Anda di halaman 1dari 16

i

MAKALAH KELOMPOK VII

ASUHAN YANG DIPIMPIN OLEH BIDAN


Dosen Pengampu : Eka Mustika Yanti, S.ST,.M.Psi

DISUSUN OLEH :
1. ADDIAN APRILLIANA
2. BAIQ EVA PRIYATNA
3. KAMILA PUTIA DINIATI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR
LOMBOK TIMUR
2020

i
ii

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah Kelompok dengan judul “Asuhan yang
Dipimpin oleh Bidan”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat tersusun berkat
bimbingan dan bantuan dari Ibu Dosen dan Teman-teman Kelompok VII. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.
Karena itu penyusun membuka diri untuk segala saran dan kritik yang
membangun..

Mamben Daya, 01 April 2020

Kelompok VII

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................... 2
D. Manfaat........................................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI............................................................... 3


A. Definisi, Karakteristik, Nilai dan Skema pada Midwifery
LED Care.................................................................................... 3
B. Tujuan dan Pentingnya Midwifery LED Care........................... 4
C. Evidence Base Terkait Suhan Kebidanan.................................... 4
D. Role Model dalam Asuhan Kebidanan........................................ 5
E. Menejemen dalam Asuhan Kebidanan........................................ 7
F. Pengukuran Kualitas dan Mutu Asuhan...................................... 10

BAB III PENUTUP............................................................................... 10


A. Kesimpulan.................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 13

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasrkan report ICM tahun 2011 dan survey bidan UNFPA di 58
negara termasuk Indonesia pada tahun 2010 ,ditemukan angkakematian ibu
dan anak yang masih tinggi di semua negara. Secara global angka kematian
ibu 91%, 80% stillbirth, 82 % of newborn mortalit.
Pencapaian sasaran MDGs pada tahun 2015 menjadi salah satu prioritas
utama bangsa Indonesia. Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah
semata-mata tugas pemerintah tapi merupakan tugas seluruh komponen
bangsa, sehingga pencapaian dan target dan tujuan MDGs harus menjadi
pembahasan seluruh masyarakat, termasuk Ikatan Bidan Indonesia (IBI), IBI
dan anggota IBI telah mengambil peran dalam menyukseskan pencaina
target MDGs, khususnya target 4 dan 5 yang merupakan area pelayanan
kebidanan, KIA dan KB .
Kebijakan pemerintah tentang pelayanan ibu dan anak seperti
safemotherhood, MPS, P4K, Jamkesda, Jampersal, MDGs belum menjawab
semua kebutuhan kesehatan perempuan. Belum semua masyarakat memiliki
akses pelayanan yang berkwalitas
Bidan diharuskan memberikan pelayanan kebidanan yang kontinu mulai
dari ANC, INC, asuhan BBL, asuhan postpartum, asuhan neonatus, dan
pelayanan KB yang berkualitas.
Area pelayanan seorang bidan adalah kehamilan dan persalinan normal
dimana bidan sangat berperan penting dalam proses ini. Meningkatkan
persalinan normal berarti menurunkan angka Sectio Caesaria yan tidak
perlu. Fokus pelayanan bidan adalah memberi informasi, pendidikan dan
dukungan.
Penguatan manajemen fisiologis, sebagai ciri khas bidan sebagai seorang
bidan yang baik dan profesional harus memahami filosofi kebidanan bahwa
hamil dan melahirkan bukan penyakit, seorang bidan harus mampu
mempraktekkan pendekatan fisiologis yang paling tepat, menerapkan model

1
2

praktek kebidanan, mengembangkan model praktek bidan mempertahankan


praktek mandiri, memahami lingkup praktek bidan berdasarkan Evidence
Based Practice.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi, karakteristik, nilai dan skema pada midwifery LED
Care ?
2. Apakah tujuan dan pentingnya midwifery LED Care?
3. Bagaimana evidence base terkait suhan kebidanan ?
4. Bagaimana role model dalam asuhan kebidanan ?
5. Bagaimana menejemen dalam asuhan kebidanan ?
6. Bagaimana pengukuran kualitas dan mutu asuhan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi, karakteristik, nilai dan skema pada
midwifery LED Care.

2. Untuk mengetahui tujuan dan pentingnya midwifery LED Care.


3. Untuk mengetahui evidence base terkait suhan kebidanan.
4. Untuk mengetahui menejemen dalam asuhan kebidanan.
5. Untuk mengetahui pengukuran kualitas dan mutu asuhan.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Untuk mengetahui terkait dengan Asuhan yang Dipimpin Bidan
2. Bagi pengembangan ilmu
Sebagai referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama
yang berkaitan dengan Menejemen dalam Kebidanan.

