Anda di halaman 1dari 32

LINGKUP MASALAH PENELITIAN

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian


Dosen Pengajar : Meilitha Carolina

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1. Mia Yohana 2017.C.09a.0899


2. Pipik 2017.C.09a.0905
3. Selvia Resi 2017.C.09a.0909
4. Veronika 2017.C.09a.0912
5. Windy 2017.C.09a.0916
6. Yosep Ekstrada 2017.C.09a.0919
7. Yulita 2017.C.09a.0921

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menulis makalah ini yang
berjudul “Lingkup Masalah Penelitian ” hingga selesai. Meskipun dalam
makalah ini penulis mendapat banyak yang menghalangi, namun mendapat pula
bantuan dari beberapa pihak baik secara moral, materi maupun spiritual.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih pada dosen
pembimbing serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan dan saran
atas selesainya penulis makalah ini. Di dalam penulisan makalah ini penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan mengingat keterbatasannya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu, sangat di harapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk melengkapkan
makalah ini dan berikutnya.

Palangka Raya, 03 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ilmu Keperawatan Dasar ....................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Definisi Ilmu Keperawatan Anak .......................................................................... 3
2.3 Definisi Ilmu Keperawatan Maternitas .................................................................. 4
2.4 Definisi Ilmu Keperawatan Medikal Bedah........................................................... 4
2.5 Definisi Ilmu Keperawatan Gawat Darurat ........................................................... 5
2.6 Definisi Ilmu Keperawatan Jiwa ............................................................................ 5
2.7 Definisi Ilmu Keperawatan Maternitas .................................................................. 5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 8
3.2 Saran ...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang
akan dipecahkan. Mengambil topik masalah penelitian ini bukanlah pekerjaan
yang mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman.
Padahal masalah selalu ada di lingkungan sekeliling kita. Titik tolak penelitian
jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah, penelitian itu
tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu
penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan
tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan
berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna
untuk mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan
kemenduaan, untuk mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara
kegiatan atau fenomena. Karenanya peneliti harus memilih suatu masalah bagi
penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap
maslaah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan
merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian
ilmiah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan dasar ?
2. Bagaimana lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan anak ?
3. Bagaimana lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan maternitas ?
4. Bagaimana lingkup masalah penelitian ilmu KMB ?
5. Bagaimana lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan gawat darurat ?
6. Bagaimana lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan jiwa ?
7. Bagaimana lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan komunitas ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan dasar ?
2. Untuk mengetahui lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan anak ?
2

3. Untuk mengetahui lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan


maternitas ?
4. Untuk mengetahui lingkup masalah penelitian ilmu KMB ?
5. Untuk mengetahui lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan gawat
darurat ?
6. Untuk mengetahui lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan jiwa ?
7. Untuk mengetahui lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan
komunitas ?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu Keperawatan Dasar


Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
pelayan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang bersifat kompherensip, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit
mencakup hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Keperawatan bersifat kompherensip artinya pelayanan keperawatan bersifat
menyeluruh, meliputi aspek “ Manusia biopsiko sosial dan spiritua ”.
Secara umum keperawatan adalah merupakan suatau indentifikasi seni. Istilah
seni berarti ketrampilan praktik yang diperoleh melalui pengamatan/ pengalaman.
Ilmu keperawatan adalah sintesa dari ilmu keperawatan dasar, ilmu
keperawatan klinik, ilmu biomedik, ilmu psikologi dan sosial.
2.1.1 Teori Keperawatan
1. Teori keperawatan (Taylor C. dkk)
Sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena
dalam keperawatan.
2. Teori keperawatan (Steven)
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan
disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan dan mengontrol hasil usaha atau pelayanan keperawatan
yang dilakukan.
3. Teori keperawatan (Newman)
Ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori
keperawatan yaitu meninjau teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan
dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori kedalam ilmu
keperawatan, menganalisa situasi praktek keperawatan dalam rangka
mencapai konsep yang berkaitan dengan praktek keperawatan dan
menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan
teori keperawatan.
2.1.2 Proses Keperawatan
1. Wolf and Weitzel Proses perawatan adalah serangkaian perbuatan atau
tindakan untuk menetapkan, merencanakan, melaksanakan pelayanan
keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan
memelihara kesehatannya secara optimal.
2. Ann Martiner Proses keperawatan adalah penerapan pemecahan masalah
secara ilmiah untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan secara sistematis dan melaksanakannya serta mengevaluasi
hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
3. Malinda Muraray Proses keperawatan adalah metode kerja dalam
pemberian pelayanan keperawatan untuk menganalisa masalah pasien
secara sistematis, menentukan cara pemecahannya, tindakan dan
mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksankan.
4. Yura Proses keperawatan adalah tindakan yang berurutan, dilakukan
secara sistematik, untuk menentukan masalah pasien, membuat
perencanaan untuk mengatasinya, melaksankan rencana itu atau
menugaskan orang lain melaksanakannya dan mengevaluasi keberhasilan
secara efektif terhadap masalah yang diatasinya.
5. Herbal Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematik untuk mengkaji dan mendiaknosa status kesehatan pasien,
merumuskan masalah yang dicapai, menentukan intervensi dan
mengevaluasi ilmu dan hasil asuhan yang dilakukan terhadap pasien.
2.1.3 Karakteristik
1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan didefinisikan sebagai
hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan, seperti hubungan antara
konsep manusia, konsep sehat sakit, keperawatan, dan konsep lingkungan.
2. Teori keperawatan harus bersifat imlah, artinya teori keperawatan
digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
3. Teori Keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori
keperawatan dapat digunaklana pada masalah sederhana maupun masalah
kesehatan yang komplek sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
4. Teori keperawatan berperan dalam rangka memperkaya body Knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
praktek keperawatan.
2.2 Ilmu Keperawatan Anak
2.2.1 Definisi
Ilmu Keperawatan Anak adalah suatu praktek keperawatan yang
menekankan pada status kesehatan anak (bayi-remaja).
2.2.2 Tujuan Ilmu Keperawatan Anak
Membantu anak sehat/sakit untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
sesuai tingkat perkembangan yang berorientasi pada tindakan promotif dan
preventif yang berfokus pada : pendekatan anak dan keluarga, pemberian asuhan
keperawatan
2.2.3 Filosofi Keperawatan Anak
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus
memahami bahwa semua asuhan Keperawatan anak harus berpusat pada keluarga
( family center care ) dan mencegah terjadinya trauma ( atraumatik care ).
Family center care ( perawatan berfokus pada keluarga ) merupakan unsur
penting dalam perawatan anak karena anak merupakan bagian dari anggota
keluarga, sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga.,
Untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau
sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status
kesehatan anak.
Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah semua tindakan
keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada anak
dan keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan.
Prinsip dari atraumatic care adalah menurunkan dan mencegah dampak
perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol
perawatan pada anak, mencegah dan mengurangi cedera ( injury ) dan nyeri (
dampak psikologis ), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi
lingkungan fisik
2.2.4 Prinsip Keperawatan Anak
Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip
keperawatan anak adalah :
1. Anak bukan miniatur orang dewasa
2. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangan
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan
derajat kesehatan, bukan mengobati anak sakit
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
5. Kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan askep anak
6. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga
untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran
dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik
) & aspek hukum ( legal )
7. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi /
kematangan
8. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan
2.2.5 Paradigma Keperawatan Anak
1. Manusia ( Anak )
Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga
merupakan salah satu sasaran dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang tepat sesuai dengan masa
tumbuh kembangnya, anak di kelompokkan berdasarkan masa tumbuh
kembangnya yaitu
1) Bayi : 0 – 1 th
2) Toddler : 1 – 2,5 th
3) Pra Sekolah : 2,5 – 5 th
