Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

TEORI WATSON

Oleh:

KELOMPOK 2
1. SYAHRONI HIDAYAT
2. BAYU NOVIYANTORO
3. DEVI ANGGRAINI
4. TRIA PRASTYA NINGTYAS
5. NURAINI HABIBAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWTAN KONVERSI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.Dalam makalah ini kami
membahas mengenai TEORI KEPERAWATAN WATSON.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini.Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangunkami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Pringsewu, Oktober 2020

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul...................................................................................................i
Kata pengantar..................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Keperawatan Menurut Watson ......................................................3
B. Karakteristik Teori Watson..........................................................................3
C. Teori Watson dan yang empat konsep utama..............................................4
D. Tujuan Keperawatan Menurut Watson........................................................5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara
keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana
keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan
kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif, dan
advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk
pelayanan profesional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah
etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat
dengan baik.
Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Caring,
mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan
antara pemberi dan penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kemampuan
pasien untuk sembuh.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada
orang lain, dan perasaan cinta atau menyayangi.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring
merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Saat
ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan.

B. Rumusan Masalah

1
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang
muncul adalah :
1. Bagaimana biografi Jean Watson ?
2. Bagaimana definisi dan konsep teori Jean Watson ?
3. Bagaimana gambar bagan konsep teori Jean Watson ?
4. Bagaimana aplikasi konsep tersebut dalam dunia keperawatan ?
a. Dalam praktik keperawatan
b. Dalam pendidikan keperawatan
c. Dalam penelitian keperawatan
d. Dalam pengembangan keperawatan di masa yang akan datang
e. Dalam segi agama (nilai-nilai islami)

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan biografi Jean Watson.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan ulang definisi dan konsep umum yang
dikemukakan oleh Jean Watson.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dari gambar bagan konsep teori Jean
Watson.
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep tersebut dalam berbagai aspek dunia
keperawatan. Dalam hal praktik, pendidikan, penelitian, serta diharapkan
mampu mengembangkannya di masa yang akan datang.
5. Mahasiswa mampu mengambil dan menerapkan nilai-nilai islam yang
terkandung dalam teori Watson.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Jean Watson


Jean Watson lahir di Williamson, 21 Juli 1940. Dibesarkan di kota kecil
Welch, Virginia Barat, di Pegunungan Appalachian. Dr. Watson adalah seorang
sarjana keperawatan Amerika dan tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962.
Dari University of Colorado, ia meraih gelar sarjana di keperawatan dan
psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-kejiwaan, dan kemudian
mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling. Dia
merupakan anggota dari American Academy of  Nursing yang telah menerima
penghargaan nasional dan internasional. Ia telah menerbitkan berbagai karya yang
menjelaskan filsafat dan teori keperawatan manusia, yang dipelajari oleh perawat
di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson diterbitkan
pada tahun 1979 di buku keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of
Caring”. Pada tahun 1988, teorinya diumumkan dalam "Nursing: Human Science
and Human Care”, Postmodern Nursing and Beyond (1999), Assessing and
Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson berpendapat
bahwa fokus utama dalam keperawatan ada dalam carative factors. Ia percaya
bahwa perawat harus mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai. Sistem
filsafat dan nilai memberikan fondasi yang kokoh bagi science of caring.

B. Definisi dan Konsep Umum Teori Jean Watson


Keperawatan menurut Jean Watson adalah ”...human science of person
and human health-illness experiences that are mediated by professional,
personal, scientific, esthetic, and ethical human are transaction...”. Keperawatan
sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human science
and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Sebagai human science, keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan
empiris dengan estetika, humanitis, dan keterampilan (Watson, 1985). Sebagai
pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan
yang menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson

3
(1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan keperawatan sebagai
sains tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan
pengetahuan sebagai basis dalam area:
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai
seseorang secara keseluruhan, sebagai diri terintegrasi yang berfungsi penuh.
Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan selaras antara
badan, pikiran, dan jiwa. Ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Pandangan tentang kesehatan berfokus
pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik, sosial, etis dan
moral, tidak sekadar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia
semata.
Dari konsep sehat (dan sakit/illness) di atas dapat dikemukakan beberapa
prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara
faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi
pada lingkungan yang dinamis.

