Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP PRADIGMA KEPERAWATAN

DAN

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

BERDASARKAN TEORI JEAN WATSON

Dosen: Ida Surbadiah, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusn oleh kelompok 2 :

1. Muhammad Irfan

2. Auliya Aisyaturrodliyah

3. Analis Tiara

4. TASYA AMANDA PASAR IBU

5.RISKA MAHARANI

KELAS K1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya, adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah tentang
Sejarah Keperawatan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan
makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar mengenai makalah ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu.
Dan tentunya penulis juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari kami. Oleh
karena itu, kami senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Bandar Lampung,2 November 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Contents
BAB 1.....................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................14
DAFAT PUSTAKA..................................................................................................................................16
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia Perawatan , banyak sekali dikemukakan tentang teori - teori keperawatan
antara lain yang dikemukakan oleh : Dorethea Orem , Sister Calista Roy , Virgina
Handerson , Betty Neuman , Jean Watson , King , Peplau , Johnson , Martha E. Rogers ,
Mashlow , florence nightingale , Hildegard E. Peplau , Dorothea E. Johnson , Faye Glenn
Abdellah , Ida Jean Orlando , Ernestine Wiefnbach , Myra Estrin Levine , Josephine E.
Paterson and Loretta T.Z Derad , Rosemarie Rizzo Parse , yang kesemuanya bertujuan
untuk kemajuan dalam bidang keperawatan.
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbul - simbul yang nyata sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan .
Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses peristiwa , atau kejadian yang
didasari oleh fakta - fakta yang telah di observasi , tetapi kurang absolut ( kurang adanya
bukti ) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan ,
sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan
itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat
ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat . Model
konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang
akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja . Mengingat
dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya
keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model , adanya tujuan praktek yang ingin
dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan
semua pasien , serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas , maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep
keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek , serta profesi keperawatan di Indonesia . Pada kesempatan kali ini kami mencoba
memaparkan " Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson " .

1.2 Rumusan Masalah

 Bagamiana konsep paradigma keperawatan menurut Jean Watson?


 Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan teori Jean Watson?
1.3 Tujuan Penulisan

 Menjelaskan konsep paradigma keperawatan menurut Jean Watson


 Menjelaskan aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan teori Jean Watson
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model konsep dan teori keperawatan menurut jean watson

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah " human science
dan human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada
carative faktor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar
pengetahuan ilmiah.

2.2 Paradigma Keperawatan Menurut Watson Keperawatan

Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 ( empat ) bagian , yaitu :

1. Kemanusiaan ( Human Being )


Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam
memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara , menghargai ,
mengasuh , mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit . Dalam pandangan
filosofi umum , manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi
dalam dirinya . Selain itu manusia juga dinilai sempurna , karena bagian - bagian
tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna ; tetapi dalam fungsi perkembangannya
dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya . Jika adaptasi tersebut tidak
berhasil , maka akan terjadi konflik ( terutama konflik psikososial ) , yang berdampak
pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya . Hal tersebut perlu mendapatkan
asuhan , agar dapat ditanggulangi .

2. Kesehatan Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik , mental , dan sosial yang
baik . Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini,yaitu :
 Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik,mental,dan sosial seimbang /
serasi.
 .Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari - hari dengan
lingkungannya.
 Tidak adanya penyakit.

Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup,kondisi sosial,dan lingkungan :

 Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran,tubuh,dan jiwa .


 Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang dirasakan
dengan apa yang dialami
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial .
Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan , dan tujuan apa yang harus dicapai . Nilai - nilai tersebut dipengaruhi
oleh lingkungan sosial , kultural , dan spiritual .

Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat , karena setiap masyarakat biasanya
mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain . Watson menyatakan bahwa
merawat , dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan
sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya .
Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi , melalui gen , tetapi
diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap
lingkungan.

4. .Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan , pencegahan
penyakit , merawat yang sakit , dan pemulihan keadaan fisik . Keperawatan pada
promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit . Dia melihat
keperawatan dapat bergerak dari dua area , yaitu : masalah penanganan stres dan
penanganan konflik . Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang
holistik , yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan.

Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial,moral,dan ilmu


pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat
,sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang
ideal melalui kajian teori, praktek,dan riset keperawatan.

