Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
Dalam dunia Perawatan,banyak sekali dikemukakan tentang teori-teori keperawatan antara
lain yang dikemukakan oleh: Dorethea Orem, Sister Calista Roy, Virgina Handerson, Betty
Neuman, Jean Watson, King, Peplau, Johnson, Martha E. Rogers,Mashlow,florence nightingale,
Hildegard E. Peplau, Dorothea E. Johnson, Faye Glenn Abdellah, Ida Jean Orlando, Ernestine
Wiefnbach, Myra Estrin Levine, Josephine E. Paterson and Loretta T .Z Derad, Rosemarie Rizzo
Parse,yang kesemuanya bertujuan untuk kemajuan dalam bidang keperawatan.
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbul-simbul yang nyata sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk  sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan
yang menjelaskan suatu proses,peristiwa,atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
di observasi,tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,
sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu
sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ditempat
mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan
ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai
kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung  komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari
sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun
asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang  ditetapkan sesuai
kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep
keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek,serta profesi  keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini kami mencoba
memaparkan “ Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson ”.
2. MODEL DAN TEORI KONSEPTUAL KEPERAWATAN WATSON
Model Watson dibentuk melingkupi Proses Asuhan Keperawatan, Pemberian bantuan
kepa da Klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan dan atau mencapai kematian
yang damai ( dalam buku fundamental keperwatan edisi 4 halaman 84 ). Intervensi keperawatan
berkaitan dengan proses perawatan manusia. Proses perawatan manusia membutuhkan Perawat
yang mampu memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual
atau potensial, kebutuhan manusia, dan bagaimana manusia merespon terhadap orang lain, dan
kekurangan serta kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri.
Selain itu, perawat juga memberikan kenyamanan dan perhatian, serta empati pada klien dan
keluarganya. Asuhan perawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh
perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien dan keluarganya.
1.      Filosofi Watson tentang asuhan keperwatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari
kekehidupan ( Watson 1979;Marriner – Tomey,1994 dalam buku profesi keperwatan halaman
277 ).
2.      Asuhan keperwatan tergambar pada seluruh faktor – faktor yang di gunakan oleh perawat
dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien ( Watson 1987 dalam buku profesi
keperawatan halaman 277 )
J.W dalam memahami konsep keperawatan, terkenal dengan teori pengetahuan manusia
dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan JW ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki Empat cabang kebutuhan yang saling
berhubungan, diantaranya:
1.      Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan
Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi.
2.      Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Funsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas dan
Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3.      Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk
Berprestasi dan Berorganisasi.
4.      Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan) yaitu
Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean Watson  memahami  bahwa  manusia 
adalah makhluk  yang sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta
spiritual.
1.      Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan dipraktekkan  hanya  secara
interpersonal.
2.      Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang hasilnya dapat
memuaskan kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan.
3.      Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan berkembang ke arah perbaikan
bagi individu, serta keluarga.
4.      Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat di rawat saja, tetapi
juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien pulang.
5.      Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga  bisa  menawarkan kepada
pasien untuk  mengembangkan  potensinya  untuk  memilih apa  yang terbaik untuk dirinya saat 
itu.
6.      Asuhan  keperawatan  lebih “ healthogenic” dari pada  pengobatan. Praktek  asuhan
keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal dengan  pengetahuan  tentang  perilaku
manusia untuk meningkatkan kesehatan dan untuk memberikan bantuan / pertolongan kepada
mereka yang sakit.
7.      Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.
BAB I

PENDAHULUAN
 
1.1 Latar Belakang
  Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang
abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbul-simbul yang nyata
sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa,
atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi,
tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung
arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan
perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ditempat
mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat.
Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi
tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan
dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang
ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan
terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori
dan Model konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci
dalam mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi keperawatan di
Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya mencoba memaparkan
“Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson”.
 
 
1.2 Tujuan
1. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
2. Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Jean Watson.
3. Mengetahui bagaimanakah hubungan antara teori Jean Watson
dengan Paradigma Keperawatan.
2.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup seorang Jean Watson?
2. Apa teori yang dikemukakan oleh Jean Watson?
3. Apa hubungan teori yang dikemukakan oleh Jean Watson dengan
konsep keperawatan?

