Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

BIDAN DELIMA
Mata Kuliah : Konsep Kebidanan

Dosen Pengampu : Lucia Ani Kristanti, S.Si.T, M.Kes

Disusun oleh :

1. Fiona Diah Anggraini


2. Gishela Cindy Mustika P
3. Hainy Masro’Atul R

STIKES BHAKTI HUSADA MULIAMADIUN


TAHUN AJARAN 2019/2020
D-III KEBIDANAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Madiun, 27 November 2019

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ 1

DAFTAR ISI……………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………….. 3
B. Rumusan Masalah………………………………………………. 5
C. Tujuan…………………………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Bidan Delima…………………………………………… 6


B. Organisasi Bidan Delima……………………………………….. 19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………… 21
B. Saran…………………………………………………………….. 21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan bidan di Indonesia mempunyai akar yang kuat sejak zaman
Belanda ,dan mengalami pasang surut sepanjang zaman kemerdekaan terutama di
tinjau dari segi penylenggaraan pendidikan sebagai institusi yang mempersiapkan
bidan sebelum diterjukan untuk memberikan pelayanan di masyarakat. Riwayat
pendidikan di Indonesia sangat fluktuatif dan mengalami pasang surut, dengan
sendirinya menghasilkan kinerja pelayanan bidan yang bervariasi
Kemajuan dunia global yang pesat baik di bidang teknologi informasi,
pengetahuan dan teknologi kesehatan termasuk kesehatan reproduksi berdampak
pada adanya persaingan yang ketat dalam bidang pelayanan kesehatan. Tuntutan
masyarakat pada saat ini adalah pelayanan yang berkualitas,aman, nyaman,dan
terjangkau. Hal ini mendorong bidan untuk siap,tanggap serta mampu merespon
dan mengantisipasi perubahan/kemajuan zaman dan kebutuhan masyarakat.
Untuk hasil yang optimal dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan
anak, penylenggaraan pelayanan kesehatan tersebut harus memenuhi setidak-
tidaknya tiga syarat utama yakni: tercapai(accessible), terjangkau(affordable),
bermutu(quality). Bagaimana dengan bidan/ bidan praktik swasta(BPS).
Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang disitu pihak memuaskan
klien dan dilain pihak diselenggarakan sesuai dengan standard an kode etik
profesi. Standar pelayanan adalah pernyataan apa yang harus di lakukan (dalam
pelayanan kesehatan tertentu) untuk memperoleh hasil yang diinginkan atau
pengertian lainnya adalah rumusan tentang tingkat kinerja yang disepakati
bersama yang mampu dicapai, berkaitan dengan parmeter yang telah ditetapkan .
Pengertian mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu
barang/jasa yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau

3
pemenuhan kebutuhan para pengguna(ISO 8402,1986), mutu adalah kepatuhan
terhadap standar yang telah di tetapkan (Crosby,1984)
Disisi lain IBI sebagai organisasi profesi yang dalam tujuan filosofinya
melakukan pembinaan dan pengayoman bagi anggotanya juga terus berupaya
untuk mencari trobosan guna tercapainya peningkatan profesionalisme para
anggotanya.
Bidan delima merupakan suatu cap atau note yang menginformasikan
kepada masyarakat bahwa bidan tersebut berbeda dengan bidan biasa. Bidan
delima telah melalui kualifikasi dan penjaminan mutu pelayanan oleh pemerintah.
Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan pelayanan kebidanan (kesehatan
reproduksi)kepada perempuan remaja putri,calon pengantin,ibu
hamil,bersalin,nifas, masa interval,klimakteriumdan menopause, bayi baru
lahir,anak balita dan pra sekolah. Selain itu bidan juga berwenang untuk
memberikan pelayanan kelurga bencana dan kesehatan masyarakat.
Peran aktifbidan dalam pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana sudah sangat diakui oleh semua pihak.berbagai penelitian menunjukkan
bahwa 66% persalinan,93% kunjungan antenatal(K1), 80% dari pelayanan
keluarga berencana dilakukan oleh bidan. Peran bidan dalam pencapaian 53%
prevelensi pemakaian kontrasepsi,58% pelayanan kontrasepsi suntik dilakukan
oleh bidan praktek swasta dan 25% pemakai kontrasepsi pil,25% IUD dan 25%
implant dilayani oleh bidan praktek swasta,statistic kesehatan,2001)
Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat terhadap peran aktif bidan
dalam memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa
eksistensi bidan di twengah masyarakat semakin memperoleh
kepercayaan,pengakuan dan penghargaan.
Berdasrkan hal inilah bidan di tuntut untuk selalu berusaha meningkat
kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya
termasuk pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.karena hanya
melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik dan terjangkau yang
diberikan oleh bidan, kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga dan
masyarakat dapat tercapai. Di samping itu untuk mencapai tujuan Millenium