A. Carative Factors
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi
manusia dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang
dirawat. Elemen-elemen yang termasuk dalam carative factors, antara lain :

4
1. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic.
Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri seseorang dapat
dinilai pada usia dini. Sistem nilai humanistic dan altruistic ditingkatkan
melalui pengalaman hidup seseorang, proses pembelajaran, dan paparan
terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
2. Keyakinan dan harapan (faith-hope).
Perawat perlu untuk berpikir positif sehingga dapat menularkan kepada klien
bahwa perawatlah yang akan membantu meningkatkan kesembuhan dan
kesejahteraannya.
3. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain.
4. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya (a
helping trust relationship).
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang
memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk
dalam hal ini adalah kejujuran, empati, kehangatan, dan komunikasi efektif.
5. Pengekspresian perasaan positif dan negatif.
6. Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dan pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat
interpersonal.
8. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan meningkatkan
atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural, dan lingkungan spiritual.
9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias.
10. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic.
Namun, Watson menganggap istilah “factors” terlalu standar terhadap
sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang
lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. konsep tersebut
adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”.

B. Clinical Caritas Process


Konsep “clinical caritas” dan “caritas processes” dianggap Watson lebih
cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya (Watson, 2004). Clinical

5
caritas process adalah suatu praktik keperawatan pasien dengan sepenuh hati,
kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh kesadaran, sepenuh hati, dan
cinta serta hadir secara jiwa dan raga, supportif, dan mampu mengekspresikan
perasaan negatif dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam hubunganya
dengan pasien sebagai one-being-cared-for.

C. Transpersonal Caring Relationship


Menurut Watson (1999), transpersonal caring relationship
berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang bergantung pada moral
perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan martabat manusia
seperti dirinya atau lebih tingggi dari dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran
yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena
itu perawat tidak boleh memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Hubungan antara perawat dengan klien ini menjelaskan bagaimana perawat telah
melampaui penilaian secara objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas
seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Pada
akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan
melindungi, meningkatkan, dan mempertahankan martabat, kemanusiaan,
kesatuan, dan keselarasan batin.

D. Caring Occation Moment


Caring occation moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang
lain datang dan saat human caring dilaksanakan, dari keduanya dengan fenomena
tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam momen
interaksi manusia dengan manusia. Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar
biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang
dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-
tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, dan arti persepsi
seseorang kesemuanya berdasarkan pada pengalaman hidup yang dialami
seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan
bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran
dan kehadiranya dalam momen merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua

6
belah pihak, perawat maupun yang dirawat, dapat dipengaruhi oleh perawatan dan
tindakan yang dilakukan keduanya sehingga dengan demikian akan menjadi
bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation moment bisa menjadi
transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan
pasien), kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan
kemampuan–kemampuan untuk berkembang (Watson 1999, pp. 116-117).

2.3 Bagan Teori Jean Watson


Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Watson ini memahami
bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling
berhubungan, diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup
yang meliputi kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan eliminasi, dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan dasar psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat serta kebutuhan seksualitas, kebutuhan
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan berprestasi dan
berorganisasi, kebutuhan intra dan interpersonal yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

7
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan
tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