2.3 Proses Keperawatan Dalam Teori Caring

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih dalam ,


agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan kebutuhan manusia . Agar
hasilnya sempurna , maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan masalah secara
ilmiah . Watson juga menyatakan proses keperawatan terdiri atas langkah langkah yang sama
dengan proses ilmiah . Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi ( tulisan
yang dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan dengan adanya penelitian dalam
proses keperawatan )

I. Pengkajian
 Pengkajian meliputi : tindakan pengamatan,melakukan identifikasi,dan menelaah
masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature .
 Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai kerangka
kerja yang telah dibuat,maka perlu menggali lebih dalam pengetahuan yang terkait
secara konseptual .
 Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah .
 Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari variable-
variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini .

II. Perencanaan
 Dengan perencanaan yang baik,maka akan membantu dalam menentukan bagaimana
variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
 Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada rencana asuhan
keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual .
 Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan &
sesuai.

III. Intervensi
 Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.

IV. Evaluasi
 Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil pelaksanaan
inter-vensi dari setiap masalah yang ada .
 Disamping itu menurut Watson , evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi
terhadap hipotesa - hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk
mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan
masalah .

2.4 Desain Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Kasus Masalah Keperawatan Dalam
Asuhan Keperawatan Dengan Menggunakan Proses Keperawatan

Proses keperawatan pada kasus Tuberculosis dibawah ini didasarkan pada aplikasi
teori Watson dalam George ( 1995 ) . Empat derajat kebutuhan digunakan dalam tahap
pengkajian dan sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap perencanaan dan implementasi .
Adapun kasus tersebut adalah sebagai berikut:

Ny.S,70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit pemerintah oleh para tetangganya
karena sesak nafas dan batuk - batuk berdahak saat sedang mencuci pakaian di depan
rumahnya.Ny.S tampak kurus,kulit kering,badan lemah dan muka pucat. Para pengantar
mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di rumah dan tidak punya keluarga lagi. Ny. S
termasuk kurang mampu . Ny. S sehari - hari bekerja sebagai pengumpul botol - botol yang
akan dijual kepada pabrik pengolah plastik. Ny. S tinggal di rumah sempit dan kurang
ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit didapatkan data tekanan darah
80/60 mmmHg , nadi 100 kali / menit , suhu 37 derajat Celcius , pernafasan 25 kali / menit ,
dan sklera tampak pucat . Hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr / dl , Ht
33 % , leukosit 10000 ul dan trombosit 140.000 ul , dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr /
dl . Dari hasil rontgen dada menunjukkan adanya TB paru.
Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus Ny . S adalah :

 Pengkajian
Meliputi observasi , identifikasi , dan review masalah ; menggunakan pengetahuan
dari literature yang dapat diterapkan , melibatkan pengetahuan konseptual untuk
pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk memandang
dan mengkaji masalah dan pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan
diteliti dalam memecahkan masalah Watson ( 1979 ) dalam Julia ( 1995 ) menjelaskan
kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu : biofisik , psikofisik , psikososial ,
dan intrapersonal .

Pengkajian pada kasus Ny . S sesuai dengan teori Watson berdasarkan 4 derajat


kebutuhan manusia yakni :
1) Kebutuhan derajat lebih rendah ( Biofisik ) mencakup : Kebutuhan makanan &
cairan , kebutuhan eliminasi , kebutuhan ventilasi Dari hasil pengkajian pada kasus
Ny . S kebutuhan biofisik adalah : Ny . S. Mengalami Sesak nafas dan batuk-batuk
berdahak saat sedang mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus,kulit
kering,badan lemah dan muka pucat. tinggal di rumah sempit dan kurang
ventilasi,Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit didapatkan data tekanan
darah 80/60 mmmHg , nadi 100 kali / menit , suhu 37 derajat Celcius , pemafasan 25
kali / menit , dan sklera tampak pucat . Hasil pemeriksaan laboratorium darah
didapatkan Hb 10 gr / dl , Ht 33 % , leukosit 10000 ul dan trombosit 140.000 ul , dan
albumin diperiksa dengan hasil 3 gr / dl . Dari hasil rontgen dada menunjukkan
adanya TB paru .