4) Sekolah : 5 – 11 th
5) Remaja : 11 – 18 th
Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan
antara orang dewasa dan anak sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat
dilihat dari struktur fisik, dimana secara fisik anak memiliki organ yang
belum matur sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa komposisi tulang pada
anak lebih banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa
sudah berupa tulang keras.
Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak
dalam membentuk zat penangkal anti peradarangan belum sempurna
sehingga daya tahan tubuhnya masih rentan dan mudah terserang penyakit.
Pada aspek kognitif, kemampuan berfikir anak serta tanggapan terhadap
pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang dewasa, pengalaman
yang tidak menyenangkan selama di rawat akan di rekam sebagai suatu
trauma, sehingga pelayanan keperawatan harus meminimalisasi dampak
traumatis anak.
2. Konsep Sehat Sakit
Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang
sempurna baik fisik, mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas
dari penyakit atau cacad. Konsep sehat & sakit merupakan suatu spektrum
yang lebar & setiap waktu kesehatan seseorang bergeser dalam spektrum
sesuai dengan hasil interaksi yang terjadi dengan kekuatan yang
mengganggunya.
3. Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat
maupun sakit serta status kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan
external . Lingkungan Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti
tahap perkembangan, latar belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi
fisik, faktor Emosional, dan spiritual. SEdangkan lingkungan external
yang mempengaruhi status kesehatan antara lain keluarga, sosial ekonomi,
budaya
4. Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
komprehensif meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang
ditujukan pada individu, keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang
mengutamakan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang diberikan dalam kondisi sehat maupun sakit. Anak sebagai individu
maupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran dalam pelayanan
keperawatan Sehingga perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan harus
memandang anak sebagai individu yang unik yang memiliki kebutuhan
tersendiri sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
2.2.6 Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
1. Pemberi Perawatan ( peran utama, untuk memenuhi kebutuhan dasar anak
seperti asah, asih, asuh)
2. Sebagai Advocat Keluarga (sebagai pembela keluarga dalam menentukan
haknya pasien). Perawat membantu anak dan keluarga dlm menentukan
berbagai pilihan yg diberitahukan dan bertindak dlm memberikan yg
terbaik kepada anak.
3. Pencegahan penyakit /Promosi Kesehatan
Tren pelayanan kesehatan masa depan berfokus pada pencegahan penyakit
dan pemeliharaan kesehatan, bukan perawatan penyakit atau
ketidakmampuan. Setiap bentuk pelayanan mengutamakan tindakan
pencegahan timbulnya masalah baru sebagai dampak penyakit yang
diderita)
4. Pendidikan (dalam asuhan keperawatan mampu sebagai pendidik, untuk
merubah perilaku pada anak dan keluarga)
5. Konseling (memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah anak
maupun keluarga)
6. Kolaborasi (bekerjasama dengan TIM kesehatan lain, mengingat anak
merupakan individu yang kompleks yang membutuhkan perhatian dalam
perkembangan)
7. Pengambil keputusan etik (mengingat perawat selalu berhubungan dengan
anak kurang lebih 24 jam, peran perawat dalam pengambil keputusan etik
dalam tindakan pelayanan keperawatan)
8. Peneliti (melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang dapat
dikembangkan untuk perkembangan teknologi keperawatan, untuk
meningkatkan mutu pelayanan anak)
2.3 Definisi Ilmu Keperawatan Maternitas
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan
profesional keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur
(WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas,
antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi
secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Setiap individu mempunyai
hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu menyakini bahwa peristiwa
kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta membutuhkan
adaptasi fisik dan psikososial dari idividu dan keluarga. Keluarga perlu
didukung untuk memandang kehamilannya sebagai pengalaman yang positif
dan menyenangkan. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya
sangat membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya.
2.3.1 Paradigma Keperawatan Maternitas
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia,
lingkungan, sehat dan keperawatan.
1. Manusia
Terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara
dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya adalah anggota keluarga yang unik dan utuh, merupakan
mahluk bio-psikososial dan spiritual yang memiliki sifat berbeda secara
individual dan dipengaruhi oleh usia dan tumbuh kembangnya. Salah satu
tugas perkembangan wanita adalah pengalaman melahirkan danak yang
dapat merupakan krisis situasi dalam keluarga tersebut apabila tidak
mampu beradaptasi dengan baik.
2. Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
budaya dan social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan
danpersalinan serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan
masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk
hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan
maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan
angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam
keluarga.
3. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat
dinamis dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi
kesehatan seseorang.setiap indivisu memeiliki hak untuk lahir sehat
sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
4. KeperawatanIbu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang
ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara
dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan
keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya
serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya.
2.3.2 Peranan Perawat Dalam Keperawatan Maternitas
Suatu perilaku yang diharapkan, yang dikaitkan dengan standar,
merefleksikan tujuan dan nilai yang dilaksanakan pada situasi tertentu. Peranan
atau tingkah laku perawatan yang diharapkan dan dinilai oleh masyarakat dalm
memberikan pelayanan ibu dan bayi baru lahir:
1. Sebagai pelaksana keperawatan (caregiver)
2. Sebagai pendidik (teacher)
3. Sebagai communicator
4. Sebagai penasehat (counselor)
5. Sebagai researcher
6. Sebagai pembela (advocate)
7. Sebagai manajer
2.4 Definisi Ilmu Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang
berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan
medikal bedah berbentuk pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama
perawat adalah memeberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek
utama pengkajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis). (Nursalam, 2008: hal 14).
Pengertian keperawatan medikal bedah Menurut (Raymond H. & Simamora,
2009: hal 20) mengandung 3 hal ialah :
1. Mengembangkan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan
kemampuan professional dalam medikal bedah dengan cara:
1) Menerapkan konsep-konsep keperawatan dalam melaksanakan
kegiatan keperawatan.
2) Melaksanakan kegiatan keperawatan dalam menggunakan pendekatan
ilmiah.
3) Berperan sebagai pembaru dalam setiap kegiatan keperawatan pada
berbagai tatanan pelayanan keperawatan.
4) Mengikuti perkembangan IPTEK secara terus-menerus melalui
kegiatan yang menunjang.
5) Mengembangkan IPTEK keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan ilmu.
6) Berperan aktif dalam setiap kegiatan ilmiah yang relevan dengan
keperawatan.
2. Melaksanakan kegiatan penelitian rangaka pengembangan ilmu
keperawatan medikal bedah dengan cara:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan menganlisis, menyintesis
informasi yang relevan dari berbagai sumber dan memerhatikan
perspektif lintas budaya.
2) Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang
keperawatan keperawatan medikal bedah.
3) Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam berpikir
secara logis, kritis, dan mandiri.
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka
untuk menerima perubahan, dan berorientasi pada masa depan dengan
cara:
1) Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk
membantu meneyelesaikan masalah masyarakat yang terkait dengan
keperawatan medikal bedah.
2) Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
memanfaatkan dan mengelola sumber yang tersedia.
2.4.1 Peran Dan Fungsi Perawat
Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah sakit adalah memberikan
pelayanan atau asuhan keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang
harus dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien.
Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan standar yang diakui oleh
pemerintah maupun profesi perawat (Sumijatun, 2011: hal 1). Salah satu bagian
yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah
pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan
komponen terbesar dari sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi (Kuntoro,
2010: hal 1).
Pelayanan keperawatan merupakan proses kegiatan natural dan berurutan
yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pelayanan diberikan karena adanya keterbatasan atau kelemahan fisik dan mental.
Keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Kegiatan keperawatan
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan kesehatan dengan penekanan upaya
pelayanan kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan sehingga memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan
hidup sehat. Tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering berinteraksi dengan klien adalah
perawat (Asmuji, 2012: hal 1)
2.4.2 Lingkup Praktek Keperawatan Medikal Bedah
Menurut Lingkup praktek keperawatan medikal-bedah merupakan bentuk
asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik
yang sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan baik karena adanya
penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan keperawatan meliputi perlakuan
terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan; membantu individu dalam
meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya; melakukan prevensi,
deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit: mengupayakan
pemulihan sampai klien dapat mencapai kapasitas produktif tertingginya; serta
membantu klien menghadapi kematian secara bermartabat. Praktek keperawatan
medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi; dengan memperhitungkan keterkaitan komponen-
komponen bio-psiko-sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai
akibat penyakit, trauma atau kecacatan. (Nur hidayah, 2014: hal 417- 418).
Lingkup keperawatan medikal bedah menurut, (Nursalam, 2008 61-63)
1. Lingkup masalah penelitian pengembangan konsep dan teori keperawatan
masalah penelitian difokuskan pada kajian teori-teori yang sudah ada
dalam upaya meyakinkan masyarakat bahwa keperawatan adalah suatu
ilmu yang berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain serta kesesuaian
penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan.
2. Lingkup masalah penelitian kebutuhan dasar manusia meliputi identifikasi
sebab dan upaya untuk memenuhi kebutuhan.
3. Lingkup masalah penelitian pendidikan keperawatan
4. Lingkup masalah penelitian manajemen keperawatan
1) Model asuhan keperawatan medikal bedah
2) Peran kinerja perawat
3) Model sistem pencatatan dan pelaporan
5. Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan medikal bedah di fokuskan
pada asuhan keperawtan melalui pendekatan proses keperawatan. Topic
masalah didsarkan pada gangguan sistem tubuh yang umum terjadi pada
klien dewasa. Ilmu keperawatan medikal bedah menurut (Nursalam,2008:
hal 67-68) :
1) Sistem kekebalan tubuh
2) Sistem respirasi dan oksigensi
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem persyarafan.
2.5 Definisi Ilmu Keperawatan Gawat Darurat
Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawat daruratan yang diberikan
oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan diruang
gawat darurat.

