Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap kehamilan dan persalinan selalu mempunyai risiko, dengan
kemungkinan bahaya terjadinya komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan
nifas. Komplikasi yang terjadi pada kehamilan memiliki rentang dari yang
ringan sampai berat yang menyebabkan kematian, kesakitan, dan kecacatan
pada ibu maupun janin. Berdasarkan data SDKI, angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia masih sangat memprihatinkan karena jumlah kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 359/100.000
kelahiran hidup (KH), padahal pada tahun 2007 AKI di Indonesia adalah
228/100.000 KH. (Wardah, 2013).
Angka ini sangat jauh dari target MDGs yaitu AKI dapat mencapai 102/
100.000 KH pada tahun 2015. Lebih dari 90% kematian ibu disebabkan oleh
komplikasi obstetrik pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Komplikasi
akan cenderung meningkat pada ibu hamil yang memiliki faktor risiko,
meskipun komplikasi dapat pula terjadi pada ibu hamil yang tidak
dikategorikan berisiko. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami
keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan ibu
maupun janin apabila tidak ditangani dengan memadai (Saifuddin, 2010).
Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kematian ibu di
Provinsi NTB selama tahun 2015 adalah 95 kasus, menurun dibandingkan
tahun 2014 dengan 111 kasus AKI di Provinsi NTB cenderung fluktuatif,
AKI menunjukkan progres positif atau cenderung menurun dan jumlah AKB
adalah 1.086 kasus dari 104.597 kelahiran hidup, meningkat dibandingkan
tahun 2014 dengan 1.070 kematian bayi dari 104.358 kelahiran hidup.
Kejadian kematian ibu dan bayi terbanyak pada tahun 2015 sama dengan
tahun 2014 yakni terjadi pada saat nifas sebesar 42,11%, sedangkan kejadian
kematian ibu bersalin sekitar 35,78%, dan kematian ibu pada saat hamil
sekitar 22,11% Komplikasi kehamilan yang dimaksud dalam penelitian ini

1
adalah ibu hamil yang mengalami satu atau lebih dari komplikasi obstetrik
yaitu preeklamsi atau eklamsi, anemia, perdarahan, malpresentasi,
polihidramnion, partus prematurus, postdate, intrauterin fetal date,
hiperemesis, dan ketuban pecah dini. (Profil Kesehatan Provinsi NTB, 2015)
Berdasarkan data cakupan PWS KIA di Puskesmas Ampenan tahun 2016
yaitu : K1 (100%), K4 (100%), Linakes (70 %), Nifas (95 %), KN1 (100%),
KN3 (99,0%), bayi 1 (93,36 %), bayi 4 (95,17%), balita 1 (88,18%), balita 2
(86,13%) dan ini sudah mencapai target yang telah ditentukan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan
Trimester III dengan pendekatan manajemen kebidanan Varney.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan
normal dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dasarpada Ny “H”
dengan kehamilan normal trimester III.
2. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar pada Ny “H”
dengan kehamilan normal trimester III.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial
pada Ny “H” dengan kehamilan normal trimester III.
4. Mahasiswa mampu memberikan kebutuhan tindakan segera pada ibu
hamil pada Ny “” dengan kehamilan normal trimester III.
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
pada ibu hamil pada Ny “H” dengan kehamilan normal trimester III.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan pada ibu hamil
pada Ny “H” dengan kehamilan normal trimester III.
7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan pada ibu hamil pada
Ny “H”dengan kehamilan normal trimester III.

2
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Teoritis
Untuk menambah ilmu kebidanan khususnya pada kehamilan normal
trimester III.
1.4.2 Praktis
1. Mahasiswa
Agar mahasiswa mampu melakukan keterampilan dalam
pemeriksaan ibu hamil normal.
2. Ibu hamil
Agar ibu hamil mengetahui tentang asuhan kehamilan trimester III.
3. Lahan praktik
Lahan khususnya poli hamil puskesmas ampenan dapat digunakan
untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pelayanan kesehatan khususnya pada asuhan kebidanan.
4. Institusi
Institusi pendidikan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
memberikan pendidikan guna menambah pengetahuan, wawasan
untuk mahasiswa khususnya mahasiswa kebidanan dalam
mengembangkan potensi keterampilan yang dimiliki.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan


2.1.1 Definisi Kehamilan
1. Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira
280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup
bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan post
matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan
premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3
bagian, masing-masing:
a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
c) Kehamilan trimester terakhir (antara 28 sampai 40 minggu). Janin
yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat
hidup). (Wiknjosastro, 2012)
2. Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat
obstetrik buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan.
Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara minggu 14-
28), dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu
ke 36). (Saifuddin, 2010)
3. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Manuaba, 2010).
4. Menurut federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

4
trimester. Trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester II 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27),dan trimester III 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40). (Cuningham, 2008).
2.1.2 Etiologi Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek menurut
Cuningham (2008) berikut yaitu:
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitellus dilingkari oleh
zona pellusida oleh chromosome radiate.
2. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat
bergerak cepat.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum
di tuba fallopi.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya.
(Cuningham, 2008).
2.1.3 Perubahan Fisiologis Wanita Hamil trisemester III
Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami
perubahan-perubahan yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan
kembang sang bayi. Perubahan tersebut difasilitasi oleh adanya
perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan.
Baik dari segi anatomis maupun fisiologis, perubahan yang ditimbulkan
terjadi secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring

5
dengan usia kehamilan dalam trimester. Perubahan-perubahan tersebut
meliputi :
1. Sistem Reproduksi
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan
untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.
Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot
polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi
vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental. Pada minggu-
minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi penurunan
konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan
lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan. Istsmus uteri akan
berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester akhir.
Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen
bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-
masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen
atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran
retraksi fisiologis. (Indrayani, 2011)
2. Payudara/mammae
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi
cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum.13 Pada
trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi
semakin besar. (Indrayani, 2011)
3. Kulit
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang
kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan
warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada wanita
multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis
garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae
kehamilan sebelumnya. (Indrayani, 2011)

6
4. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali
lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting
edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat
akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan
oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari
uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik
koloid interstisial juga cenderung menimbulkan edema pada akhir
kehamilan. (Indrayani, 2011)
5. Perubahan Hematologis
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun
selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula.
Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir
kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap
abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi. (Indrayani,
2011)
6. Sistem Kardiovaskuler
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta
ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal
menurun jika dibandingkan dengan posisi miring. (Indrayani, 2011)
7. Sistem pernafasan
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran
uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan
volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen
per menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita
hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%.
Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron. (Indrayani, 2011)

7
8. Sistem Urinaria
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering
berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan
sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada
peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga
timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam
amino dan vitamin yang larut air lebih banyak. (Indrayani, 2011)
9. Sistem Muskuloskeletal
Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil
memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca,
sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan
karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan perasaan tidak
nyaman pada bagian bawah punggung. (Indrayani, 2011)
10. Sistem Pencernaan
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot
polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung.
Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah menurun dan
dapat menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus sehingga
menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan motilitas usus
juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat
terjadi akibat penurunan asam lambung. (Indrayani, 2011)
11. Perubahan Hormonal Selama Kehamilan
Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama
meliputi perubahan konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan
estrogen. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan hormon hCG
dari sel-sel trofoblas. Juga terdapat perubahan dari korpus luteum
menjadi korpus luteum gravidarum yang memproduksi estrogen dan
progesteron. Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG
menurun, fungsi korpus luteum gravidarum untuk menghasilkan

8
estrogen dan progesteron pun digantikan oleh plasenta. Pada
trimester dua dan tiga, produksi estrogen dan progesteron terus
megalami peningkatan hingga mencapai puncaknya pada akhir
trimester tiga. Kadar puncak progesteron dapat mencapai 400
µg/hari dan estrogen 20µg/hari. (Indrayani, 2011)
Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang
mempengaruhi sistem organ termasuk rongga mulut. Reseptor bagi
estrogen dan progesteron dapat ditemukan pada jaringan periodontal.
Maka dari itu, ketidak seimbangan hormonal juga dapat berperan
dalam patogenesis penyakit periodontal. Peningkatan hormon seks
steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota
subgingiva, sel spesifik periodontal, dan sistem imun lokal selama
kehamilan. Beberapa perubahan klinis dan mikrobiologis pada
jaringan periodontal :
a. Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan
kedalaman saku periodontal.
b. Peningkatan kerentanan terjadinya infeksi.
c. Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibodi.
d. Peningkatan sejumlah patogen periodontal (khususnya
Porphyromonas gingivalis).
e. Peningkatan sintesis PGE2. (Indrayani, 2011)
2.1.4 Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil trisemester III
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau
bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda
apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan. (Sulisyawati, 2009)

9
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester
ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping
itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan. Trimester ketiga sering kali disebut periode
menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak
sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk
mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. (Sulisyawati, 2009)
Gangguan psikologis diantaranya :
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6. Merasa kehilangan perhatian
7. Perasaan mudah terluka (sensitive) (Sulisyawati, 2009)
2.1.5 Komplikasi Kehamilan Trimester III
1. Anemia dalam Kehamilan
a. Pengertian Anemia
Yang dimaksud dengan anemia kehamilan adalah jika kadar
hemoglobin < 11 gr/dL pada trimester 1 dan 2, atau jika kadar
hemoglobin < 10,5 gr/dL pada trimester 3. (Cunningham, 2008)
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang
beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun, sehingga terjadi
penurunan transportasi oksigen dari paru ke janin. (Cunningham,
2008)

10
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang di jumpai
selama kehamilan pada wanita sehat yang tidak mengalami
defisiensi besi atau folat yang di sebabkan oleh penambahan
volume plasma yang relative lebih besar dari pada penambahan
massa hemoglobin dan volume sel darah. (Cunningham, 2010)
b. Tingkatan Anemia
1) Anemia ringan : 9-10 gr/dL
2) Anemia sedang : 7-8 gr/dL
3) Anemia berat : < 7 gr/dL (Varney, 2010)
c. Etiologi Anemia
Penyebab anemia diantaranya adalah :
1) Kekurangan gizi (malnutrisi)
2) Defisiensi zat besi
3) Mal absorpsi
4) Kehilangan darah banyak dalam persalinan yang lalu atau
riwayat perdarahan
5) Penyakit kronik, seperti : TBC, paru, malaria, dan lain-lain.
(Varney, 2010)
d. Patofisiologi Anemia
Kebutuhan darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut hidremia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang
dibanding dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi
pengenceran darah. Pengenceran darah dianggap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan
bermanfaat bagi wanita. Pengenceran meringankan kerja jantung
yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, sebagai akibat
hidremia cardiac output meningkat. Akibat defisiensi Fe sehingga
unsur-unsur terutama terjadi di hati, limfa, dan sumsum tulang
sehingga menyebabkan anemia. (Cunningham, 2008)
e. Gejala Anemia
1) Pucat pada kulit dan konjungtiva
2) Mudah pingsan

11
3) Cepat lelah, keletihan dan mengantuk
4) Sering pusing
5) Mata berkunang-kunang
6) Nafsu makan berkurang
7) Hepatomegali (pembesaran hati)
8) Splenomegali (pembesaran lien)
9) TD normal
10) Gejala klinik dapat terlihat pada tubuh yang malnutrisi
11) Jika hasil pemeriksaan kadar hemoglobin tidak akurat, hal ini
mungkin akibat dari kadar LED darah yang cepat ataupun
spesimen yang tidak tercampur dengan baik. (Cunningham,
2008)
f. Tanda Anemia
Tanda yang berkaitan dengan anemia (Varney, 2010) :
1) Pucat
2) Ikterik
3) Hipotensi
4) Edema perifer
5) Membran mukosa dan bantalan kuku pucat
6) Lidah halus (papil tak menonjol), lecet
7) Takikardia
8) Takipnea, dispnea saat beraktivitas. (Varney, 2010)
g. Pengaruh Anemia
1) Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan & nifas
a) Keguguran atau abortus
b) Partus prematuritas
c) Inersia dan partus lama, keadaan ibu lemah
d) Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan
e) Syok
f) Infeksi intrapartum dan postpartum. (Varney, 2010)