2.5 Desain Aplikasi Teori Dengan Pendekatan Kasus Masalah Keperawatan Dalam
Asuhan Keperawatan Dengan Menggunakan Proses Keperawatan

Proses keperawatan pada kasus Tuberculosis dibawah ini didasarkan pada aplikasi
teori Watson dalam George ( 1995 ) . Empat derajat kebutuhan digunakan dalam tahap
pengkajian dan sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap perencanaan dan implementasi .
Adapun kasus tersebut adalah sebagai berikut :

Ny.S,70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit pemerintah oleh para tetangganya
karena sesak nafas dan batuk - batuk berdahak saat sedang mencuci pakaian di depan
rumahnya.Ny.S tampak kurus,kulit kering,badan lemah dan muka pucat. Para pengantar
mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di rumah dan tidak punya keluarga lagi. Ny. S
termasuk kurang mampu . Ny. S sehari - hari bekerja sebagai pengumpul botol - botol yang
akan dijual kepada pabrik pengolah plastik. Ny. S tinggal di rumah sempit dan kurang
ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit didapatkan data tekanan darah
80/60 mmmHg , nadi 100 kali / menit , suhu 37 derajat Celcius , pernafasan 25 kali / menit ,
dan sklera tampak pucat . Hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr / dl , Ht
33 % , leukosit 10000 ul dan trombosit 140.000 ul , dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr /
dl . Dari hasil rontgen dada menunjukkan adanya TB paru.
2.6 Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus Ny . S adalah :

Pengkajian

Meliputi observasi , identifikasi , dan review masalah ; menggunakan pengetahuan dari


literature yang dapat diterapkan , melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan
dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah
dan pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam memecahkan
masalah Watson ( 1979 ) dalam Julia ( 1995 ) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh
perawat yaitu : biofisik , psikofisik , psikososial , dan intrapersonal .

Pengkajian pada kasus Ny . S sesuai dengan teori Watson berdasarkan 4 derajat kebutuhan
manusia yakni :

a) Kebutuhan derajat lebih rendah ( Biofisik ) mencakup : Kebutuhan makanan &


cairan , kebutuhan eliminasi , kebutuhan ventilasi Dari hasil pengkajian pada kasus
Ny . S kebutuhan biofisik adalah : Ny . S. Mengalami Sesak nafas dan batuk-batuk
berdahak saat sedang mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus,kulit
kering,badan lemah dan muka pucat. tinggal di rumah sempit dan kurang
ventilasi,Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit didapatkan data tekanan
darah 80/60 mmmHg , nadi 100 kali / menit , suhu 37 derajat Celcius , pemafasan 25
kali / menit , dan sklera tampak pucat . Hasil pemeriksaan laboratorium darah
didapatkan Hb 10 gr / dl , Ht 33 % , leukosit 10000 ul dan trombosit 140.000 ul , dan
albumin diperiksa dengan hasil 3 gr / dl . Dari hasil rontgen dada menunjukkan
adanya TB paru .

b) Kebutuhan derajat lebih rendah ( Psikofisik ) mencakup : Kebutuhan aktifitas &


istirahat , kebutuhan seksualitas.
Hasil pengkajian kebutuhan psikofisik pada Ny . S adalah : Badan lemah , bekerja
sebagai pengumpul botol - botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah plastik ,
tinggal sendiri , tidak punya keluarga lagi.
Pada kebutuhan ini menggambarkan kebutuhan fungsional dari diri klien meliputi
kebutuhan aktifitas-inaktifitas dan kebutuhan seksualitas . Pengkajian yang perlu
dilakukan pada bagian ini meliputi pandangan klien terhadap citra dirinya , apakah
klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai dengan usianya . Bagaimana pandangan dan
kondisi kehidupan seksualitas klien.

c) Kebutuhan derajat lebih tinggi ( Psikososial ) mencakup : Kebutuhan berprestasi ,


kebutuhan berorganisasi
Hasil pengkajian yang dilakukan kebutuhan psikososial : Para pengantar mengatakan
selama ini Ny . S tinggal sendiri di rumah dan tidak punya keluarga lagi.
Perawat yang bertugas merawat klien diatas perlu mengkaji apakah hubungan klien
dengan rekan seusianya memuaskan , apakah sesak nafas yang dialami menghambat
hidupnya . Selain itu apakah lingkungan sekitarnya memfasilitasi dirinya untuk
menjalani hidup dan mencapai tujuan serta dapat bergabung dengan lingkungan itu.
Perlu juga dikaji apakah klien merasa dapat mencintai dan dicintai.

d) Kebutuhan derajat lebih tinggi ( Intrapersonal ) mencakup : Kebutuhan aktualisasi diri


Hasil pengkajian Intrapersonal pada kasus Ny . S adalah : Para pengantar mengatakan
selama ini Ny . S tinggal sendiri di rumah dan tidak punya keluarga lagi . Ny . S
termasuk kurang mampu.
Pada pengkajian kebutuhan derajat yang tertinggi menurut Watson yaitu kebutuhan
aktualisasi diri perawat perlu mengkaji bagaimana perasaan klien terhadap dirinya ,
apakah klien menyukai dunia yang dijalaninya , dan apakah klien telah merasa
mencapai tujuan dirinya . Pada intinya pengkajian bagian ini ingin melihat sejauh
mana klien memandang dirinya telah atau belum mencapai aktualisasi diri dalam
hidupnya . Pada kasus diatas klien termasuk usia lansia yang mungkin memiliki
pandangan aktualisasi diri yang berbeda dengan klien yang lebih muda.

