1. FATMAWATI (007SYEBID16)
2. NURBAITI (0 SYEBID16)
3. RUBIATI (0 SYEBID16)
4. YUSNIA DWI LESTARI (0 SYEBID16)
5. ROHANA (0 SYEBID16)
MATARAM 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat
dan penyertaannya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “BBLR” kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun
makalah ini.
Penyusunan makalah ini telah kami selesaikan dengan lancar,tetapi kami menyadari
bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna,jadi kami mohon untuk
memberikan masukan,kritik,dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan
tugas makalah ini.
Akhir kata kami berharap tugas ini sangat berguna dan membantu menyumbangkan
pengetahuan tentang mata kuliah asuhan neonatus bayi dan balita khususnya bagi mahasiswa
Kebidanan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kalimantan Selatan Tahun 2006, terdapat kasus AKI sebanyak 79 orang, tahun 2007
menurun menjadi 77 orang, tetapi tahun 2008 meningkat menjadi 96 orang dan tahun 2009
turun lagi menjadi 94 orang.
Berat badan lahir rendah Istilah prematur telah diganti menjadi berat badan lahir rendah
(BBLR) oleh WHO sejak 1960, hal ini di karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari
2500 gram pada waktu lahir adalah bayi yang premature (Budjang R.F,1999). Pada kongres
European Perinatal Medicine II di London (1970) dibuat keseragaman definisi (Hasan dan
Alatas, 1985), yaitu sebagai berikut.
Bayi kurang bulan: Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259) hari.
Bayi cukup bulan : Bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu
(259-293 hari)
Bayi lahir bulan : Bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu minggu atau lebih
(294 hari atau lebih)
Menurut Saifuddin (2001), bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badanya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram. Menurut Depkes RI
(1996), bayi berat lahir rendah ialah bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau kurang
tampa memerhatikan usia kehamilan.
Dari pengertian tersebut, BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas murni
dan dismaturitas . Disebut Prematuritas murni jika masa gestasinya kurang dari 37 minggu
dan berat badanya sesuai dngan berat badan untuk masa gestasinya, biasa pula disebut
neonataus kurang bulan sesuai masa kehamilan. (NKB-SMK). Dismaturitas ialah bayi lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasinya. Artinya, bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya. (Alatas dan Hasan , 1985).
1. Mempertahankan suhu dengan ketat. Bayi berat lahir rendah mudah mengalami
hipotermia. Oleh karna itu, suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. Dalam penanganan bayi berat lahir rendah harus
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi karena sangat rentan. Saah satu
cara pencagahan infeksi yaitu dengan mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi dan asi. Reflek menelan pada bayi dengan berat lahir rendah
belum sempurna. Oleh karna itu, pemberian nutrisi harus dilakukan dengan hati-hati.
4. Penimbangan ketat. Penimbangan berat badan harus dilakukan secara ketat karena
peningkatan berat badan harus dilakukan secara ketat karena peningkatan berat badan
merupakan salah satu status gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan
tubuh (Saifuddin, 2001).
2.1.3 Etiologi
Manuaba (1998) dan Asrining (2003) faktor faktor yang dapat menyebabkan
persalinan preterm (premature)atau bayi berat lahir rendah adalah :
2.2 PERAN BIDAN SEBAGAI LINI TERDEPAN DALAM TATA LAKSANA BAYI
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
1. Pengetahuan :
a. BBLR masih merupakan penyebab utama kematian bayi baru lahir.meskipun
bidan tidak harus menangani BBLR,tetapi suatu saat karena suatu keadaan dia
harus menolong atau menanggani BBRL mulai dari saat lahir dan seterusnya ,
sehingga bidan harus dapat mengenali BBLR.
b. BBRL dapat terjadi karena berbagai sebab sehingga kadang-kadang akan
sulit dilakukan pencegahan .