12
2) Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi
a) IUFD
b) Kematian mudigah
c) Kematian janin waktu lahir
d) Prematuritas
e) Kelainan kongenital
f) Cadangan zat besi bayi kurang yang menyebabkan anemia.
(Varney, 2010)
h. Penatalaksanaan Medis
1) Mendiagnosis
Evaluasi awal pada wanita hamil dengan anemia adalah
melakukan pengukuran hemoglobin, hematokrit, dan indeks-
indeks sel-sel darah merah, pemeriksaan cermat terhadap
sediaan apus darah tepi. (Saifuddin, 2010)
2) Penanganan
a) Anemia Ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9 – 10,9 gr% masih
dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi
60 mg/ hari besi dan 400 mg asam folat peroral sekali
sehari. Hb dapat dinaikkan sebanyak 1 gr%/ bulan.
(Saifuddin, 2010)
b) Anemia Sedang
Pengobatan dapat dimulai dengan pemberian preparat besi
feros 600 – 1000 mg/hari seperti sulfat ferossus atau
glukonas ferossus. Hb dapat dinaikkan sampai 10 gr/ 100
ml atau lebih, asal masih ada cukup waktu sampai janin
lahir. tablet Fe 3×1 (Varney, 2010)
c) Anemia Berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg ( 20 ml ) intravena 2×10 ml
intramuskuler pada gluteus. Transfusi darah kehamilan
lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang diberikan

13
mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. (Saifuddin,
2010)
i. Klasifikasi Anemia
1) Anemia defisiensi besi
a) Pengertian
Adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat dari
kekurangan zat besi.
b) Patofisiologi
Darah meningkat 50% dalam kehamilan (hipervolemia),
penambahan sel darah tidak sebanding dengan plasma darah
(plasma 30%, sel darah 18%, Hb 19%). Terjadi
pengenceran darah. Pembentukan sel darah merah terlalu
lambat. Volume darah bertambah sejak usia kehamilan 10
minggu. Puncaknya penambahan darah pada usia kehamilan
32-36 minggu. (Saifuddin, 2010)
c) Etiologi
 Makanan tidak cukup mengandung zat besi (Fe)
 Komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan
 Adanya gangguan penyerapan (penyakit usus)
 Kebutuhan Fe meningkat. (Saifuddin, 2010)
d) Gejala klinis
 Data subjektif : ibu mengatakan sering pusing, cepat
lelah, lemas, susah bernafas
 Data objektif : konjungtiva pucat, muka pucat, ujung-
ujung kuku pucat. (Saifuddin, 2010)
e) Faktor penyebab anemia defisiensi besi
 Perdarahan
Perdarahan dari uterus (menstruasi, persalinan dan
kelainan ginekologis)
 Kebutuhan meningkat
Terjadi karena kehamilan, untuk pertumbuhan dan
prematuritas

14
 Mal absorpsi
Apabila terjadi mal absorpsi di dalam tubuh, maka akan
mengakibatkan kandungan zat besi yang terkandung
dalam makanan tidak dapat dicerna atau diserap oleh
tubuh dengan baik sehingga zat besi yang diproduksi
oleh tubuh berkurang. (Saifuddin, 2010)
f) Komplikasi
 Trimester 1
missed abortus, kelainan kongenital, abortus
 Trimester 2
partus prematurus, perdarahan antepartum, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (PJT), asfiksia, gestosis
atau manifestasi keracunan karena kehamilan, IQ bayi
rendah, dekompensasi kordis). (Saifuddin, 2010)
 Trimester 3
gangguan his primer dan sekunder, janin lahir anemia,
persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah.
(Saifuddin, 2010)
g) Pemantauan
 Periksa kadar Hb setiap 2 minggu
 Bidan memberikan suplemen zat besi kepada kliennya
yang memeriksakan diri
 Efek samping berupa gejala gangguan gastrointestinal :
konstipasi, diare, rasa terbakar di ulu hati, nyeri abdomen
dan mual. (Saifuddin, 2010)
h) Pencegahan
 Sulfas ferrosus 1 tablet/hari
 Anjurkan makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran
yang banyak mengandung vitamin dan mineral
 Pemberian preparat besi
 Pemeriksaan kadar Hb pada trimester 1 dan 2

15
 Pemberian vitamin C untuk membantu penyerapan zat
besi. Penyerapan zat besi yang terbaik adalah pada waktu
perut kosong
 Susu dan antasida dapat mengurangi penyerapan zat besi
 Hindari kafein, misalnya kopi dan the
 Sebelum dan selama kehamilan mengkonsumsi makanan
yang kaya zat besi, asam folat dan vitamin B (Saifuddin,
2010)
i) Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan Bidan
- Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada
kunjungan pertama dan pada trimester III untuk
mengetahui apakah kadar Hb ibu dibawah 11 g'%.
- Pemenuhan kalori 300 kalori/hari dan suplemen zat
besi 60 mg/hari.
- Pada anemia defisiensi besi yaitu dengan preparat besi
: fero sulfat, fero gluconat atau Na-feri bisitrat.
Pemberian prefarat 60 mg/hari.
- Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal,
tentang perlunya mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi dan perlunya minum tablet zat
besi.
- Sarankan ibu hamil untuk tetap minum tablet zat besi
l x l per hari. (Saifuddin, 2010)
2) Anemia megaloblastik
a) Pengertian
Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat.
(Cunningham, 2008)
b) Peran asam folat :
 Untuk pertumbuhan dan replikasi sel
 Mencegah terjadinya perubahan pada DNA yang dapat
menyebabkan kanker

16
 Penting dalam pembentukan sel
 Darah merah membutuhkan asam folat
 Membantu perkembangan janin. (Cunningham, 2008)
c) Gejala
 Tangan atau kaki kesemutan dan kaku
 Kehilangan sensasi sentuh
 Kehilangan kemampuan indera penciuman
 Sulit berjalan dan terlihat goyah
 Demensia (kehilangan kemampuan psikis atau mental)
 Kejiwaan terganggu (halusinasi, paranoia, psikosis atau
gangguan jiwa yang disertai dengan disintegrasi
kepribadian). (Cunningham, 2008)
3) Anemia hipoplastik
a) Pengertian
Adalah anemia yang terajdi akibat sumsum tulang kurang
mampu membuat sel-sel darah baru. Jarang dijumpai dalam
kehamilan. (Cunningham, 2008)
b) Gejala Anemia Hipoplastik
 Disertai dengan trombositopenia, dan leucopenia
 Disertai kelainan kongenital sering terjadi akibat obat-
obatan, zat kimia, infeksi, irradiasi, leukemia dan
kelainan immunologik
 Bisa juga trejadi akibat transplantasi sumsum tulang atau
transfusi darah berulang kali. (Cunningham, 2008)
4) Anemia Hemolitik
a) Pengertian
Adalah anemia yang terjadi akibat sel darah merah lebih
cepat hancur dari pembentukannya.
b) Etiologi tidak jelas dan kejadian langka
 Patofisiologis
Hemolisis berat timbul secara dini dalam kehamilan dan
hilang beberapa bulan setelah bersalin

17
c) Penanganan
Penambahan darah tidak memberikan hasil, tetapi hanya
untuk meringankan penderitaan ibu dan mengurangi bahaya
hipoksia pada janin. (Cunningham, 2008)

2.1.6 Rasa Tidak Nyaman Pada Ibu Hamil trisemester III


1. Sesak nafas/ Hyperventilasi
a. Penyebab
Pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil akan merasa
susah bernafas, hal ini karena tekanan bayi yang berada dibawah
diagfragma menekan paru ibu. (Indrayani, 2011)
b. Cara mengatasinya
1) Dorong agar secara sengaja, mengatur laju dan dalamnya
pernafasan pada kecepatan normal ketika terjadi hyperventilasi
dangan cara menarik nafas secara teratur untuk memudahkan
bernafas.
2) Secara periodic berdiri dan merentangkan lengan kepala serta
menarik nafas panjang
3) Mendorong postur tubuh yang baik melakukan pernafasan
interkostal. (Indrayani, 2011)
2. Nocturia (sering BAK)
a. Penyebab
1) Tekanan uterus pada kandung kemih
2) Ekskresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya
pengeluaran air
b. Cara mengatasi
1) Kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK
2) Perbanyak minum pada siang hari
3) Jangan kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia
mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan
4) Batasi minum bahan diuretic alamiah seperti kopi, teh, cola
dengan cafein, dan lain-lain. (Indrayani, 2011)

18
3. Edema Dependen
a. Penyebab
1) Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal
2) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
3) Meningkatkan kadar permeabilitas kapiler
4) Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika
duduk/pada kafa inferior ketika berbaring
b. Cara mengatasi
1) Hindari posisi berbaring terlentang
2) Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan
berbaring ke kiri, dengan kaki agak ditinggikan.
3) Angkat kaki ketika duduk/istirahat
4) Hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki
5) Lakukan senam secara teratur. (Sulisyawati, 2009)
4. Kram Kaki
a. Penyebab
1) Kekurangan asupan kalsium
2) Ketidakseimbangan rasio kalsium fosfor
3) Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada dasar
pelvic dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari
tungkai bagian bawah.
b. Cara mengatasi
1) Kurangi konsumsi susu (kandungan fosforna tinggi) dan cari
yang high kalsium
2) Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk meregangkan otot yang
terkena kram
3) Gunakan penghangat untuk otot
4) Terapi : gunakan antacid aluminium hidroksida untuk
meningkatkan pembentukan fosfor yang tidak melarut. .
(Sulisyawati, 2009)

19
5. Sakit punggung
a. Penyebab
1) Sakit pada punggung ini disebabkan meningkatnya beban berat
janin sehingga membuat tubuh terdorong kedepan dan untuk
mengimbanginya cenderung menegakan bahu sehingga
memberatkan punggung.
2) Kurvator dari vertebra umbosacral yang meningkat saat uterus
terus membesar.
3) Keletihan
4) Kadar hormone yang meningkat, sehingga cartilage ddalam
sendi-sendi besar menjadi lembek. (Indrayani, 2011)
b. Cara mengatasi
1) Hindari sepatu atau sandal hak tinggi
2) Hindari mengangkat beban yang berat
3) Gunakan kasur yang keras untuk tidur
4) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
1) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat
menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat. . (Indrayani,
2011)
6. Merasa kepanasan
a. Penyebab
Hal ini terjadi karena kecepatan metabolism ibu hami rata-rata
meningkat kurang lebih 20% selama kehamilan sehingga suhu
tubuh juga tinggi. (Sulisyawati, 2009)
b. Cara mengatasi
2) Jangan lupa untuk minum lebih banyak untuk menggantikan
cairan yang keluar.
3) Untuk mengurang rasa tidak nyaman, seringlah mandi
4) Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat.
(Sulisyawati, 2009)

