Dosen :
Istiroha, S.Kep.,Ns.M.Kep
DisusunOleh :
KRIS GIDEON SAPUTRA 2023080001P
EKO BUDI SANTOSO 2023080002P
TITA PUSPITA SARI 2023080003P
ADJENG RIZMA ELFARIYANI 2023080004P
MERLIN SEPTIYANTI 2023080005P
NUR AFRIYANI 2023080006P
AKHMAD FAHMI 2023080007P
WIYATA KUSUMA 2023080008P
LILIS TRI INDAWATI 2023080009P
AMINATUL JUHROH 20230800010P
PURWATI NINGSIH 20230800011P
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmatdan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah inidengan
sekian
tuntunanprosespembelajarandiFakultasIlmuKesehatanUniversitasGresik.A
dapunpenyusunanmakalahinidilakukansebagaitugasyangdiberikanoleh
dosen pembimbing ibu Istiroha S.Kep.,Ns.M.Kep untuk serangkaian
aktivitas
yangterpadudalammencapaisasaranpembelajaranyangharusdicapai.Danka
miberharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun
menambah isi dari makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, saya sadar bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat mau pun tata bahasanya. Oleh sebab itu,
dengan tangan terbuka saya menerima dan mengharapkan saran atau kritik
yang membangun daripembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata saya ucapkan terimakasihatas bantuan dan dukungan dari pihakyang
berkonstribusi baik secara materimaupunpikiran dalam pembuatan
makalah ini.
Gresik,23September
2023Penulis
ii
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori
merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu
pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian
tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep
merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menejlaskan suatu proses, peristiwa
atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi
tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori-teori yang terbentuk
dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus
pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992).
Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik
keperawatan (Chinn & Jacob, 1995). Suatu metode untuk
menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui
pengembangan dan memanfaatan teori keperawatan. Definisi teori
keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana
dalammemahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang
sesuai dengan peran keperawatan.
2. RUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat kami
angkat yaitu :
1. Bagaimana model konsep keperawatan Jean Watson?
2. Bagaimana model konsep keperawatan Peplau?
3. Bagaimana model konsep keperawatan Abraham Maslow?
iii
3. TUJUAN
iv
BAB 2
PEMBAHASAN
v
Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna dan memiliki berbagai ragam
perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya
dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual. Selain itu
ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :
1. Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan
dipraktekkan hanya secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang
hasilnya dapat memuaskan Kebutuhan manusia yang memerlukan
bantuan.
3. Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan
berkembang ke arah perbaikan bagi individu, serta keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat
di rawat saja, tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien
pulang.
5. Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa
menawarkan kepada pasien untuk mengembangkan potensinya untuk
memilih apa yang terbaik untuk dirinya saat itu.
6. Asuhan keperawatan lebih “ healthogenic” dari pada pengobatan.
Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal
dengan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan
kesehatan dan untuk memberikan bantuan / pertolongan kepada mereka
yang sakit.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.
B. Sejarah Teori Jean Watson
Filosofi watson tentang asuhan keperawatan (1979, 1985, 1988)
berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang
berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan (Watson 1979;
Marriner-Tomey, 1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung pada
pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.
Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan
serta pencegahan penyakit.
vi
Model watson dibentuk melingkupi proses asuhan keperawatan,
pemberian bantuan bagi klien dalam mencapai kematian yang damai.
Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses keperawatan manusia.
Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan
respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun
potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain
dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya,
sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga
memberikan kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan
keluarganya.
Menurut watson, asuhan keperawatan tergambar pada seluruh
faktor – faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan
keperawatan pada klien (A. Azis Alimul Hidayat, 2002). Keperawatan
sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya
mengintegrasikan pengetahuan empiris dan estetia, humanities dan kiat/art
(Watson, 1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk
mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti
dinyatakan oleh Watson (1985) “Human Care is the Heart of Nursing”.
Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as
a whole, as a fully functional integrated self. Dalam konsep holism ini,
manusia dilihat sebagai sosok yang utuh, .....”the human is viewed as
greater than, and different from, the sum of his or her parts.....(Watson,
1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri
seorang manusia, secara bersama – sama berfungsi dan berespon untuk
mewujudkan keutuhannya. Karena keutuhan ini maka manusia itu unik,
berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka
(Opened System), yang berinteraksi dengan manusia lain dan
lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting
untuk perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia ini,
yang dalam paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya
vii
memberi arah pada eksplorasi tentang human science, human responses
(to health and illness) dan human care serta menuntun perawat untuk
memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan
manusiawi.
C. Pencetus Teori Jean Watson
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan
adalah “human science and human care”. Watson percaya bahwa fokus
utama dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari
perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi
humanistic dan system nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistic dan
system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,
sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi
mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.
Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan
pengobatan penyakit.
D. Paradigma Keperawatan menurut Teori Jean Watson
1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui
transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai
keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control,
selfcare, dan selfhealing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami
ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan
bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-
sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan
dan selfdetermination.
vii
i
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran,
jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan
lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal
caring terjadi antara klien dan perawat.
E. Aplikasi Teori Jean Watson dalam Praktik Keperawatan
Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki
langkah-langkah yang sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua
proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah dan menemukan
solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses
tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses
riset yang terdapat dalam proses keperawatan):
1. Pengkajian
Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan
pengetahuan dari literature yang dapat
diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan
dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk
memandang dan mengkaji masalah. (Berita Ilmu Keperawatan ISSN
1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150).
Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti
dalam memecahkan masalah.
Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang
harus dikaji oleh perawat yaitu:
a. Lower order needs (biophysical needs)
Yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi kebutuhan nutrisi,
cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
b. Lower order needs (psychophysical needs)
Yaitu kebutuhan untuk berfungsi, meliputi kebutuhan aktifitas,
aman, nyaman, seksualitas.
ix
c. Higher order needs (psychosocial needs)
Yaitu kebutuhan integritas yang meliputi kebutuhan akan
penghargaan dan beraffiliasi.
Higher order needs (intrapersonali needs)
Yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.
2. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-
variabel akan diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan
konseptual atau design untuk memecahan masalah yang mengacu
pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang
akan dikumpulkan dan pada siapa dan bagaimana data akan
dikumpulkan.
3. Implementasi
Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta
meliputi pengumpulan data.
4. Evaluasi
Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa data, juga untuk
meneliti efek dari intervensi berdasarkan data serta
meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif
tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan
2. Konsep Teori Peplau
A. Teori Hildegard E. Peplau
Teori yang dikembangkan oleh Hildegard E. Peplau adalah
keperawatan psikodinamik (Psykodynamyc Nursing). Teori yang
dikembangkan ini dipengaruhi oleh model hubungan interpersonal
yang bersifat terapeutik (significant therapeutic interpersonal process).
Peplau mendefinisikan teori keperawatan psikodinamikanya sebagai
berikut:
Perawatan psikodinamik merupakan kemampuan untuk memahami
perilaku seseorang untuk membantu mengidentifikasikan kesulitan-
kesulitan yang dirasakan dan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip
x
kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang
muncul dari semua hal atau kejadian yang telah dialami.
Model konsep dan teori keperawatan ini menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral, yaitu:
1. Pasien
Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh
adanya proses interpersonal. Sistem yang berkembang terdiri
dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal, dan
kebutuhan serta selalu berupaya agar dapat memenuhi
kebutuhannya.
2. Perawat
Berdasararkan teori yang dikembangkan oleh Peplau
perawat memiliki peranan untuk mengatur tujuan dan proses
interaksi interpersonal dengan klien yang bersifat partisipatif,
sedangkan klien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.
3. Ansietas
Dalam model Hidegard E. Peplau, ansietas adalah konsep
yang memiliki peranan penting karena berkaitan langsung
dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat
ansietas meningkat. Oleh karena itu, perawat pada saat ini
harus mengkaji tingkat ansietas pasien. Berkurangnya ansietas
menunjukkan bahwa kondisi pasien semakin baik.
4. Proses Interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan
klien ini menggambarkan metode transformasi energi atau
ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase, yaitu fase
orientasi, identifikasi, eksplorasi dan resolusi.
B. Sejarah Teori Hildegard E. Peplau
Hildegard E. Peplau lahir di Reading, Pennsylvania tahun1909,
Amerika Serikat. Dikenal sebagai pionir keperawatanjiwa yang berkarir
xi
lebih dari 7 dekade. Lulus Diploma Keperawatan dari Pottstown,
Pennsylvania 1931, kemudian melanjutkan pendidikan S1
InterpersonalPsikologi tahun 1943 di Bennington College. Tahun 1947,
Peplau memegang gelar master dan doktor bidang keperawatan jiwa
(Psyhiatrict) dari Teachers College, Columbia University. dan
mendapatkan gelarProfesor dari Universitas Rutgers. Dirinya dikenal
dengan “ibukeperawatan jiwa” karena teori yang dikemukakannya dan
latarbelakang pekerjaannya sebagai perawat jiwa (Alligood, 2014 ;Smith
& Parker, 2015).Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi,
termasuk WHO, lembaga nasional kesehatan jiwa, dan kesatuan
keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden persatuan
Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia telah
bekerja /melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-
negara asing dan bagian bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada
tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah
diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November 4, 1987).
