Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP KEBIDANAN

(Women Center Care)

Dosen Pembimbing :

Fidiya

Disusun oleh Kelompok 2:

Hafarah Sakinah

Baiq Alfi Sundari

Nurhalimah

Miftahul Jannah

Karlina

Sinta Amelia

Sulha Indriyati

D4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM

TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Kebidanan. Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil dari kerja keras
kami, melainkan banyak pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan
motivasi. Sekali lagi kami mengucapkan terimakasih atas terselesainya makalah
ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 27 Juni 2022

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

Judul………………………………………………………………………………. i

Kata Pengantar........................................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………...…………...…..… 1

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………….


…1
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………………........ 2
1.3. Tujuan……………………………………………………………………..
…2

BAB II : PEMBAHASAN.…………………………………...……………….… 3

A. Pengertian Women Center Care………………..………..…………………….… 3


1. Safe Motherhood…………………………………...………………… 4
2. Gerakan Sayang Ibu(GSI) Tahun 1996……………………...……….. 5
3. Live Saving Skill………………………………………….………….. 6
4. Komunikasi Interpersonal, dan Pendekatan KAP……….…………… 7
5. Asuhan Persalinan Normal (APN)  Tahun 2000………………………
8
6. Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2000………………..…………
9
7. IBI mengeluarkan standar asuhan kebidanan dan usulan
peningkatan Pendidikan Kebidanan dari D1, D3, D4, S1,S2…….…. 10
8. Asuhan Sayang Ibu…………………………………………………..
13
BAB III : KASUS DAN ANALISIS KASUS………..……………………..… 14

A. Kasus…………………………………………………………………..... 14
B. Analisis Kasus……………………………………………………….….. 15

BAB IV : PENUTUP……………...…………………………………………… 16

A. Kesimpulan............................................................................................... 16

Daftar Pustaka……………………..…………………………………………... 17

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dapat diakui bahwa wanita, anak dan keluarga sebagai kelompok


penduduk yang punya peran besar bagi kelangsungan kehidupan kesejahteraan
masyarakat bangsa. Namun dalam hal ini, wanita mempunyai peran yang
sangat mendasar, sebagaimana pendapat Abudarne dan Naisbill cit Sri
Suhartati 1997:” When the subject is women, what is happening awesome,
women are transforming the world we live in” pendapat tersebut
menggambarkan betapa besarnya peran wanita yang dapat merubah profil
dunia. Dengan dasar itulah maka dewasa ini terutama dinegara-negara
berkembang, banyak progam-progam yang dipusatkan pada wanita.
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi
baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan
medis, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai
tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada masyarakat
khususnya perempuan. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan
antenatal, persiapan menjadi orang tua, kesehatan perempuan, kesehatan
seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Oleh karena itu bidan
sebagai mitra perempuan, dituntut lebih terampil, dapat mengidentifikasi dan
mengambil tindakan tepat waktu dan tepat bila terjadi masalah pada wanita.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan women center care?
2. Apa yang dimaksud dengan Safe Motherhood?
3. Apa yang dimaksud dengan Gerakan Sayang Ibu (GSI) Tahun 1996?
4. Apa yang dimaksud dengan Live Saving Skill?
5. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Interpersonal, dan Pendekatan
KAP?
6. Apa yang dimaksud dengan Asuhan Persalinan Normal (APN) Tahun
2000?
7. Apa yang dimaksud dengan IBI mengeluarkan standar asuhan kebidanan
dan usulan?
8. Apa yang dimaksud dengan peningkatan Pendidikan Kebidanan dari D1,
D3, D4, S1, S2?
9. Apa yang dimaksud dengan Asuhan Sayang Ibu?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Women Center Care.
2. Untuk mengetahui pengertian Safe Motherhood.
3. Untuk mengetahui pengertian Gerakan Sayang Ibu(GSI) Tahun 1996.
4. Untuk mengetahui pengertian Live Saving Skill.
5. Untuk mengetahui pengertian Komunikasi Interpersonal, dan Pendekatan
KAP.
6. Untuk mengetahui pengertian Asuhan Persalinan Normal (APN) Tahun
2000.
7. Untuk mengetahui pengertian IBI mengeluarkan standar asuhan kebidanan
dan usulan.
8. Untuk mengetahui pengertian peningkatan Pendidikan Kebidanan dari D1,
D3, D4, S1, S2.
9. Untuk mengetahuhi pengertian Asuhan Sayang Ibu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Women Center Care adalah asuhan kesehatan yang berpusat pada
wanita. Dalam kebidanan terpusat pada ibu (wanita) adalah suatu konsep
yang mencakup hal-hal yang lebih memfokuskan pada kebutuhan, harapan
dan aspirasi masing-masing wanita dengan memperhatikan lingkungan
sosialnya dari ada kebutuhan institusi atau profesi terkait. (Hidayat Asri,
Dkk,2009)
Women Center Care adalah Asuhan yang berorientasi pada Wanita.
Dalam Hal ini Bidan difokuskan memberikan dukungan pada wanita
dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih
dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya.
Asuhan yang berorintasi pada wanita atau Women Centre Care amat
penting untuk kemajuan Praktik kebidanan. Women Center Care ini sangat
sesuai dengan keinginan ICM (International Confederation Of Midwifery)
yang tertuang dalam VISI nya, yaitu :
a) Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb
b) Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang
menghargai kerjasama team dalam memberikan asuhan untuk
seluruh kebutuhan wanita dan keluarga
c) Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa
mendatang termasuk pelayanan kesehatan utama pada komunitas
untuk seluruh wanita dan keluarga
d) Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan
sesuai dengan harapan Wanita