20
2.2 Antenatal Care
Pengawasan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
untuk ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Manuaba, 2010).
Pelayanan atau asuhan antanatal merupakan cara untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal (Prawirohardjo, 2012).
2.2.1 Tujuan asuhan antenatal adalah :
1. Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial
ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan, dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bagi bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Saifudin,
2010)
2.2.2 Kunjungan ANC
1. Minimal dilakukan empat kali kunjungan selama periode antenatal
(Saifudin, 2010):
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama ( 1-12 minggu )
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (13-28 minggu )
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga ( 29-40 minggu)
Bagi Ibu Hamil apalagi hamil anak pertama, biasanya bingung
tentang jadwal pemeriksaan kehamilannya. Jadwal Pemeriksaan
Kehamilan atau disebut juga Ante Natal Care (ANC) dapat
bervariasi tergantung dokter atau bidan Anda. Akan tetapi, WHO

21
sangat menyarankan agar setiap ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan kehamilan
pertama kali hingga usia kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu
sekali dari usia kehamilan 28-36 minggu dan setiap satu minggu
sekali dari usia kehamilan 36 minggu hingga waktunya melahirkan.
2. Pelayanan asuhan standar minimal ”10T”
a. Timbang BB dan ukur TB
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. (Saiffudin,
2010)
Sebagian besar pertambahan berat badan selama kehamilan
dihubungkan dengan uterus dan isinya, payudara dan
bertambahnya volume darah serta cairan ekstraseluler. Bagian
penambahan berat badan yang lebih kecil adalah akibat perubahan
metabolik yang mengakibakan bertambahnya air seluler dan
penumpukan lemak dan protein baru, yang disebut cadangan ibu.
(Saiffudin, 2010).
Peningkatan total berat dan badan ibu masa hamil rata-rata 11 kg.
Pada trimester I rata-rata penambahan berat badan adalah 1 kg
dan pada trimester II dan III masing-masing 5 kg. (Indrayani,
2011)
Rincian penambahan berat ibu hamil sampai kehamilan aterem
adalah :
Tabel 1 Pertumbuhan Berat Badan
Pertumbuhan berat badan dalam gram (pertambahan berat badan janin)
Jaringan/Cairan 10 20 30 40 mg
mg mg mg

22
Janin ibu 5 300 1.500 3.400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Darah 100 600 1.300 1.250
Cairan 0 30 80 1.680
ekstraseluler 340 1.950 5.020 9.155
Sub total 310 2.050 3.480 3.345
Cadangan ibu
Penambahan 650 4.000 8.500 12.500
BB total
Sumber : obstetri william, 2008
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan
untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan
ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk
terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion). (Kesehatan,
2014)
b. Ukur Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥
140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi
disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau
proteinuria). (Kesehatan, 2014)
c. Lila
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko
KEK. Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang
mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan
KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
(Kesehatan, 2014)

23
d. Ukur TFU
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan
umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.
Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan 24 minggu. (Kesehatan, 2014)
e. Tentukan presentasi janin dan DJJ
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester
III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum
masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau
ada masalah lain. (Kesehatan, 2014)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120
kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan
adanya gawat janin.
f. Skrining status imunisasi TT
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
diskrining status imunisasi T-nya. Pemberian imunisasi TT pada
ibu hamil, disesuai dengan status imunisasiTibu saat ini. Ibu
hamil minimalmemiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan
perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status
imunisasi T5 (TTLong Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT
lagi. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval
maksimal, hanya terdapat interval minimal. (kesehatan, 2014)
Interval minimal pemberian imunisasi TT dan lama
perlindungannya dapat dilihat pada tabel berikut :

24
Tabel 2 Imunisasi TT
Antigen Interval Lama %
(selang waktu minimal) perlindungan perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 99
tahun/seumur
hidup
Keterangan : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut
melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terilndung dari Tetanus
Neonatorum.

g. Fe minimal 90 tablet selama hamil


Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat
minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak
pertama.
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500 µg, minimal masing-masing
90 tablet. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh
atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan. (Kesehatan,
2014)
h. Tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan
laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus
dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,
hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah

25
endemis/epidemi (malaria, HIV, dan lain-lain). Sementara
pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan
laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil
yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan laboratorium
dilakukan pada saat antenatal trisemester III tersebut meliputi
(Kesehatan, 2014) :
1) Pemeriksaan kadar Hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada
trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan
kadar hemoglobin darah ibu hamil pada trimester kedua
dilakukan atas indikasi. (Kesehatan, 2014)
2) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.
Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre-
eklampsia pada ibu hamil. (Kesehatan, 2014)
i. Tatalaksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan. (Kesehatan, 2014)
j. Temu wicara
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan
antenatal yang meliputi (Kesehatan, 2014) :
1) Kesehatan ibu

26
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan
menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama
kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja
berat. (Kesehatan, 2014)
2) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan
selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan,
mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok
gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah
raga ringan. (Kesehatan, 2014)
3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan
dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya
komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk
perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB)
pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai
media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan
dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir
(Kesehatan, 2009).
P4K menggunakan stiker adalah terobosan percepatan
penurunan angka kematian ibu. Stiker P4K berisi data tentang
nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan,
tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi yang
digunakan dan calon donor darah. Program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi melalui pemasangan
stiker pesalinan pada semua rumah ibu hamil. Orientasi stiker
P4K untuk pengelola program dan stake holder terkait di

27
tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan puskesmas. Sosialisasi
di tingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh
masyarakat, PKK serta lintas sektor di tingkat desa, pertemuan
bulanan di tingkat desa (forum desa siaga, forum KIA, pokja
posyandu, dan lain-lain) yang melibatkan kepala desa, tokoh
masyarakat, tokoh agama, kader dengan difasilitas oleh bidan
desa, yang dipimpin oleh kades membahas tentang pendataan
ibu hamil di wilayah desa membahas dan menyepakati calon
donor darah, transportasi dan pembiayaan jamkesmas serta
tabulin. (Kesehatan, 2009)
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga
terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau
masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan
bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini
penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan. (Kesehatan,
2009)
4) Tanda bahaya pada kehamilan trisemester III dengan anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
keadaan hemoglobin di bawah 11gr % pada trimester I dan II,
<10,5 gr % pada trimester III. Nilai tersebut dan perbedaannya
dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama
pada trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang
keduanya saling berinteraksi, gangguan his primer dan
sekunder, janin lahir anemia, persalinan dengan tindakan
tinggi, ibu cepat lelah. (Saifuddin, 2010)
Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan & nifas
antara lain: Keguguran atau abortus, Partus prematuritas,
Inersia dan partus lama, keadaan ibu lemah, Atonia uteri dan
menyebabkan perdarahan, Syok, Infeksi intrapartum dan
postpartum.(Varney, 2010)

28
Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi antara lain: IUFD,
Kematian mudigah, Kematian janin waktu lahir, Prematuritas,
Kelainan kongenital, Cadangan zat besi bayi kurang yang
menyebabkan anemia. (Saifuddin, 2010)
5) Asupan gizi trisemester III
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena
hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat
kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet
tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada
kehamilannya. (Saifuddin, 2010)
Menurut saiffudin (2010) Widya Karya Pangan dan Gizi
Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan
asupan energinya sebesar 285 kkal per hari. Tambahan energi
ini bertujuan untuk memasok kebutuhan ibu dalam memenuhi
kebutuhan janin. Pada trimester I kebutuhan energi meningkat
untuk organogenesis atau pembentukan organ-organ penting
janin, dan jumlah tambahan energi ini terus meningkat pada
trimester II dan III untuk pertumbuhan janin. (saifuddin, 2010)
- Vitamin C
Ada banyak sekali jenis vitamin yang penting bagi tubuh
seperti vitamin A, B, C, D dan lain sebagainya. Beragam
jenis vitamin tersebut dapat anda temukan pada asupan
yang masuk ke dalam tubuh sehari- hari. Salah satu jenis
vitamin yang begitu penting bagi tubuh adalah vitamin C.
Keberadaan viamin C ini tidak hanya berperan sebagai
peningkat kekebalan tubuh melainkan juga baik untuk
kesehatan kulit sehingga kulit tetap cerah dan terhindar dari
penuaan dini. Bukan hanya itu, namun vitamin C juga dapat
digunakan untuk mengatasi beragam gangguan kesehatan
seperti demam, influenza, menangkal dampak polusi bagi
tubuh, serta berguna untuk menjaga kesehatan ibu hamil.

29
Vitamin C banyak ditemukan pada beragam jenis buah dan
sayur yang bisa dengan mudah kita temukan di lingkungan
sekitar kita. Untuk mendapatkan khasiat vitamin C dengan
sebaiknya anda mengonsumsinya dengan ukuran dosis yang
tepat yaitu 120 mg. Vitamin C menjadi salah satu vitamin
yang begitu bagus untuk kesehatan. Bukan hanya itu,
vitamin ini juga baik dikonsumsi oleh ibu hamil serta
janinnya. Kebiasaan mengkonsumsi vitamin C dengan dosis
yang tepat merupakan cara baik untuk menjaga kesehatan
ibu maupun janinnya. Berikut ini manfaat vitamin C untuk
ibu hamil : Membantu penyerapan zat besi pada tubuh ibu
maupun janin. Vitamin C yang merupakan nutrisi penting
bagi tubuh memiliki banyak sekali manfaat dimana salah
satunya adalah membantu penyerapan zat besi. Manfaat zat
besi untuk ibu hamil berperan dalam banyak hal seperti
memproduksi darah merah di dalam tubuh. Darah merah
yang tercukupi dapat menghindarkan ibu hamil dari anemia.
(Saifuddin, 2010)
- Zat besi
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk
mensuplai pertumbuhan janin dan plasenta serta
meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi
merupakan senyawa yang digunakan untuk memproduksi
hemoglobin yang berfungsi untuk : Mengangkut oksigen
dari paru-paru ke seluruh tubuh, Sintesis enzim yang terkait
besi, Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel.
(Saifuddin, 2010)
Total besi yang diperlukan selama hamil adalah 1040
mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika
melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg
ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk
pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel

30
darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Ada
dua bentuk besi yang terdapat dalam pangan, yaitu besi
heme yang terdapat dalam produk-produk hewani dan besi
nonheme yang terdapat dalam produk-produk nabati.
Makanan dari produk hewani seperti hati, ikan dan daging
yang harganya relatif mahal dan belum sepenuhnya
terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Selain
sumber hewani, ada juga makanan nabati yang kaya akan
zat besi seperti singkong, kangkung, dan sayuran berwarna
hijau lainnya. Namun, zat besi dalam makanan tersebut
lebih sulit penyerapannya. Dibutuhkan porsi besar sumber
nabati untuk mencukupi kebutuhan besi sehari. Makanan-
makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi selama
hamil diantaranya sebagai berikut : Konsumsi makanan
yang dapat meningkatkan absorpsi besi, yaitu daging, sayur,
dan buah yang kaya vitamin; Menghindari penghambat
(inhibitor) absorpsi besi seperti teh dan kopi; Kebutuhan
akan zat besi yang besar terutama pada kehamilan yang
menginjak usia trimester ketiga tidak akan mungkin
tercukupi hanya melalui diet. Oleh Karena itu, suplementasi
zat besi sangat penting sekali, bahkan kepada ibu hamil
status gizi yang sudah baik. (Saifuddin, 2010)
- Asam folat
Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolic
seperti metabolism beberapa asam amino, sintesis purin,
dan timidilat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam
nukleat. Selain itu asam folat juga dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam
sumsum tulang belakang dan untuk pendewasaannya.
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun
yang telah maju mengalami kekurangan asam folat karena
kandungan asam folat di dalam makanan mereka sehari-hari

31
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka disaat
hamil. Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya
insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan,
toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan
hemorrhage (pendarahan). (Saifuddin, 2010)
Widya karya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
penambahan sebanyak 200 μg untuk ibu hamil, yang dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen. Suplementasi
sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau
pada 28 hari pertama kehamilan. Besarnya suplementasi
adalah 280, 660, dan 470 μg per hari, masing-masing pada
trimester I, II, dan III. Jenis makanan yang banyak
mengandung asammfolat antara lain ragi, hati, brokoli,
sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk, dan
telur. (saifuddin, 2010)
6) Tanda-tanda persalinan
- Terjadinya his persalinan
Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek. His persalinan mempunyai
sifat pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya
teratur, mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks,
semakin beraktifitas makin bertambah. (Rukaiyah, 2009)
- Pengeluaran lendir dan darah
Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang
menimbulkan pendataran tanpa pembukaan menyebabkan
lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas, terjadi
perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
(Rukaiyah, 2009)
- Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang
menimbulkan pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban
baru pecah menjelang pembukaan. Dengan pecahnya

32
ketuban diharapkan persalinan berlangsug dalam waktu 24
jam. (Rukaiyah, 2009)
- Perubahan serviks
Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti
pelunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan
serviks. Rukaiyah, 2009)
Jika ibu mengalami hal-hal tersebut anjurkan ibu untuk
segera ke fasilitas kesehatan.
7) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada
bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat
kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.
Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6
bulan.(Rukiyah, 2009)
8) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB
setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu
punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan
keluarga. (Rukiyah, 2009)
3. Cara menentukan taksiran persalinan :
Menurut Cunningham tahun 2008 cara menentukan taksiran
kehamilan yaitu:
a. Menentukan tanggal perkiraan partus, dengan rumus Naegele
1) +7 +9 - 0 dari bulan 1-3
2) +7 -3 +1 dari bulan 4-12
Contoh :
Jika seorang wanita memiliki siklus haid yang teratur, ibu
mengatakan haid terakhir pada tanggal 14 April 2012, maka
hari tafsiran persalinan tanggal 21 Januari 2013.

