Anda di halaman 1dari 28

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

Dosen :
Istiroha, S.Kep.,Ns.M.Kep

DisusunOleh :
KRIS GIDEON SAPUTRA 2023080001P
EKO BUDI SANTOSO 2023080002P
TITA PUSPITA SARI 2023080003P
ADJENG RIZMA ELFARIYANI 2023080004P
MERLIN SEPTIYANTI 2023080005P
NUR AFRIYANI 2023080006P
AKHMAD FAHMI 2023080007P
WIYATA KUSUMA 2023080008P
LILIS TRI INDAWATI 2023080009P
AMINATUL JUHROH 20230800010P
PURWATI NINGSIH 20230800011P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK 2023
KATAPENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmatdan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah inidengan
sekian
tuntunanprosespembelajarandiFakultasIlmuKesehatanUniversitasGresik.A
dapunpenyusunanmakalahinidilakukansebagaitugasyangdiberikanoleh
dosen pembimbing ibu Istiroha S.Kep.,Ns.M.Kep untuk serangkaian
aktivitas
yangterpadudalammencapaisasaranpembelajaranyangharusdicapai.Danka
miberharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun
menambah isi dari makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, saya sadar bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat mau pun tata bahasanya. Oleh sebab itu,
dengan tangan terbuka saya menerima dan mengharapkan saran atau kritik
yang membangun daripembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata saya ucapkan terimakasihatas bantuan dan dukungan dari pihakyang
berkonstribusi baik secara materimaupunpikiran dalam pembuatan
makalah ini.

Gresik,23September

2023Penulis

ii
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori
merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu
pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian
tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep
merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menejlaskan suatu proses, peristiwa
atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi
tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori-teori yang terbentuk
dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus
pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992).
Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik
keperawatan (Chinn & Jacob, 1995). Suatu metode untuk
menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui
pengembangan dan memanfaatan teori keperawatan. Definisi teori
keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana
dalammemahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang
sesuai dengan peran keperawatan.
2. RUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat kami
angkat yaitu :
1. Bagaimana model konsep keperawatan Jean Watson?
2. Bagaimana model konsep keperawatan Peplau?
3. Bagaimana model konsep keperawatan Abraham Maslow?

iii
3. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Jean Watson


2. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Peplau.
3. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Abraham
Maslow.
4. Agar mahasiswa mampu memahami, mengaplikasi, dan menerapkan
model-model konsep dan teori keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan diberbagai situasi.

iv
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Konsep Teori Jean waston


A. Teori Jean Watson
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan
adalah “Human Science and Human Care”. Watson percaya bahwa fokus
utama dalam keperawatan adalah pada faktor care/perhatian pada
perawatan yang asalnya dari humanistic perspective dan dikombinasikan
dengan dasar ilmu pengetahuan. Sebagai human science keperawatan
berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika,
humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).
Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang
utuh. Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia
lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang
berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, dan
berkesinambungan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.

v
Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna dan memiliki berbagai ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya
dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual. Selain itu
ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :
1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan
dipraktekkan hanya secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang
hasilnya dapat memuaskan Kebutuhan manusia yang memerlukan
bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan
berkembang ke arah perbaikan bagi individu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat
di rawat saja, tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien
pulang.
5. Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa
menawarkan kepada pasien untuk mengembangkan potensinya untuk
memilih apa yang terbaik untuk dirinya saat itu.
6. Asuhan keperawatan lebih “ healthogenic” dari pada pengobatan.
Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal
dengan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan
kesehatan dan untuk memberikan bantuan / pertolongan kepada mereka
yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.
B. Sejarah Teori Jean Watson
Filosofi watson tentang asuhan keperawatan (1979, 1985, 1988)
berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang
berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan (Watson 1979;
Marriner-Tomey, 1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung pada
pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.
Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan
serta pencegahan penyakit.

