Anda di halaman 1dari 22

GUMOH dan MUNTAH

Kelompok 4
Tina Aliza Agustin
Yeni Tita Ratnasari
Yunia Siti Nurohimah
Gumoh
Gumoh (Regurgitasi) merupakan keadaan
normal yang sering terjadi pada bayi dengan
usia dibawah 6 bulan. Seiring dengan
bertambahnya usia, yaitu sampai usia diatas 6
bulan, maka regurgitas semakin jarang dialami
oleh anak
Penyebab :
• Posisi saat menyusui yang tidak tepat
• Anak sudah kenyang tetapi tetap diberi minum
karena orang tuanya khawatir anaknya
kekurangan
• Posisi botol susu yang salah
• Terburu-buru/tergesa-gesa
Tanda dan Gejala :
• Mengeluarkan kembali susu saat diberikan
minum.
• Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat
kali sehari.
• Tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat
badan bayi.
• Bayi tidak menolak minum.
Pencegahan :
• Perbaiki teknik menyusui.
• Berikan ASI saja sampai 6 bulan (ASI
eksklusif).
• Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering
(minimal 2 jam sekali), jangan langsung
banyak.
• Jangan memakaikan gurita tertalu ketat.
• Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30
menit) setelah menyusu
Lanjutan . . .
• Tinggikan posisi kepala dan dada bayi saat
tidur.
• Jangan mengajak bayi banyak bergerak sesaat
setelah menyusu.
• Jika gumoh di sebabkan oleh kelainan atau
cacat bawaan segera bawa ke petugas medis
agar mendapat penanganan yang tepat sedini
mungkin.
• Apabila menggunakan botol, perbaiki cara
minumnya.
• Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi
yang selesai minum jangan langsung
ditidurkan, tetapi perlu disendawakan dahulu
terlebih dahulu. Sendawa dapat dilakukan
dengan cara:
• Bayi digendong agak tinggi (posisi berdiri)
dengan kepala bersandar dipundak ibu.
Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-
lahan sampai terdengar suara bersendawa.
Lanjutan . . .
• Menelungkupkan bayi di pangkuan ibu, lalu
usap/tepuk punggung bayi sampai terdengar
suara bersendawa.
Penatalaksanaan :
• Bersikaplah tenang.
• Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak
masuk ke paru-paru (jangan mengangkat bayi
yang sedang gumoh, karena beresiko cairan
masuk ke paru-paru).
• Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue
atau lap basah hingga bersih, pastikan lipatan
leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman
dan jamur.
Lanjutan . . .
• Jika gumoh keluar lewat hidung, cukup
bersihkan dengan cotton bud, jangan menyedot
dengan mulut karena akan menyakiti bayi dan
rentan menularkan virus.
• Tunggu beberapa saat jika ingin memberi ASI
lagi.
Asuhan Bidan
• Memberitahukan bahwa gumoh adalah hal
yang harus mendapat perawatan yang baik.
• Menginformasikan pada ibu bahwa gumoh
disebabkan posisi saat menyusui yang tidak
tepat atau posisi botol yang salah
• Memberitahu ibu untuk memperbaiki cara
minumnya, posisi saat memberikan susu dari
botol dan sendawakan bayi sesaat setelah
minum ASI
MUNTAH
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian
besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
secara paksa melalui mulut, disertai dengan
kontraksi lambung dan abdomen
Penyebab :
• Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi
lambung, atresia esofagus, atresia/stenosis,
hirschsprung, tekanan intrakranial yang tinggi,
cara memberi makan atau minum yang salah, dan
lain-lain.
• Pada masa neonatus semakin banyak misalnya
factor infeksi (infeksi traktus urinarius, hepatitis,
peritonitis, dll)
• Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan
atau cemas terutama pada anak yang lebih besar.
Proses muntah dibagi 3 fase berbeda, yaitu :
• Nausea
• Retching
• Emesis
Tanda dan Gejala :
Ada beberapa gangguan yang dapat
diidentifikasi akibat muntah, yaitu :
• Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya
lendir yang kadang disertai dengan sedikit
darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi
akibat sejumlah bahan yang tertelan selama
proses kelahiran.
Lanjutan . . .
• Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama
kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak secara
proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung
menetap biasanya terjadi sebagai akibat dari
obstruksi usus halus.
• Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama
kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak secara
proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung
menetap biasanya terjadi sebagai akibat dari
obstruksi usus halus.
Lanjutan . . .
• Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak
berwarna kehijauan merupakan tanda adanya
stenosis pylorus.
• Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi
susu.
• Muntah yang terjadi pada anak yang tampak
sehat. Karena tehnik pemberian makanan yang
salah atau pada faktor psikososial.
Pencegahan :
• Perlambat pemberian susu.
• Sendawakan bayi selama dan setelah pemberian
susu.
• Susui bayi dalam posisi tegak lurus, dan bayi
tetap tegak lurus selama 20-30 menit setelah
disusui.
• Jangan didekap atau diayun-ayun sedikitnya
setengah jam setelah menyusu.
• Jika diberi susu botol, pastikan lubang dot tidak
terlalu kecil atau terlalu besar.
Penatalaksanaan :
• Cepat miringkan tubuhnya, atau diangkat ke
belakang seperti disendawakan atau
ditengkurapkan agar muntahannya tak masuk
ke saluran napas yang dapat menyumbat dan
berakibat fatal.
Lanjutan . . .
• Jika muntahnya keluar lewat hidung, orang tua
tidak perlu khawatir. Bersihkan saja segera
bekas muntahnya. Justru yang bahaya bila dari
hidung masuk lagi terisap ke saluran napas.
Karena bisa masuk ke paru-paru dan
menyumbat jalan napas. Jika ada muntah
masuk ke paru-paru tak bisa dilakukan
tindakan apa-apa, kecuali membawanya segera
ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.
Gambar untuk GUMOH dan MUNTAH

Anda mungkin juga menyukai