2.4 Aplikasi dalam Keperawatan


2.4.1 Dalam Praktik Keperawatan
Banyak institusi yang telah memberikan pendekatan secara holistik untuk
asuhan keperawatan yang menggabungkan banyak aspek dari komitmen teori
Watson untuk perawatan. Misalnya, jurnal keperawatan yang bersangkutan
dengan pemberian asuhan keperawatan, banyak yang mengacu pada teori Watson
dan memasukkan pentingnya merawat sebagai dasar dari keperawatan (Banner,
Boyd, Thompson, Cervantez, Buerhaus, & Leininger, 1986).
Tingkat perawatan di rumah sakit, lama sebentarnya tinggal di rumah
sakit, dan meningkatnya kompleksitas teknologi telah diidentifikasi sebagai
kemungkinan turut serta dalam pelaksanaan teori keperawatan. Namun, baru-baru
ini fokus teori keperawatan dianggap salah satu solusi yang diperlukan untuk
mengatasi reformasi perawatan kesehatan dan reformasi sistem pada tingkatnya.
Sehingga dalam etika keperawatan, memungkinkan perawat untuk mengikuti
model praktik profesional mereka sendiri. Inisiatif baru untuk model ini muncul di
bawah kepemimpinan Watson sebagai "Unit Nightingale", dimana keunggulan
kepedulian penyembuhan diwujudkan dalam institusi yang saat ini mencari
reformasi keperawatan utama pada tingkat individu dan lingkungan.

2.4.2 Dalam Pendidikan Keperawatan


Watson telah aktif dalam perencanaan kurikulum di University of
Colorado. Kerangkanya telah banyak diajarkan di kurikulum sarjana muda
keperawatan, termasuk Bellarmine College di Louisville, Kentucky, Assumption

8
College di Worcester, Massachusetts, India State University di Terre Haute; dan
Florida Atlantic University di Boca Raton. Di samping itu, konsep-konsep ini
sekarang digunakan secara luas dalam program keperawatan di Australia, Swedia,
Finlandia, dan Inggris.
Cara kerja Watson ini telah terfokus pada penggunaan asuhan perawatan
lengkap dari materi pelajaran saat menjelaskan 10 faktor carative, dan kurangnya
perhatian terhadap aspek patofisiologi keperawatan. Watson (1985a) membahas
aspek ini dalam kedua bukunya, yang pertama Nursing: The Philosophy and
Science of Caring (1979, 1988), dan kata pengantar buku kedua Nursing: Human
Science an Human Care-A Theory of Nursing (1985), dimana ia mendefinisikan
niatnya untuk menggambarkan inti dari keperawatan (aspek dari hubungan
perawat dan klien sehingga memberikan hasil dari terapi) dari pada masa
perawatan (prosedur, tugas, dan teknik yang digunakan dalam pengaturan
praktik). Dengan fokus ini, kerangka kerja tersebut tidak terbatas pada khusus
keperawatan. Meskipun dia menekankan bahwa kedua inti dan masa keperawatan
diperlukan, ia percaya bahwa masa tidak dapat menjadi pusat dari model
profesional keperawatan (Watson, 1991, hal.50). Watson (1985a) berharap
pekerjaannya akan membantu perawat mengembangkan basis moral dan filosofis
yang bermakna untuk latihan. Sebuah studi kerangka Watson memipin pembaca
melalui pengalaman yang mempengaruhi, dengan menekankan refleksi batin yang
mendalam, dan pertumbuhan pribadi, keterampilan komunikasi, penggunaan
pertumbuhan self-transpersonal, perhatian baik perawat dan pasien serta proses
perawatan manusia yang berpotensi pada kesehatan manusia dan penyembuhan.

2.4.3 Dalam Penelitian Keperawatan


Watson dan rekannya meneliti kerangka perawatan dan tiba pada
persetujuan data empiris untuk teknik penelitian (Hester & Ray,1987; Morse,
Bottorff. Neander, & Solberg, 1991; Morse, Solberg, Neander, Bottorff, &
Johnson,1990; Watson, 1985; Watson & Lea, 1997). Namun, kerangka yang
abstrak sulit untuk dipelajari secara konkret. Watson percaya bahwa terdapat
pemisah antara pentingnya kualitas dan pokok keperawatan, serta penggunaan
metode untuk penelitian (Leininger,1979; Watson, 1987).

9
Penelitian dan praktik harus fokus pada hasil pasien baik subyektif dan
obyektif, dalam menentukan apakah kepedulian adalah esensi dari keperawatan.
Pengembangan perilaku dan perubahan prediksi sangat penting untuk
pengembangan lebih lanjut dari pekerjaan ini.