4
Development goal’s dalam rangka mencapai mempercepat penurunan kematian
ibu maka salah satu cara yang dilakukan oleh organisasi profesi dalam
mempersiapkan bidan yang berkualitas yaitu melalui program bidan delima.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Bidan Delima ?
2. Apakah Dasar Hukum, Nilai-Nilai, dan Manfaat Bidan Delima?
3. Bagaimanakah Tujuan, Visi, Misi dan Logo Bidan Delima?
4. Bagaimanakah Peran dan Manfaat Bidan Delima di masyarakat?
5. Bagaimanakah Mekanisme menjadi bidan delima dan Struktur Organisasi

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Bidan Delima
2. Untuk mengetahui Dasar Hukum, Nilai-Nilai, dan Manfaat Bidan Delima
3. Untuk mengetahui Tujuan, Visi, Misi dan Logo Bidan Delima
4. Untuk mengetahui Peran dan Manfaat Bidan Delima di masyarakat
5. Untuk mengetahui Mekanisme menjadi bidan delima dan Struktur
Organisasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Bidan Delima


Bidan delima adalah suatu program trobosan strategis yang mencakup :
1. Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup
keluarga berencana (kb) dan kesehatan reproduksi.
2. Merk dagang atau brand.
3. Mempunyai standart kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah,
lengkap dan memiliki hak paten.
4. Rekruitmen bidan delima ditetapkan dengan kriteria, system, dan
proses baku yang harus dilaksanakan secara konsisten dan
berkesinambungan.
5. Menganut prinsip pengembangan diri / self development dan
semangat tumbuh bersama melalui dorongan dari diri sendiri,
mempertahan kan dan meningkatkan kualitas, dapat memuaskan klien
dan keluarganya.
6. Jaringan yang mencakup seluruh bidan praktek swasta dalam
pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

1. Dasar hukum
a. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
b. Anggaran dasar IBI bab II pasal 8 dan anggaran rumah tangga IBI
bab III pasal 4
c. Kepmenkes No.900/ VII/ 2002 tentang regristasi dan praktik bidan
d. Spk ( standart pelayanan kebidanan ) IBI 2002

2. Persamaan dan perbedaan bidan delima dengan status bidan lain


Ikatan bidan Indonesia (IBI) terus berpacu untuk menjadi bidan yang
propesional.karenanya,IBI mulai meluncurkan bidan delima,sebagai
bukti telah berhasil ‘’melahirkan’’ para bidan berkualitas dalam

6
menyelamatkan kaum ibu hamil dan melahirkan sedangkan non bidan
delima tidak masuk dalam IBI.
Perbedaan karir bidan bersifat pemerintahan dan non pemerintahan hanya
pada masalah penghasilan yang didapat da nada tidaknya jenjang karir.
Tempat kerja pelayanan bidan ada di RS,Puskesmas,BPS.
3. Keharusan seorang bidan delima
a. Memiliki sdm yang bagus, keterampilan, pengetahuan maupun
perilakunya.
b. Tampilan : baju kerja berlogo bidan delima
c. Sarana dan prasaran : tempat dan peralatan praktek yang terstandart
serta ada alat bantu komunikasi
4. Nilai – nilai bidan delima
a. Nilai luhur
Bidan delima memberikan kualitas terbaik dengan harga terjangkau.
b. Kepatuhan pada standart pelayanan
Dianut sebagai nilai utama untuk menekankan bahwa sebuah
standart dalam pelayanan harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
anggota BD.
c. Tumbuh bersama
Untuk menggambarkan bahwa semua anggota BD harus merasakan
kemajuan dan terus berusaha untuk maju secara kelompok.
d. Keterbukaan
Nilai- nilai yang wajib dianut oleh anggota agar tercipta hubungan
yang erat dan harmonis dalam komunitas.
e. Profesionalisme
Selaras dengan nilai kepatuhan pada standart pelayanan maka
profesionalisme diharapkan dapat menjadi semacam lebel bagi setiap
pribadi anggota BD.
f. Kewirausahaan
Semangat wirausahan diharapkan dapat mewarnai setiap pribadi
anggota BD, sehingga selalu ada upaya untuk terus maju dan tumbuh
lebih baik dari pada sebelumnya

7
5. Karakter
Tiga karakter yang harus dimiliki bidan delima :
a. Bidan delima yang bersahabat
1. Memiliki rasa peduli dan kasih sayang.
2. Memiliki rasa kehangatan pada pelanggan.
3. Punya 5s (senyum, sapa,salam,santun,sopan)
b. Bidan delima yang berkualitas
1. Memberikan pelayanan yang cepat dengan fasilitas yang
terstandart bersih dan aman.
2. Memberi pelayanan sesuai kebutuhan klien.
3. Professional
c. Bidan delima yang handal
1. Mandiri, menjunjung tinggi etika, jujur dalam melakukan
tugasnya.
2. Memiliki visi dan misi untuk masa depan.

6. Logo bidan delima

8
a. Bidan
Petugas Kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah-
tamah, aman-nyaman, terjangkau dalam bidang Kesehatan Reproduksi,
Keluarga Berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam.
b. Delima
Buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji dan cairan
manis yang melambangkan kesuburan (reproduksi).
c. Merah
Warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan
pengambilan keputusan yang cepat, tepat dalam membantu masyarakat.
d. Hitam
Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani
kaum perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan.
e. Hati
Melambangkan pelayanan Bidan yang manusiawi, penuh kasih sayang
(sayang Ibu dan sayang Bayi) dalam semua tindakan/ intervensi
pelayanan.

Bidan Delima melambangkan:

Pelayanan berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga


Berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan
yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan kode
etik profesi.

a. Bidan
b. Pelayanan berkulitas dalam kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
yang berlandaskan kasih saying. Sopan santun, ramah tamah, sentuhan
yang manusiawi, terjangkau dengan tindakan kebidanan sesuai standart
dan kode etik profesi.
c. Logo/branding/merk bidan delima mendandakan bps tersebut telah
memberikan pelayanan yang berkualitas yang telah di uji atau di
akreditasi sesuai dengan standart yang telah ditetapkan, memberikan

9
pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan dan kepuasan
pelangganya (service excellence).

7. Pola Operasi Bidan Delima


Pola operasi Bidan Delima mengacu pada Sistem Jaminan Kualitas
ISO dengan sentuhan Gerakan Moral

Pola operasi Bidan Delima diputuskan mengacu pada Sistem


Jaminan Kualitas ISO dengan sentuhan Gerakan Moral.Pola ini dipilih
berangkat dari tujuan awal adanya program BD, yaitu meningkatkan
standar kualitas pelayanan kebidanan. Ditambah lagi dengan melihat
kenyataan bahwa selama ini program BD dapat berjalan baik karena adanya
partisipasi sukarela dan dorongan moral dari penggeraknya.

Dengan demikian pola operasi Sistem Jaminan Kualitas ditambah


Gerakan Moral menjadi sebuah pilihan yang dirasa paling tepat untuk
program BD saat ini.

8. Tinjauan bidan delima


Dari aspek sosiologis sesuai dengan pengertian bidan yaitu sebagai
seseorang yang telah menyelesaikan progam yang diakui oleh Negara serta
memperoleh kulifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek
kebidanan dinegeri itu.
Pada penjelasan tersebut terdapat adanya suatu upaya untuk
memperoleh status atau kedudukan sebagai bidan.