Diagnosa Keperawatan :

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi sekresi meningkat yang
ditandai dengan klien sesak nafas dan batuk - batuk berdahak , tinggal di rumah sempit dan
kurang ventilasi dan hasil rontgen dada menunjukkan adanya TB paru .

Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan metabolisme meningkat berhubungan


dengan tampak kurus , kulit kering , badan lemah dan muka pucat dan dan albumin diperiksa
dengan hasil 3 gr / dl .

Perencanaan dan Implementasi

Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable - variabel akan diteliti atau
diukur , meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahan masalah yang
mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan
dan pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.

Perencanaan dan Implementasi pada kasus Ny . S berdasarkan 10 faktor karatif yakni :

1. Formasi sistem nilai - nilai humanistik - altruistik : Menciptakan lingkungan yang


nyaman dan aman untuk klien , menempatkan pasien ditempat tidur , melakukan
pengkajian mengenai bio - psikososial dan spiritual contoh jalan nafas , dan segera
melakukan tindakan keperawatan seperti mengatur posisi tidur setengah duduk /
sesuai kebutuhan klien ; memasang oksigen dan melakukan nebulizer sesuai hasil
kolaborasi dokter.

2. Penanaman keyakinan - harapan ( Faith - hope )

Membina hubungan saling percaya , memberikan kesempatan pada klien untuk


mengungkapkan perasaannya , memberikan kesempatan pada klien mengutarakan apa
yang klien lakukan saat mengalami kasus seperti yang dialami saat ini , mengajarkan
pasien untuk batuk efektif , memberika kesempatan klien untuk melakukan batuk
efektif , menanyakan kepada klien apa yang dirasakan setelah melakukan batuk
efektif , dan memotivasi klien untuk melakukan batuk efektif saat dibutuhkan.

3. Pengembangan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain


Menolong pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari , melakukan tindakan segera
sesuai dengan respon klien.

4. Membangun hubungan tolong menolong-kepercayaan


Membina hubungan saling percaya , memberikan kesempatan pada klien
untukmengkapkan perasaannya , mendengarkan dengan penuh perhatian keluhan
pasien , menciptakan komunikasi terbuka , membuat kontrak waktu dengan klien
setiap melakukan tindakan keperawatan.

5. Peningkatan dan penerimaan ekspresi positif dan negatif


Memberikan wadah kepada klien saat klien batuk , memasang oksigen saat sesak ,
memberikan makan pada waktu makan , mendengarkan dengan penuh perhatian saat
klien mengeluh dan menjawabnya sesuai dengan kebutuhan.

6. Penggunaan secara sistematik metode ilmiah problem solving dalam pengambilan


keputusan.
Mengkaji fungsi respirasi , seperti suara nafas , rate , irama , kedalaman dan
penggunaan otot pernafasan , kemampuan batuk efektif , catat karakter , jumlah
sputum , adanya hemoptisis , mengatur posisi posisi semi fowler dan nyaman ,
motivasi klien untuk mengeluarkan sekret saat batuk , memberikan wadah saat batuk ,
melakukan fisioterapi dada sesuai indikasi , melakukan suction jika perlu ,
pertahankan intake cairan 2500 ml / hari sesuai kebutuhan , melakukan kolaborasi
untuk pemasangan oksigen , berikan obat - obatan sesuai indikasi seperti mukolitik ,
bronkodilator , siapkan atau bantu dengan intubasi darurat untuk masalah pernafasan ,
sedangkan untuk masalah nutrisi memberikan makan sedikit tapi sering dan sesuai
dengan program gizi , memperhatikan intake makanan , menganjurkan untuk
menghindari makanan yang merangsang batuk , mengontrol kadar albumin , Hb ,
protein sesuai dengan kolaborasi dokter .

