Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN MENURUT WATSON

Kelompok 2
Chelsy Maulina : 233311379
Fadhel Nur Zikra : 233311385
Miftahul Jannah : 233311394
Nurul Puti Amanda : 233311401
Zakiyya Hilmi : 233311415

Dosen Pengampu:
Ns. Elfitra, S.Kp, M. Kep
Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan
Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI PadangTeori Keperawatan
Menurut Watson
Kata Pengantar
Pertama-tama, penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kiranya tak akan selesai
tanpa bantuan dari beberapa pihak yang terus mendorong penulis untuk
menyelesaikannya.
Terima kasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing yang
senantiasa membimbing penulis di dalam kelas dan penyusunan makalah
ini. Tanpa adanya bimbingan dari beliau, penulis kiranya tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini. Tak lupa, penulis juga ucapkan
terima kasih kepada teman teman yang telah berkontribusi dan
membantu penyelesaian makalah ini. Berbagai bantuan dari kalian
membantu penyelesaian makalah ini.
Penyusunan makalah yang berjudul Konsep Sistem dan
Pendekatan Sistem memang tidaklah mudah. Sebab,bilamana ada
beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan penulis
menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan
masih memiliki banyak kelemahan.
Besar harapan penulis, di kemudian hari, makalah ini bisa
menjadi patokan atau tolak ukur pembuatan makalah selanjutnya.
Adapun, penulis juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembacanya ataupun penelitian selanjutnya.

Padang, 24 Oktober 2023


DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………………………………………………………............
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….....
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………...
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………….........
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...
2.1 Definisi Keperawatan Menurut Watson ...............................................................
2.2 Asumsi Dasar Keperawatan Menurut Watson ………………………….............
2.3 Sejarah Teori Keperawatan Menurut Watson ………………………………......
2.4 Konsep Dasar Teori Virginia Watson ……………………………………….....
2.5 Pandangan Teori Terhadap Paradigma Keperawatan ……………………….....
2.6 Aplikasi Teori dalam Proses Keperawatan……………………...........................
2.7 Kelebihan Dan Kekurangan Teori Watson ……………………………..............
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………….................................
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jean Watson adalah ahli teori keperawatan yang merumuskan teori
kepedulian manusia dan proses 'caritas' untuk mendukung teori ini.
Latar belakang Watson adalah keperawatan dan psikologi. Melalui
praktiknya, ia mengamati pengaruh kepedulian yang autentik terhadap
pasien dan hasil kesehatan yang dihasilkan. Dia telah menerbitkan
banyak karya tentang "…filsafat dan teori kepedulian manusia serta
seni dan ilmu kepedulian dalam keperawatan" (Watson Caring
Science, 2017). Teori Watson diajarkan di sekolah perawat di seluruh
dunia. Watson (2006) mencatat tidak adanya atau pemisahan
kepedulian dari lingkungan perawatan. "Kepedulian dan ekonomi,
serta praktik kepedulian dan administrasi, sering dianggap
bertentangan satu sama lain" (Watson, 2006, 48).
Faktanya, Watson menegaskan bahwa "…pertimbangan dasar
tentang apa artinya menjadi manusia, menjadi rentan, menjadi sakit,
disembuhkan, dirawat, menjadi sehat, dan disembuhkan" ( Watson,
2006, 48). Meskipun secara panjang lebar, kutipan di atas patut dibaca
ulang dan dipertimbangkan karena model layanan kesehatan
tradisional sangat bergantung pada model kepedulian
ekonomi/administratif, sedangkan teori Watson menekankan alasan
mengapa perawat tertarik pada profesi tersebut. Artinya, perawat
tertarik pada sisi kemanusiaan dalam keperawatan dan percaya pada
efek positif dari kepedulian manusia terhadap hasil kesehatan
(Watson, 2006, 48). Dinyatakan dengan jelas, Watson mencatat,
"Profesi apa pun yang kehilangan nilai-nilainya akan menjadi tidak
berperasaan; profesi apa pun yang tidak berperasaan menjadi tidak
berjiwa. Profesi apa pun yang tidak berperasaan dan tidak berjiwa,
menjadi [Tidak Berharga]" (Watson, 2006, 49).