3
Terpusat pada ibu memiliki sifat holistic (menyeluruh) dalam
membahas kebutuhan dan ekspetasi, social, emosional, fisik, psikologis,
spiritual, dan kebudayaan ibu. Bentuk-bentuk women Center Care di
Indonesia merupakan progam untuk menurunkan angka kematian ibu yang
merujuk pada progam sedunia yang didukung oleh WHO yaitu:
1. Safe Motherhood   
Safe motherhood adalah kemampuan wanita untuk dapat hamil dan
melahirkan secara aman dan sehat. Awal dari progam safe motherhood
adalah sebuah usaha menyeluruh yang bertujuan untuk mengurangi
angka kematian dan kesakitan pada wanita dan bayi, khususnya di
negara berkembang. Progam ini dimulai tahun 1987.
Indonesia termasuk Negara berkembang dan memiliki
permasalahan besar berkaitan dengan kematian maternal. Menurut
laporan WHO dan Bank Dunia pada tahun 1997, wanita Indonesia
memiliki resiko tinggi pada kematian maternal yaitu 450 kematian ibu
per 100000 kelahiran hidup.
Banyak faktor yang mempengaruhi MMR. Factor-faktor tersebut
dapat dibagi kedalam empat jenis: kondisi fisiologis wanita, kondisi
tenaga kesehatan, kondisi lingkungan, dan perilaku wanita.
Maine and Rosenfield (1999) melaporkan bahwa alasan penting
kurang berhasilnya mengurangi kematian bahwa alasan penting kurang
berhasilnya mengurangi kematian ibu adalah tidak adanya fokus
strategi yang jelas dalam mengawali safe motherhood. Mereka
menyatakan bahwa perawatan gawat darurat obstetric merupakan hal
yang sangat penting dalam mengurangi kematian ibu. (M.Sih Setija
Utami,2003) Tahun 1988 dengan digalakkannya Standar Pelayanan
Kebidanan Yang diikuti progam lainnya yang berkesinambungan.

4
2. The mother Friendly Movement Tahun 1996 yang diterjemahkan
sebagai Gerakan Sayang Ibu (GSI)
a) Pengertian
Gerakan sayang Ibu merupakan gerakan percepatan
penurunan angka kematian ibu yang dilakukan bersama-sama oleh
pemerintah dan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan
kesadaran dan kepedulian dalam upaya integral dan sinergis
b) Prinsip asuhan
 Intervensi minimal
 Komprehensif
 Sesuai kebutuhan
 Sesuai standar, wewenang, otonomi, dan kompetensi provider
 Dilakukan secara komplek oleh tim kerja
 Asuhan sayang ibu.
 Filosofi bahwa proses menstruasi, persalinan, menopause
adalah normal.
 Memberikan informed concent
  Aman, Nyaman, logis dan berkualitas
c) Pelaksanaan progam
Berupa gerakan sayang ibu yang dioperasionalkan
dikecamatan dan desa atau kelurahan. Gerakan Sayang Ibu (GSI)
mempromosikan kegiatan yang berkaitan dengan kecamatan
sayang ibu dan Rumah Sakit saying ibu untuk mencegah 3
keterlambatan:
 Keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali tanda
bahaya dan membuat keputusan untuk mencari pertolongan.
 Keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
 Keterlambatan difasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

5
d) Kegiatan.
Meliputi advokasi dan mobilitas sosial.

3. Live Saving Skill


“The LSS manual and training program was developed to help
midwives prevent maternal and infant mortality and morbidity by
identifying and taking timely and appropriate action when problems
occur in pregnancy, labor and delivery and in the early postpartum
period.” The LSS manual dan program pelatihan mengatasi penyebab
utama kematian ibu dan bayi. Ada sepuluh modul: pengenalan
kematian ibu, perawatan antenatal yang berkualitas, memantau
kemajuan persalinan, episiotomi dan perbaikan luka, pencegahan dan
pengobatan pendarahan, resusitasi (dewasa dan bayi), pencegahan dan
pengelolaan sepsis, hidrasi dan rehidrasi, vakum ekstraksi, darurat
lainnya (tenaga kerja dan masalah pengiriman, perawatan post
abortion, symphysiotomy).
Program berbasis kompetensi berkonsentrasi pada perolehan
keterampilan kebidanan maju dan proses pemecahan
masalah. Keterampilan dipecah menjadi langkah-langkah berurutan
dan menguasai dengan menggunakan daftar keterampilan. Checklist
keterampilan diberikan dalam sebuah buku catatan kecil yang
terpisah yang disebut Panduan Klinis untuk mudah digunakan sebagai
acuan dalam pengaturan klinis dan untuk tujuan pelatihan dan
supervisi.
Program ini telah dikembangkan sebagai sumber daya Pendidikan
berkelanjutan untuk melatih bidan dan dapat disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan lokal dan standar praktik.
Aplikasi negara: Ghana, Uganda, Tanzania, Tajikistan, Vietnam,
Kamboja, Indonesia, Peru, Ethiopia, Guinea, Bangladesh, India,
Honduras, Mozambik, dan di tempat lain.

6
The Life-Saving Skills Manual untuk Bidan juga digunakan dalam
program pendidikan berkelanjutan untuk bidan berpengalaman dan
penyedia terampil lainnya, untuk memperkuat pelatihan pra-pelayanan
untuk mahasiswa kebidanan dan dimasukkan ke dalam program
pelatihan dasar yang dapat dijalankan oleh departemen kesehatan,
sekolah pendidikan, atau asosiasi kebidanan.

4. Komunikasi Interpersonal dan konseling Definisi dan Pendekatan


KAP
KAP adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap
muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun
pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004). Komunikasi Interpersonal
(KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal.
Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu
atau antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).  KIP
Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain,
dua arah interaksi verbal dan nonverbal yang menyangkut saling
berbagi informasi dan perasaan. KIP Antara Tiga Orang/
lebih, menyangkut komunikasi dari orang ke beberapa oarng lain
(kelompok kecil). Masing-masing anggota menyadari keberadaan
anggota lain, memiliki minat yang sama dan/atau bekerja untuk suatu
tujuan.
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan
lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik
yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat
ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau
upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002)

7
Fungsi Konseling Kebidanan :
a. Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
b. Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis,
psikologis, kultural dan lingkungan.
c. Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku
klien.
d. Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
serta peningkatan derajat kesehatan.
Hasil Pelayanan Konseling Kebidanan :
Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah kemandirian
klien dalam :
a. Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah,
merumuskan pemecahan masalah, menilai hasil tindakan dengan
tepat.
b. Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah
Kesehatan
c. Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
d. Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.

5. Asuhan Persalinan Dasar (APD) yang kemudian berkembang


menjadi Asuhan Persalinan Normal (APN)  Tahun 2000
Tujuan APN adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat Kesehatan yang tinggi dan bayinya melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
yang optimal. Dengan demikian penolong ersalinan dapat memberikan
asuhan yang mengacu pada upaya-upaya pencegahan yang dapat
memberikan rasa aman bagi ibu dan bayinya baru lahir selama
persalinan dan masa nifas dini.

8
Ada 5 aspek dasar atau benang merah yang penting dan saling
terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman baik pada
persalinan normal maupun patologis yaitu :
a. Membuat keputusan klinik
b. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
c. Pencegahan infeksi
d. Pencatatan (rekam medis)
e. Rujukan

6. Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2000


a. pengertiannya adalah gerakan nasional dalam mewujudkan
kehamilan yang aman sebagai strategi pembangunan kesehatan
masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010 dengan melindungi hak
reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi kecacatan,
kesakitan, dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan yang
sebenarnya tidak perlu terjadi.
b. Pelaksanaan progam
 Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir berkualitas dan efektif berdasarkan bukti
 Membangun pikiran yang efektif
 Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga.
 Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin
penyediaan dan pemanfaatanpelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir.
 Menjamin adanya pertolongan pertama obstetric sesuai standar
nasional maupunpedoman klinis dan rujukan pada semua
polindes dan puskesmas tanpa tempat tidur.
 Menjamin semua desa terpencil mempunyai polindes dan
tenaga bidan.
9
 Menyediakan bahan dan obat-obat esensial, peralatan dan
transformasi untuk pelayanan efektif.
 Menyediakan pelayanan ANC.
 Menyediakan pelayanan persalinan sesuai standar nasional dan
menurut pedoman klinis yang dianjurkan dengan
pendokumentasian.
 Menjamin pencegahan dan penanggulangan infeksi.
 Menetapkan peran dukun untuk mendukung kerja bidan.

7. IBI mengeluarkan standar asuhan kebidanan dan usulan


peningkatan Pendidikan Kebidanan  dari D1, D3, D4, S1, S2
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai
dengan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar
yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non
formal
a. Visi
Pada tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan pelayanan yang
sesuai standar praktek bidan internasional dan dasar pendidikan
minimal DIII Kebidanan.
b. Misi
Untuk mencapai visi pendidikan berkelanjutan, misalnya adalah :
 Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk
“system”.
 Membentuk unit pendidikan berkelanjutan bidan ditingkat
pusat, propinsi/daerah dan kabupaten/cabang
 Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan
 Mengadakan jaringan /kerjasama dengan pihak terkait

10
c. Tujuan
Pendidikan berkelanjutan bertujuan :
 Pemenuhan standar Dalam hal ini adalah standar kemampuan
yang telah ditentukan oleh konsil kebidanan untuk dilakukan
registrasi/legislasi untuk mendapatkan praktek bidan
 Meningkatkan produktivitas kerja Produktivitas kerja akan
meningkat, kualitas dan kwantitasnya akan semakin baik,
karena technical skill bidan akan meningkat
 Meningkatkan pemahaman terhadap etika profesi
Dengan meningkakan pemahaman  etika profesi bidan akan
memberikan pelayanan sesuai dengan keahlian dan
keterampilan.
 Meningkatkan karier
Peningkatan karier akan semakin besar, karena keahlian
ketrampilan dan prestasi kerjanya akan semakin meningkat
 Meningkatkan kepemimpinan
Kepemimpinan bidan sebagai seorang menejer akan lebih
baik, melalui peningkatan hubungan antar manusia, motivasi
kearah kerjasama vertikal dan horizontal serta semakin cakap
dalam pengambilan keputusan
 Meningkatkan kepuasan konsumen
Dengan lebih baiknya mutu pelayanan bidan, kepuasan
konsumen akan meningkat Perkembangan pendidikan bidan
berjalan seiring/berhubungan dengan Perkembangan
pelayanan kebidanan untuk menjawab tuntutan serta
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan yang
dimaksud dalam pendidikan ini adalah pendidikan formal dan
informal.