vi
Model watson dibentuk melingkupi proses asuhan keperawatan,
pemberian bantuan bagi klien dalam mencapai kematian yang damai.
Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia.
Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan
respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun
potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain
dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya,
sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga
memberikan kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan
keluarganya.
Menurut watson, asuhan keperawatan tergambar pada seluruh
faktor – faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan
keperawatan pada klien (A. Azis Alimul Hidayat, 2002). Keperawatan
sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya
mengintegrasikan pengetahuan empiris dan estetia, humanities dan kiat/art
(Watson, 1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk
mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti
dinyatakan oleh Watson (1985) “Human Care is the Heart of Nursing”.
Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as
a whole, as a fully functional integrated self. Dalam konsep holism ini,
manusia dilihat sebagai sosok yang utuh, .....”the human is viewed as
greater than, and different from, the sum of his or her parts.....(Watson,
1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri
seorang manusia, secara bersama – sama berfungsi dan berespon untuk
mewujudkan keutuhannya. Karena keutuhan ini maka manusia itu unik,
berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka
(Opened System), yang berinteraksi dengan manusia lain dan
lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting
untuk perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia ini,
yang dalam paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya

vii
memberi arah pada eksplorasi tentang human science, human responses
(to health and illness) dan human care serta menuntun perawat untuk
memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan
manusiawi.
C. Pencetus Teori Jean Watson
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan
adalah “human science and human care”. Watson percaya bahwa fokus
utama dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari
perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi
humanistic dan system nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistic dan
system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,
sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi
mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.
Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan
pengobatan penyakit.
D. Paradigma Keperawatan menurut Teori Jean Watson
1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui
transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai
keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control,
selfcare, dan selfhealing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami
ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan
bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-
sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan
dan selfdetermination.

vii
i
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran,
jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan
lingkungan.

4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal
caring terjadi antara klien dan perawat.
E. Aplikasi Teori Jean Watson dalam Praktik Keperawatan
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki
langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua
proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan
solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses
tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses
riset yang terdapat dalam proses keperawatan):
1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan
pengetahuan dari literature yang dapat
diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan
dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk
memandang dan mengkaji masalah. (Berita Ilmu Keperawatan ISSN
1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150).
Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti
dalam memecahkan masalah.
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang
harus dikaji oleh perawat yaitu:
a. Lower order needs (biophysical needs)
Yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi,
cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
b. Lower order needs (psychophysical needs)
Yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi kebutuhan aktifitas,
aman, nyaman, seksualitas.

ix
c. Higher order needs (psychosocial needs)
Yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan akan
penghargaan dan beraffiliasi.
Higher order needs (intrapersonali needs)
Yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.

2. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-
variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan
konseptual atau design untuk memecahan masalah yang mengacu
pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang
akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data akan
dikumpulkan.
3. Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta
meliputi pengumpulan data.
4. Evaluasi
Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa data, juga untuk
meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta
meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif
tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan
2. Konsep Teori Peplau
A. Teori Hildegard E. Peplau
Teori yang dikembangkan oleh Hildegard E. Peplau adalah
keperawatan psikodinamik (Psykodynamyc Nursing). Teori yang
dikembangkan ini dipengaruhi oleh model hubungan interpersonal
yang bersifat terapeutik (significant therapeutic interpersonal process).
Peplau mendefinisikan teori keperawatan psikodinamikanya sebagai
berikut:
Perawatan psikodinamik merupakan kemampuan untuk memahami
perilaku seseorang untuk membantu mengidentifikasikan kesulitan-
kesulitan yang dirasakan dan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip

x
kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang
muncul dari semua hal atau kejadian yang telah dialami.
Model konsep dan teori keperawatan ini menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral, yaitu:
1. Pasien
Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh
adanya proses interpersonal. Sistem yang berkembang terdiri
dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal, dan
kebutuhan serta selalu berupaya agar dapat memenuhi
kebutuhannya.
2. Perawat
Berdasararkan teori yang dikembangkan oleh Peplau
perawat memiliki peranan untuk mengatur tujuan dan proses
interaksi interpersonal dengan klien yang bersifat partisipatif,
sedangkan klien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.
3. Ansietas
Dalam model Hidegard E. Peplau, ansietas adalah konsep
yang memiliki peranan penting karena berkaitan langsung
dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat
ansietas meningkat. Oleh karena itu, perawat pada saat ini
harus mengkaji tingkat ansietas pasien. Berkurangnya ansietas
menunjukkan bahwa kondisi pasien semakin baik.
4. Proses Interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan
klien ini menggambarkan metode transformasi energi atau
ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase, yaitu fase
orientasi, identifikasi, eksplorasi dan resolusi.
B. Sejarah Teori Hildegard E. Peplau
Hildegard E. Peplau lahir di Reading, Pennsylvania tahun1909,
Amerika Serikat. Dikenal sebagai pionir keperawatanjiwa yang berkarir

