Anda di halaman 1dari 20

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON

“HUMAN CARE IS THE HEART OF NURSING”

DiSusun oleh:

1. Lutfika Amilus Tasyaach (1911010004)


2. Maharani Setiyaningrum (1911010042)
3. M.Fajar Mizami Zami (1911010056)
4. Tri Wening Cahya (1911010040)
5. Zaki Maulana Yusuf (1911010009)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D3


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .......................................................................... 1

Bab I ...................................................................................................... 2

A. Pendahuluan ............................................................................... 2

I. Latar Belakang ..................................................................... 2

II. Tujuan .................................................................................. 2

B. Tinjauan teori ....................................................................... 3

a. Pegertian ............................................................................... 3

b. Konsep Sehat Sakit ............................................................... 4

c. Teori Watson ........................................................................ 5

d. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson ................. 7

e. Grand theory menurut Jean Watson ..................................... 9

f. Paradigma Keperawatan Menurut Watson ......................... 12

g. Asumsi Dasar Science of Caring ........................................ 14

h. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring .......................... 14

Bab II ................................................................................................... 16

Penutupan...................................................................................... 16

A.Implikasi Dalam Ilmu Keperawatan.................................. 16

B. Kesimpulan ........................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 18


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata
kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan judul “Teori Keperawatan J
Watson”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Purwokerto, 11 September 2019

1
Bab I

A. Pendahuluan

I. Latar Belakang

Keperawatan adalah suatu bentuk profesi pelayanan kesehatan


sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan yang bersifat biologi-psikologi-
sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu siapa pun baik
yang sakit maupun yang sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Dunia keperawatan memang tidaklah mudah seperti yang banyak
orang kira. Begitu banyak hal yang harus dimengerti dan juga dipahami
untuk bisa melaksanakan tugas dengan baik sebagai seorang perawat. Di
dalam keperawatan ada empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan,
sehat-sakit, dan keperawatan itu sendiri. Semua itu merupakan buah pikir
pakar keperawatan yang menjadi dasar pengembangan keilmuan
keperawatan atau teori model konseptual. Dan dari banyak pakar yang
mengungkapkan hal tersebut, disini saya akan menjelaskan teori model
konseptual yang dikemukakan oleh Jean Watson, seorang theorist
keperawatan dengan model monsep teorinya yaitu Human Caring. Teori
Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan dengan dasar
adalah “ Human Science and Human Care “. Watson percaya bahwa fokus
utama dalam keperawatan adalah pada careative factor, yang bermula dari
prespektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filosofi humanistik
dan sistem nilai, serta seni yang kuat.

II. Tujuan

1. Agar dapat mengetahui bagaimana teori konseptual dari Jean Watson;

2. Agar dapat mengetahui pengembangan dari teori keperawatan;

2
3. Agar dapat mengetahui apa itu 10 carative factor dan bagaimana carative
factor itu;

4. Supaya kita dapat mengaplikasikan teori keperawatan dari Jean Watson


dalam keperawatan.

B. Tinjauan teori

a. Pegertian

“Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985)


Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi
bahwa human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan
tujuan keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya
mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika, humanities, dan kiat/art
(Watson, 1985).
Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga
diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan
manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, dan berkesinambungan itu semua
penting untuk perkembangan personalnya.

3
Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk
mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang
dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan
tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini
termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat
sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.

b. Konsep Sehat Sakit


Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai
person as a whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson
mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran,
dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan
dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:

4
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara
faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi
pada lingkungan yang dinamis.

c. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini
memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang
saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk
hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

5
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Teori human caring


Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan
adalah “human science and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama
dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif
humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena
itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistik dan sistem nilai serta seni
yang kuat. Filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh
bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat

6
mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir
kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan
pengobatan penyakit.

d. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson


Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang
menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan
kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang
untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah
ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) dari pada
curing (mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.
Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari
sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya
caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi
spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri
yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari
keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien,
dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan
kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan

7
melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien
untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan.
Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring
juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik
keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima
kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon
setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik
keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang
berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan
pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang
sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam
hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien,
dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien.
Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam
praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan
yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human
Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan
dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih
rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher
order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu
membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap
kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya
dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang meliputi kebutuhan

8
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan
psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi)
yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan aktualisasi
diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan.

e. Grand theory menurut Jean Watson


a. Carrative Factor
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam
pengambilan keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki
mental, sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk
memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson

9
menganggap istilah “factors” terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa
kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi
teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan
“caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri
dari yaitu.
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan
dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang
dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri
orang lain, melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif
sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan
orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai
bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang
artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang
lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian
jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care;
dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.