7. Peningkatan pengajaran - pengajaran antar personal


Melibatkan klien dalam perencanaan tindakan , melakukan edukasi untuk mengatasi
masalah pernafasan dan masalah nutrisi , mengajarkan tehnik batuk yang efektif ,
mengajarkan klien bagaimana menghadapi konflik atau masalah.
8. Tersedianya mental suportif , protektif atau korelatif , lingkungan fisik , sosiokultural
dan spiritual.
Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk klien , baik secara fisik , psikis , sosial
dan spiritual memfasilitasi hubungan dengan masyarakat dengan meningkatkan
otonomi , mendorong klien mengkaji interaksi sosialnya dan mengembangkan
kepuasan diri .

9. Bantuan dengan pemuasan kebutuhan- kebutuhan manusia ( Human needs essistance).


Melakukan tindakan keperawatan dengan penuh perhatian , tanggung jawab dan
perasaan senang.

10. Kelonggaran kekuatan - kekuatan eksistensial - fenomenologis .


Menolong klien untuk menghadapi kehidupam
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya semua teori keperawatan yang telah diciptakan oleh para pakar keperawatan
adalah hasil yang baik karena telah melalui tahap - tahap metode ilmiah yang sistematis .
Teori yang dihasilkan juga telah melaui suatu proses panjang untuk dapat diakui oleh
komunitas keperawatan di seluruh dunia sebagai bagian dari teori keperawatan . Hal yang
perlu dilakukan oleh komunitas perawat terutama perawat di Indonesia adalah terus berusaha
menerapkan teori yang telah ada dalam praktik keperawatan . Praktik keperawatan yang baik
dan professional hanya praktik yang didasarkan pada nilai - nilai perawat professional yang
salah satunya tercermin dalam teori keperawatan . Untuk itu salah satu cara meningkatkan
kualitas pelayanan atau asuhan keperawatan adalah dengan menerapkan praktik keperawatan
yang berdasarkan teori keperawatan , bukan praktik yang berdasarkan perintah atau order
dokter , atau praktik keperawatan yang hanya berdasarkan rutinitas semata . Inilah yang
dinamakan Evidence based practice , yang menjadi salah satu kunci berhasilnya
perkembangan keperawatan di luar negeri . Jean Watson telah memberikan salah satu pilihan
bagi perawat di Indonesia untuk mulai menerapkan praktik keperawatan yang berdasarkan
teori dengan menciptkan teori yang telah diakui komunitas perawat di dunia , yaitu "
Philosophy and Science of Caring " . Sekarang semua kembali kepada diri perawat sendiri ,
apakah sudah siap dan mulai berpikir untuk menerapkan teori yang telah ada di instistusinya .
Kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menjadikan praktik
keperawatan yang professional dan berkualitas dapat diwujudkan.

Melihat besamya manfaat caring , seharusnya caring tercermin dalam setiap interaksi perawat
dan klien , bukan malah dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan dalih beban
kerja yang tinggi , atau pengaturan manajemen askep ruangan yg kurang baik . Pelaksanaan
caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan , memperbaiki image perawat di
masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para
pengguna jasa pelayanan kesehatan , bukan hanya sebagai pelengkap penderita .

3.2 Saran

Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi perawat untuk meningkatkan
pengetahuan perawat tentang teori keperawatan yang telah ada sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan perawat. Perlu dukungan dan bantuan dalam berbagai bentuk dan
organisasi profesi , institusi pendidikan tinggi keperawatan dan birokrasi agar praktik
keperawatan yang berdasarkan teori dapat diwujudkan.
Perlu adanya wadah atau forum diskusi bagi perawat di masing - masing institusi pelayanan
atau komunitas perawat terdekat untuk bertukar pikiran tentang cara dan bagaimana praktik
keperawatan yang berdasarkan teori atau evidence based practice dapat diwujudkan .
DAFAT PUSTAKA

1. Alligood . ( 2010 ) . Nursing Theory : Utilization & Application . Fourth Edition .


Mosby : Elsevier
George , Julia B. ( 1995 ) . Nursing Theories . The Base for Professional Nursing
Practice . ( 4th ed ) . Connecticut : Appleton & Lange .
Muhlisin & Ichsan ( 2008 ) . Aplikasi model Konsep caring dari Jean Watson
Tomey , Ann Marriner & Alligood , Martha R. ( 1998 ) . Nursing Theorists and Their
Work . ( 4th ed ) . St Louis : Mosby - Year book
(https://id.scribd.com/doc/290105447/Aplikasi-Teori-Jean-Watson)
2. https://id.scribd.com/document/530918661/BAB-1-latar-belakang-jean-watson

Anda mungkin juga menyukai