xi
lebih dari 7 dekade. Lulus Diploma Keperawatan dari Pottstown,
Pennsylvania 1931, kemudian melanjutkan pendidikan S1
InterpersonalPsikologi tahun 1943 di Bennington College. Tahun 1947,
Peplau memegang gelar master dan doktor bidang keperawatan jiwa
(Psyhiatrict) dari Teachers College, Columbia University. dan
mendapatkan gelarProfesor dari Universitas Rutgers. Dirinya dikenal
dengan “ibukeperawatan jiwa” karena teori yang dikemukakannya dan
latarbelakang pekerjaannya sebagai perawat jiwa (Alligood, 2014 ;Smith
& Parker, 2015).Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi,
termasuk WHO, lembaga nasional kesehatan jiwa, dan kesatuan
keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden persatuan
Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia telah
bekerja /melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-
negara asing dan bagian bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada
tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah
diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November 4, 1987).
Kontribusi yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisannya
dalam komunikasi dan persepsi mengenai keerawatan.

C. Pencetus Teori Hildegard E. Peplau


Peplau menggunakan pengetahuan yang dikutip dari ilmu perilaku
dan model psikologikal untuk mengembangkan teori hubungan
interpersonal. Kutipan dari model psikologikal menyatakan bahwa

xii
memungkinkan bagi perawat untuk saatnya berpindah dari orientasi
terhadap penyakit ke salah satu bagian dari psikologi, perasaan, serta
perilaku yang dapat di keluarkan dan dimasukkan ke dalam intervensi
keperawatan. Hal ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mengajari pasien bagaimana cara mengungkapkan perasaan serta
bagaimana cara menunjukkan perasaan tersebut.
Hary Stack Sullivan, Percival Symonds, Abraha maslow, Bella
Mittleman dan Neal Elgar Miller adalah merupakan tokoh-tokoh sumber
utama Peplau didalam mengembangkan kerangka konseptualnya. Bahkan
beberapa konsep terapeutik ia dapatkan secara langsung dari tokohnya
sendiri yakni Freud dan Fromm (Tomey &Alligood, 1998).

D. Tujuan Teori Hildegard E. Peplau

Peplau menjelaskan empat komponen utama dalamteori


keperawatan Nurse-Patient Relationship yaitu individu,keperawatan, nilai-
nilai keprofesionalan, dan kebutuhan pasien.Tujuan dari teori ini adalah
menjelaskan hubungan perawat-pasien untuk pengembangan kondisi
personal pasien. Peplaumengkondisikan perawat dan pasien merupakan
dua orangasing yang saling berinteraksi dan menjadi sahabat (Lestari,
2018).Pasien adalahseorang yang membutuhkan bantuan dan tanggung
jawab Perawat berperan menerima pasien seutuhnya dan
berinteraksidengannya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya(Smith
&Parker, 2015).Selain itu teori ini bertujuan untuk melatih dan mendidik
pasien atau klien beserta keluarganya dan membantu pasien untuk menapai
kematangan kepribadian.

E. Model Keperawatan Hildegard E. Peplau

Hildegard Peplau seorang perawat psikiatri mengenalkan konsep


interpersonalnya pada tahun 1592. Inti dari teori Peplau adalah
pemanfaatan hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien. Untuk
membantu klien memenuhi kebutuhannya, perawat mengemban berbagai
peran yaitu sebagai orang asing, guru, narasumber, orang pengganti,

xii
i
pemimpin, dan konsultan. Model Peplau terus digunakan oleh para klinisi
saat bekerja dengan individu yang memiliki masalah psikologis. Model
Peplau bersifat psikodinamik, ia melihat keperawatan sebagai proses
interpersonal terapeutik yang sangat penting. Tujuan dari keperawatan
adalah pengembangan kepribadian ke arah pribadi dan kehidupan sosial
yang kreatif, konstruktif dan produktif. Salah satu hasil positif dari model
keperawatan Peplau adalah bahwa perawat semakin berfokus pada pasien
bukan penyakitnya..