Kontribusi yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisannya
dalam komunikasi dan persepsi mengenai keerawatan.
xii
memungkinkan bagi perawat untuk saatnya berpindah dari orientasi
terhadap penyakit ke salah satu bagian dari psikologi, perasaan, serta
perilaku yang dapat di keluarkan dan dimasukkan ke dalam intervensi
keperawatan. Hal ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mengajari pasien bagaimana cara mengungkapkan perasaan serta
bagaimana cara menunjukkan perasaan tersebut.
Hary Stack Sullivan, Percival Symonds, Abraha maslow, Bella
Mittleman dan Neal Elgar Miller adalah merupakan tokoh-tokoh sumber
utama Peplau didalam mengembangkan kerangka konseptualnya. Bahkan
beberapa konsep terapeutik ia dapatkan secara langsung dari tokohnya
sendiri yakni Freud dan Fromm (Tomey &Alligood, 1998).
xii
i
pemimpin, dan konsultan. Model Peplau terus digunakan oleh para klinisi
saat bekerja dengan individu yang memiliki masalah psikologis. Model
Peplau bersifat psikodinamik, ia melihat keperawatan sebagai proses
interpersonal terapeutik yang sangat penting. Tujuan dari keperawatan
adalah pengembangan kepribadian ke arah pribadi dan kehidupan sosial
yang kreatif, konstruktif dan produktif. Salah satu hasil positif dari model
keperawatan Peplau adalah bahwa perawat semakin berfokus pada pasien
bukan penyakitnya..
xi
v
5. Pengganti atau wali
Perawat memainkan peran seseorang yang berhubungan
dengan pasien. Dengan cara ini pasien dan perawat bersama-sama
menentukan tingkat ketergantungan antara pasien dan kerabat, dan
akhirnya pencapaian kembali kemandirian pasien. Sebagai contoh,
perawat memainkan peran ibu atau suami pasien, perawat dan
pasien dapat bekerjasama dalam hubungan ini dan menganalisa
kaitannya dengan diri dan penyakitnya. Hal ini terutama berkaitan
dengan model keperawatan psikiatrik.
6. Konselor
Dalam peranannya sebagai konselor, perawat dapat
menerapkan berbagai teknik interpersonal untuk membantu pasien
menghadapi situasi yang ada dan menerimanya. Tujuan dari peran
konseling terutama adalah untuk membantu pasien menerima
kebutuhannya untuk mengatasi masalah-masalahnya.
G. Hubungan Model Teori Hildegard E. Peplau dengan Paradigma
Keperawatan
1. Manusia
Dalam model, ini keseimbangan fisiologis, psikologis, dan
sosial dari setiap manusia pada dasarnya tidak stabil, dan tujuan
kontinunya adalah untuk mencapai kestabilan. Individu merupakan
masalah utama. Namun demikian, karena model ini selalu
dipandang dalam konteks hubungan diadik (dua orang) yang
melibatkan perawat dan pasien.
2. Lingkungan
Menurut Peplau, faktor lingkungan primer terdiri dari hubungan
interpersonal dengan orang yang dekat dengan pasien.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah simbol dari pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian ke arah kepribadian dan kehidupan sosial yang kreatif,
konstruktif, dan produktif. Penyakit dilihat sebagai gejala stres,
baik dari segi psikologis maupunfisiologis
xv
4. Keperawatan
Keperawatan adalah proses interpersonal terapeutik yang
penting. Proses ini merupakan aplikasi simultan dari seni dan
keterampilan dalam memberikan dorongan pada pertumbuhan dan
perkembangan individu.
H. Aplikasi Teori Hildegard E. Peplau dalam Praktik Keperawatan
1. Aplikasi dalam Proses keperawatan
Tahap orientasi: tahap pengkajian dan diagnosa
keperawatan.
Tahap identifikasi: tahap perencanaan.
Tahap eksplorasi: tahap implementasi.
Tahap resolusi: tahap evaluasi.
2. Aplikasi dalam Riset Keperawatan
Model keperawatan Hildegard E. Peplau ini banyak dipakai
pada riset kesehatan mental khususnya yang berhubungan dengan
tingkat ansietas.
3. Aplikasi dalam Pendidikan Keperawatan
Perawat sebagai pendidik yaitu perawat merupakan
kombinasi dari semua peranan yang lain. Perawat harus
memberikan bimbingan, pelatihan pada klien/keluarga terutama
dalam mengatasi masalah kesehatan. Contohnya perawat
memberikan bimbingan pada klien agar tetap menjaga
kesehatannya.
4. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Model ini diterapkan dalam praktik professional sebagai berikut:
Praktik keperawatan psikoterapi.
Praktik komunikasi antara perawat dan pasien.
Praktik interpersonal melalui peran dan tahapan dalam proses
keperawatan.
I. Hubungan Perawat-Klien dalam Teori Hildegard E. Peplau
xv
i
Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan dalam empat
fase diantaranya sebagai berikut:
1. Fase Orientasi
Selama fase ini pasien mencari bantuan profesional
berdasarkan kebutuhan yang ia rasakan atau yang telah
didiagnosa. Salah satu fungsi dari fase orientasi ini adalah
untuk memastikan bahwa penyakit sebagai suatu peristiwa
tidak mengalami supresi.
2. Fase Identifikasi
Selama fase ini, klien menerima bnetuk ketergantungan,
saling bergantung, atau mandiri dalam hubungannya dengan
perawat (keterkaitan).
3. Fase Eksploitasi
Dalam fase ini pasien akan mencoba mendapatkan manfaat
yang maksimum dari apa yang ditawarkan dalam hubungannya
dengan perawat. Tujuannya bagi perawat dan pasien adalah
mencoba mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
4. Fase Resolusi
Pada fase akhir ini, kebutuhan dan tujuan yang lama
dikesampingkan dan tujuan maupun kebutuhan baru mulai
diadopsi. Ketika kebutuhan terdahulu telah terpenuhi,
kebutuhan dan tujuan yang baru dan lebih mendesak akan
muncul.
xv
ii
J. Kelebihan dan Kekurangan Teori Hildegard E. Peplau
1. Kelebihan
a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien menuju sehat yang
sempurna.
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori
keperawatan.
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
standar nasional.
d. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.
2. Kekurangan
a. Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam masa
penyembannya.
xv
iii
B. Sejarah Teori Abraham Maslow
Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York,
pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi
Rusia dengan orang tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada
masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang
dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah
seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas
dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada
masa itu. Ia tumbuh di perpustakaan diantara buku-buku. Ia awalnya
berkuliah umum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari
psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah,
ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan
Desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu Profesor
Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada
1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan
studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang
sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred
Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud. 3 Pada tahun 1937-
1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New
York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict
seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog,
yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah
yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku
manusia. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang
terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Ia menghabiskan
masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena
serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian ia dianugerahkan gelar
Humanist of the Year oleh Asosiasi Humanis Amerika pada tahun
1967. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami
xi
x
dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal
sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau
Hirarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya
memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya. Setelah perang
dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan bagaimana psikolog-
psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia. Walau tidak menyangkal
sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti jalan
pikir manusia. Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki
keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam
dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri. Untuk membuktikan
bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi di
sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow
mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat, dibanding
mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental. Hal ini
menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "puncak
pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun
sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia yang
mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari
pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasikan
dirinya.
C. Pencetus teori Abraham Maslow
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi
kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau
berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang
sebelumnya telah (relatif) terpuaskan (tabel.1) menyajikan secara
ringkas empat jenjang basic need atau deviciency need, dan satu jenjang
metaneeds atau growth needs. Jenjang motivasi bersifat mengikat,
maksudnya; kebutuhan pada tingkat 4 yang lebih rendah harus relatif
terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan
yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan
lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan
fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan
xx
rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan,
baru muncul kebutuhan kasih sayang, begitu seterusnya sampai
kebutuhan dasar terpuaskan baru akan muncul kebutuhan meta.
xx
i
ness anak. Kebutuhan menjadi bagian
kelompok, masyarakat. (Menurut
Maslow, kegagalan kebutuhan
cinta & memiliki ini menjadi
sumber hampir semua bentuk
psikopatologi).
Safety needs Kebutuhan keamanan, stabilitas,
proteksi, struktur, hukum,
keteraturan, batas, bebas dari
takut dan cemas
Psychological Kebutuhan homeostatik : makan,
needs minum, gula, garam, protein,
serta kebutuhan istirahat dan sex.
xx
ii
akan kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat
kepuasan yang dikehendaki.
xx
iii
kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta
menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian,
pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan
cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.
Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan Being
atau Blove. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love; orang yang
mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau
seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya :
hubungan pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat orang
terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang
mementingkan diri sendiri, yang memperoleh daripada memberi.
B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa
keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat
memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain
gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka
kesempatan orang itu untuk berkembang.
xx
iv
Kebutuhan Dasar Meta : Kebutuhan Aktualisasi Diri Akhirnya sesudah
semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan
aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu
mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya.
xx
v
E. Aplikasi teori Abraham Maslow dalam praktik keperawatan
xx
vi
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul dan Hamid, Achir Yani S. 2005. Buku Saku
Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
xx
vii
xx
vii