33
b. Pemeriksaan Obstetrik
Gambar 1 Palpasi abdomen

Gambar 2 Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia


kehamilan, menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah,
tentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam
fundus
Hasil : jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika Bokong
teraba tidak bulat dan lunak.

34
Gambar 3 Leopold II

Untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus,


menetukan letak.
Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin
yang berada disisi tersebut dengan cara yang sama pada sisi
uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada
letak kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.
Gambar 4 Leopold III

Menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.


Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari
disebelah kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu
sambil meraba bagian bawah tersebut.
Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.

35
Gambar 5 Leopold IV :

Menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk


ke dalam panggul. Divergen sudah masuk PAP dan Convergen
belum masuk PAP.
Cara : tangan menelusuri dari atas fundus sampai bagian terbawa
janin.
c. Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
Jonson :
1) Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul:
2) PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
3) Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
4) PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
d. Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau
menggunakan jari – jari tangan sesuai dengan usia kehamilan
(menurut Leopold) :

36
Gambar 6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia
Kehamilan
1) Menentukan umur kehamilan dengan Leopold
Umur kehamilan TFU Keterangan

8 minggu Blm teraba Sebesar telur bebek


12 minggu 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 minggu ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 minggu 3 jari bawah pusat -
24 minggu Sepusat -

28 mgg 3 jr ats pusat -

32 minggu ½ pusat – Px -
36 minggu 1 jr di bwh Px Kepala masih berada
di atas pintu panggul.
40 minggu 3 jr bwh Px Fundus uteri turun
kembali, karena
kepala janin masuk
ke rongga panggul.

37
2) Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald
 20 = 5 bulan
 23 = 6 bulan
 26 = 7 bulan
 30 = 8 bulan
 33 = 9 bulan
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan
dengan umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu
dilahirkan :
Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi fundus uteri pada
kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan
36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri
turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan
masuk ke dalam rongga panggul. (Wiknjosastro, 2012)
4. Tatalaksana asuhan antenatal trisemester III
Menurut kemenkes RI dalam buku saku pelayanan kesehatan ibu di
fasilitas kesehatan dasar dan rujukan (2013) tatalaksana asuhan
antenatal pada kehamilan trimester III terdiri dari :
a) Anamnesis
- Catatan pada kunjungan sebelumnya
- Keluhan yang dialami selama hamil
b) Pemeriksaan fisik umum
- Keadaan umum
- Tekanan darah
- Suhu tubuh
- Berat badan
- Gejala anemia (pucat, nadi cepat)
- Edema
- Tanda bahaya lainnya (sesak, perdarahan, dan lain-lain)
- Pemeriksaan terkait masalah yang ditemukn pada kunjungan
sebelumnya

38
c) Pemeriksaan fisik obtetric
- Tinggi fundus
- Pemeriksaan obtetri manuver leopold
- Denyut jantung janin
d) Pemeriksaan penunjang
- Kadar Hb
e) Imunisasi, suplementasi, dan KIE
- Zat besi dan asam folat
- KIE. (Kemenkes, 2013)
5. Mengajarkan untuk sujud dan mengepel jongkok dapat melatih otot
dasar panggul dan diafragma : posisi jongkok dapat melatih otot
dasar panggul dan diafragma. Hal ini ditunjukkan dengan dinding
perut dan diafragma menekan fundus sehingga memastikan panggul
lebar. Mengurangi rasa sakit dan hambatan persalinan posisi jongkok
dapat mengurangi kendala dan rasa sakit selama proses persalinan.
Dengan demikian, posisi jongkok dapat dikatakan sebagai posisi
yang paling tepat dan alami untuk proses persalinan. Memperkuat
otot paha dan perut otot paha dan perut yang kuat dapat membantu
posisi bayi mendekati jalan lahir dan mendorong bayi untuk keluar
secara alami saat lahir sehingga bermanfaat memperlancar proses
persalinan normal. Meningkatkan elastisitas jalan lahir latihan
jongkok bermanfaat meningkatkan elastisitas jalan lahir terbuka
lebih lebar. Dengan begitu, kemungkinan melahirkan dengan normal
tanpa alat bantu akan semakin besar. (Rukaiyah, 2009)
6. Ultrasonografi (USG)
7. Adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi
dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak
menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek
samping (non invasif). Selain itu ultrasonografi relatif murah,
pemeriksaannya relatif cepat, dan persiapan pasien serta
peralatannya relatif mudah. Gelombang suara ultrasonik memiliki

39
frekuensi lebih dari 20.000 Hz, tapi yang dimanfaatkan dalam teknik
ultrasonografi (kedokteran) gelombang suara dengan frekuensi 1-10
MHz. Manfaat USG pada Trimester III :
- Menilai kesejahteraan janin.
- Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
- Melihat posisi janin dan tali pusat.
- Menilai keadaan plasenta. (http://ibudanmama.com)

2.3 Manejemen Varney


2.3.1 Konsep Asuhan Kebidanan Menurut 7 Langkah Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2010)
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai
dari pengkajian, analisa data, diagnose kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Varney, 2010)
Langkah-langkah Manajemen Kebidanan menurut Varney (2010):
1. langkah I (pertama): Tahap Pengumpulan Data Dasar
langkah-langkah ini manajemen kebidanan menurut varney (2010) :
pada langkah 1 (pertama) : tahap pada langkah ini dikumpulkan
sema informasi yang aksrat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien untuk memperoleh data dilakukan
dengan cara :
a. Anamnesa :
Biodata; riwayat menstruasi; riwayat menstruasi kesehatan;
riwayat kehamilan, persalinan nifas, biopsiiospritual, pengetehuan
klien.
b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital

40
c. Pemeriksaan khusus
Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
d. Pemeriksaan penunjang laboratorium, catatan terbaru dan
sebelumnya tahap ini merupakanlangkah awal yang akan
menentukan langkah berikutnya. Sehingga kelengkapan data
sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses
interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya.
Sehingga dalam tahapan ini harus komprehensip meliputi data
subyektif,obyektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi/masalah klien yang sebenarnya atau
valid. (Varney, 2010)
2. Langkah II (kedua) : interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan ientifikasi terhadap diagnosa atau
masalah bukan berdasarkan dikumpulkan.
a. Diagnose kebidanan
Diagnose kebidanan adalah diagnose yang diteggakkan bidan
dalam lingkup praktek kebidanan dana memenuhi standar
nomenklatur.
Diagnose kebidanan yaitu :
1) Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2) Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3) Memiliki khas kebidanan
4) Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
5) Dapat dijelaskan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
(Varney, 2010)
b. Masalah
Masalah adalah hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnose.
(Varney, 2010)

41
c. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnose dan masalah yang didapatkan
dengan melakukan analisa data. (Varney, 2010)
3. Langkah III (tiga) : mengidentifikasi diagnose atau masalah
potensial
Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan
mengidentifikasi penanganannya, pada langkah ini kita
mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial berdasarkan
diagnose atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkikan dilakukan pencegahan.
Bidan diharapkana dapat waspada dan bersiap-siap mencegah
diagnose potensial ini benar-benar terjadi. (Varney, 2010)
4. Langkah IV (empat) : kebuthan segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera unutuk
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien. Mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang sesuai dengan
kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini
benar-benar dibutuhkan. (Varney, 2010)
5. Langkah V (kelima) : rencana menyeluruh
Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh. Pada langkah ini
direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh ;angkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen atau
antisipasi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
yang berkaitan tepi juga jadi kerangka pedomanantisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang akan terjadi berikutnya. (Varney,
2010)

42
6. Langkah VI (keenam) : pelaksanaan
langkah asuhan dengan efisien dan aman. Pada langkah ke VI ini
rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah V dilaksanakan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini
biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien,
atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan
sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanannya (memastikan langkah tersebut benar-benar
terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter
dan keterlibatannya dalam manajemen asuhan bagi pasien yang
mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap
terlaksananya asuhan bersama yeng menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu. Biaya dan
meningkatnya mutu asuhan. (Varney, 2010)
7. Langkah VII (ketujuh) :
Mengevaluasi yang dilakukan adalah mengevaluasi keefektifan
dari asuhan yang sudaah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnose dan
masalah. (Varney, 2010)
Manajemen kebidanan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu
mengulang lagi dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui
proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses
manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana
asuhan kebidanan.
Menjelang akhir trimester pertama dan selama porsi pra-
quickening trimester kedua langsung, wanita tersebut akan
mengalami lagi, sekaligus mengevaluasi kembali, semua aspek
hubungan yang ia jalani. (Varney, 2010)

43
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL
NY. H G2P0A1H0 USIA KEHAMILAN 35-36 MINGGU
DI PUSKESMAS AMPENAN

Tanggal Pengkajian : 22 Mei 2017


Jam : 09.30 WITA
Tempat : Puskesmas Ampenan
Petugas : Raudatul Jannah
3.1 Pengkajian Data Dasar
Data Subyektif
A. Identitas
Nama Pasien : Ny H Nama Suami : Tn. A
Umur : 28 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak Suku/Bangsa :Sasak
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Irt Pekerjaan : Pekerja Lepas
Alamat :Batu Raja Alamat : Batu Raja
B. Keluhan atau alasan kunjungan utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan datang ke puskesmas ingin memeriksakan
kehamilannya.
C. Riwayat Keluhan Utama
Ibu hamil 9 bulan datang ke puskesmas, ibu ingin memeriksakan
kehamilannya saat ini, Ibu mengatakan tidak ada keluhan datang untuk
melakukan kunjungan ulang.
D. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun Dismenorhea : tidak ada
Siklus : 28 hari Flour albus : tidak ada
Lama : 7 hari HPHT : 07-09-2016

44
E. Status Perkawinan
Berapa kali menikah : 1 Kali
Umur pertama kali menikah
Suami : 28 Tahun Istri : 26 Tahun
Lama : 2 Tahun
F. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas, anak yang lalu

k
Perka Keha Penyulit BB JK Usia KB et
winan milan UK JP Tempat Penolong
no no
H B N