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa Definisi Keperawatan Menurut Watson ?
2.Apa Asumsi Dasar Keperawatan Menurut Watson?
3. Bagaimana Sejarah Teori Keperawatan Menurut Watson?
4. Apa Konsep Dasar Teori Watson?
5.Bagaimana Pandangan Teori Terhadap Paradigma Keperawatan?
6.Bagaimana Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan?
7.Apa Kelebihan Dan Kekurangan Teori Watson?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Keperawatan Menurut Watson
2. Untuk mengetahui Asumsi Dasar Keperawatan Menurut Watson
3. Untuk mengetahui Sejarah Teori Keperawatan Menurut Watson
4. Untuk mengetahui Konsep Dasar Teori Watson
5. Untuk mengetahui Pandangan Teori Terhadap Paradigma
Keperawatan
6. Untuk mengetahui Aplikasi Teori Watson dalam Proses
Keperawatan
7. Untuk mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Teori Watson
BAB II
Pembahasan
2.1. Definisi Keperawatan Menurut Watson

Teori Jean Watson dikenal dengan teori caring. Caring diartikan


juga sebagai sikap peduli yang memudahkan untuk memperoleh status
kesehatan dan pemulihan. Caring adalah manifestasi dari perhatian
kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri dan
kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya status yang
memburuk, memberi perhatian dan konsen, dan menghormati orang
lain.

Menurut Watson ada sepuluh faktor yang dapat mencerminkan


perilaku caring dari seorang perawat. Faktor ini dikenal dengan istilah
carative factor. Watson menggunakan istilah carative factor, bukan
curative karena untuk membedakan praktik keperawatan dengan
kedokteran.

Watson dalam Theory of Human Care, mengungkapkan bahwa caring


adalah sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan keperawatan, untuk meningkatkan dan melindungi
pasien, yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan pasien untuk
sembuh (Tommey and Alligood, 2006).

Caring juga diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan


dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh, tindakan
dalam bentuk perilaku. Caring membentuk body of knowledge ilmu
keperawatan (human science and human care), yang menjadi inti dari
praktik keperawatan yang bersifat etis dan filosofis/hakiki. Caring
diartikan juga sebagai sikap peduli yang memudahkan untuk
memperoleh status kesehatan dan pemulihan. Caring adalah manifestasi
dari perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati
harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah terjadinya
status yang memburuk, memberi perhatian dan konsen, dan
menghormati orang lain, Caring dalam keperawatan adalah fenomena
transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staff, dan
kelompok lain. Caring bukan semata-mata perilaku tetapi cara yang
memiliki makna dan motivasi tindakan (Watson, 2006; Tommey and
Alligood, 2006).

2.2. Asumsi Dasar Keperawatan Menurut Watson

Watson menempatkan caring atau asuhan sebagai jantung dari


seni dan ilmu keperawatan. la menggambarkan keperawatan sebagai
asuhan dari orang ke orang, atau asuhan transpersonal, yang ia lihat
sebagai "hubungan antar-manusia yang masing-masing disentuh oleh
rasa kemanusiaan dari yang lain". Caring adalah sentral untuk praktek
keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang
dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Penerapan perilaku caring akan berdampak
pada kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan (Basford dan
Slevin, 2006; Muhlisin dan Burhannudin, 2008)..