2. Peran bidan sebagai lini terdepan dalam tatalaksana BBLR:
Beberapa peran bidan dapat tergambar dari uraian dibawah ini :
a. Para bidan yang bertugas dipuskesmas , puskesmas pembantu,rumah
bersalin,rumah sakit merupakan ujung tombak pelayan kesehatan ibu,
diharapkan peran dalam membantu menurunkan angka kematian dan kesakitan
bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
3. Tantanggan dan tuntutan masyarakat pada bidan yang memili kopetensi profesional
seebagai provider dan lini terdepan dalam pelayanan kebidanan :
Bebarapa tantanggan dan tuntutan terdapat profesi bidan dan memberikan asuhan
BBLR terkini ,antara lain :
a. Kopetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pegetahuan serta didukung
oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.(wibomo,2008 )
b. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan sebagai provider dan lini
terdepan pelayanan kesehatan yang dituntut memiliki kopetensi profesional dalam
menyikapi tuntutan masyarakat didalam pelayanan kebidanan.
c. Kopetensi profesional bidan terkait dengan asuhan persalinan dan bayi baru lahir,
termasuk bayi BBRL
d. Oleh karena itu ,pengetahuan, keahlian dan kecakapan seorang bidan menjadi bagian
yang menentukan dalam menekan angka kematan saat melahirkan .
e. Bidan diharapkan dapat mendukung usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
yakni melalui peningkatan kualitas pelayanan kebidanan ( hidayat,A dan sujiatini
,2010.)
f. Peningkatan kualitas pelayan kebidanan ini hanya dapat dicapai melalui pelayan
tenaga yang profesional dan berkopeten
g. Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat haruslah memiliki
kopeten.
h. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan bidan dapat menyebabkan hal-hal yang
sering kali menjadi penyebab kematian bayi,seperti bidan tidak memilki kemampuan
dan keterampilan manajemen bayi berat lahir rendah (BBRL) terlambat
merujuk,terlambat mengambil keputusan,sehingga penahanan terlambat dilakukan
i. Maka kopetensi yang dimiliki seorang bidan mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan (Hidayat,A dan sujiati 2010)
4. Pentingnya kompetensi bidan dalam penangganan BBRL :
Pentingnya tenaga bidan dalam penangganan BBRL,dengan beberapa alasan sebagai
berikut:
a. Dinegara berkembang, kelahiran BBRL masih cukup tinggi terutama
diindonesia ,dengan kisaran data sebagi berikut :
Insiden di rumah sakit mencapai sekitar 20 %
Dipusat rujukan regional mencapai 20 %
Sedangkan ditingkat perdesaan tercatat 10,5%
b. Meskipun dibeberapa tempat diindonesia ada beberapa data BBRL tidak
tinggi,namun tetapi penting juga untuk mengwaspadai adanya kelahiran
BBLR dengan cara melakukan upaya peningkatan kompetensi tenaga bidan
dibidang manajemen BBRL bagi bidan dilini terdepan , seperti bidan
dipuskesmas,puskesmas pembantu , bidan desa, dan sebagainya.
c. Dengan demikian, para bidan yang ada dipuskemas dan desa memiliki
kemampuan dalam penangganan kasus BBRL secara profesional , berjalan
baik juga pencegahan dan penanganan rujukan berdasarkan prosedur yang
benar ,
d. Melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan manajemen BBRL bagi
bidan puskesmas atau desa .diharapkan dapat menambah wawasan dan
kopetensinya,terutama dalam menurunkan angka kematian bayi baru lahir
rendah baik tingkat desa ,kecamatan,kabupaten hingga propinsi maupun
nasional
e. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga bidan dengan
kemampuan yang disesuaikan dengan kopetensi dan fasilitas yang tersedia .
Untuk menekan terjadinya kematian bayi baru lahir terutama yang disebabkan
BBRL ,perlu dilaksanakan suatu pelayanan kesehatan yang komperensif dari
tingkat rumah tangga / masyarakat, bidan didesa, puskesmas/pustu (puskesman
pembantu) dan puskesmas pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar
(poned)dan rumah sakit
3.1 Kesimpulan
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) (Saifudin 2002).
2. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah berat badan yang kurangdari 2500 gram dan
umur kehamilan yang kurang dari 37 minggu (Manuaba, 1998).
3. BBLR ialah berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi prematur
(Mochtar, 2000).
Dari pengertian tersebut, BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas
murni dan dismaturitas . Disebut Prematuritas murni jika masa gestasinya kurang dari 37
minggu dan berat badanya sesuai dngan berat badan untuk masa gestasinya, biasa pula
disebut neonataus kurang bulan sesuai masa kehamilan. (NKB-SMK). Dismaturitas ialah bayi
lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasinya. Artinya,
bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya. (Alatas dan Hasan , 1985).
3.2 Saran
1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan BBLR.
3. Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007. Buku acuan nasional pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta
Maryunani, anik. 2013, Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta
:TIM