F. Peran Perawat Menurut Teori Hildegard E. Peplau


1. Orang asing
Di awal, selama fase orientasi, pasien dan perawat adalah orang
yang asing satu sama lain. Kesopanan sederhana dan dukungan
emosional dapat membantu perkembangan hubungan ini.
2. Ahli dengan akses ke berbagai sumber
Perawat adalah irang yang dapat memberikan solusi
terhadap masalah tertentu dan yang dapat memberikan layanan
atau bertindak sebagai mediator.
3. Guru
Menurut Peplau, penyuluhan adalah salah satu aspek
keperawatan yang paling penting. Melalui penyuluhan, pasien
dibimbing ke arah pertumbuhan dan perkembangan kepribadian.
Peran penyuluhan selalu dimulai dengan pasien dan dari apa yang
ia ketahui atau tidak diketahui. Perawat mencoba membangkitkan
minat pasien pada apa yang harus ia ketahui dan bagaimana
menghadapai informasi ini.
4. Pemimpin
Pasien memainkan peranan aktif dalam proses asuhan
interpersonal. Menurut peplau, perawat harus melatih
kepemimpinannya dengan cara yang demokratif, memberikam
informasi dan mendorong kerjasama dalam rangka memastikan
keterlibatan aktif pasien.

xi
v
5. Pengganti atau wali
Perawat memainkan peran seseorang yang berhubungan
dengan pasien. Dengan cara ini pasien dan perawat bersama-sama
menentukan tingkat ketergantungan antara pasien dan kerabat, dan
akhirnya pencapaian kembali kemandirian pasien. Sebagai contoh,
perawat memainkan peran ibu atau suami pasien, perawat dan
pasien dapat bekerjasama dalam hubungan ini dan menganalisa
kaitannya dengan diri dan penyakitnya. Hal ini terutama berkaitan
dengan model keperawatan psikiatrik.
6. Konselor
Dalam peranannya sebagai konselor, perawat dapat
menerapkan berbagai teknik interpersonal untuk membantu pasien
menghadapi situasi yang ada dan menerimanya. Tujuan dari peran
konseling terutama adalah untuk membantu pasien menerima
kebutuhannya untuk mengatasi masalah-masalahnya.
G. Hubungan Model Teori Hildegard E. Peplau dengan Paradigma
Keperawatan
1. Manusia
Dalam model, ini keseimbangan fisiologis, psikologis, dan
sosial dari setiap manusia pada dasarnya tidak stabil, dan tujuan
kontinunya adalah untuk mencapai kestabilan. Individu merupakan
masalah utama. Namun demikian, karena model ini selalu
dipandang dalam konteks hubungan diadik (dua orang) yang
melibatkan perawat dan pasien.
2. Lingkungan
Menurut Peplau, faktor lingkungan primer terdiri dari hubungan
interpersonal dengan orang yang dekat dengan pasien.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah simbol dari pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian ke arah kepribadian dan kehidupan sosial yang kreatif,
konstruktif, dan produktif. Penyakit dilihat sebagai gejala stres,
baik dari segi psikologis maupunfisiologis