10
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.

b. Transpersonal Caring Relationship


Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship
berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral
perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan martabat manusia
seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran
yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena
itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara
objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih
mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi
perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang
lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan
pasien, dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang
menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di
rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin
mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar
dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam
meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari
transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi,
meningkatkan dan mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan
keselarasan batin.

c. Caring Occation Moment


Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan
(mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat
human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang

11
unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi
human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai
dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami
seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan,
harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang
kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang
atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam
hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam
moment merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat
maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang
dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman
hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan
adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya
kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan
untuk berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).

f. Paradigma Keperawatan Menurut Watson


1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran,
jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-
care, dan selfhealing.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan
ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan
masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

12
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:

1. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.


2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif,
maupun negative.
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki
kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan
pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan
keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-
control, pilihan dan selfdetermination.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga
antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.

4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan
perawat.

13
g. Asumsi Dasar Science of Caring
Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari
transpersonal caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi
oleh ruang dan waktu. Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of
caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal.
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap
kebutuhan manusia tertentu.
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan
keluarga.
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga
menerima akan jadi apa dia dikemudian.
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari
potensi yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih
tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu.
6. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

h. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring


Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-
langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut
mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik.
Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut
(tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses
keperawatan):
1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan pengetahuan
dari literature yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual
untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk

14
memandang dan mengkaji masalah. (Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697,
Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150)
Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam
memecahkan masalah.
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh
perawat yaitu:
1. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup
meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
2. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
3. Higher order needs (psychosocial needs) ,yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
4. Higher order needs (intrapersonali needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi
diri.

15
Bab II
Penutupan

A. Implikasi Dalam Ilmu Keperawatan


Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang
lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan
kebutuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan
metoda pemecahan masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses
keperawatan terdiri atas langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah.
Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang
dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan dengan adanya penelitian
dalam proses keperawatan).

1. Pengkajian
2. Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature.
3. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.
4. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai
hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
5. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi
dari variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2. Perencanaan
3. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
4. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu
pada rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
5. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah
dikumpulkan & sesuai.

16
3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.

4. Evaluasi
5. Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
6. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian
yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara
umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.

B. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah kita bahas, dapat disipulkan bahwa Jean
Watson adalah seorang teori keperawatan ( theorist) yang menganut Human
Caring. Akhirnya kerangka ini untuk Merawat Sains dan praktek
keperawatan yang mengusulkan, secara individu dan kolektif, memberikan
kontribusi untuk pelestarian kemanusiaan dan berusaha untuk
mempertahankan peduli dalam kasus di mana itu terancam. The Carative
Faktor / Caritas Proses berfungsi sebagai struktur dan agar teoritis - landasan
filosofis untuk disiplin dan profesi keperawatan. Cita-cita moral dan faktor
peduli dan proses yang diusulkan asuh evolusi dan pendalaman manusia dan
berfungsi untuk mempertahankan kemanusiaan dan keseimbangan dalam
dirinya sendiri.

17
DAFTAR PUSTAKA

Christensen, J, Paula., Kenney,W, Janet. 2009. Proses Keperawatan:


Aplikasi Model Konseptual. Jakarta: EGC

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz Alimul dan Hamid, Achir Yani S. 2005. Buku Saku
Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Jean Watson. 2007. “Watson’s Theory of Human Caring and Subjective


Living Experiences: Carative Factors/Caritas Pricesses As a
Disciplinary Guide To The Professional Nursing Practice”.
Diakses pada tanggal 11 Desember 2013 dari
www.scielo.br/pdf/tce/v16n1/a16v16n1.pdf

Nelson, John., Watson, Jean. 2012. Measuring Caring. LLC: Springer


Publishing Company.

Watson, Jean. 1940. Caring Science: A Theory of Nursing. LLC: Springer


Pulishing Company.

18

Anda mungkin juga menyukai