Dalam menampilkan asuhan sebagai sebagai inti dari modelnya,


Watson menambahkan faktor carativenya dengan 7 asumsi berikut
(Basford dan Slevin, 2006; Muhlisin dan Burhannudin, 2008):

1. Caring hanya dapat didemonstrasikan secara efektif dan


dipraktikkan secara interpersonal.
2. Caring terdiri dari faktor-faktor carative yang mengarah pada
keputusan kebutuhan manusia tertentu.
3. Caring yang efektif meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan
individu atau keluarga.
4. Respons caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dirinya
sekarang, namun juga sebagai seseorang di masa yang akan datang.
5. Lingkungan memberikan potensi perkembangan yang
memungkinkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik untuk
dirinya sendiri pada suatu waktu.
6. Caring lebih "healthogenic" daripada curing, artinya caring lebih
berorientasi pada kesehatan daripada penyembuhan. Asuhan
mengintegrasikan pengetahuan bio-fisik dengan pengetahuan sebagai
perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan dan memberikan
pertolongan bagi mereka yang sedang sakit.
7. Praktik caring merupakan inti dari keperawatan.
2.3. Sejarah Keperawatan Menurut Watson

Margaret Jean Harman Watson atau biasa kita sebut sebagai Jean
Watson lahir pada 10 Juni 1940 di Southern West Virginia. Ia
menghabiskan tahun-tahun awal hidupnya di Welch, sebuah kota kecil
di negara bagian Virginia Barat. Ia adalah anak bungsu dari delapan
bersaudara. Saat Jean Watson baruberusia 10 tahun, ia sudah memiliki
cita-cita untuk menjadi seorang perawat karena ia melihat teman kakak
nya mengalami kejang. Dia menyelesaikan studi primer dan
sekundernya di pusat-pusat di Virginia Barat. Ketika dia
menyelesaikannya, Watson menempuh pendidikan keperawatan di
Sekolah Keperawatan Lewis Gale, yang terletak di Roanoke.

Pendidikan

Sebelum menempuh studi di Universitas Colorado dan


mendapatkan gelar BSN, Watson telah bersekolah di Lewis Gale
School of Nursing di Roanoke, Virginia dan lulus pada tahun 1961.
Setelah itu, Watson melanjutkan pendidikannya di Universitas
Colorado pada tahun 1966, di mana ia meraih gelar M.S. dalam
keperawatan psikiatri dan kesehatan mental. Kemudian, di universitas
yang sama, ia meraih gelar Ph.D. dalam Psikologi denganfokus pada
pendidikan dan menjadi penasihat pada tahun 1973.

KehidupanPribadi

Ahli teori keperawatan menikah segera setelah dia menyelesaikan


studinya di Lewis Gale, sebelum pergi ke Colorado. Suaminya,
Douglas, meninggal pada tahun 1988, yang merupakan pukulan hebat
bagi Watson. Sementara itu, ia mengalami kecelakaan serius pada tahun
1997, akibatnya ia kehilangan matakiri nya. Kedua pengalaman
traumatis membawanya untuk menerbitkan buku ketiga, "Postmodern
Nursing and beyond".

KehidupanProfesional

Setelah Watson menyelesaikan doktornya, ia mulai bekerja di


School of Nursing dan University of Health Sciences di Denver. Di
sana, bersama dengan beberapa rekannya, ia mendirikan Pusat
Perawatan Manusia. Pusat ini adalah yang pertama dari jenisnya di
seluruh Amerika Serikat. Pada awal tahun 80-an ia memutuskan untuk
menghabiskan tahun sabat, yang ia dedikasikan untuk menyelesaikan
pelatihan professional nya di beberapa negara, seperti Selandia Baru
atau Australia.

Sekembali nya ia melanjutkan dengan tugas mengajar di


Universitas dan terlibat dalam penciptaan program doctoral
keperawatan. Dia juga menjabat sebagai dekan Sekolah Keperawatan
Universitas dari 1983 hingga 1990. Setelah tahun cuti panjang pada
tahun 2005, di mana ia melakukan perjalanan Camino de Santiago di
Spanyol, ia mendirikan sebuah lembaga nirlaba: Institut Ilmu Perawatan
Watson; akhirnya adalah untuk mengumumkan teorinya di seluruh
dunia. Jean Watson adalah penulis berbagai publikasi tentang
keperawatan yang ditujukan untuk siswa di bidang ini. Proposal Anda
menyatakan bahwa perawatan pribadi secara intrinsik terhubung dengan
penyembuhan. Menurut kata-katanya sendiri "skalaetika dan nilai-nilai
perawatan, penyembuhan dan kesehatan terdiri dari konteks profesional
dan misi perawat untuk masyarakat".