2.5.1 Filosofi Keperawatan Gawat Darurat


1. Universal
Intervensi dalam keperawatan mencakup proses keperawatan yang
komprehensif dan dilakukan kepada semua manusia yang membutuhkan
bantuan dalam keadaan gawat darurat dan diperlukan pemikiran yang
mencakup seluruh sistem organ tubuh.
2. Penanganan oleh siapa saja
Penangan keperawatan gawat tidak hanya bisa dilakukan oleh tenaga
kesehatan, namun semua masyarakat bisa melakukannya dengan syarat
telah mendapatkan pelatihan khusus mengenai penanganan pasien gawat
darurat.
3. Penyelesaian berdasarkan masalah
Penyelesaian terfokus pada masalah yang dialami pasien karena dalam
kegawatdaruratan seorang tenaga terlatih berpacu dengan waktu dalam
menyelamatkan nyawa seorang pasien.
2.5.2 Tujuan Keperawatan Gawat Darurat
1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita
gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam
masyarakat sebagaimana mestinya
2. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk
memperoleh penanganan yang lebih memadai
3. Menanggulangi korban bencana
4. Penderita Gawat Darurat
5. Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernapasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pankreas
g. Penyebab Kegagalan Organ:
1) Trauma/cedera
2) Infeksi
3) Keracunan (poisoning)
4) Degenerasi (failure)
5) Asfiksia
6) Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive
loss of wafer and electrolit)
7) Dan lain-lain.
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit),
sedangkan kegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam
waktu yang lebih lama.
2.5.3 Standar Keperawatan
Standar keperawatan merupakan tingkat pelaksanaan yang perawatnya
memegang tanggung jawab, dan didefinisikan sebagai cara seorang perawat yang
bijaksana akan memberikan peratawan lingkungan yang sama atau serupa. Pada
tahun 1983, emergency nurses association (ENA) membuat standar keperawatan
untuk semua perawat profesional yang bekerja di lingkungan gawat darurat.
Selanjutnya standar tersebut berfungsi sebagai rujukan untuk menentukan apakah
kelalaian perawat gawat darurat menyebabkan atau berperan terhadap hasil pasien
yang merugikan.
2.5.4 Karakteristik Pelayanan Keperawatan Di Unit Gawat Darurat
Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat,
serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus
mengkaji pasien meraka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil
berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus mengimplementasikan
rencana pengobatan, mengevaluasi efektivitas pengobatan, dan merevisi
perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit.
2.5.5 Prinsip Umum Asuhan Keperawatan
1. Menerapkan prinsip universal precaution dan asuhan yang aman untuk
klien
2. Cepat dan tepat
3. Tindakan keperawatan diberikan untuk mengatasi masalah fisik dan
psikososial klien.
4. Monitoring kondisi klien
5. Penjelasan dan pendidikan kesehatan
6. Asuhan diberikan menyeluruh (triase, proses resusitasi, stabilisasi,
kematian, dan penanganan bencana)
7. Sistem dokumentasi dapat digunakan secara mudah, cepat dan tepat
8. Aspek etik dan legal keperawatan perlu dijaga
2.5.6 Prinsip Keperawatan Gawat Darurat
Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat dan tepat serta
harus dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama menemukan/mengetahui
(orang awam, perawat, para medis, dokter), baik didalam maupun diluar rumah
sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap saat dan menimpa siapa saja.
Kondisi gawat darurat dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kumpulan materi
mata kuliah Gadar:2005):
1. Gawat darurat
Suatu kondisi dimana dapat mengancam nyawa apabila tidak
mendapatkan pertolongan secepatnya. Contoh : gawat nafas, gawat
jantung, kejang, koma, trauma kepala dengan penurunan kesadaran
2. Gawat tidak darurat
Suatu keadaan dimana pasien berada dalam kondisi gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan yang darurat contohnya : kanker stadium lanjut
3. Darurat tidak gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam
nyawa atau anggota badannya contohnya : fraktur tulang tertutup.
4. Tidak gawat tidak darurat
Pasien poliklinik yang datang ke UGD
2.5.7 Alur Pelayanan Pasien Di Unit Gawat Darurat
1. Sistem yang terganggu: di triase keluhan utama pasien dikaji, lalu
ditetapkan organ yang mungkin terganggu dan asal gangguannya
(misalnya; bedah, penyakit dalam, kebidanan).
2. Tingkat kegawatan yang diderita : di triase tingkat kegawatan pasien
ditentukan (gawat