2.4.4 Dalam Pengembangannya di Masa yang Akan Datang


Watson menulis tentang kekurangan metodologi ini untuk mempelajari
fenomena multidimensi asuhan keperawatan. Watson mengusulkan bahwa sebagai
kemajuan keperawatan di program doktor, akan digunakan proses pembangunan
ilmiah. Penelitian keperawatan akan mengadopsi pandangan yang diterima,
pandangan yang ditolak, serta mensintesis ide-ide baru, yang akan menghasilkan
model keperawatan baru untuk abad berikutnya.
Watson mengidentifikasi beberapa masalah untuk kondisi penelitian di
masa depan yang mendorong orang sebagai tujuan dan bukan sarana dalam
masyarakat yang modern dan juga telah mengidentifikasi kondisi yang
memberikan perawatan ketika umat manusia terancam (Watson, 1985a).

2.4.5 Nilai Islam dari Teori Jean Watson


Nilai-nilai islam yang dapat kita petik serta berhubungan dengan teori Jean
Watson “Philosophy and The Science of Caring” antara lain terdapat pada
beberapa firman-Nya, yaitu :
Allah berfirman :
“Dan orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyeruruh  (mengerjakan)
yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya." (Q.S. At-Taubah : 71).

“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan


jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah maha berat siksa-Nya." (Q.S. Al-Maa-
idah : 2).

10
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri." ( Q.S. Al-Israa : 7).
 
“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu…” (Q.S. Al-Qashash : 77).

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu…” (Q.S. Ali Imran :159) .

Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada
hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan/hindarkan
kesulitannya (HR. Muslim).

Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia menyukai bagi saudaranya apa
yang dusukai untuk dirinya. (HR. Ahmad).
Ayat-ayat Quran dan hadist di atas mendasari dari pelaksanaan asuhan
keperawatan islami yang diberikan oleh seorang perawat muslim, ditambah
dengan riwayat-riwayat  wanita-wanita di zaman Rasulullah dalam melakukan
perawatan, maka itulah yang sebenarnya konsep “caring” dalam keperawatan
Islam, bukan hanya asuhan kemanusiaan dengan lemah lembut  berdasarkan
standar dan etika profesi, tetapi caring yang didasari keimanan pada Allah dengan
menjalankan perintah-Nya melalui ayat-ayat Al-Quran dengan tujuan akhir
mendapatkan ridho Allah SWT.
Asuhan keperawatan islami yang dikembangkan oleh kelompok kerja
keperawatan islam adalah pada tataran nilai-nilai yang diharapkan dapat menjadi
acuan pelaksanaan (implementasi) asuhan keperawatan pada tatanan pelayanan
kesehatan. Asuhan keperawatan islami dapat dilihat sebagai suatu sistem yang
terdiri dari input, proses, dan output yang seluruhnya dapat digali dari nilai-nilai
islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadist.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Watson merupakan anggota dari American Academy of  Nursing yang
telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Ia telah menerbitkan
berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori keperawatan manusia, yang
dipelajari oleh perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan
Jean Watson diterbitkan pada tahun 1979 di buku keperawatan yaitu ”The
Philosphy and Science of Caring”.
Konsep teori Jean Watson mendalami perihal lingkungan spiritual dalam
praktik asuhan keperawatan, hal tersebut mengacu pada 10 carative factors.
Kemudian Watson menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi
teorinya dan arahnya di masa depan. konsep tersebut adalah “clinical caritas
process”.

3.2 Saran
Mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman, pelayanan keperawatan di Indonesia ke depan
diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang. Dimana pelaksanaan asuhan keperawatan
di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan
ilmiah melalui proses keperawatan.
Untuk mencapai keadaan tersebut, keperawatan harus berperan aktif
dalam  upaya meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengobati berbagai penyakit dan upaya penyembuhannya, yang fokusnya terdapat
pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Ed 2.


Jakarta : Salemba Medika

S, Asmadi N. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Perry dan Potter. (2009). Fundamental Keperawatan Ed 7. Jakarta : Salemba


Medika

13

Anda mungkin juga menyukai