Teori

Teori kepedulian yang dicetugaskan oleh Watson tidak hanya


melibatkan sains untuk merawat dan menyembuhkan klien, lebih dari
itu teori human caring melibatkan perawatan yang holistik, penuh
perhatian dan sadar pentingnya berinteraksi dengan pasien guna
tercapainya efektifitas yang berkelanjutan antar pribadi. Dalam
penciptaan teori human caring ini, Watson banyak terinspirasi dari
berbagai tokoh filsuf dan pemikir seperti Abraham Maslow, Carl Roger,
dan Pierre Teilhard de Chardin, di mana mereka semua adalah pencetus
awal dari konsep transpersonal.

Transpersonal menurut Watson adalah hubungan antar manusia


yaitu klien dengan perawat di mana mereka saling mempengaruhi dan
dipengaruhi. Kedua pihak saling memahami dan merasakan penyatuan
denganbaik. Watson mengkonsepkan dalam ilmu perawatan terdiri atas
empat hal, yaitu kesehatan, keperawatan, lingkungan atau masyarakat
dan manusia.

Watson adalah pengarang banyak artikel, chapter / tulisan singkat


dalam buku, dan buku lainnya. Hasil penelitiannya adalah tentang
manusia dan rasa kehilangan. Jean Watson dikenal sebagai ahli teori
perawat sekaligus seorang professor keperawatan di Amerika yang
mana teorinya yang berjudul Nursing: The Philosophy and Science of
Caring telah menjadi ilmu wajib di berbagai sekolah keperawatan.
Selain itu, teori yang dicetuskan oleh Jean Watson tentang kepedulian
manusia “human caring” pada tahun 1879 juga menjadi standar
operasional prosedur (SOP) di setiap fasilitas kesehatan di seluruh
dunia.

2.4. Konsep Dasar Teori Keperawatan Menurut Watson

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam bidang


keperawatan adalah "Human Science and Human Care". Watson
percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative
faktor yang bermula dari perspektif humanistic yang dikombinasikan
dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh Karena itu, perawat perlu
mengembang- kan filosofi humanistic dan sistem nilai serta seni yang
kuat. Filosofi humanistic dan sistem nilai ini memberi fondasi yang
kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu
perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan
keterampilan yang bernilai kritis. Pengembangan keterampilan bernilai
kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih
pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

Struktur ilmu caring dibangun dari sepuluh faktor carative Teori


Watson (Siokal, Brajakson dkk. 2017: 58-59), yaitu:

a. Membentuk sistem nilai humanistic-altruistic. Watson


mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasar- kan pada nilai-
nilai kemanusiaan (humanistic) dan perilaku mementingkan
kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi (altruistic). Hal ini
dapat dikembangkan melalui pemahaman nilai yang ada pada diri
seseorang keyakinan, interaksi, dan kultur serta pengalaman pribadi.
Semua ini dirasa perlu untuk mematangkan pribadi perawat agar dapat
bersikap altruistic terhadap orang lain..
b. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope). Pemahaman
ini diperlukan untuk proses carative. Selain menekankan pentingnya
obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu memberitahu individu
alternatif pengobatan yang lain yang tersedia (misalnya meditasi,
relaksasi, atau kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara
spiritual). Dengan mengembangkan hubungan perawat-klien yang
efektif, perawat memfasilitasi perasaan optimis, harapan dan rasa
percaya.
c. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
Seorang perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitifitas
terhadap diri pribadi dan orang lain serta bersikap lebih otentik. Perawat
juga perlu memahami bahwa pikiran dan emosi seseorang meru- pakan
jendela jiwanya.
d. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-
trust). Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis, empati dan hangat.
Hubungan yang harmonis haruslah hubungan yang dilakukan secara
jujur dan terbuka, tidak dibuat-buat. Perawat menunjukkan sikap empati
dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien dan sikap
hangat dengan menerima orang lain secara positif.
e. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan
negatif. Perasaan memengaruhi pikiran seseorang: hal ini perlu menjadi
pertimbangan dalam memelihara hubungan. Oleh sebab itu, perawat
harus menerima perasaan orang lain serta memahami perilaku mereka
f. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan. Watson percaya bahwa tanpa metode
pemecahan masalah yang sistematis, praktik yang efektif adalah hal
yang kebetulan, sembrono dan berbahaya. Metode pemecahan masalah
ilmiah merupakan metode yang memberi kontrol dan prediksi serta
memungkinkan koreksi diri sendiri.
g. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal Ini
merupakan faktor utama ketika seseorang berusaha mengontrol
kesehatan mereka sendiri setelah mendapatkan sejumlah informasi dan
alternatif pengobatan lain. Dalam hal ini, perawat harus mampu
memahami persepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan
agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
h. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau
memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual. Melalui pengkajian,
perawat dapat menentukan penilaian seseorang terhadap situasi dan
dapat menanggulanginya. Perawat dapat memberi dukungan
situasional, membantu individu mengembangkan persepsi yang lebih
akurat, serta memberi informasi sehingga klien dapat menanggulangi
masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman, aman,
dan keleluasaan pribadi kepada klien.
i. Membantu dalam pemenuhan keutuhan dasar manusia. Dalam
membantu memenuhi kebutuhan dasar klien, perawat haus
melakukannya dengan gembira. Hierarki kebutuhan dasar Watson
hampir sama dengan Waslow, yakni kebutuhan dasar untuk bertahan
hidup (survival) kebutuhan fungsional, kebutuhan integratif, kebutuhan
untuk tumbuh, dan keutuhan untuk mencari bantuan (seeking) ketika
individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
j. Mengembangkan faktor kekuatan ekstensial-fenome-nologis.
Kedua faktor ini (ekstensial dan fenomenologis) membantu seseorang
untuk mengerti kehidupan dan kematian. Selain itu, keduanya dapat
membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian
untuk menghadapi kehidupan dan kematian.

2.5. Pandangan Teori Terhadap Paradigma Keperawatan

Berikut ini pandangan Watson terhadap empat konsep sentral


dalam paradigma keperawatan. pandangan ini mempengaruhi Watson
dalam mengembangkan teorinya. Adapun pandangan Watson tersebut
adalah :

A. Kemanusiaan (Human Beeing).

Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau


orang lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat
memelihara, menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu
orang yang sedang sakit. Dalam pandangan filosofi umum, manusia it
mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam dirinya.
Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian
tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi
perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi
konflik (terutama kngi.onflik psikososial), yang berdampak pada
terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu
mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.

B. Kesehatan

Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental, dan


sosial yang baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada
beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi
sehat ini, yaitu:

- Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan


sosial seimbang/serasi
- Adaptasi secara mum terhadap pertahanan dirinva sehari-hari
dengan lingkungannya
- Tidak adanya penyakit.

Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial,
dan lingkungan :

 Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh,


dan jiwa.
 Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara
apa yang dirasakan dengan apa yang dialami.

C. Lingkungan sosial

Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini


adalah lingkungan sosial.Masyarakat memberikan nilai yang
menentukan terhadap bagaimana seharusya berkelakuan, dan tujuan apa
yang harus dicapai. Nilai - nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
sosial, kultural, dan spiritual.Asuhan keperawatan telah ada dalam
masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya mempunyai seseorang
yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa merawat,
dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan
sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang
lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi,
melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu
koping yang unik terhadap lingkungan.

D. Keperawatan

Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi


kesehatan, pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan
keadaan fisik.Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama
dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak
dari dua area, yaitu:masalah penanganan stres dan penanganan konflik.
Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik,
yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah
satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia
dan masyarakat, sehingga perawat perl berkomitmen terhadap
pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek,
dan riset keperawatan.