Status adalah kedudukan social seorang dalam suatu system social,


yang pada umumnya merupakan suatu kumpulan hak, kewajiban, dan tak
harus memiliki hirarki (Garna, 1999:178). Sedangkan menurut Ralph
Linton dalam Soekamto, menyebytkan secara abstrak, kedudukan bearti
tempat seseorang dalam suatu pola tertentu (Soekamto, 2001:265).

10
Kedudukan atau status ini dapatb ditinjau dari progam bidan
delima yang melalui validasi – validasi yang dilakukan fasilitator berupaya
mewujudkan bidan yang mempunyai kualitas sesuai standart WHO, baik
dari pengetahuan, kemampuan, dan sarana serta prasarana yang
dimilikinya yang menyebabkan BPS tersebut mempunyai kedudukan yang
berbeda dengan BPS lainya, yang dikenal melalui segi kualitas
pelayanannya.

9. Tujuan bidan delima


a. Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan yang berkualitas pada
masyarakat.
b. Meningkatkan professional bidan.
c. Mengembangkan kepemimpinan bidan masyarakat.
d. Meningkatkan cakupan pelayanan kb dan kesehatan reproduksi.
e. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.

10. Peran bidan delima dalam bidang kesehatan


a. Mempertahankan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan
BPS, sesuai kebutuhan masyarakat.
b. Melindungi masyarakat sebagai konsumen dan bidan sebagai
provider, dari praktek yang tidak terstandar
c. Sebagai standarisasi pelayanan kebidanan bagi BPS sejalan dengan
rencana strategis IBI.
d. Menjadi standar dalam mengevaluasi pelayanan kebidanan di BPS
karena memiliki tools (perangkat) yang lebih lengkap.
e. Sebagai bagian dari pelaksanaan rencana kerja IBI dalam pelayanan
kebidanan, sekaligus untuk mempertahankan dan meningkatkan citra
IBI.
f. Sebagai tempat pilihan terbaik bagi praktik pendidikan bidan.

11
11. Visi dan misi
a. Visi
Meningkatkan kualitas pelayanan untuk memberikan yang terbaik
agar dapat memenuhi keinginan masyarakat.
b. Misi
Bidan delima adalah BPS yang mampu memberikan pelayanan yang
berkualitas terbaik dalam bidang kb dan kesehatan reproduksi,
bersahabat dan peduli kepentingan pelanggan serta memenuhi bahkan
melebihi harapan pelanggan.

12. Strategi Bidan delima

Menggalang upaya terpadu dalam peningkatkan kualitas pelayanan dan


profesionalisme Bidan Praktek Swasta dengan:

a. Menyiapkan pengelola program Bidan Delima di setiap jenjang


kepengurusan IBI.
b. Mengembangkan jaringan pelayanan Bidan Delima yang dirancang
secara sistematis sesuai dengan standar kualitas pelayanan yang baku.
c. Mensosialisasikan program Bidan Delima kepada seluruh jajaran IBI
dan Bidan Praktek Swasta dalam rangka meningkatkan minat dan
jumlah Bidan berpredikat Bidan
d. Memberikan penghargaan kepada Bidan Delima yang berprestasi.
e. Meluncurkan program pemasaran Bidan Delima untuk meningkatkan
minat masyarakat menggunakan jejaring pelayanan Bidan.

13. kompetensi minimal bidan praktik swasta meliputi


a. Ruang lingkup profesi
1. Diagnostic (klinik, laboratorik)
2. Terapy (promotif, preventif)
3. Merujuk
4. Kemampuan komunikasi interpersonal
b. Mutu pelayanan
1. Pemeriksaan seefisien mungkin
2. Internal review
3. Pelayanan sesuai standar pelayanan dan etika profesi

12
4. Humanis (tidak diskriminatif)
c.     Kemitraan
1. Sejawat/kolaborasi
2. Dokter, perawat, petugas kesehatan lain, psikolog, sosiolog
3. Pasien, komunitas
d.     Manajemen
1. Waktu
2. Alat
3. Informasi/MR
4. Obat
5. Jasa
6. Administrasi/ regulasi/ undang-undang
e.    Pengembangan diri
1. CME (continue Midwifery Education)
2. Information Search

14. Pelayanan rawat jalan dan inap


Pelayanan rawat jalan dan rawat inap adalah satu bentuk dari pelayanan
kedokteran. Secara sederhana yang dimaksud rawat jalan adalah pelayanan
kedokteran yang disediakan untuk pasien yang tidak dalam bentuk rawat
inap (hospitalization)

Dibandingkan dengan pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan ini


memang tampak berkembang lebih pesat. Roemer (1981) mencatat bahwa
peningkatan angka mutilasi pelayanan rawat jalan di RS. Misalnya adalah
dua sampai tiga kali lebih tinggi dari peningkatan angka mutilasi
pelayanannya.

a. Pelayanan rawat jalan oleh klinik mandiri


Bentuk kedua dari pelayanan rawat jalan adalah yang diselenggarakan
oleh klinik yang mandiri yakni yang tidak ada hubungan organisasi
dengan rumah sakit (free standing ambulatory center). Bentuk klinik
mandiri ini banyak macamnya yang secara umum dapat dibedakan atas
dua macam:
1) Klinik mandiri sederhana
Bentuk mandiri sederhana (simple free standing ambulatory
center) yang popular adalah praktik dokter umum atau
praktik dokter spesialis secara perseorangan (solo
practitioner). Untuk Indonesia ditambah lagi dengan praktik
bidan.
2) Klinik mandiri institusi
Bentuk mandiri institusi (institutional free standing
ambulatory center) banyak macamnya mulai dari praktik

13
berkelompok (group practitioner) poliklinik (klinik) BKIA
(MCH center), puskesmas (community health center).

15. Tahap – tahap bidan delima


a. Unit bidan delima pusat
b. Unit bidan provinsi atau daerah
1. Pertemuan penjajakan : tim PD + pelatih provinsi.
2. Pertemuan persiapan : tim PD + pelatih provinsi + PC (2 hari)
3. Pemantapan menegement : tim PD + pelatih provinsi + PC (2
hari)

16. Manfaat bidan delima


a. Kebanggan professional
b. Kualitas pelayanan meningkat
c. Pengakuan organisasi profesi
d. Paengakuan msyarakat
e. Cakupan klien meningkat
f. Pemasaran dan promosi
g. Penghargaan bidan delima

17. Persyaratan bidan delima


a. BPS yang mempunyai surat ijin praktik bidan (SIPB).
b. Bersedia membayar iuran bidan delima.
c. Bersedia membantu BPS lain.
d. Bersedia mencari semua ketentuan program.

18. Standart pelaksanaan


Menggalang upaya terpadu dalam peningkatan kualitas pelayanan dan
profesionalisme bidan praktik swata degan :
a. Menyiapakan pengelola program bidan delima di setiap jenjang
kepengurusan IBI.

14
b. Mengembangankan jaringan pelayanan bidan delima yang di
rancang secara sistematis sesuai dengan standart kualitas pelayanan
yang baku.
c. Mensosialisasikan program bidan delima kepada seluruh jajaran
IBI dan bidan praktik swasta di 15 provinsi dalam rangka
meningkatkan minat dan jumlah bidan berpredikat bidan delima.
d. Memberikan penghargaan kepada bidan delima yang berprestasi.

19. Komponen penggerak


Komponen penggerak program adalah fasilitator dan unit
pelaksanaan bidan delima. Fasilitator merupakan orang terdepan dan
pioneer dalam pengembangan program bidan delima di lingkungannya
masing-masing. Fasilitator di pilih dan di tunjuk oleh pengurus cabang
untuk melaksanakan rekruitmen, menstarship / pebimbingan dan validasi
terhadap calon bidan delima lainnya. Untuk menjadi fasilitator melalui
pelatihan terlebih dahulu.