1 1 - - - - Abortus - - - suntik -

2 Ini

G. Riwayat Kehamilan Sekarang


 Usia kehamilan : 9 bulan
 Gerakan janin : Kuat
 ANC : 12 Kali di Puskesmas Ampenan

Tabel 3 pemeriksaan ANC (buku KIA)


Tgl Keluhan TD BB UK TFU Letak janin DJJ Kaki Hasil Lab Tindakan
(mmHg) (kg) (cm) bengkak

17/10/16 Tidak 110/80 50 5-6 Belum - - - Hb: 11,6 TT1, B6


Ada minggu teraba Gol.drh: A+ dan Fe
Urinalisa: (-)
Malaria (-)
14/11/2016 Pusing, 110/80 49,5 9-10 Belum - - Solvitran
mual, minggu teraba
muntah
28/11/2016 Pusing, 110/90 50 12 3 jari atas - - - B6,
mual minggu symfisis Solvitran
15/12/2016 Pusing 110/80 50,9 14-15 ½ pusat Ballotement - - TT2
minggu syimfisia dan

45
Tindak
lanjut
04/01/2017 Tidak ada 110/70 52 16-17 2 jari di Ballotement + - KIE
minggu bawah pusat personal
hygine
14/01/2017 Tidak ada 110/80 52,8 18-19 Sepusat Ballotement + - -
minggu
04/02/2017 Batuk 120/80 54,5 21-22 Sepusat Ballotement + - Tindak
berdahak minggu lanjut
14/02/2017 Tidak ada 90/60 55 23 2 jari di atas Puki + - Tindak
minggu pusat (17cm) ballotement lanjut

08/03/2017 Batuk 90/60 56 25-26 18 cm Ballotement + - Vc


pilek 2 hari minggu
yang lalu
03/04/2017 110/70 56 29-30 21 cm Belum - prenamia
minggu masuk PAP
22/04/2017 Pusing 110/80 58 32-33 24 cm Belum - Hb : 8,4 prenemia
minggu masuk PAP
10/05/2017 kontrol 100/80 58 34-35 27 cm ½ PAP + - Hb 10,5 prenemia
minggu

 Tanda bahaya atau penyulit : Tidak ada


 Keluhan umum : Nyeri pinggang
 Obat atau jamu yang dionsumsi : Ibu mengatakan mengkonsumsi
obat
obatan yang diberikan oleh bidan
 Imunisasi TT : TT2 tanggal 15/12/16
 Perawatan payudara : Tidak pernah
 Senam hamil : Tidak pernah
 Kekawatiran khusus : Tidak ada
 Kepercayaan selama hamil : Tidak ada
 Rencana KB : KB Suntik (3 bulan)

46
H. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat keturunan kembar : Tidak ada
Penyakit menular/ keturunan : diabetes militus, hepatitis, penyakit jantung
koroner, tifoid, hipertensi, Tb, dan lain-lain (tidak ada).
I. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Penyakit menular/ keturunan : DM, hipertensi, penyakit jantung koroner,
tifoid, hipertensi, TB, dan lain-lain. (tidak ada).
J. Riwayat Biopsikososial Spiritual
1. Pola nutrisi (sebelum dan selama hamil)
Makanan Sebelum Hamil Selama Hamil
Komposisi Nasi, Ikan, Tempe, Nasi, Ikan, Tahu,
Sayur Tempe Sayur
Frekuensi 3 Kali Sehari 3 Kali Sehari
Makanan Pantangan Tidak Ada Tidak Ada
Masalah Tidak Ada Tidak Ada
Minum
Jenis Air Putih Air Putih
Frekuensi 8 – 9 Gelas 12 – 14 Gelas
Masalah Tidak Ada Tidak Ada

2. Eliminasi
Bak Sebelum Hamil Selama Hamil
Warna Kuning Jernih Kuning , Jernih
Frekuensi 4 – 5 Kali Sehari 6 – 7 Kali Sehari
Masalah Tidak Ada Sering Kencing
BAB
Konsistensi/Warna/bau Lunak, Kuning, Bau Lunak, Kuning, Bau
khas khas
Frekuensi 3 Kali Sehari 1 Kali Sehari
Masalah Tidak Ada Tidak Ada

47
3. Pola Istirahat (Sebelum Dan Selama Hamil)
Istirahat Sebelum Hamil Selama Hamil
Siang 1,5 Jam 2 Jam
Malam 8 Jam 8 Jam
Masalah Tidak Ada Tidak Ada

4. Personal Hygiene
Personal Hygiene Sebelum Hamil Selama Hamil
Mandi 2 Kali Sehari 2 Kali Sehari
Gosok Gigi 2 Kali Sehari 2 Kali Sehari
Ganti Pakaian 2 Kali Sehari 2 Kali Sehari
Ganti Pakaian Dalam 3 – 4 Kali Sehari 3 – 4 Kali Sehari

5. Pola kegiatan sehari-hari : mencuci, menyapu, memasak


6. Komunikasi
 Verbal : Dilakukan secara lisan/lancar
 Non verbal : Bahasa tubuh
7. Keadaan emosional : Kooperatif
8. Hubungan dengan keluarga : Baik
9. Hubungan dengan orang lain : Baik
10. Proses berpikir : Terarah
11. Ibadah : Patuh
12. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : sangat baik
13. Dukungan keluarga : Mendapat dukungan dengan ditunjukkan selalu
mengatar ibu melakukan pemeriksaan.
14. Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
15. Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : Mengerjakan pekerjaan rumah
tangga
16. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk bersalin : di BPS,
puskesmas atau bidan.

48
Data Objektif
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmetis
3. Tanda tanda vital
Tekanan darah : 110/ 60 mmhg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 24 x/ menit
Suhu : 36,6 oC
4. Berat badan saat ini : 61 kg
5. Berat badan sebelum hamil : 49 kg
6. Tinggi badan : 147 cm
7. LILA : 26 cm
8. HPL : 23-06-2017
9. Kepala
Inspeksi : Warna rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada bekas
luka dan lesi, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan.
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, rambut halus.
10. Wajah
Inspeksi : simetris, pucat, ada closma gravidarum, tidak odema
frontalis, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
11. Mata
Inspeksi : Simetris, kemampuan berkedip normal, gerakan mata
normal, pupil sama besar, konjungtiva tidak anemis, skelera tidak
ikterik.
12. Telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada serumen, tidak ada secret, tidak ada
polip, pendengaran normal.
13. Hidung
Inspeksi : Tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada lesi, tidak ada
kotoran (bersih)

49
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
14. Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir pucat, Mukosa bibir lembab, gigi bersih, caries tidak
ada, tidak ada gigi berlubang dan tidak berdarah
15. Leher
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak adanya bekas luka operasi.
Palpasi : Tidak teraba bendungan pada vena jugularis, tidak teraba
pembengkakan kelenjar linfe dan kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
16. Payudara
Inpeksi : Simetris, papilla mamae menonjol, hiperpigmentasi pada
areola mamae, tidak ada bekas luka dan kolostrum sudah keluar.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
17. Abdomen
Inpeksi : tampak pembesaran, terdapat linea albican, terdapat strie
nigra, dan tidak ada bekas luka SC
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
 Leopold I
TFU 3 jari di bawah processus xiphoideus (30 cm), di bagian fundus
teraba bagian bulat tidak melenting (bokong).
 Leopold II
Di bagian kanan teraba bagian-bagian kecil tidak rata (bagian kecil
janin)
Di bagian kiri teraba tahanan keras yang memanjang seperti papan
(punggung janin)
 Leopold III
Di bagian bawah teraba bagian bulat, keras, melenting, dan masih
dapat digoyangkan (kepala janin)
 Leopold IV
Convergent 5/5 (belum masuk PAP/tangan masih bertemu)
 DJJ : 140 kali/menit 12-11-12
 TBJ : (30-12) x 155 = 2.970 gram

50
18. Ekstremitas atas dan bawah : tidak odema, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan refleks patella (++), CRT kembali dalam 2 detik.
19. Pemeriksaan penunjang : Tanggal : 22 mei 2017 Jam : 09.35
Laboratorium : Hb : 8,7 gr%
urinalisa : protein dan glukosa (-)
Radiologi :-

3.2 Interprentasi Data Dasar


Diagnosa : NY H G2P0A1H0 Usia Kehamilan 36-37 minggu, tunggal, hidup
intra uterine, presentasi kepala dengan keadaan umum ibu dan janin baik
dengan anemia ringan
DS :
1. Ny. H mengatakan umur 28 tahun hamil 9 bulan
2. Ny. H mengatakan hari pertama atau hari terakhir haid tanggal
07-09-2016
3. Ny. H mengatakan kehamilan kedua, kehamilan pertama
mengalami keguguran
DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmetis
3. Tanda tanda vital
Tekanan darah : 100/ 80 mmhg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 24 x/ menit
Suhu : 36,6 oC
4. Berat badan saat ini : 61 kg
5. Berat badan sebelum hamil : 49 kg
6. Tinggi badan : 147 cm
7. LILA : 26 cm

51
8. Palpasi
 Leopold I
TFU 3 jari di bawah processus xipoideus (30 cm), di bagian
fundus teraba bagian bulat tidak melenting (bokong)
 Leopold II
Di bagian kanan teraba bagian-bagian kecil tidak rata
(bagian kecil janin)
Di bagian kiri teraba tahanan keras yang memanjang seperti
papan (punggung janin)
 Leopold III
Di bagian bawah teraba bagian bulat, keras, melenting, dan
masih dapat digoyangkan (kepala janin)
 Leopold IV
Convergent 5/5 (belum masuk PAP/tangan masih bertemu)
9. DJJ : 140 kali/menit 12-11-12
10. TBJ : (30-12) x 155 = 2970 gram
11.Hb : 8,7 gr%
12.Urinalisa : protein dan glukosa (-)
3.3 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Diaonosa/ Masalah Potensial : Anemia Sedang
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Mandiri :-
Kolaborasi : -
Rujukan :-
3.5 Rencana Asuhan Menyeluruh
Hari/tanggal : Senin, 22 Mei 2017
Waktu : 09 : 42 WITA
1. Beritahu hasil pemeriksaan
2. Berikan ibu kapsul prenamia
3. Berikan KIE tentang :
a. Nutrisi ibu hamil trimester III dengan anemia
b. Ketidaknyamanan trimester III

52
c. Tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III dengan anemia
d. Tanda-tanda persalinan
e. P4K
4. Anjurkan ibu untuk USG
5. Ajarkan untuk sujud dan mengepel jongkok
6. Anjurkan untuk kenjungan ulang satu minggu kemudian
7. Dokumentasi
3.6 Pelaksanaan
Hari/tanggal : Senin 22 Mei 2017
Waktu : 09.50 WITA
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu : Tekanan darah :
100/ 80 mmhg, Nadi : 82 x/menit, Respirasi : 24 x/ menit, Suhu : 36,6 oC,
Berat badan saat ini : 61 kg, kepala janin belum masuk ke pintu atas
panggul, Hb : 8,7 gr%, urinalisa : protein dan glukosa (-). Hb 8,7 gr% ibu
mengalami anemia.
2. Memberikan ibu kapsul prenamia untuk pengobatan yang berguna untuk
tambahan vitamin & mineral pada ibu yang mengalami. anemia seperti
anemia selama hamil & menyusui. Dosis obat 1 kapsul sehari. Dikonsumsi
bersamaan dengan makanan. 1 kapsul setara dengan Fe 600 mg/hari.
3. Memberikan KIE tentang :
a. Nutrisi ibu hamil trisemester III dengan anemia
Memberitahukan ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi,
asam folat, dan vitamin C untuk pembentukan sel darah merah dan sel
darah putih. Ibu makan-makanan seperti hati, ikan, singkong,
kangkung, kacang-kacangan, ikan, jeruk, telur dan sayuran berwarna
hijau lainnya yang harganya relatif murah yang mudah didapatkan oleh
ibu.
b. Ketidaknyamanan trisemester III
Memberitahukan ibu tentang ketidaknyamanan trisemester III yang
sering dialami oleh ibu pada umumnya yaitu : sesak nafas, sering BAK,
bengkak, kram kaki, sakit punggung dan merasa kepanasan.