2.2 BIOGRAFI
John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari
1878 dan wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958.Ia
mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan memperoleh
gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul
“Animal Education”
Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan
tentang psikologi  binatang. Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam
psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins
University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium
psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia
meninggalkan universitas dan bekerja dalam  bidang psikologi
konsumen. John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di
Amerika Serikat. Karyanya yang  paling dikenal adalah “Psychologyas
the Behaviourist view it”(1913). Menurut Watson dalam  beberapa
karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena
itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui
metode introspeksi. Watson juga  berpendapat bahwa psikologi harus
dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh
karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-
penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak
kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran
Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-
metode obyektif dalam psikologi.   Peran Watson dalam bidang
pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan pentingnya  pendidikan
dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan
memberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan
dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan
memberikan ucapan yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya
tersebut, dengan mengatakan: “Berikan kepada saya sepuluh orang anak,
maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak
saya”
FAKTOR CARATIVE TEORI WATSON
 Struktur ilmu caring dibangun dari 10 faktor carative, yaitu:
 
1. Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik.
Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada
nilai-nilai kemanusiaan (humastik) dan perilaku mementingkan
kepentingan oranglain diatas kepentingan pribadi (altruistik)
 
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
 Menekankan pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu
memberi tahu individu alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis:
meditasi, relaksasi atau kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau
secara spiritual)
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan oranglain.
 Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri
pribadi dan oranglain serta bersikap lebih otentik.
4.Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
 Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus
dilakukan secara jujur dan terbuka), empati (perawat harus menunjukkan
sikap dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien) dan
hangat (menerima oranglain secara positif).
5.Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positf dan negatif.
 Perawat harus menerima persaan oranglain serta memahami perilaku
mereka.
 
6.Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan
keputusan.
 Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi
serta memungkinkan koreksi diri sendiri.
7.Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
 Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi
yang menegangkan agar  proses belajar-mengajar ini berjalan lebih
efektif.
8.Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau
memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual.
 Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu
mengembangkan persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi
sehingga klien dapat menanggulangi masalahnya. Perawat  juga harus
menyalurkan perasaan nyaman, aman, dan keleluasaan pribadi kepada
klien.
9.Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
 Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan
fungsional, kebutuhan integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan
kebutuhan untuk mencari bantuan (seeking) ketika individu kesulitan
memenuhi kebutuhan dasarnya.
10.Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
 Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan
kematian serta membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau
keberanian untuk menghadapi kehidupan dan kematian.
PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT WATSON
KEPERAWATAN
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat)
bagian, yaitu:
1.Kemanusiaan (Human Being) Menurut pandangan Watson orang yang
bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam memberikan  pelayanan
keperawatan harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh, mau
mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan
filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang
terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna,
karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna;
tetapi dalam fungsi  perkembangannya dia harus selalu beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka
akan terjadi konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak
pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu
mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.
2.Kesehatan Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental ,
dan sosial yang baik. Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada
beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi
sehat ini, yaitu:
1.Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan
sosial seimbang/serasi.
2.Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari
dengan lingkungannya.
3.Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi
sosial, dan lingkungan : 
1. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh,
dan jiwa.
2.Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa
yang dirasakan dengan apa yang dialami.
3.Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah
lingkungan sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan
terhadap bagaimana seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus
dicapai. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural,
dan spiritual.
Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena setiap
masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang
lain. Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata
sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai
beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat
tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan
dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap
lingkungan.

4.Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan
keadaan fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama
dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak
dari dua area, yaitu: masalah penanganan stres dan penanganan konflik.
Hal ini dapat menunjang tersedianya  perawatan kesehatan yang holistik,
yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial,
moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi
kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat  perlu
berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui
kajian teori,  praktek, dan riset keperawatan.
  PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING
Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan
yang lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang
baik dengan keb utuhan manusia. Agar hasilnya sempurna, maka
perawat perlu melakukan metoda pemecahan masalah secara ilmiah.
Watson juga menyatakan proses keperawatan terdiri atas langkah-
langkah yang sama dengan  proses ilmiah. Watson kemudian
mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring
mengidikasikan adanya keterkaitan dengan adanya penelitian dalam
proses keperawatan).
1.Pengkajian
- Pengkajian meliputi: tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature.
-Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih
dalam pengetahuan yang terkait secara konseptual.
-Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai
hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
-Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari
variable-variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.
2.perencanaan.
 -Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam
menentukan bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
-Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada
rencana asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
-Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah
dikumpulkan & sesuai.
3.Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.

4.Evaluasi.
-Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
-Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu
memberikan generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau
kejadian yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan
secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai