KONSEP KEBIDANAN
Dosen Pembimbing :
Fidiya
Hafarah Sakinah
Nurhalimah
Miftahul Jannah
Karlina
Sinta Amelia
Sulha Indriyati
D4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM
KATA PENGANTAR
Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Kebidanan. Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil dari kerja keras
kami, melainkan banyak pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan
motivasi. Sekali lagi kami mengucapkan terimakasih atas terselesainya makalah
ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Judul………………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar........................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………...…………...…..… 1
BAB II : PEMBAHASAN.…………………………………...……………….… 3
A. Kasus…………………………………………………………………..... 14
B. Analisis Kasus……………………………………………………….….. 15
BAB IV : PENUTUP……………...…………………………………………… 16
A. Kesimpulan............................................................................................... 16
Daftar Pustaka……………………..…………………………………………... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Women Center Care adalah asuhan kesehatan yang berpusat pada
wanita. Dalam kebidanan terpusat pada ibu (wanita) adalah suatu konsep
yang mencakup hal-hal yang lebih memfokuskan pada kebutuhan, harapan
dan aspirasi masing-masing wanita dengan memperhatikan lingkungan
sosialnya dari ada kebutuhan institusi atau profesi terkait. (Hidayat Asri,
Dkk,2009)
Women Center Care adalah Asuhan yang berorientasi pada Wanita.
Dalam Hal ini Bidan difokuskan memberikan dukungan pada wanita
dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih
dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya.
Asuhan yang berorintasi pada wanita atau Women Centre Care amat
penting untuk kemajuan Praktik kebidanan. Women Center Care ini sangat
sesuai dengan keinginan ICM (International Confederation Of Midwifery)
yang tertuang dalam VISI nya, yaitu :
a) Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb
b) Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang
menghargai kerjasama team dalam memberikan asuhan untuk
seluruh kebutuhan wanita dan keluarga
c) Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa
mendatang termasuk pelayanan kesehatan utama pada komunitas
untuk seluruh wanita dan keluarga
d) Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan
sesuai dengan harapan Wanita
3
Terpusat pada ibu memiliki sifat holistic (menyeluruh) dalam
membahas kebutuhan dan ekspetasi, social, emosional, fisik, psikologis,
spiritual, dan kebudayaan ibu. Bentuk-bentuk women Center Care di
Indonesia merupakan progam untuk menurunkan angka kematian ibu yang
merujuk pada progam sedunia yang didukung oleh WHO yaitu:
1. Safe Motherhood
Safe motherhood adalah kemampuan wanita untuk dapat hamil dan
melahirkan secara aman dan sehat. Awal dari progam safe motherhood
adalah sebuah usaha menyeluruh yang bertujuan untuk mengurangi
angka kematian dan kesakitan pada wanita dan bayi, khususnya di
negara berkembang. Progam ini dimulai tahun 1987.
Indonesia termasuk Negara berkembang dan memiliki
permasalahan besar berkaitan dengan kematian maternal. Menurut
laporan WHO dan Bank Dunia pada tahun 1997, wanita Indonesia
memiliki resiko tinggi pada kematian maternal yaitu 450 kematian ibu
per 100000 kelahiran hidup.
Banyak faktor yang mempengaruhi MMR. Factor-faktor tersebut
dapat dibagi kedalam empat jenis: kondisi fisiologis wanita, kondisi
tenaga kesehatan, kondisi lingkungan, dan perilaku wanita.
Maine and Rosenfield (1999) melaporkan bahwa alasan penting
kurang berhasilnya mengurangi kematian bahwa alasan penting kurang
berhasilnya mengurangi kematian ibu adalah tidak adanya fokus
strategi yang jelas dalam mengawali safe motherhood. Mereka
menyatakan bahwa perawatan gawat darurat obstetric merupakan hal
yang sangat penting dalam mengurangi kematian ibu. (M.Sih Setija
Utami,2003) Tahun 1988 dengan digalakkannya Standar Pelayanan
Kebidanan Yang diikuti progam lainnya yang berkesinambungan.
4
2. The mother Friendly Movement Tahun 1996 yang diterjemahkan
sebagai Gerakan Sayang Ibu (GSI)
a) Pengertian
Gerakan sayang Ibu merupakan gerakan percepatan
penurunan angka kematian ibu yang dilakukan bersama-sama oleh
pemerintah dan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan
kesadaran dan kepedulian dalam upaya integral dan sinergis
b) Prinsip asuhan
Intervensi minimal
Komprehensif
Sesuai kebutuhan
Sesuai standar, wewenang, otonomi, dan kompetensi provider
Dilakukan secara komplek oleh tim kerja
Asuhan sayang ibu.
Filosofi bahwa proses menstruasi, persalinan, menopause
adalah normal.
Memberikan informed concent
Aman, Nyaman, logis dan berkualitas
c) Pelaksanaan progam
Berupa gerakan sayang ibu yang dioperasionalkan
dikecamatan dan desa atau kelurahan. Gerakan Sayang Ibu (GSI)
mempromosikan kegiatan yang berkaitan dengan kecamatan
sayang ibu dan Rumah Sakit saying ibu untuk mencegah 3
keterlambatan:
Keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali tanda
bahaya dan membuat keputusan untuk mencari pertolongan.
Keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
Keterlambatan difasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
5
d) Kegiatan.
Meliputi advokasi dan mobilitas sosial.
6
The Life-Saving Skills Manual untuk Bidan juga digunakan dalam
program pendidikan berkelanjutan untuk bidan berpengalaman dan
penyedia terampil lainnya, untuk memperkuat pelatihan pra-pelayanan
untuk mahasiswa kebidanan dan dimasukkan ke dalam program
pelatihan dasar yang dapat dijalankan oleh departemen kesehatan,
sekolah pendidikan, atau asosiasi kebidanan.
7
Fungsi Konseling Kebidanan :
a. Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
b. Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis,
psikologis, kultural dan lingkungan.
c. Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku
klien.
d. Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
serta peningkatan derajat kesehatan.
Hasil Pelayanan Konseling Kebidanan :
Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah kemandirian
klien dalam :
a. Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah,
merumuskan pemecahan masalah, menilai hasil tindakan dengan
tepat.
b. Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah
Kesehatan
c. Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
d. Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.
8
Ada 5 aspek dasar atau benang merah yang penting dan saling
terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman baik pada
persalinan normal maupun patologis yaitu :
a. Membuat keputusan klinik
b. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
c. Pencegahan infeksi
d. Pencatatan (rekam medis)
e. Rujukan
10
c. Tujuan
Pendidikan berkelanjutan bertujuan :
Pemenuhan standar Dalam hal ini adalah standar kemampuan
yang telah ditentukan oleh konsil kebidanan untuk dilakukan
registrasi/legislasi untuk mendapatkan praktek bidan
Meningkatkan produktivitas kerja Produktivitas kerja akan
meningkat, kualitas dan kwantitasnya akan semakin baik,
karena technical skill bidan akan meningkat
Meningkatkan pemahaman terhadap etika profesi
Dengan meningkakan pemahaman etika profesi bidan akan
memberikan pelayanan sesuai dengan keahlian dan
keterampilan.
Meningkatkan karier
Peningkatan karier akan semakin besar, karena keahlian
ketrampilan dan prestasi kerjanya akan semakin meningkat
Meningkatkan kepemimpinan
Kepemimpinan bidan sebagai seorang menejer akan lebih
baik, melalui peningkatan hubungan antar manusia, motivasi
kearah kerjasama vertikal dan horizontal serta semakin cakap
dalam pengambilan keputusan
Meningkatkan kepuasan konsumen
Dengan lebih baiknya mutu pelayanan bidan, kepuasan
konsumen akan meningkat Perkembangan pendidikan bidan
berjalan seiring/berhubungan dengan Perkembangan
pelayanan kebidanan untuk menjawab tuntutan serta
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan yang
dimaksud dalam pendidikan ini adalah pendidikan formal dan
informal.
11
Tahun 1981 untuk meningkatkan kemampuan perawat
kesehatan (SPK) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk kebidanan, dibuka pendidikan diploma I kesehatan
ibu dan anak dibuka. Tahun 1985 dibuka lagi PPB lulusan
SPR dan SPK, lama pendidikan 1 tahun.
Tahun 1989 dibuka crash progam pendidikan bidan secara
nasional, pemerintah memperbolehkan lulusan SPK langsung
masuk progam pendidikan bidan. Dikenal dengan PPB A,
dengan lama pendidikan 1 tahun.
Setelah lulus pemerintah menempatkan seorang bidan ditiap
desa sebagai PNS golongan II, sejak tahun 1996 status bidan
didesa sebagai pegawai tidak tetap dengan kontrak selama 3
tahun yang kemudian dapat diperpanjang 2X3 tahun 1993
dibuka progam pendidikan bidan progam B yang lulusannya
AKPER lama pendidikan 1 tahun untuk tenaga mengajar
pada PPB A.
Tahun 1996 dibuka pendidikan Diploma III kebidanan
dengan raw input dari SMA.
Tahun 2000 dibuka program DIV bidan pendidik yang
diselenggarakan di FK UGM Yogyakarta, dengan lama
pendidikan dua semester
Tahun 2006 dibuka S2 kebidanan di UNPAD Bandung
12
8. Asuhan Sayang Ibu
Pengertiannya adalah prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan
dan keinginan ibu Coalition For Improving Maternity Service (CIMS)
1996
Menawarkan kepada ibu untuk memilih didampingi suami atau
keluarga sebagai support fisik dan emosional
Menginformasikan praktek dan intervensi yang akan maupun
sedang dilakukan serta menginformasikan hasil asuhannya.
13
BAB III
KASUS DAN ANALISIS KASUS
A. Kasus
Ibu Y adalah primigravida hamil aterm normal, masuk kamar bersalin
RS.Medika dalam keadaan inpartu. Ibu Y setiap ANC selalu datang ketempat
bidan W. Sewaktu ANC di bidan W ibu Y mengutarakan keinginan melahirkan
dibidan S karena rumah ibu Y dekat dengan rumah. Bidan S. Bidan
mendukung keinginan ibu Y dan menganjurkan beberapa bulan sebelum HPL
untuk ANC di bidan S, Tetapi, ibu mertua dan sebagian keluarga besarnya
menyuruh melahirkan di Rumah Sakit Medika dengan alasan peralatan yang
lebih lengkap dengan terpaksa,ibu Y menyanggupinya.
Sewaktu dilakukan anamnesa di RS medika, ibu Y mengatakan
keinginannya ingin persalinannya didampingi suami dan tidak mau di
episiotomi. Sekarang ini ibu Y berada dalam kala II dan kala II yang
berlangsung agak lambat, tetapi ada kemajuan. Bidan di RS Medika
mempersilahkan suami ibu Y untuk mendampingi ibu Y selama proses
persalinan.
Pada proses persalinan tersebut, ibu Y imerasa nyaman dengan posisi
setengah duduk, tetapi bidan sering menyuruh ibu Y dalam posisi terlentang
dan menjelaskan kepada ibu Y bahwa posisi tersebut mempermudah mengukur
perkembangan pembukaan dan mengamati penurunan kepala bayi.
14
B. Analisa Kasus
Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan
yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan
kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu
hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab
keluarga menjadi bagian integral tak terpisahkan dari ibu hamil.
Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga.
Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota
keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat
memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya.. Dalam hal pengambilan
keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan
bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia
akan memperoleh pelayanan kebidanannya.
Pada kasus diatas dapat dilihat bahwa bidan W, sudah melakukan tindakan
asuhan sayang ibu pada ibu Y, karena mendukung pilihan dan keputusan ibu Y
untuk melahirkan di bidan S hanya saja, bidan W tidak melibatkan keluarga ibu W
dalam asuhan, agar keluarganya bisa mengerti pilihan ibu Y dan menyadari bahwa
ibu Y mempunyai hak untuk memutuskan kepada siapa dan dimana ibu Y akan
memperoleh pelayanan kebidananya karena bidan memegang kunci dalam
menentukan asuhan dimasa mendatang termasuk pelayanan kesehatan utama pada
komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga.
Sewaktu di RS Medika, bidan di RS Medika telah melakukan
asuhan kebidanan yang benar dengan menawarkan kepada ibu Y untuk memilih
didampingi suami atau keluarga sebagai support fisik dan emosional. Tetapi bidan
tersebut tidak menghargai keinginan ibu Y dalam memberikan kebebasan untuk
memilih posisi bersalin sesuai keinginan ibu Y. Seharusnya, bidan dapat
bekerjasama dengan ibu Y dalam memberikan asuhan sesuai harapan ibu Y.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Women centered care adalah istilah yang di gunakan untuk
pilosopi asuhan naternitas yang memberi prioritas pada keinginan dan
kebutuhan pengguna, dan menekankan pentingnya informed choice,
kontinuitas perawatan,keterlibatan pengguna, efektivitas klinis, respon dan
aksesibilitas. Dalam hal ini bidan di fokuskan memberikan dukungan pada
wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk
memilih dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya.
Di dalam women center care terdapat banyak hal yang harus di
perhatikan oleh bidan. Yaitu tentang prinsip-prinsip dalam pemberian
asuhan kebidanan yang terkait dengan wanita secara keseluruhan bentuk-
bentuk women center care itu sendiri. Dan dapat mengetahui siapa saja
yang harus di lakukan pendekatan secara keseluruhan terkait dengan
women center care. Karena dalam women center care ini adalah ruang
lingkup tanggung jawab dari bidan untuk memenuhi propesinya sebagai
teman wanita.
16
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.lusa.web.id/komunikasiantarpribadi.interpersonal.comunication/
,konseling,10 Mei 2009, diambil tanggal 27 juni 2022 jam 13.00