2.6. Aplikasi Teori Terhadap Asuhan Keperawatan

Teori Watson lebih menekankan caring dalam praktik


keperawatan. Watson percaya caring adalah inti dari praktik
keperawatan. Selain itu Watson juga menekankan bahwa praktik
perawat yang professional adalah praktik yang menggabungkan ilmu,
seni, nilai kemanusiaan dan humancare. Pada penerapan teori Watson
pada kasus diatas semua faktor ini berusaha untuk digabungkan dan
diselaraskan dalam bentuk proses keperawatan yang holistik.Pada
pengkajian terdapat empat derajat kebutuhan yang digunakan dalam
teori Watson.

Pada kasus diatas, untuk kebutuhan derajat lebih rendah berupa


kebutuhan biofisik yang perlu dikajidari klien adalah yang berhubungan
dengan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan yang berkaitan
dengan makan, minum, eliminasi dan ventilasi. Untuk itu perlu dikaji
bagaimana klienmemandang kondisi badannya, berapa berat badan,
tinggi badan, apakah seimbang keduanya.Perawat perlu melakukan
pemeriksaan fisik menyeluruh pada tubuh klien ,meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi pada berbagai sistem tubuh.
Pemeriksaan fisik head to toe perludituntaskan.
Selain itu perawat perlu mengkaji pola makan dan minum klien,
apakah asupanmakan klien cukup gizi, apakah asupan cairan klien
cukup dan sesuai untuk berat badan danusianya. Perlu juga diketahui
pola eliminasi dan respirasi klien, keluhan-keluhan terhadapsistem-
sistem tubuh klien perlu diketahui perawat. Perawat juga perlu
mendapat informasi yangcukup tentang kondisi di rumah dan
lingkungan yang terkait dan mempengaruhi fungsi fisiologisatau
biofisik dari semua unsur tubuh klien.

Perawat memerlukan ilmu yang memadai untuk menilai apakah


hasil pemeriksaan yang telahdilakukannya terhadap klien menunjukkan
hasil normal atau tidak. Disinilah pentingnya perawatmemiliki ilmu
keperawatan yang tinggi dan analisis yang tajam. Perawat harus
memahami bahwa hubungan perawat-klien yang saling percaya dan
membantu perlu dikembangkan sejakkontak awal dengan klien. Perawat
harus menujukkan sikap caring sedini mungkin kepada klien. pada
kasus diatas klien adalah lansia, sehingga perawat perlu memahami
konsep dasar tentanglansia dan kondisinya supaya dapat melakukan
pengkajan dengan lancar dan tepat.

Pengkajian selanjutnya berupa pengkajian kebutuhan derajat


lebih rendah berupa kebutuhan psikofisik. Kebutuhan ini
menggambarkan kebutuhan fungsional dari diri klien
meliputikebutuhan aktifitas-inaktifitas dan kebutuhan seksualitas.
Pengkajian yang perlu dilakukan pada bagian ini meliputi pandangan
klien terhadap citra dirinya, apakah klien berpartisipasi dalam aktifitas
sesuai dengan usianya dan apakah hasil laboratorium menunjukkan
hasil yang normalatau tidak. Bagaimana pandangan dan kondisi
kehidupan seksualitas klien. Juga perlu dikajiketerbatasan klien dalam
melakukan aktifitas sesuai usianya, apa yang telah dan
dapatdilakukannya dan apa yang belum atau tidak dapat dilakukannya.

Pada pengkajian kebutuhan derajat lebih tinggi yaitu kebutuhan


psikososial, yang perlu dikaji perawat berdasarkan teori Watson adalah
yang terkait dengan kebutuhan fungsional. Perawat yang bertugas
merawat klien diatas perlu mengkaji apakah hubungan klien dengan
rekanseusianya memuaskan, apakah sesak nafas yang dialami
menghambat hidupnya. Selain ituapakah lingkungan sekitarnya
memfasilitasi dirinya untuk menjalani hidup dan mencapai tujuanserta
dapat bergabung dengan lingkungan itu.

Perlu juga dikaji apakah klien merasa dapatmencintai dan


dicintai.Pada pengkajian kebutuhan derajat yang tertinggi menurut
Watson yaitu kebutuhan aktualisasidiri perawat perlu mengkaji
bagaimana perasaan klien terhadap dirinya, apakah klien
menyukaidunia yang dijalaninya, dan apakah klien telah merasa
mencapai tujuan dirinya. Pada intinya pengkajian bagian ini ingin
melihat sejauh mana klien memandang dirinya telah atau
belummencapai aktualisasi diri dalam hidupnya. Pada kasus diatas klien
termasuk usia lansia yangmungkin memiliki pandangan aktualisasi diri
yang berbeda dengan klien yang lebih muda.Sekali lagi, diperlukan
pengetahuan perawat yang memadai dalam memandang dan
menghadapi berbagai keragaman klien sebagai makhluk yang unik.

Menurut Watson, setelah dilakukan pengkajian kemudian dibuat


perencanaan dan dilakukanimplementasi dari rencana yang telah dibuat.
Hasil pengkajian dianalisa untuk kemudian dibuat perencanaan yang
tepat sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

2.7. Kelebihan dan Kekurangan Teori Menurut Watson

Kelebihan teori Watson

1. Memberikan panduan pada perawat dalam melakukan pengkajian


kebutuhan pada pasien yang meliputi aspek fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual.
2. Memperkuat hubungan antara perawat dan pasien dengan
menekankan pentingnya kehadiran emosional dan kepedulian perawat
terhadap pasien.
3. Menekankan pentingnya aspek humanistik dalam keperawatan,
sehingga dapat membantu perawat untuk memahami pasien secara
holistik

Kekuragan teori watson

1. Kebutuhan psikososial klien lebih ditekankan, sedangkan


kebutuhan fisiknya diabaikan.
2. Teori Watson kurang memperhatikan aspek biologis dan
fisiologis dari pasien.
3. Teori Watson kurang dapat diaplikasikan pada situasi krisis atau
keadaan darurat

Disimpulkan bahwa kelebihan teori Watson antara lain


memberikan panduan pada perawat dalam melakukan pengkajian
kebutuhan pada pasien, memperkuat hubungan antara perawat dan
pasien, serta menekankan pentingnya aspek humanistik dalam
keperawatan. Namun, teori Watson juga memiliki kekurangan, seperti
kurang memperhatikan aspek fisik dan biologis dari pasien serta kurang
dapat diaplikasikan pada situasi krisis atau keadaan darurat.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Jean Watson dikenal dengan teori caring. Caring diartikan


juga sebagai sikap peduli yang memudahkan untuk memperoleh status
kesehatan dan pemulihan. Faktor ini dikenal dengan istilah carative
factor. Watson menggunakan istilah carative factor, bukan curative
karena untuk membedakan praktik keperawatan dengan
kedokteran.Caring membentuk body of knowledge ilmu keperawatan ,
yang menjadi inti dari praktik keperawatan yang bersifat etis dan
filosofis/hakiki. Caring diartikan juga sebagai sikap peduli yang
memudahkan untuk memperoleh status kesehatan dan pemulihan.

3.2 Saran
Penulis mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain
sebagainnya. Oleh sebab itu saran untuk teman-teman agar dapat
menambahkan referensi tentang teori Watson ini.
Daftar Pustaka

Ilmu Kepedulian Watson. (2017). JEAN WATSON, PHD, RN, AHN-BC, FAAN, (LL-
AAN). Diperoleh 25 Agustus 2017, dari Watson Caring Science:
https://www.watsoncaringscience.org/jean-bio/

Watson, J. (2006). Teori Caring sebagai Panduan Etis untuk Praktik Administratif dan
Klinis. Administrasi Keperawatan Triwulanan, 30 (1), 48-55.

Anda mungkin juga menyukai