53
c. Tanda-tanda bahaya kehamilan trisemester III dengan anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
hemoglobin di bawah 11gr % pada trimester I dan II, <10,5 gr % pada
trimester III. gangguan his yang akan menyebabkan persalinan lama,
janin lahir anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah
dan dapat menyebabkan kematian bayi.
d. Tanda-tanda persalinan
Memberitahukan ibu jika ibu mengalami hal-hal seperti : terjadinya his
persalinan, kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek, persalinan mempunyai sifat pinggang
terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, mempunyai
pengaruh terhadap pembukaan serviks, semakin beraktifitas makin
bertambah dan adanya pengeluaran lendir bercampur darah dan cairan.
Untuk segera datang ke fasilitas kesehatan.
e. P4K
Memberitahukan ibu untuk persiapan P4K kembali. Stiker P4K berisi
data tentang nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan,
tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi yang digunakan
dan calon donor darah.
4. Mengajarkan untuk sujud dan mengepel jongkok untuk melatih otot dasar
panggul dan diafragma, mengurangi rasa sakit dan hambatan persalinan,
memperkuat otot paha dan perut, meningkatkan elastisitas jalan lahir.
5. Menganjurkan ibu untuk USG untuk menilai kesejahteraan janin,
mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan, melihat posisi janin
dan tali pusat, dan menilai keadaan plasenta.
6. Menganjurkan untuk kunjungan ulang satu minggu kemudian.
7. Melakukan pendokumentasian

54
3.7 Evaluasi
Hari/tanggal : Senin, 22 Mei 2016
Waktu : 10.30 WITA
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Ibu sudah mendapatkan kapsul prenamia, mengerti cara minum, dan efek
samping dari obat.
3. Ibu mengerti tentang KIE yang diberikan.
4. Ibu sudah mempraktik anjuran untuk sujud dan mengepel jongkok.
5. Ibu akan melakukan anjuran pemeriksaan USG
6. Ibu akan melakukan kunjungan 1 minggu sekali
7. Dokumentasi sudah dilakukan.

55
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian Data


Dari pengumpulan data subyektif, didapatkan data Ny.H umur 28 tahun
hamil 9 bulan mengatakan kehamilan yang kedua dan pernah mengalami
keguguran. Berdasarkan faktor umur Ny.H tergolong ibu hamil yang tidak
beresiko tinggi karena faktor-faktor penyebab terjadinya komplikasi pada ibu
hamil menurut Rochjati. P (2003) meliputi : umur ibu yang tergolong risiko
tinggi ≤ 20 tahun dan ≥ 35 tahun.
Pengkajian dan pemberian asuhan kebidanan masa kehamilan pada Ny.H
dari kehamian 36-37 minggu yaitu bertujuan untuk membantu ibu dalam
menyiapkan aspek fisik dan psikologi dalam menghadapi masa kehamilan.
Tujuan utama pemberian asuhan yaitu untuk memastikan bahwa ibu dan janin
memiliki kesehatan yang baik pada kehamilan dan mendeteksi dini adanya
komplikasi yang mungkin timbul.
Ny.H telah melaksanakan pemeriksaan kehamilan pertama kali pada
trimester pertama. Menurut Saifuddin (2010) yaitu kunjungan pemeriksaan
kehamilan untuk pemantauan dalam pengawasan kesejahteraan ibu dan janin
minimal 4 kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : kehamilan
trimester pertama satu kali kunjungan, kehamilan trimester kedua satu kali
kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga dua kali kunjungan. Tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik.
Pengkajian data obyektif pada Ny. H berat badan saat ini 61 kg dan Tinggi
badan 147 cm, Menurut Indriani (2011) BB Meningkatan total berat dan
badan ibu masa hamil rata-rata 11 kg. Pada trimester I rata-rata penambahan
berat badan adalah 1 kg dan pada trimester II dan III masing-masing 5 kg,
tinggi badan > 145 untuk mencegah terjadinya CPD.
Pengkajian data obyektif pada Ny.H tekanan darah 100/ 80 mmhg.
Menurut KEPMENKES no.97 (2014) pengukuran tekanan darah pada setiap
kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia

56
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau
proteinuria).
Pengkajian data obyektif pada Ny.H LILA 26 cm. Menurut KEPMENKES
no.97 (2014) Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK.
Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana
LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR).
Pengkajian data obyektif pada Ny.H palpasi Leopold I : TFU 3 jari di
bawah processus xipoideus (30 cm), di bagian fundus teraba bagian bulat
tidak melenting (bokong), Leopold II : Di bagian kanan teraba bagian-bagian
kecil tidak rata (bagian kecil janin) Di bagian kiri teraba tahanan keras yang
memanjang seperti papan (punggung janin), Leopold III : Di bagian bawah
teraba bagian bulat, keras, melenting, dan masih dapat digoyangkan (kepala
janin), Leopold IV : Convergent 5/5 (belum masuk PAP/tangan masih
bertemu). TBJ (30-12) x 155 = 2970 gram. Menurut KEPMENKES no.97
(2014) Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. Menentukan
presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak
janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala
janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau
ada masalah lain. Menurut Wiknjosastro (2012) bila pertumbuhan janin
normal maka tinggi fundus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada
32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus
uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Proseccus xipoideus,
hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk
ke dalam rongga panggul. Menurut Cunningham (2008) leopold I untuk

57
menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan
bagian janin yang ada pada fundus uteri, Leopold II untuk menetukan bagian
yang ada disamping uterus, menetukan letak, .Leopold III menentukan bagian
janin yang berada di uterus bagian bawah, Leopold IV menetukan seberapa
jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dalam panggul divergen sudah
masuk PAP dan convergen belum masuk PAP. Menurut Cunningham (2008)
cara menghitung berat badan janin dalam kandungan : Menghitung perkiraan
berat badan janin (PBBJ) menurut cara Jonson : Bila bagian terendah janin
belum masuk pintu atas panggul, PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155.
Pengkajian data obyektif pada Ny.H DJJ 140 kali/menit. Menurut
KEPMENKES no.97 (2014) penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I
dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120
kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya
gawat janin.
Menurut KEPMENKES no.97 (2014) untuk mencegah anemia gizi besi,
setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan
Asam Folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak
pertama. Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin
setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60
mg) dan Asam Folat 500 µg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet zat
besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyerapan.
Pengkajian data obyektif pada Ny.H pemeriksaan head to toe normal
selain pada konjungtiva anemis, wajah pucat. Hasil dari laboratorium Hb
8,7%gr dan urinalisa protein dan glukosa (-). Ny.H mengalami anemia ringan.
Menurut KEPMENKES no.97 (2014) Pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus.
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus
dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan
pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemi (malaria, HIV, dan lain-lain).
Menurut Cunningham (2008) gejala-gejala yang dapat dilihat dari anemia
yaitu : pucat pada kulit dan konjungtiva, mudah pingsan, cepat lelah,

58
keletihan dan mengantuk, sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu
makan berkurang, hepatomegali (pembesaran hati), splenomegali
(pembesaran lien), TD normal, gejala klinik dapat terlihat pada tubuh yang
malnutrisi, jika hasil pemeriksaan kadar hemoglobin tidak akurat, hal ini
mungkin akibat dari kadar LED darah yang cepat ataupun spesimen yang
tidak tercampur dengan baik.
Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan,
pada pengkajian data pasien kehamilan trisemester III.
4.2 Interpretasi Data Dasar
Menurut varney (2010) Langkah II (kedua) : interpretasi data dasar. Pada
langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah bukan
berdasarkan dikumpulkan tapi berdasarkan:
1. Diagnose kebidanan
Diagnose kebidanan adalah diagnose yang diteggakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dana memenuhi standar nomenklatur.
Diagnose kebidanan yaitu :
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
c. Memiliki khas kebidanan
d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan
e. Dapat dijelaskan dengan pendekatan manajemen kebidanan. (Varney,
2010)
2. Masalah
Masalah adalah hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnose. (Varney,
2010)
Menurut tinjauan kasus diagnosa yang didapatkan : Ny. H G2P0A1H0 Usia
Kehamilan 36-37 minggu, tunggal, hidup intra uterine, presentasi kepala
dengan keadaan umum ibu dan janin baik dengan anemia ringan. Diagnosa
ini didapat dari pengkajian pasien yang terdapat data subyektif dan data
obyektif yang membantu dalam penegakan diagnose sesuai dengan
nomenklatur kebidanan.

59
Penegakan diagnose didapatkan dari data subjektif dan ofjektif dimana
data tersebut yang dapat menegakkan diagnose kebidanan. Data subjektif dan
data objektif yang dapat menegakkan diagnose dari kasus tersebut sebagai
berikut :
a. Data Subjektif
1) Ny. H mengatakan umur 28 tahun hamil 9 bulan
2) Ny. H mengatakan hari pertama atau hari terakhir haid tanggal 07-09-
2016
3) Ny. H mengatakan kehamilan kedua, kehamilan pertama mengalami
keguguran
4) Ny. H mengatakan datang untuk memeriksakan kehamilan, tidak ada
keluhan hanya datang kunjungan ulang.
b. Data Objektif
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmetis
3) Tanda tanda vital
Tekanan darah : 100/ 80 mmhg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 24 x/ menit
Suhu : 36,6 oC
Berat badan saat ini : 61 kg
Berat badan sebelum hamil : 49 kg
Tinggi badan : 147 cm
LILA : 26 cm
4) Palpasi
 Leopold I
3 jari di bawah proseccus xipoideus TFU (30 cm), di bagian fundus
teraba bagian bulat tidak melenting (bokong)
 Leopold II
Di bagian kanan teraba bagian kecil janin (ekstermitas janin)
Di bagian kiri teraba tahanan keras yang memanjang seperti papan
(punggung janin)

60
 Leopold III
Di bagian bawah teraba bagian bulat, keras, melenting, dan masih
dapat digoyangkan (kepala janin)
 Leopold IV
Convergent 5/5 (belum masuk PAP/tangan masih bertemu)
5) DJJ : 140 kali/menit 12-11-12
6) TBJ : (30-12) x 155 = 2970 gram
7) Hb : 8,7 %gr
8) Urinalisa : protein dan glukosa (-)
Jadi pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan,
karena pada tinjauan kasus diagnosa didapatkan dari pengkajian pasien
yang terdapat data subyektif dan data obyektif yang membantu dalam
penegakan diagnose sesuai dengan nomenklatur kebidanan.
3.3 Mengidentifikasi Diagnose Atau Masalah Potensial
Menurut Hellen Varney (2010) Langkah III : Mengidentifikasi diagnose
atau masalah potensial, pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnose atau
masalah potensial berdasarkan diagnose atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkikan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapkana dapat waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnose potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah ini mengidentifikasikan masalah potensial berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Dari interpretasi data
dasar yang didapatkan ditemukan diagnosa atau masalah potensial pada
Ny..H yaitu anemia sedang. Dimana masalah potensial ini ditegakkan dari
data objektif hasil pemeriksaan laboratorium ibu memiliki Hb dibawah 10
gr% yaitu dengan hasil Hb 8,7 gr% menandakan ibu mengalami masalah
potensial yang membutuhkan penanganan.
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Menurut Hellen Varney (2010) Langkah IV : Menetapkan kebutuhan
terhadap tindakan segera unutuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Mengidentifikasi perlunya

61
tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang sesuai dengan kondisi
klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar
dibutuhkan.
Pada kasus Ny.H kebutuhan segera Mandiri: tidak ada , Kolaborasi : tidak
ada, Rujukan : Tidak ada. Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan
identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan
masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi,
kolaborasi, dan melakukan rujukan. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus.
3.5 Rencana Asuhan Menyeluruh
Menurut Hellen Varney (2010) Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh. Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen atau antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang berkaitan tepi juga jadi kerangka pedomanantisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang akan terjadi berikutnya.
Perencanaan asuhan kebidanan pada Ny.H dilakukan sesuai dengan diagnosa,
masalah dan kebutuhan pasien, yaitu :
1. Beritahu hasil pemeriksaan
2. Berikan ibu kapsul prenamia
3. Berikan KIE tentang :
a. Nutrisi ibu hamil trimester III dengan anemia
b. Ketidaknyamanan trimester III
c. Tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III dengan anemia
d. Tanda-tanda persalinan
e. P4K
4. Anjurkan ibu untuk USG
5. Ajarkan untuk sujud dan mengepel jongkok
6. Anjurkan untuk kenjungan ulang satu minggu sekali

62
7. Dokumentasi
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan perencanaan
secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnose yang ada. Dalam proses
perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan identifikasi beberapa
data yang tidak lengkap agar pelaksanaan secara menyeluruh dapat berhasil.
Rencana asuhan menyeluruh diberikan sesuai dengan kondisi pasien. Jadi
pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena
sesuai dengan teori.
3.6 Pelaksanaan
Menurut Hellen Varney (2010) Langkah VI : Pelaksanaan. Pada langkah ke
VI ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
V dilaksanakan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini biasa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanannya (memastikan langkah
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi
dengan dokter dan keterlibatannya dalam manajemen asuhan bagi pasien
yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap
terlaksananya asuhan bersama yeng menyeluruh tersebut. Manajemen yang
efisien akan menyingkat waktu, biaya dan meningkatnya mutu asuhan.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.H dilakukan sesuai dengan diagnosa,
masalah dan kebutuhan pasien, yaitu :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu :
a. Tekanan darah : 100/ 80 mmhg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Respirasi : 24 x/ menit
d. Suhu : 36,6 oC
e. Berat badan saat ini : 61 kg
f. Berat badan sebelum hamil : 49 kg
g. Tinggi badan : 147 cm
h. LILA : 26 cm
i. Palpasi

63
 Leopold I
TFU 3 jari di bawah processus xipoideus (30 cm), di bagian fundus
teraba bagian bulat tidak melenting (bokong).
 Leopold II
Di bagian kanan teraba bagian-bagian kecil tidak rata (bagian kecil
janin).
Di bagian kiri teraba tahanan keras yang memanjang seperti papan
(punggung janin).
 Leopold III
Di bagian bawah teraba bagian bulat, keras, melenting, dan masih
dapat digoyangkan (kepala janin)
 Leopold IV
Convergent 5/5 (belum masuk PAP/tangan masih bertemu)
j. DJJ : 140 kali/menit 12-11-12
k. TBJ : (30-12) x 155 = 2970 gram.
j. Memberitahukan hasil laboratorium : Hb : 8,7 %gr, urinalisa : protein
dan glukosa (-). Hb 8,7 %gr ibu mengalami anemia yang dimaksud
dengan anemia kehamilan adalah jika kadar hemoglobin < 11 gr/dL
pada trimester 1 dan 2, atau jika kadar hemoglobin < 10,5 gr/dL pada
trimester 3. Tingkatan Anemia
- Anemia ringan : 9-10 gr/dL
- Anemia sedang : 7-8 gr/dL
- Anemia berat : < 7 gr/dL
Jadi ibu mengalami anemia sedang dengan Hb 8,7 gr/dL.
2. Memberikan ibu kapsul prenamia untuk pengobatan yang berguna untuk
tambahan vitamin & mineral pada ibu yang mengalami anemia seperti
anemia selama hamil & menyusui. Dosis obat 1 kapsul sehari. Dikonsumsi
bersamaan dengan makanan. 1 kapsul prenamia setara dengan Fe 3x1
sehari 600 mg/hari. Menurut Varney (2010) pengobatan dapat dimulai
dengan pemberian preparat besi feros 600 – 1000 mg/hari seperti sulfat
ferossus atau glukonas ferossus. Hb dapat dinaikkan sampai 10 gr/ 100 ml
atau lebih, asal masih ada cukup waktu sampai janin lahir. tablet Fe 3×1.

64
3. Memberikan KIE tentang :
a. Nutrisi ibu hamil dengan anemia
Memberitahukan ibu untuk makan makanan yang mengandung zat
besi,asam folat, dan vitamin C untuk membantu mensuplai
pertumbuhan janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah
merah ibu, untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
dalam sumsum tulang belakang dan untuk pendewasaannya, membantu
penyerapan zat besi pada tubuh ibu maupun janin dan memproduksi
darah merah di dalam tubuh. Ibu memakan makanan seperti hati, ikan,
singkong, kangkung, kacang-kacangan, ikan, jeruk, telur dan sayuran
berwarna hijau lainnya yang harganya relatif murah yang mudah
didapatkan oleh ibu
Menurut Saiffudin (2010) gizi seimbang untuk ibu hamil trisemester
III dengan anemia yaitu :
- Zat besi
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai
pertumbuhan janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah
merah ibu. Zat besi merupakan senyawa yang digunakan untuk
memproduksi hemoglobin yang berfungsi untuk : Mengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, Sintesis enzim yang terkait
besi, Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel, total besi yang
diperlukan selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg
Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.
Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk
pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah
merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Ada dua bentuk besi
yang terdapat dalam pangan, yaitu besi heme yang terdapat dalam
produk-produk hewani dan besi nonheme yang terdapat dalam
produk-produk nabati. Makanan dari produk hewani seperti hati,
ikan dan daging yang harganya relatif mahal dan belum sepenuhnya
terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Selain sumber
hewani, ada juga makanan nabati yang kaya akan zat besi seperti

65
singkong, kangkung, dan sayuran berwarna hijau lainnya. Zat besi
yang mudah didapatkan oleh ibu.
- Asam folat
Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolic seperti
metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat
sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat. Selain itu
asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan
sel darah putih dalam sumsum tulang belakang dan untuk
pendewasaannya Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya
insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia,
prematur, pendeknya usia kehamilan dan hemorrhage (pendarahan).
Penambahan sebanyak 200 μg untuk ibu hamil, yang dapat dipenuhi
dengan mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya diberikan
sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan.
Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan 470 μg per hari,
masing-masing pada trimester I, II, dan III. Jenis makanan yang
banyak mengandung asam folat antara sayuran hijau, kacang-
kacangan, ikan, jeruk, dan telur.
- Vitamin C
Vitamin C digunakan untuk mengatasi beragam gangguan kesehatan
seperti demam, influenza, menangkal dampak polusi bagi tubuh,
serta berguna untuk menjaga kesehatan ibu hamil. Vitamin C banyak
ditemukan pada beragam jenis buah dan sayur seperti jeruk dan
labuh yang bisa dengan mudah kita temukan di lingkungan sekitar
kita. Untuk mendapatkan khasiat vitamin C dengan baik, sebaiknya
anda mengonsumsinya dengan ukuran dosis yang tepat yaitu 120
mg. Kebiasaan mengkonsumsi vitamin C dengan dosis yang tepat
merupakan cara baik untuk menjaga kesehatan ibu maupun janinnya.
Manfaat membantu penyerapan zat besi pada tubuh ibu maupun
janin dan memproduksi darah merah di dalam tubuh. Darah merah
yang tercukupi dapat menghindarkan ibu hamil dari anemia.

66
b. Ketidaknyamanan trisemester III
Memberitahukan ibu tentang ketidaknyamanan trisemester III yang
sering dialami oleh ibu pada umumnya yaitu : sesak nafas/
hyperventilasi, nocturia (sering BAK), edema (bengkak), kram kaki,
sakit punggung dan merasa kepanasan. Hal tersebut sering terjadi
karena adanya pembesarn janin dalam tubuh ibu pada trisemester III
yang menekan diafragma ibu, tekanan rahim pada kandung kencing
karena janin mulai membesar, adanya penekanan pada vena yang
menyebabkan edema atau bengkak pada kaki ibu karena salah posisi
duduk atau tidur, kram kaki sering terjadi karena kekurangan asupan
kalsium, sakit pada punggung ini disebabkan meningkatnya beban berat
janin, merasa panas karena kecepatan metabolisme ibu hamil rata-rata
meningkat selama kehamilan. Cara mengatasi : sesak nafas dengan
menarik nafas dalam dan buang perlahan secara teratur. Noctoria
(sering BAK) kencing saat terasa dorongan untuk bak, batasi minum
malam dan batasi minum seperti kopi, teh, cola dengan cafein hindari.
Edema atau bengkak hindaari posisi berbaring terlentang, hindari posisi
berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri, dengan
kaki agak ditinggikan, angkat kaki ketika duduk/istirahat, hindari kaos
yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki dan lakukan senam lakukan
senam secara teratur. Kram kaki kurangi konsumsi susu (kandungan
fosforna tinggi), berlatih menggerakkan kaki untuk meregangkan otot
yang terkena kram. Sakit punggung hindari sepatu atau sandal hak
tinggi, hindari mengangkat beban yang berat, gunakan kasur yang keras
untuk tidur, gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung,
hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan
sirkulasi darah menjadi terhambat. Merasa kepanasan jangan lupa untuk
minum lebih banyak untuk menggantikan cairan yang keluar, untuk
mengurang rasa tidak nyaman, seringlah mandi, dan gunakan pakaian
yang mudah menyerap keringat.
Menurut Rukaiyah (2009) ketidaknyamanan trisemester III yang
sering dialami oleh ibu pada umumnya yaitu : Sesak nafas/

67
Hyperventilasi ada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil akan
merasa susah bernafas, hal ini karena tekanan bayi yang berada
dibawah diagfragma menekan paru ibu. Cara mengatasinya dorong agar
secara sengaja, mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan
normal ketika terjadi hyperventilasi dangan cara menarik nafas panjang
secara teratur untuk memudahkan bernafas. Nocturia (sering BAK)
sering kencing terjadi karen Tekanan rahim pada kandung kencing
karena janin mulai membesar. Cara mengatasinya : kosongkan saat
terasa dorongan untuk BAK, Perbanyak minum pada siang hari, angan
kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia mengganggu
tidur dan menyebabkan keletihan, batasi minum seperti kopi, teh, cola
dengan cafein. Edema sering terjadi karena peningkatan kadar sodium
dikarenakan pengaruh hormonal, kongesti sirkulasi pada ekstremitas
bawah, meningkatkan kadar permeabilitas kapiler, tekanan dari
pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/pada kafa inferior
ketika berbaring. Cara mengatasinya : hindari posisi berbaring
terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan
berbaring ke kiri, dengan kaki agak ditinggikan, angkat kaki ketika
duduk/istirahat, hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki
dan lakukan senam lakukan senam secara teratur. Kram kaki sering
terjadi karena Kekurangan asupan kalsium, Ketidakseimbangan rasio
kalsium fosfor, Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada
dasar pelvic dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari
tungkai bagian bawah. Cara mengatasi : Kurangi konsumsi susu
(kandungan fosforna tinggi) dan cari yang high kalsium, Berlatih
dorsifleksi pada kaki untuk meregangkan otot yang terkena kram. Sakit
punggung ini disebabkan meningkatnya beban berat janin sehingga
membuat tubuh terdorong kedepan dan untuk mengimbanginya
cenderung menegakan bahu sehingga memberatkan punggung,
Kurvator dari vertebra umbosacral yang meningkat saat uterus terus
membesar, Keletihan, Kadar hormone yang meningkat, sehingga
cartilage ddalam sendi-sendi besar menjadi lembek. Cara mengatasinya

68
: Hindari sepatu atau sandal hak tinggi, Hindari mengangkat beban yang
berat, Gunakan kasur yang keras untuk tidur, Gunakan bantal waktu
tidur untuk meluruskan punggung, Hindari tidur terlentang terlalu lama
karena dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat. Merasa
kepanasan hal ini terjadi karena kecepatan metabolisme ibu hami rata-
rata meningkat kurang lebih 20% selama kehamilan sehingga suhu
tubuh juga tinggi. Cara mengatasinya : Jangan lupa untuk minum lebih
banyak untuk menggantikan cairan yang keluar, Untuk mengurang rasa
tidak nyaman, seringlah mandi, dan gunakan pakaian yang mudah
menyerap keringat.
c. Tanda-tanda bahaya kehamilan trisemester III dengan anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
hemoglobin di bawah 11gr % pada trimester I dan II, <10,5 gr % pada
trimester III. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak
hamil terjadi hemodilusi terutama trimester III. Anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi, gangguan his primer
dan sekunder yang akan menyebabkan partus lama, janin lahir anemia,
persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah dan dapat
menyebabkab kematian bayi.
Menurut Saifuddin (2010) anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan keadaan hemoglobin di bawah 11gr % pada trimester I dan II,
<10,5 gr % pada trimester III. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan
wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester III.
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi,
gangguan his primer dan sekunder, janin lahir anemia, persalinan
dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah. Menurut varney (2010)
Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan & nifas antara lain:
Keguguran atau abortus, Partus prematuritas, Inersia dan partus lama,
keadaan ibu lemah, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan, Syok,
Infeksi intrapartum dan postpartum.

69
Menurut Saifuddin (2010) Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi
antara lain: IUFD, Kematian mudigah, Kematian janin waktu lahir,
Prematuritas, Kelainan kongenital, Cadangan zat besi bayi kurang yang
menyebabkan anemia.
d. Tanda-tanda persalinan
Memberitahukan ibu jika ibu mengalami hal-hal seperti : terjadinya
his persalinan, kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan
jarak kontraksi yang semakin pendek, persalinan mempunyai sifat
pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur,
mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks, semakin beraktifitas
makin bertambah dan adanya pengeluaran lendir bercampur darah dan
cairan. Untuk segera datang ke fasilitas kesehatan.
Menurut Rukaiyah (2009) tanda-tanda persalinan seperti : terjadinya
his persalinan kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan
jarak kontraksi yang semakin pendek. His persalinan mempunyai sifat
pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, sifatnya teratur,
mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks, semakin beraktifitas
makin bertambah. Pengeluaran lendir dan darah dengan his persalinan
terjadi perubahan serviks yang menimbulkan pendataran tanpa
pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas, terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
Pengeluaran cairan pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang
menimbulkan pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban baru pecah
menjelang pembukaan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsug dalam waktu 24 jam. Perubahan serviks pada
pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti pelunakan
serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks.
e. P4K
Memberitahukan ibu untuk persiapan P4K kembali. Terobosan
percepatan penurunan angka kematian ibu. Stiker P4K berisi data
tentang nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan,
tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi yang digunakan

70
dan calon donor darah. Program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi melalui pemasangan pesalinan pada semua ibu
hamil untuk pencegahan komplikasi pada saat ibu mendekati waktu
persalinan. Praktek sesuai dengan teori menurut PERMENKES no.97
(2014).
4. Mengajarkan untuk sujud dan mengepel jongkok
Menurut Rukaiyah (2009) mengajarkan untuk sujud dan mengepel
jongkok dapat melatih otot dasar panggul dan diafragma : posisi jongkok
dapat melatih otot dasar panggul dan diafragma. Hal ini ditunjukkan
dengan dinding perut dan diafragma menekan fundus sehingga
memastikan panggul lebar. Mengurangi rasa sakit dan hambatan
persalinan posisi jongkok dapat mengurangi kendala dan rasa sakit selama
proses persalinan. Dengan demikian, posisi jongkok dapat dikatakan
sebagai posisi yang paling tepat dan alami untuk proses persalinan.
Memperkuat otot paha dan perut otot paha dan perut yang kuat dapat
membantu posisi bayi mendekati jalan lahir dan mendorong bayi untuk
keluar secara alami saat lahir sehingga bermanfaat memperlancar proses
persalinan normal. Meningkatkan elastisitas jalan lahir latihan jongkok
bermanfaat meningkatkan elastisitas jalan lahir terbuka lebih lebar.
Dengan begitu, kemungkinan melahirkan dengan normal tanpa alat bantu
akan semakin besar.
5. Menganjurkan ibu untuk USG
Memberitahukan ibu bahwa melakukan USG untuk menilai kesejahteraan
janin, mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan, melihat posisi
janin dan tali pusat, dan menilai keadaan plasenta. Praktek Sesuai dengan
teori menurut http://ibudanmama.com.
6. Jadwal kunjungan ulang sebaiknya dilakukan 1 kali seminggu kemudian
Pada trisemester III ibu Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan,
Pemeriksaan fisik yang difokuskan pada pendeteksian komplikasi,
mempersiapkan kelahiran, dan kegawatdaruratan. Kunjungan ulang 1
minggu sekali pada umur kehamilan 36 sampai melahirkan 1 kali
seminggu. Menurut WHO sangat menyarankan agar setiap ibu hamil

71
melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat
pemeriksaan kehamilan pertama kali hingga usia kehamilan 28 minggu,
setiap 2 minggu sekali dari usia kehamilan 28-36 minggu dan setiap satu
minggu sekali dari usia kehamilan 36 minggu hingga waktunya
melahirkan. Pemeriksaan yang difokuskan pada pendeteksian komplikasi,
mempersiapkan kelahiran, dan kegawatdaruratan.
7. Melakukan pendokumentasian.
3.7 Evaluasi
Selanjutnya mengevaluasi tindakan yang telah bidan berikan pada ibu,
apakah ibu sudah mengerti dengan apa yang bidan jelaskan. Merupakan tahap
terakhir dalam manajemen kebidanan VII langkah Hellen Varney (2010),
yakni dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan
yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan
secara terus-menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensif
dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
Hasil evaluasi atas tindakan yang dilakukan pada Ny.H :
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.
2. Ibu sudah mendapatkan kapsul prenamia, mengerti cara minum, dan efek
samping dari obat.
3. Ibu mengerti tentang KIE yang diberikan.
4. Ibu sudah mempraktik anjuran untuk sujud dan mengepel jongkok.
5. Ibu akan melakukan anjuran pemeriksaan USG
6. Ibu akan melakukan kunjungan 1 minggu kemudian
7. Dokumentasi hasil pemeriksaan.

72
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data secara lengkap pada Ny
“H” dengan hasil pemeriksaan di dapatkan:
5.1.1 Data subjektif dan data objektif yang dapat menegakkan diagnose dari
kasus tersebut sebagai berikut :
a. Data Subjektif
Ny. H mengatakan umur 28 tahun hamil 9 bulan, Ny. H
mengatakan hari pertama atau hari terakhir haid tanggal 07-09-
2016, Ny. H mengatakan kehamilan kedua, kehamilan pertama
mengalami keguguran.
b. Data Objektif
Keadaan umum : Baik, Kesadaran Composmetis, Tanda tanda
vital : Tekanan darah 100/ 80 mmhg, Nadi : 82 x/menit, Respirasi
24 x/ menit, Suhu 36,6 oC, BB : 61 kg, Palpasi : Leopold I : TFU
3 jari di bawah proseccus xipoideus (30 cm), di bagian fundus
teraba bagian bulat tidak melenting (bokong), Leopold II : Di
bagian kanan teraba bagian-bagian kecil tidak rata (bagian kecil
janin) Di bagian kiri teraba tahanan keras yang memanjang seperti
papan (punggung janin), Leopold III : Di bagian bawah teraba
bagian bulat, keras, melenting, dan masih dapat digoyangkan
(kepala janin), Leopold IV : Convergent 5/5 (belum masuk
PAP/tangan masih bertemu), DJJ 140 kali/menit 12-11-12, TBJ
(30-12) x 155 = 2970 gram, Hb : 8,7 gr%, Urinalisa : protein dan
glukosa (-).
1.5.2 Interpretasi data dasar pada Ny.H G2P0A1H0 Usia Kehamilan 36-37
minggu, tunggal, hidup intra uterine, presentasi kepala dengan keadaan
umum ibu dan janin baik dengan anemia ringan.
1.5.3 Diagnosa atau masalah potensial pada Ny..H yaitu anemia sedang.
1.5.4 Kebutuhan segera tidak ada.

73
1.5.5 Perencanaan asuhan menyeluruh pada Ny.H. dilakukan sesuai dengan
diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien yaitu : beritahu hasil
pemeriksaan, berikan ibu kapsul prenamia, berikan KIE, ajarkan untuk
sujud dan mengepel jongkok, anjurkan ibu untuk USG, anjurkan untuk
kunjungan ulang satu minggu sekali dan pendokumentasian.
1.5.6 Pelaksanaan asuhan menyeluruh pada Ny.H yaitu: memberitahukan
hasil pemeriksaan, memberitahukan ibu kapsul prenamia, memberikan
KIE, menganjurkan ibu untuk USG, menganjarkan untuk sujud dan
mengepel jongkok, menganjurkan untuk kunjungan ulang satu minggu
sekali , dan lakukan pendokumentasian.
1.5.7 Evaluasi yaitu Ny.H G2P0A1H0 Usia Kehamilan 36-37 minggu, tunggal,
hidup intra uterine, presentasi kepala dengan keadaan umum ibu dan
janin baik dengan anemia ringan.
2.5 Saran
2.5.1 Bagi pembimbing mahasiswa
Melalui kegiatan praktek di Puskesmas Ampenan, saya berharap
kemampuan kami lebih luas, khususnya dalam tindakan medis agar
dapat lebih baik sehingga harapan kami untuk dapat jadi bidan yang
professional dapat tercapai.
2.5.2 Bagi ibu hamil
Melalui kegiatan ini ibu hamil lebih menjaga dan mengetahui apa saja
hal-hal yang harus diperhatikan pada kehamilan Trisemester III.
2.5.3 Bagi pembibing lahan
Sebelum kami mengucapkan banyak terima kasih atas kesempatan yang
diberikan untuk praktek di puskesmas ampenan. Semoga mutu
pelayanannya dapat dipertahankan dan ditingkatkan secara optimal.
2.5.4 Bagi pembimbing pendidikan
Dapat menyalurkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada mahasiswa,
sehingga mempunyai tambahan keterampilan, khususnya di bidang
praktek.

ssss

74
DAFTAR PUSTAKA

Cuningham. 2008. Obstetri William. Jakarta: EGC.


Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta : Trans Info Media
Rukiyah. 2009. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta timur: CV.Trans Info
Media.
Abdul Bari, Saifuddin.2010. Ilmu Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, IBG.2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta :
EGC

Prawiroharjo, Sarwono. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Sulisyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika

Varney, Hellen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Wildan, M Dan Hidayat.2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba


Medika

Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2009.
http://ibudanmama.com/kehamilan/metode-melahirkan/6-manfaat-latihan-
jongkok-untuk-persalinan-normal/

75

Anda mungkin juga menyukai