xv
4. Keperawatan
Keperawatan adalah proses interpersonal terapeutik yang
penting. Proses ini merupakan aplikasi simultan dari seni dan
keterampilan dalam memberikan dorongan pada pertumbuhan dan
perkembangan individu.
H. Aplikasi Teori Hildegard E. Peplau dalam Praktik Keperawatan
1. Aplikasi dalam Proses keperawatan
 Tahap orientasi: tahap pengkajian dan diagnosa
keperawatan.
 Tahap identifikasi: tahap perencanaan.
 Tahap eksplorasi: tahap implementasi.
 Tahap resolusi: tahap evaluasi.
2. Aplikasi dalam Riset Keperawatan
Model keperawatan Hildegard E. Peplau ini banyak dipakai
pada riset kesehatan mental khususnya yang berhubungan dengan
tingkat ansietas.
3. Aplikasi dalam Pendidikan Keperawatan
Perawat sebagai pendidik yaitu perawat merupakan
kombinasi dari semua peranan yang lain. Perawat harus
memberikan bimbingan, pelatihan pada klien/keluarga terutama
dalam mengatasi masalah kesehatan. Contohnya perawat
memberikan bimbingan pada klien agar tetap menjaga
kesehatannya.
4. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Model ini diterapkan dalam praktik professional sebagai berikut:
 Praktik keperawatan psikoterapi.
 Praktik komunikasi antara perawat dan pasien.
 Praktik interpersonal melalui peran dan tahapan dalam proses
keperawatan.
I. Hubungan Perawat-Klien dalam Teori Hildegard E. Peplau

xv
i
Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan dalam empat
fase diantaranya sebagai berikut:

1. Fase Orientasi
Selama fase ini pasien mencari bantuan profesional
berdasarkan kebutuhan yang ia rasakan atau yang telah
didiagnosa. Salah satu fungsi dari fase orientasi ini adalah
untuk memastikan bahwa penyakit sebagai suatu peristiwa
tidak mengalami supresi.
2. Fase Identifikasi
Selama fase ini, klien menerima bnetuk ketergantungan,
saling bergantung, atau mandiri dalam hubungannya dengan
perawat (keterkaitan).
3. Fase Eksploitasi
Dalam fase ini pasien akan mencoba mendapatkan manfaat
yang maksimum dari apa yang ditawarkan dalam hubungannya
dengan perawat. Tujuannya bagi perawat dan pasien adalah
mencoba mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
4. Fase Resolusi
Pada fase akhir ini, kebutuhan dan tujuan yang lama
dikesampingkan dan tujuan maupun kebutuhan baru mulai
diadopsi. Ketika kebutuhan terdahulu telah terpenuhi,
kebutuhan dan tujuan yang baru dan lebih mendesak akan
muncul.

xv
ii
J. Kelebihan dan Kekurangan Teori Hildegard E. Peplau
1. Kelebihan
a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien menuju sehat yang
sempurna.
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori
keperawatan.
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
standar nasional.
d. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.
2. Kekurangan
a. Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam masa
penyembannya.

3. Konsep Teori Abraham Maslow


A. Deskripsi teori Abraham maslow
Sebagai makhluk hidup dibumi, manusia berperan penting dalam
memelihara kelestarian alam. Salah satu indikasi kelestarian tersebut,
dapat dilihat dari kondisi masyarakat. Apabila alam itu baik tidak menutup
kemungkinan masyarakat dalam kondisi yang baik pula. Oleh karena
sudah menjadi keharusan setiap individu untuk menjaga kelangsungan
hidup diri, keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Maka disini perlu
diketahui bagaimana melihat manusia sebagai makhluk yang berkebutuhan
dalam rangka memelihara kehidupan. Manusia adalah makhluk khas yang
memiliki bebebrapa ciri seperti asimilasi (berkembang dan
mengembangkan diri) serta memproduksi atau melipatgandakan dirinya.
Sehingga muncullah alisaran baru yang disebut dengan psikologi humanis.
Salah satu tokoh aliran ini adalah Abraham Maslow.

xv
iii
B. Sejarah Teori Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York,
pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi
Rusia dengan orang tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada
masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang
dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah
seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas
dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada
masa itu. Ia tumbuh di perpustakaan diantara buku-buku. Ia awalnya
berkuliah umum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari
psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah,
ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan
Desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu Profesor
Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada
1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan
studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang
sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred
Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud. 3 Pada tahun 1937-
1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New
York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict
seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog,
yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah
yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku
manusia. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang
terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Ia menghabiskan
masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena
serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian ia dianugerahkan gelar
Humanist of the Year oleh Asosiasi Humanis Amerika pada tahun
1967. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami

xi
x
dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal
sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau
Hirarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya
memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya. Setelah perang
dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan bagaimana psikolog-
psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia. Walau tidak menyangkal
sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti jalan
pikir manusia. Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki
keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam
dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri. Untuk membuktikan
bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi di
sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow
mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat, dibanding
mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental. Hal ini
menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "puncak
pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun
sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia yang
mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari
pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasikan
dirinya.
C. Pencetus teori Abraham Maslow
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi
kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau
berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang
sebelumnya telah (relatif) terpuaskan (tabel.1) menyajikan secara
ringkas empat jenjang basic need atau deviciency need, dan satu jenjang
metaneeds atau growth needs. Jenjang motivasi bersifat mengikat,
maksudnya; kebutuhan pada tingkat 4 yang lebih rendah harus relatif
terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan
yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan
lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan
fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan

xx
rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan,
baru muncul kebutuhan kasih sayang, begitu seterusnya sampai
kebutuhan dasar terpuaskan baru akan muncul kebutuhan meta.

Tabel.1 Jenjang Kebutuhan

Jenjang Needs Deskripsi


Kebutuhan Berkembang Self Kebutuhan orang untuk menjadi
(Metaneeds) actualization yang seharusnya sesuai dengan
needs potensinya. Kebutuhan kreatif,
(Metaneeds) realisasi diri, perkembangan self.
Kebutuhan harkat kemanusiaan
untuk mencapai tujuan, terus
maju, menjadi lebih baik.
Beingvalues; kebutuhan berkaitan
dengan pengetahuan dan
pemahaman, pemakaian
kemampuan kognitif secara
positif mencari kebahagiaan dan
pemenuhan kepuasan alih-alih
menghindari rasa sakit.
Masingmasing kebutuhan
berpotensi sama, satu bisa
mengganti lainnya.
Kebutuhan Karena Esteem needs 1. Kebutuhan kekuatan,
Kekurangan (Basic penguasaan, kompetensi,
Needs) kepercayaan diri, kemandirian. 2.
Kebutuhan prestise, penghargaan
dari orang lain, status, ketenaran,
dominasi, menjadi penting,
kehormatan dan apresiasi.
Love needs/ Kebutuhan kasih sayang,
Belonging- keluarga, sejawat, pasangan,

xx
i
ness anak. Kebutuhan menjadi bagian
kelompok, masyarakat. (Menurut
Maslow, kegagalan kebutuhan
cinta & memiliki ini menjadi
sumber hampir semua bentuk
psikopatologi).
Safety needs Kebutuhan keamanan, stabilitas,
proteksi, struktur, hukum,
keteraturan, batas, bebas dari
takut dan cemas
Psychological Kebutuhan homeostatik : makan,
needs minum, gula, garam, protein,
serta kebutuhan istirahat dan sex.

Pemisahan kebutuhan tidak berarti masing-masing bekerja secara


eksklusif, tetapi kebutuhan bekerja tumpang tindih sehingga orang dalam satu
ketika dimotivasi oleh dua kebutuhan atau lebih. Tidak ada dua orang yang basic
need-nya terpuaskan 100%. Maslow memperkirakan rata-rata orang terpuaskan
(tabel 2):

Tabel 2. Persentase Pemuasan Kebutuhan

No Kebutuhan Terpuaskan Persentase


terpuaskan sampai
1 Fisiologis 85%
2 Keamanan 70%
3 Dicintai dan mecintai 50%
4 Self esteem 40%
5 Aktualisasi Diri 10%

Dalam mencapai kepuasan kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak


perduli seberapa tinggijenjang yang sudah dilewati, kalau jenjang dibawah
mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia

xx
ii
akan kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat
kepuasan yang dikehendaki.

Interpretasi dari Hirarki Kebutuhan Maslow yang direpresentasikan dalam bentuk


piramida dengan kebutuhan yang lebih mendasar ada di bagian paling bawah.

Kebutuhan Dasar 1: Kebutuhan Fisiologi Umumnya kebutuhan fisiologis


bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti
makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks.
Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan
kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan (Safety) Sesudah kebutuhan


fisiologi terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas,
proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan
cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan
mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup
jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.

Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging dan


Love) Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan,

xx
iii
kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta
menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian,
pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan
cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.

Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan Being
atau Blove. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love; orang yang
mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau
seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya :
hubungan pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat orang
terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang
mementingkan diri sendiri, yang memperoleh daripada memberi.

B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa
keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat
memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain
gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka
kesempatan orang itu untuk berkembang.

Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem) Ketika


kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan
motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri.

Ada dua jenis harga diri :

1. Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan,


penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan
kebebasan.

2. Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) : kebutuhan


prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi
orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan
pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh
orang lain.

xx
iv
Kebutuhan Dasar Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri Akhirnya sesudah
semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan
aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu
mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya.

Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan


dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya,
untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi
kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat
mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh
kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari
ada kebutuhan semacam itu.

D. Paradigma Teori Abraham Maslow

Menurut Abraham Maslow dalam teorinya tentang kebutuhan dasar


manusia, bahwa kebutuhan dasar manusia tersusun dalam bentuk hirarki atau
berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan
fisiologis (physiological need), kebutuhan keamanan ( safety need), kebutuhan
memiliki dan cinta (belonging and love need), kebutuhan harga diri (self
esteem needs), kebutuhan aktulisasi (self actualization needs).

Teori hierarki kebutuhan maslow adalah teori yang diungkapkan oleh


Abraham Maslow, beranggapan bahwa kebutuhan – kebutuhan di tingkat
rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan – kebutuhan ditingkat lebih tinggi. Kebutuhan ditingkat
rendah misalnya individu merasa haus,maka individu akan cenderung untuk
mencoba memuaskan dahaga, individu hanya dapat hidup tanpa makanan
selama berminggu-minggu tetapi tanpa air individu hanya dapat hidup selama
beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat dari pada kebutuhan
akan makan, kebutuhan ditingkat rendah juga mencangkup pada kehidupan
sehari-hari seperti kebersihan diri setiap individu.

xx
v
E. Aplikasi teori Abraham Maslow dalam praktik keperawatan

Dalam kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari aktifitas –aktifitas


untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, salah satu kebutuhan dasar manusia
dan merupakan kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan personal hygien atau
perawatan diri.

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat


penting dan harus diperhatikan. kebersihan akan mempengaruhi kesehatan
dan psikis seseorang.individu yang sakit biasanya mempunyai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan perawatan diri. Pada pasien dirumah sakit yang tidak
bias melakukan aktifitas secara mandiri biasanya akan mengalami kesulitan
dalam banyak hal seperti mandi,merawat rambut,merawat kuku dan berpakain
oleh karena itu penderita menjadi sangat tergantung dan membutuhakan
bantuan orang lain. Pemenuhan kebutuhan personal hygien dirumah sakit
mempunyai kecenderungan tidak dilakukakan oleh perawat, akan tetapi
dilimpahkan ke keluarga pasien yang menunggu ruangan. Untuk melakukan
pemenuhan kebutuhan personal hygiene diperlukan persiapan peralatan yang
banyak dan terkadang tidak tersedia di bangsal perawatan. Dimana
Pemenuhan kebutuhan personal hygien merupakan hal yang sangat penting
dalam upaya pemberian asuhan keperawatan, maka dari itu diperlukan inovasi
baru untuk menunjang kebutuhan personal higiene supaya kinerja perawat
maksimal dan memberikan kenyamanan bagi pasien.

xx
vi
DAFTAR PUSTAKA

Berita Ilmu Keperawatan. ISSN 1979 – 2697, Vol 1 No.3. September


2008 : 147 – 150

Hidayat, Aziz Alimul dan Hamid, Achir Yani S. 2005. Buku Saku
Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

Jean Watson. 2007.“Watson’s Theory of Human Caring and Subjective


Living Experiences: Carative Factors/Caritas Pricesses As a
Disciplinary Guide To The Professional Nursing Practice”.
Diakses pada tanggal 11 Desember 2013 dari
www.scielo.br/pdf/tce/v16n1/a16v16n1.pdf

Lestari, Lilis. 2018. FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

A.H.Maslow,Motivation and Personality, New York: Harper and Brothers


Publiesers,1954

A.Azis Alimun.2006.Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta : Salemba


Medika.

xx
vii
xx
vii

Anda mungkin juga menyukai