3. darurat/darurat tidak gawat/gawat tidak darurat/tidak gawat & tidak


darurat)
4. Triase bertujuan:
a. Menjaga alur klien di IGD
b. Menetapkan derajat kegawatan klien
c. Klasifikasi (Kode/Warna)
1) Biru menandakan sangat gawat darurat dan membutuhkan
bantuan sesegera mungkin
2) Merah menandakan Gawat dan Darurat
3) Kuning menandakan Darurat tidak gawat
4) Hijau menandakan Tidak gawat dan tidak daurat
5) Hitam menandakan death on arrival
d. Memberikan tindakan yang cepat dan tepat
e. Meningkatkan kualitas pelayanan
f. Tindakan Tambahan Di Triase
1) Memberikan informasi untuk pasien dan keluarga yang datang,
2) Memberikan petunjuk kesehatan,
3) Menunjukkan arah,
4) Menerima telpon, dan komunikasi.
5) Perawat triase harus perawat yang berpengetahuan,
berpengalaman, dan memiliki kemampuan pengkajian cepat
(rapid assessment) untuk menentukan tingkatan kegawatan klien
2.5.8 Prioritas Kegawatan di Gawat Darurat
1. Sangat Gawat Darurat (sangat megancam kehidupan)
a. Henti jantung (cardiac arrest)
b. Kesulitan bernafas
c. Syok
d. Infark miokard
e. Cedera kepala berat
f. Keracunan
g. Gangguan vertebrata
2. Gawat Darurat (mengancam kehidupan)
a. Nyeri dada
b. Multipel injuri berat
c. Luka terbuka dada dan abdomen
d. Kelainan persalinan
e. Perdarahan tidak terkontrol/mayor
f. Kejang
3. Darurat tidak gawat
a. Nyeri karena gangguan paru
b. Luka bakar
c. Multipel fraktur
d. Penurunan kesadaran
e. Diare, muntah terus menerus
f. Panas tinggi
2.5.9 Lingkup Keperawatan Gawat Darurat
1. Umum
a. Kesan perawat terhadap pasien saat datang
b. Sakit berat
c. Sakit sedang
d. Sakit ringan
2. Kesadaran (penilaian dengan GCS)
a. Alert/sadar lingkungan
b. Verbal/menjawab pertanyaan
c. Pain/nyeri
d. Unresponsive/tidak bereaksiss
3. Primer ( Basic Life Support)
a. ABC (Airways, Breathing, Circulation) pada pasien tanpa penyakit
jantung maupun kecelakaan.
b. CAB (Circulation, Airways, Breathing) pada pasien yang mengalami
cardiac arrest.
4. Sekunder
a. Drug, Defibrilation
b. EKG dan Exposure
c. Fibrilator (dengan Defibrilation Cirulation Shock)
d. Gaughing (tanyakan penyebab cardiac arrest)
e. Human Mentation (memulihkan fungsi jiwa)
2.5.10 Peran & Fungsi Perawat Gadar
1. Fungsi Independen
2. Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)
3. Fungsi Dependen Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian
dari profesi lain
4. Fungsi Kolaboratif Kerjasama saling membantu dalam program kesehatan.
(Perawat sebagai anggota Tim Kesehatan)
5. Merawat & menjaga keutuhan alat agar siap pakai
6. Sebagai operator untuk alat kedokteran : ekg, defibrilator, respirator,
nebulizer, monitor jantung, air viva dll.
2.6 Definisi Ilmu Keperawatan Jiwa
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Keperawatan jiwa
adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah
laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam
meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan
kesehatan mental masyarakat dimana klien berada
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan
pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus
kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh
gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi
keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan
kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan,
mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien
(individu, keluarga, kelompok komunitas ).
2.6.1 Tujuan dan Manfaat Keperawatan Jiwa
1. Bagi Perawat :
a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan
keperawatan.
b. Tersedia pola pikir/ kerja yang logis, ilmiah, sistematis, dan
terorganisasi.
c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa
perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
d. Peningkatan kepuasan kerja.
e. Sarana/wahana desimasi IPTEK keperawatan.
f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian.
2. Bagi Klien :
a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
b. Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (independen
care).
c. Terhindar dari malpraktik.
2.6.2 Prinsip-Prinsip Keperawatan Jiwa
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
1. Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak,
berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap
individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap
individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah
untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu
mempunyai kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk mengejar
tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas koping yang
bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana
perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari
dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas.
Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan
strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan
interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri
individu.
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu,
setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama
melalui perawatan yang adekuat.
4. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara
holistikndannmenggunakanndirinsendirinsecaranterapeutik.
Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri
secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri
sendiri, lingkungan, d an interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini
merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan
situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi
stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan
masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai
masalah.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan
keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 2012 dikutip oleh
Keliat,2011).
2.6.3 Peran Perawat Kesehatan Jiwa
1. Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakaN.
3. Berperan serta dlm pengelolaan kasus
4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh
penyakit mental - penyuluhan dan konseling
5. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang
mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan
6. Memberikan pedoman pelayana kesehatan