20. Kerangaka kerja


Suatu program akan dapat terlaksana dengan baik melalu pengelola
yang cermat dan konsisten dengan orientasi utamanya pada pontesi,
ketersedian sumberdaya dan kemampuan internal organisasi pelaksananya.
Terkait dengan hal tersebut maka program bidan delima di
kembangkan melalui komponen pelaksanaan sebagai berikut :
a. Membentuk unit pelaksanaan bidan delima tingkan PP, PD, PC.
b. Menggalang dukungan internal IBI.
c. Menyelenggarakan pelatihan fasilitator
d. Menyiapakan system logistic
e. Melaksanakan lokakarya bidan delima di masing-masing cabang.
f. Melaksanakan proses validasi
g. Menyelenggarakan upacara pengukuhan bidan delima
h. Menentukan system penarikan dan alokasi iuran tahunan bidan delima
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program

15
21. Pelaksanaan bidan delima
a. Strategi
Menggalang upaya terpadu dalam meningkatkan kualitas layanan dan
profesionalisme bidan praktek swasta dengan :
1. Menyiapkan pengelola program bidan delima di setiap jenjang
kepengurusan IBI
2. Mengembangankan jaringan pelayanan bidan delima yang di
rancang secara sistematis sesuai dengan standart kualitas pelayanan
yang baku.
3. Mensosialisasikan program bidan delima yang breprestasi.
4. Meluncurkan program pemasaran bidan delima untuk
meningkatkan minat masyarakat menggunakan jejaring pelayanan
bidan delima.
b. Implementasi
1. Komponen penggerak program
Adalah fasilitator dan unit pelaksanaan bidan delima. Fasilitator
merupakan orang terdepan dan pioneer dalam pengembangan
program bidan delima di lingkungannya masing-masing. Fasilitator
di pilih dan di tunjuk oleh pengurus cabang untuk melaksanakan
rekruitmen, mestarship / pembimbingan dan validasi terhadap
calon bidan delima lainnya untuk menjadi fasilitator melalui
pelatihan terlebih dahulu.
2. Buku panduan
Program ini telah dilengkapi dengan berbagai buku
pedoman,panduan,dan instumen sebagai berikut:
a) Untuk manajemen
1) Panduan pengorganisasian
2) Petunjuk teknis pelaksanaan tingkat profensi
3) Petunjuk teknis pelaksanaan tingkat kabupaten /kota
b) Untuk fasilitator
1) Buku panduan fasilitator
2) Buku acuan fasilitator

16
3) Instrument pra kualifikasi
4) Instrument falidasi
5) Untuk pelatih fasilitator
6) Pedoman pelatih
7) Buku acuan pelatih
8) Buku acuan peserta pelatih
9) Untuk bidan delima
10) Panduan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
11) Panduan praktis pelayanan kontrasepsi
12) Panduan pencegahan infeksi
13) Kode etik profesi
14) Panduan pendidikan berkelanjutan
15) Standar pelayanan kebidanan
16) Buku panduan kajian mandiri
17) Untuk semua (a,b,c,d)
18) Buku panduan kajian mandiri
19) Buku konsep kebidanan delima
c. Proses menjadi bidan delima
Ada beberapa tahap yang harus dilalui seorang bidan/BPS yang ingin
menjadi bidan delima yaitu:
1) Untuk menjadi bidan delima,seseorang bidan praktek swasta harus
memenuhi persyaratan yang telah di tetapkan yaitu: memiliki SIPB
, bersedia membantu BPS menjadi bidan delima dan bersedia
menaati semua ketentuan yang berlaku .
2) Melakukan pendaftaran di pengurus cabang
3) Mengisi formulir pra kualifikasi
4) Belajar dari buku kajian mandiri dan mendapat bimbingan
fasilitator
5) Divalidasi oleh fasilitator dan diberi umpan balik

17
22. Mentoring dan evaluasi
Dalam rangka mempertahankan kualitas pelayanan bidan delima
secara konsisten,dirancang suatu system monitoring yang mencangkup
antara lain:
a. Laporan bulanan
Secara rutin bidan delima diminta untuk mengirimkan laporan kepada
PC IBI untuk diteruskan ke PP dan di tembuskan ke PD sehingga
dapat dianalisis kemajuan, perkembangan dan hambatan yang di
hadapi di lapangan .
b. Merancang instrument
Instrument (tools) yang dibagikan dan diidi oleh beberapa sempel
bidan delima setelah 6 bulan pelaksanaan program.kajian ini di
bagikan melalui PC IBI setempat dan di kirim kepada PD dan PP
untuk proses analisa selanjutnya .
c. Monitoring lapangan oleh PC,PD,PP dan fasilitator akan di lakukan
secara incognito untuk observasi konsistensi kualitas pelayanan bidan
delima .
Semua hasil temuan akan dianalisa oleh unit pelaksanaan bidan delima
pusat untuk dilaporkan kepada semua cabang dan provinsi dan
dipergunkan sebagai pertimbangn dalam proses perencanaan
selanjutnya .

Program bidan delima akan terus di kembangkan secara mandiri.


Sosialisasi terus dilaksanakan yaitu memotivasi daerah/ propinsi lain
,termasuk sosialisasi kepada pemerintah daerah supaya mendukung
dengan cara ada penyediaan anggaran pemerintahan daerah untuk
program ini. Dengan dukungan berbagai pihak , yakni IBI yakin
program ini akan berhasil .

18
B. Organisasi Bidan Delima

Unit pelaksanaan /unit


pengelola

Program dari IBI

Koordinator
PP – IBI Sekretaris
Bendahara
Korwil
Fungsional
BD
 Fasilitator
 Diklat
 Monev
 Logistic

Koordinator
PD – IBI Sekretaris
Bendahara
Korwil
BD

PC – IBI
Koordinator
Sekretaris
Bendahara
BD Korwil

Manfaat

1. Bagi BPS
a. Mendapat pembinaan dan pengarahan untuk meningkatkan kualitas

19
b. Mendapatkan fasilitas – fasilitas seperti : buku panduan, papan
nama, lencana bidan delima, sertifikat, alat bantu kerja, media
konseling, prosedur tetap pelayanan klinis, panduan kajian mandiri,
poster dan leaflet
c. Standarisasi
d. Sertifikasi
e. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
f. Mendapatkan pengetahuan terkini
g. Promosi
2. Bagi masyarakat
a. Mengetahui tempat pelayanan masyarakat
b. Mendapatkan pelayanan yang berkalitas
c. Memperoleh harga yang terjangkau
3. Pemda/Dinkes
a. Pembinaan BPS sesuai standart
b. Masyarakat terayomi
c. Mengetahui jumlah BPS berkualitas
4. organisasi profesi
a. Pembinaan operasional
b. Pembinaan anggota
c. Desiminasi informasi
d. Pemantauan kualitas pelayanan

PERSYARATAN

Syarat – syarat menjadi bidan delima :

1. BPS yang memiliki izin praktik (SIPB)


2. Bersedia membayar iuran bidan delima
3. Bersedia membantu BPS lain
4. Bersedia menaati semua ketentuan progam

PENDAFTARAN

Untuk menjadi bidan delima BPS harus mendaftar ke unit pelaksana bidan
delima pengurus cabang setempat dengan mengisi formulir pendaftaran (form
1) yang telah disediakan dengan melampirkan :
1. Foto copy ijasah bidan
2. SIPB yang masih berlaku
3. Foto ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar
4. Mengisi formulir prakualifikasi ( form 2)
5. Membayar biaya administrasi

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bidan praktek
mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan
dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat)
sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan
praktek harus memilii surat izin praktek bidan ( SIPB) sehingga dapat
menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau progam.

B. Saran
1. Saran bagi mahasiswa diharapkan bahwa makalah ini dapat memberikan
inspirasi, pengalaman, serta pengetahuan tentang bidang praktek mandiri.
2. Saran bagi institusi
3. Diharapkan institusi lebih memberikan pengalaman serta pengetahuan
tentang praktek mandiri sehingga mahasiswa menjadi lebih tau.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://ibi.or.id/id/article_view/a20150115001/bidan-delima.html

Mufdillah, dkk.. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

22

Anda mungkin juga menyukai