2
3

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi, Karakteristik, Nilai dan Skema pada Midwifery LED Care
1. Definisi
Model asuhan midwifery LED care mengartikan bahwa kehamilan
dan kelahiran peristiwa kehidupan yang normal dan berpusat pada
wanita, mencakup asuhan berkesinambungan pemantauan fisik,
psikologis, spiritual dan sosial kesejahteraan perempuan dan keluarga
diseluruh siklus kesehatan reproduksi perempuan, menyediakan
pendidikan kesehatan individual, konseling dan antenatal care,
pendampingan terus menerus selama persalinan, kelahiran dan
postpartum, dukungan terus menerus selama periode postnatal,
meminimalkan teknologi dan mengidentifikasi rujukan yang memerlukan
perhatian khusus obstetri lainnya.
2. Karakteristik nilai
a. Persalinan normal lebih banyak dipromosikan pada area asuhan
b. Tempat persalinan tanpa obat-obatan.
c. Ruang kebidanan di RS (kamar bersalin, poli kandungan, ruang
nifas) diatur dan dikelola oleh bidan.
d. Persalinan normal adalah tugas utama bidan.
Standar pelayanan kebidanan untuk mempromosikan kelahiran normal
a. Tersedianya bidan yang akan dikontrak.
b. Persalinan normal adalah pilihan semua perempuan.
c. Perempuan seharusnya dilayani oleh orang yang mereka kenal.
d. Disertai kebijakan untuk asuhan persalinan.
e. Rencana persalinan yang rinci.
f. Asuhan berkelanjutan yang dilakukan oleh bidan yang dikenal dan
sistem rujukan yang mudah diakses

3
4

3. Skema pada midwiferi LED Care


a. Membuat kelompok bidan/tim.
b. Kelompok bidan memiliki otonomi penuh dan bertanggung jawab
untuk kelompok ibu hamil.
c. Bekerja berkesinambungan dikomunitas dan membangun kerjasama
dengn masyarakat.
d. Pelayanan yang dilakukan oleh tim untuk seluruh asuhan.
e. Perencanaan persalinan yang realistik, mengelola keinginan ibu
dengan lebih jelas dan rencana jika terjadi kegawatdaruratan.
B. Tujuan dan Pentingnya Midwifery LED Care
Tujuan dari midwifery LED carea dalah untuk menyediakan asuhan
berkelanjutan baik ikut serta untuk menawarkan kesinambungan hubungan
yang akan lebih besar dari waktu kewaktu, dengan memastikan bahwa
seorang wanita yang akan menerima asuhan antenatal, intra dan post natal.
Yang harus dilakukan oleh bidan di pusat unit yang dipimpimnya adalah :
a. Mendukung bidan dan obgyn pada area intra partum, merencanakan
lebih banyak kenormalan yang dilakukan disetiap persalinan.
b. Tidak memberikan informasi yang tidak penting, membuat rencana
persalinan individu.
c. Memberikan prioritas untuk mobilisasi dan prilaku persalinan normal.
d. Memperbaiki jumlah persalinan normal termasuk memperbaiki
kebijakan.
e. Mempertahankan persalinan normal pada semua seting pelayanan.
f. Melakukan audit dan penelitian secara periodik dan menginformasikan
pada semua tim.
C. Based Evidance Terkait Asuhan Kebidanan
Evidence base adalah praktik berdasarkan bukti. Pengertian evidence
base menurut sumber lain adalah The process of systematically finding,
appraising and using research findings as the basis for clinical decisions.
Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan
menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan

4
5

klinis. Jadi pengertian Evidence Base Midwifery dapat disimpulkan sebagai


asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut
metodologi ilmiah yang sistematis.
1. Manfaat evidance base
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan evidence base antara
lain:
a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan
bukti ilmiah.
b. Meningkatkan kompetensi (kognitif).
c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam
memberikan asuhan yang bermutu.
d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan
klien mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan
teori serta perkembangan ilmupen getahuan dan teknologi.
2. Sumber evidence base
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari
internet maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin
atau CD. Situs internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar
namun banyak pula yang public domain. Tidak semua EBM dapat
langsung diaplikasikan oleh semua professional kebidanan di dunia. Oleh
karena itu bukti ilmiah tersebut harus ditelaah terlebih dahulu,
mempertimbangkan manfaat dan kerugian serta kondisi setempat seperti
budaya, kebijakan dan lain sebagainya.
D. Role Model Asuhan Kebidanan
Model adalah contoh atau peraga unuk menggambarkan sesuatu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari berbagai disiplin ilmu (multi
disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran,
ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada
ibu dalam masa prakonsepsi, konsepsi, masa hamil, ibu bersalin, post partum
dab BBL. Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada

5
6

ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan terhadap individu,


keluarga dan masyarakat. Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman
atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan.
1. Konseptual model kebidaan
Dalam memberikan akan suatu gambaran tentang pelayanan dalam
praktek kebidanan dan memberi jawaban-jawaban atas pertanyaan, apa
yang merupakan praktek kebidanan.
Model dalamKebidananterdiriatas 4 elemen :
a. Orang (wanita, ibu, pasangan dan orang lain)
b. Kesehatan
c. Lingkungan
d. Kebidanan
2. Kegunaan model
a. ide (Untuk menggambarkan beberapa aspek (kongkrit maupun
abstrak) dengan mengartikan persamaannya seperti struktur, gambar,
diagram dan rumus. Model tidak seperti teori, tidak memfokuskan
pada hubungan antara dua fenomena tapi lebih mengarah pada
struktur dan fungsi. Sebuah model pada dasarnya anologi atau
gambar simbolik sebuah (Wilson, 2013).
b. Merupakan gagasan mental sebagai bagian teori yang memberikan
bantuan ilmu-ilmu sosial dalam mengkonsep dan menyamakan
aspek-aspek dalam proses sosial (Gait dan Smith, 2012).
c. Menggambarkan sebuah kenyataan, gambaran abstrak sehingga
banyak digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai parameter garis
besar praktek (Bemer, 1984).
3. Model asuhan home based
Dasar asuhan kebidanan berdasarkan home based merupakan unsur
therapeutic yang terdiri dari sebuah kesadaran dan menjaga hubungan
yang dibangun atas dasar kepercayaan dan dibentuk untuk memfasilitasi
asuhan yang berkualitas. Tanggung jawab dan kejujuran merupakan hal

6
7

yang harus dibangun dalam hubungan antara bidan dan klien. Proses
persalinan dirumah (Home Birth) sejak lama telah menggunakan konsep
"early discharge" sebagai bagian dari Home Based Midfwifery Care.
Asuhan kebidanan secara tradisional telah memiliki asuhan yang
berpusat pada wanita Kontinuitas dari asuhan kebidanan dapat
membentuk waktu yang efektif dalam pemantauan selama kunjungan
prenatal sehingga dapat terjalin hubungan therapeutic secara personal
antara bidan dan keluarganya.
Asuhan yang berkelanjutan (continuity of care) dapat membuat
bidan dan keluarga belajar satu sama lain untuk menentukan rencana dan
memberikan asuhan yang baik sesuai dengan kebutuhan, khusunya untuk
klien. Dengan proses ini akant terbuk komunikasi dan membangun
komitmen dari bidan dan keluarga dalam memecahkan masalah dan
membuat keputusan bersama. Partisipasi secara alamidalam home based
midwifery care dapat memberikan kesempatan pada calon orang tua
untuk mempelajari cara-cara mengasuh bayinya. Keterampilan ini
komponen yang penting dalam pendidikan prenatal karena bidan tidak
selalu mendampingi ibu.
E. Menejemen dalam Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan da
lam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (Depkes RI, 2005).
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah ibu dan khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada individu, keluarga dan masyarakat (Helen Varney, 1997).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian
atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus
pada klien.

7
8

Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan


oleh ACNM (1999) terdiri atas :
1. Mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan
secara sistematis melalui pengkajian yang komprehensif terhadap
kesehatan setiap klien, termasuk mengkaji riwayat kesehatan dan
melakukan pemeriksaan fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasar interpretasi
data dasar.
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan
bersama klien.
4. Memberiinformasi dan dukungan kepada klien sehingga mampu
membuat keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.
5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
6. Secara pribadi, bertanggung jawab terhadap implementasi rencana
individual.
7. Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika
terdapat penyimpangan dari keadaan normal.
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan
dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.
Langkah-langkah asuhan kebidanan :
1. Langkah I :
Pengumpulan data dasar
Data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data dasar :
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan
c. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
d. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
e. Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi

8
9

2. Langkah II :
Interpretasi data dasar
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
b. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
c. Memiliki ciri khas kebidanan
d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
3. Langkah III :
Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial.
Dalam langkah ini bidan dituntut untuk dapat mengidentifikasi masalah
dan diagnosa potensial terlebih dahulu baru setelah itu menentukan
antisipasi yang dapat dilakukan.
4. Langkah IV :
Dari data yang ada megidentifikasi keadaan yang ada perlu atau
tidak tindakan segera ditangani sendiri/dikonsultasikan (dokter, tim
kesehatan, pekerja sosial, ahli gizi) / kolaborasi.
5. Langkah V :
Tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi
klien, tapi juga dari kerangka pedomanan tisipasi terhadap klien apakah
dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila
ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi,
kultural/masalah psikologis. Dalam perencanaan ini apa yang
direncanakan harus disepakati klien, harus rasional, benar-benar valid
berdasar pengetahuan dan teori yang up to date.
6. Langkah VI :
Bisa dilakukan oleh bidan, klien, keluarga klien, maupun tenaga
kesehatan yang lain. Bidan bertanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaan asuhan bersama yang praktek menyeluruh.
7. Langkah VII :
Evaluasi efektifitas dari asuhan yang telah dilakukan.

9
10

F. Pengukuran Kualitas dan Mutu Asuhan


Dalam melakukan penilaian mutu ada tiga indikator mutu yankes yaitu
input (struktur), proses dan outcome. Dalam hal ini cara penilaian wawancara
serta dokumen. Dalam penilaian melalui siklus PDCA harus
berkesinambungan antara satu dan lainnya agar pelayanan mutu berjalan
dengan baik.
Indikator mutu pelayanan kebidanan sangat penting untuk bidan
dikarenakan sebagi tolak ukur potensi bidan dalam menangani kehamilan,
persalinan dan nifas, pelayanan yang sesuai dengan keinginan klien dan
sesuai dengan standar yang berlaku. Sebagai seorang bidan sangat
ditekankanakan mutu pelayanan yang maksimal. Tuntutan seorang
bidansangatlah berat dan berisiko tinggi terutama pada ibu dan anak. Maka
dari itu seorang bidan wajib menjalankan tugas sesuaiprosedur yang sudah
ditentukan baik itu penyuluhan dan lainnya sesuai profesi kebidanan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan
tiga variabel:
1. Input (struktur) yaitu segala sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan pelayanan kesehatan seperti tenaga, dana, obat, fasilitas,
peralatan, bahan, teknologi, organisasi, informasi dan lain-lain.
Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang
bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan
adalah dalam perencanaan dan penggerakan pelaksanaan-pelayanan
kesehatan.
2. Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/masyarakat). Proses ini merupakan variabel penilaian
mutu yang penting.
3. Output/outcome ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan
yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari
konsumen tersebut.

10
11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model asuhan midwifery LED care mengartikan bahwa kehamilan dan
kelahiran peristiwa kehidupan yang normal dan berpusat pada wanita,
mencakup asuhan berkesinambungan pemantauan fisik, psikologis, spiritual,
dan sosial kesejahteraan perempuan dan keluarga diseluruh siklus kesehatan
reproduksi perempuan, menyediakan pendidikan kesehatan individual,
konseling dan antenatal care, pendampingan terus menerus selama persalinan,
kelahiran dan postpartum, dukungan terus menerus selama periode postnatal,
meminimalkan teknologi dan mengidentifikasi rujukan yang memerlukan
perhatian khusus obstetri lainnya.
Definisi midwifery LED care adalah bidan merupakan seorang
pemimpin profesional yang menyediakan asuhan berkelanjutan mulai dari
perencanaan, pengorganisasian dan pemberian asuhan yang diberikan kepada
perempuan mulai dari kunjungan awal hingga masa nifas. Menyediakan
konsultasi oleh staf medis lain (obgyn atau nakes lain) pada beberapa kasus
antenatal.
pengertian Evidence Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan
kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi
ilmiah yang sistematis.
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (Depkes RI, 2005). Manajemen kebidanan adalah metode dan
pendekatan pemecahan masalah ibu dan khusus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga dan masyarakat.
(Helen Varney, 1997).

11
12

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan, kita berfokus memberi
asuhan kepada ibu dan bayi dan keluarga. Akan tetapi bukan hanya fokus
pada hal tersebut, seiring dengan perkembangan teknologi dan pendidikan
maka bidan juga harus mengikuti perkembangan dan evidence based yang
ada dalam ruang lingkup praktek kebidanan dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan sehingga bisa menjadi role model pada
setiap asuhan yang diberikan sehingga dapat tercapai mutu pelayanan yang
diharapkan.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014). Menejemen Kebidanan. Makalah. digilib.unimus.ac.id. Diakses


pada tanggal 01/04/2020.

Pediatri, S. (2015). Midwefery LED Care. http://www.saripediatri.org. Diakses


pada tanggal 01/04/2020.

13

Anda mungkin juga menyukai