11
 Tahun 1981 untuk meningkatkan kemampuan perawat
kesehatan (SPK) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk kebidanan, dibuka pendidikan diploma I kesehatan
ibu dan anak dibuka. Tahun 1985 dibuka lagi PPB lulusan
SPR dan SPK, lama pendidikan 1 tahun.
 Tahun 1989 dibuka crash progam pendidikan bidan secara
nasional, pemerintah memperbolehkan lulusan SPK langsung
masuk progam pendidikan bidan. Dikenal dengan PPB A,
dengan lama pendidikan 1 tahun.
 Setelah lulus pemerintah menempatkan seorang bidan ditiap
desa sebagai PNS golongan II, sejak tahun 1996 status bidan
didesa sebagai pegawai tidak tetap dengan kontrak selama 3
tahun yang kemudian dapat diperpanjang 2X3 tahun 1993
dibuka progam pendidikan bidan progam B yang lulusannya
AKPER lama pendidikan 1 tahun untuk tenaga mengajar
pada PPB A.
 Tahun 1996 dibuka pendidikan Diploma III kebidanan
dengan raw input dari SMA.
 Tahun 2000 dibuka program DIV bidan pendidik yang
diselenggarakan di FK UGM Yogyakarta, dengan lama
pendidikan dua semester
 Tahun 2006 dibuka S2 kebidanan di UNPAD Bandung

12
8. Asuhan Sayang Ibu
Pengertiannya adalah prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan
dan keinginan ibu Coalition For Improving Maternity Service (CIMS)
1996
 Menawarkan kepada ibu untuk memilih didampingi suami atau
keluarga sebagai support fisik dan emosional
 Menginformasikan praktek dan intervensi yang akan maupun
sedang dilakukan serta menginformasikan hasil asuhannya.

 Asuhan yang diberikan bersifat peka dan responsif terhadap


keyakinan, nilai dan adat istiadat
 Memberikan kebebasan untuk memilih posisi dan bergerak
sesuai keinginan ibu
 Kebijakan dan prosedur yang terdapat didalam asuhan bersifat
jelas dan berkesinambungan
 Menghindari tindakan rutin yang tidak jelas dengan mengacu
pada evidance based
 Mendidik para pemberi asuhan agar melakukan tindakan
pengurangan nyeri tanpa obat
 Mendorong semua ibu postpartum untuk melakukan bonding
attacment  dan breast feeding,inisiasi menyusui dini
 Menghindari penyunatan yang tidak diperlukan dan
mendukung asuhan bayi

13
BAB III
KASUS DAN ANALISIS KASUS
A. Kasus
Ibu Y adalah primigravida hamil aterm normal, masuk kamar bersalin
RS.Medika dalam keadaan inpartu. Ibu Y setiap ANC selalu datang ketempat
bidan W. Sewaktu ANC di bidan W ibu Y mengutarakan keinginan melahirkan
dibidan S karena rumah ibu Y dekat dengan rumah. Bidan S. Bidan
mendukung keinginan ibu Y dan menganjurkan beberapa bulan sebelum HPL
untuk ANC di bidan S, Tetapi, ibu mertua dan sebagian keluarga besarnya
menyuruh melahirkan di Rumah Sakit  Medika dengan alasan peralatan yang
lebih lengkap dengan terpaksa,ibu Y menyanggupinya.
Sewaktu dilakukan anamnesa di RS medika, ibu Y mengatakan
keinginannya ingin persalinannya didampingi suami dan tidak mau di
episiotomi. Sekarang ini ibu Y berada dalam kala II dan kala II yang
berlangsung agak lambat, tetapi ada kemajuan. Bidan di RS Medika
mempersilahkan suami ibu Y untuk mendampingi ibu Y selama proses
persalinan.
Pada proses persalinan tersebut, ibu Y imerasa nyaman dengan posisi
setengah duduk, tetapi bidan sering menyuruh ibu Y dalam posisi terlentang
dan menjelaskan kepada ibu Y bahwa posisi tersebut mempermudah mengukur
perkembangan pembukaan dan mengamati penurunan kepala bayi.