2.7 Definisi Ilmu Keperawatan Komunitas


Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat
(Anderson & McFarlane, 2011).
2.7.1 Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas
1. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya
sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health
general community ) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
2.7.2 Fungsi Keperawatan Komunitas
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
3. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak,2006).
2.7.3 Prinsip Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007)
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).
2.7.4 Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti :
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya :
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah :
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita.
2.7.5 Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
pelayanan terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-
spritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang
melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma
keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik
sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar,
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur
sebagai berikut :
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai,
keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama
lain untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasarklien/komunitas. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor,
melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).
2.7.6 Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri
dari tiga tingkat yaitu (Mubarak, 2009) :
1. Pencegahan Primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit
sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan
derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi
kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada
individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan
spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya
tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi
pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
2. Pencegahan Sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih
awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi
faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya
memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala melalui posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahan Tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar
dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

2.7.7 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi
keperawatan komunitas antara lain :
1. Proses Kelompok (Group Process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah,
apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya
ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral pelayan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang bersifat
kompherensip.
Ilmu Keperawatan Anak adalah suatu praktek keperawatan yang
menekankan pada status kesehatan anak (bayi-remaja). Membantu anak
sehat/sakit untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal sesuai tingkat
perkembangan yang berorientasi pada tindakan promotif dan preventif
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat digunakan sebagai pedoman
bagi pembaca baik tenaga kesehatan khususnya perawat dalam
pemberian keperawatan secara profesional. Selain itu pembaca diharapkan dapat
mengaplikasikan tindakan Ilmu Keperawatan Anak
Makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal penulisan maupun isi. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penyusunan
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai