya
yang halus. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan
pada tingkah lakunya, dan timbul juga perbedaan dalam hal kemampuan, selektif
terhadap kegiatan-kegiatan intensional yang bertujuan dan terarah dengan kodrat
perempuan.Pemberdayaan perempuan merupakan upaya untuk mengatasi hambatan
guna mencapai pemerataan atau persamaan bagi laki-laki dan perempuan pada setiap
tingkat proses pembangunan.Novian (2010), pemberdayaan perempuan adalah upaya
pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan control terhadap sumber daya,
ekonomi, politik, social, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan
rasa percaya diri untuk mampu membangun kemampuan dan konsep diri.Pemberdayaan
perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.Sebagai sumber daya
insane, potensi yang dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidak di
bawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status perempuan dan
peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum sebagai
mitra sejajar dengan laki-laki.
Kalau kita melihat konsep GBHN tersebut kita melihat betapa pentingnya
pemberdayaan perempuan karena memberdayakan perempuan berarti
memberdayakan bangsa. Secara fakta fungsi pendidikan, partisipasi
perempuan yang total di sector domestic maupun public sangat
menentukan dalam peningkatan kualitas generasi penerus dan
peningkatan kualitas relasional dengan suami maupun dengan
masyarakat luas.
Tujuan Pemberdayaan Perempuan (Empowerment Women)
Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk menantang ideology
patriarki yaitu dominasi laki-laki dan subordinasi perempuan, merubah
struktur dan pranata yang memperkuat dan melestarikan dikriminasi
gender dan ketidakadilan social. Pendekatan pemberdayaan memberi
kemungkinan bagi perempuan miskin untuk memperoleh akses dan
penguasaan terhadap sumber-sumber material maupun informasi.
Sehingga proses pemberdayaan harus mempersiapkan semua struktur
dan sumber kekuasaan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Women centered care adalah istilah yang digunakan untuk pilosopi asuhan naternitas yang
memberi prioritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan menekankan pentingnya
informed choice, kontinuitas perawatan,keterlibatan pengguna, efektivitas klinis,respon dan
aksesibilitas.Dalam hal ini bidan difokuskan memberikan dukungan pada wanita dalam upaya
memperoleh status yang sama dimasyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan
kesehatan dirinya.
Continuity of care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik kebidanan untuk
memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk memberikan
dukungan, dan membina hubungan saling percaya antara bidan dengan klien.
Continuity of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi beban kasus, yang bertujuan
untuk memastikan bahwa ibu menerima semuanya asuhannya dari satu bidan atau tim
praktiknya.
Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk menantang ideology patriarki yaitu dominasi
laki-laki dan subordinasi perempuan, merubah struktur dan pranata yang memperkuat dan
melestarikan dikriminasi gender dan ketidakadilan social.
Adapun peran bidan dalam pemberdayaan perempuan yaitu bidan sebagai partnership bagi
perempuan. Partnership menurut terjemahan google adalah “kemitraan, persekutuan, perekanan”.
DAFTAR PUSTAKA
http://ranidiani.blogspot.com/2015/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://eprints.umg.ac.id/3138/3/BAB%202.pdf
http://repository.umpalopo.ac.id/527/3/BAB_02171275.pdf
https://text-id.123dok.com/document/dzx0mmnzr-women-centre-care-empowering-
women.html
http://nurhidayahms.blogspot.com/2015/11/empowerment-women-pemberdayaan-
perempuan.html