14

B. Analisa Kasus
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan
yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan
kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu
hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab
keluarga menjadi bagian integral tak terpisahkan dari ibu hamil.
         Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga.
Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota
keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat
memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya.. Dalam hal pengambilan
keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan
bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia
akan memperoleh pelayanan kebidanannya.
       Pada kasus diatas dapat dilihat bahwa bidan W, sudah melakukan tindakan
asuhan sayang ibu pada ibu Y, karena mendukung pilihan dan keputusan ibu Y
untuk melahirkan di bidan S hanya saja, bidan W tidak melibatkan keluarga ibu W
dalam asuhan, agar keluarganya bisa mengerti pilihan ibu Y dan menyadari bahwa
ibu Y mempunyai hak untuk memutuskan kepada siapa dan dimana ibu Y akan
memperoleh pelayanan kebidananya karena bidan memegang kunci dalam
menentukan asuhan dimasa mendatang termasuk pelayanan kesehatan utama pada
komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga.
         Sewaktu di RS Medika, bidan di RS Medika telah melakukan
asuhan kebidanan yang benar dengan  menawarkan kepada ibu Y untuk memilih
didampingi suami atau keluarga sebagai support fisik dan emosional. Tetapi bidan
tersebut tidak menghargai keinginan ibu Y dalam memberikan kebebasan untuk
memilih posisi bersalin sesuai keinginan ibu Y. Seharusnya, bidan dapat
bekerjasama dengan ibu Y dalam memberikan asuhan sesuai harapan ibu Y.

15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Women centered care adalah istilah yang di gunakan untuk
pilosopi asuhan naternitas yang memberi prioritas pada keinginan dan
kebutuhan pengguna, dan menekankan pentingnya informed choice,
kontinuitas perawatan,keterlibatan pengguna, efektivitas klinis, respon dan
aksesibilitas. Dalam hal ini bidan di fokuskan memberikan dukungan pada
wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk
memilih dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya.
Di dalam women center care terdapat banyak hal yang harus di
perhatikan oleh bidan. Yaitu tentang prinsip-prinsip dalam pemberian
asuhan kebidanan yang terkait dengan wanita secara keseluruhan bentuk-
bentuk women center care itu sendiri. Dan dapat mengetahui siapa saja
yang harus di lakukan pendekatan secara keseluruhan terkait dengan
women center care. Karena dalam women center care ini adalah ruang
lingkup tanggung jawab dari bidan untuk memenuhi propesinya sebagai
teman wanita.

16
DAFTAR
PUSTAKA

Asri Hidayat dan Mufdlilah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan plus


materi Bidan Delima, Mitra Cendikia Press: Yogyakarta

http://www.lusa.web.id/komunikasiantarpribadi.interpersonal.comunication/ 
,konseling,10 Mei 2009,  diambil tanggal 27 juni 2022 jam 13.00

http://www.cpc.unc.edu   Life Saving Skills: A Manual for Midwives; LSS Manual


for Midwives: Clinical Guide,2010 diambil tanggal 27 juni 2022 jam 13.00
http://midwife.org,  Life Saving Skills Series, diambil tanggal 27 juni 2010 jam
15.00

Sih Setija Utami. 2003. penelitian tentang Aspek-aspek psikologis ibu


hamil,Fakultas psikologi UNIKA Soegijapranata, Semarang

Sri Suhartanti.1997. Pemasalahan-permasalahan hak asasi manusia yang


dihadapi wanita, anak, keluarga dan kiat peningkatan pelaksanaanya,  Majalah
Ilmiah Kopertis Wilayah VI

 http://bidanintanblogspot.com, teori-teori yang mempengaruhi model


kebidanan  kamis, 26 November 2009, diambil 27 juni 2022 jam 16.10

Anda mungkin juga menyukai