DiSusun oleh:
Bab I ...................................................................................................... 2
A. Pendahuluan ............................................................................... 2
a. Pegertian ............................................................................... 3
Bab II ................................................................................................... 16
Penutupan...................................................................................... 16
B. Kesimpulan ........................................................................ 17
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
1
Bab I
A. Pendahuluan
I. Latar Belakang
II. Tujuan
2
3. Agar dapat mengetahui apa itu 10 carative factor dan bagaimana carative
factor itu;
B. Tinjauan teori
a. Pegertian
3
Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk
mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang
dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan
tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini
termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat
sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
4
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara
faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi
pada lingkungan yang dinamis.
c. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang
saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk
hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
5
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
6
mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir
kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan
pengobatan penyakit.
7
melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien
untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan.
Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring
juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik
keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima
kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon
setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik
keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang
berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan
pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang
sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam
hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien,
dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien.
Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam
praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan
yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human
Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan
dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih
rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher
order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu
membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap
kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya
dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang meliputi kebutuhan
8
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan
psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi)
yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi
diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan.
9
menganggap istilah “factors” terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa
kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi
teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan
“caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri
dari yaitu.
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan
dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang
dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri
orang lain, melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif
sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan
orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai
bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang
artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang
lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian
jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care;
dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.
11
unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi
human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai
dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami
seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan,
harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang
kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang
atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam
hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam
moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat
maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang
dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman
hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan
adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya
kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan
untuk berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).
12
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan
pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan
keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-
control, pilihan dan selfdetermination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga
antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan
perawat.
13
g. Asumsi Dasar Science of Caring
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari
transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi
oleh ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of
caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal.
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap
kebutuhan manusia tertentu.
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan
keluarga.
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga
menerima akan jadi apa dia dikemudian.
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari
potensi yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih
tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu.
6. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.
14
memandang dan mengkaji masalah. (Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697,
Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150)
Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam
memecahkan masalah.
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh
perawat yaitu:
1. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup
meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
2. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
3. Higher order needs (psychosocial needs) ,yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
4. Higher order needs (intrapersonali needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi
diri.
15
Bab II
Penutupan
1. Pengkajian
2. Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature.
3. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.
4. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai
hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
5. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi
dari variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
3. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
4. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu
pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
5. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah
dikumpulkan & sesuai.
16
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.
4. Evaluasi
5. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
6. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian
yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara
umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
B. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah kita bahas, dapat disipulkan bahwa Jean
Watson adalah seorang teori keperawatan ( theorist) yang menganut Human
Caring. Akhirnya kerangka ini untuk Merawat Sains dan praktek
keperawatan yang mengusulkan, secara individu dan kolektif, memberikan
kontribusi untuk pelestarian kemanusiaan dan berusaha untuk
mempertahankan peduli dalam kasus di mana itu terancam. The Carative
Faktor / Caritas Proses berfungsi sebagai struktur dan agar teoritis - landasan
filosofis untuk disiplin dan profesi keperawatan. Cita-cita moral dan faktor
peduli dan proses yang diusulkan asuh evolusi dan pendalaman manusia dan
berfungsi untuk mempertahankan kemanusiaan dan keseimbangan dalam
dirinya sendiri.
17
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul dan Hamid, Achir Yani S. 2005. Buku Saku
Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
18