Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2017 mengenai kasus
kesehatan nasional pada capaian target global Sustainable Development Goals (SDGs) ke
3 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) hingga di bawah 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030. Kematian ibu akibat masalah kehamilan, persalinan,
atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang khususnya Asia Tenggara masih
tergolong cukup tinggi yaitu Myanmar 176 per 100.000 kelahiran hidup, Indonesia 126
per kelahiran hidup dan Filipina 114 per kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu alat ukur derajat kesehatan suatu
negara. AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas
yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas serta pengelolaannya tetapi bukan
karena sebab – sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain – lain di setiap 100.000
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) menurut target Sustainable Develovement Goals (SDG’s)
yaitu 70/100.000 kelahiran hidup, untuk itu diperlukan upaya yang maksimal dalam
pencapaian target tersebut. Kejadian kematian ibu bersalin sebesar 49,5%, hamil 26,0%
dan nifas 24%. Hasil dari SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012,
menyatakan bahwa sepanjang tahun 2007 – 2012 kasus kematian ibu melonjak naik. Pada
tahun 2012 AKI mencapai 359 per 100.000 penduduk atau meningkat sekitar 57% bila
dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, yaitu 228 per 100.000 penduduk(SDKI,
2012).
Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian
ibu telah berubah, perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan
proporsi hipertensi dalam kehamilan semakin meningkat. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan mengungkapkan bahwa penyebab tertinggi AKI di Indonesia
pada tahun 2015 adalah 32,4% hipertensi dan/atau preeklampsia serta 20,3% perdarahan
post partum (Kemenkes RI, 2015).
Menurut Profil Kesehatan NTB tahun 2017, kematian ibu di Provinsi NTB selama 5
(lima) tahun terakhirmenunjukkan trendmenurun yaitu hanya 85 kasus dibandingkan
dengan tahun 2015 sebanyak 95 kasus. Selama perode tahun 2013-2017 terjadi penurunan

1
2

jumlah kematian ibu di Provinsi NTB sebesar 32 orang.Dibandingkan dengan keadaan


tahun 2016, jumlah kematian ibu berkurang sebanyak 7 orang dalam setahun
terakhir.Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun 2017yakni terjadipada saat ibu
bersalin sebesar 42,35%, nifas sebesar40% dan saat ibu hamil sebesar 17,65%.
Berdasarkan kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34 tahun
sebanyak 64,71%, usia ≥35 tahun sebanyak 30,59% dan usia<20 tahun sebanyak 4,70%.
Pada tahun 2014 tercatat jumlah kematian ibu sebanyak 7 kasus, penyebab kematian
ibu paling tinggi tahun 2014 karena eklamsia/preeklamsia (71,4%), kemudian perdarahan
1(14,3%) danlain-lain 1 (14,3%. Terakhir tahun 2016 jumlah kasus menurun menjadi 5
kasus. Sedangkan untuk tahun 2015 ini penyebab kematian ibu paling tinggi karena
eklampsia/preeklampsia sebanyak 2 kasus (40%), kemudian perdarahan sebanyak 2 kasus
(40%) dan emboli sebanyak 1 kasus (20%) (Profil Daerah Kabupaten Lombok Barat,
2017).
Preeklampsia adalah kelainan multisistemik spesifik pada kehamilan yang ditandai
oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu. Kondisi
yang terjadi pada kasus preeklampsia perlu ditangani dengan tepat karena preeklampsia
dapat menimbulkan komplikasi yang serius pada ibu dan janin. Komplikasi yang dapat
terjadi pada ibu dan janin meliputi komplikasi maternal dan komplikasi fetal yang dapat
mengancam nyawa. (Setyawati, 2018).
Etiologi terjadinya preeklampsi belum bisa diketahui secara pasti sampai saat ini,
tetapiada beberapa faktor yang mempengaruhiterjadinya preeklampsi
yaituprimigravida/nulliparitas, usia ibu yang ekstrim(<20 th dan >35 th), riwayat keluarga
pernahpreeklampsi/eklampsi, penyakit-penyakit ginjaldan hipertensi yang sudah ada
sebelum hamil,obesitas, diabetes melitus, penyakit trofoblas(70% terjadi pada kasus
molahidatidosa).Kira-kira 85% preeklamsi terjadi pada kehamilan pertama. Paritas 2-3
merupakanparitas paling aman ditinjau dari kejadianpreeklamsi dan risiko meningkat lagi
padagrande multigravida (Bobak, 2012).
Peran bidan dalam menurunkan AKI antara lain : memberikan pendidikan kesehatan
tentang kehamilan dan persalinan, pengawasan pada kuunjungan ke pelayanan kesehatan
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas, di sini peran bidan sangat diperlukan.
Bidan harus mampu memberikan perawatan yang komprehensif, berkesinambungan, teliti
dan penuh kesabaran (Afrilia, 2018).
Berdasarkan data di atas, preeklampsia merupakan salah satu masalah yang cukup
penting mengingat resikonya sangat tinggi dan dapat mengakibatkan kematian ibu.
3

Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membahas kasus yang
dengan judul “Asuhan Kebidanan Patologi pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia”.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengembangkan pola pikir kita dalam Asuhan kebidanan Patologi pada
Ny ”S” Kehamilan TM 3 dengan Preeklampsia Ringan di Polindes Gerung Utara
Wilayah Kerja UPT BLUD Puskesmas Gerung, menurut manajemen kebidanan
SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian data subjektif pada ny ”S” Kehamilan
TM 3 dengan Preeklampsia Ringan di Polindes Gerung Utara Wilayah Kerja UPT
BLUD Puskesmas Gerung.
b. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian data objektif pada ny ”S” Kehamilan
TM 3 dengan Preeklampsia Ringan di Polindes Gerung Utara Wilayah Kerja UPT
BLUD Puskesmas Gerung.
c. Mahasiswa mampu merumuskan Assesment pada ny ”S” Kehamilan TM 3 dengan
Preeklampsia Ringan di Polindes Gerung Utara Wilayah Kerja UPT BLUD
Puskesmas Gerung.
d. Mahasiswa mampu melakukan Penatalaksanaan pada kasus Ny ”S” Kehamilan
TM 3 dengan Preeklampsia Ringan di Polindes Gerung Utara Wilayah Kerja UPT
BLUD Puskesmas Gerung.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Bagi Pendidikan
Hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai saran tertulis untuk instansi dan
sebagai bahan evaluasi terhadap kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan
kebidanan patologi pada ibu hamil dengan preeklampsia ringan di lahan praktek.
2. Bagi Lahan Praktek
Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktek dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan
asuhan kebidanan pada ibu hamil Patologis secara komprehensif bagi pasien.
3. Bagi Mahasiswa
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi ujian praktek yang
telah dilakukan sehingga mahasiswa dapat dengan mudah menilai kekurangannya dan
di jadikan sarana untuk menambah keterampilan praktek.

Anda mungkin juga menyukai