› DIET › KESEHATAN › PENYAKIT DIABETES
Baca Juga
Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata–rata pasien pada terapi
jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50%
sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan
pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi terutama pada penyakit
yang tidak menular seperti penyakit diabetes mellitus dan penyakit lainnya.
Ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit diabetes mellitus dapat memberikan efek
negatif yang sangat besar karena prosentase kasus penyakit tidak menular tersebut
diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini
bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020.
Kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang ditentukan oleh lima dimensi yang
saling terkait yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor
lingkungan dan faktor sosial ekonomi.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja prinsip diet pada penyakit DM ?
2. Untuk mengetahui makanan apa saja yang tidak diperbolehkan pada pasien penyakit
DM
3. Untuk mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan pasien DM
4. Untuk mengetahui apa saja tingkatan diet DM l – Vll
BAB 2
PEMBAHASAN
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
(Silvia.Anderson Price, 1995).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan
insulin (Barbara Engram; 1999, 532).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro
vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis (Barbara C. Long, 1996).
Diabetes melitus adalah gangguan kronis dimana tubuh tidak dapat membuat atau
menggunakan insulin dengan semestinya. Insulin adalah hormon yang disekresikan
oleh pankreas yang mengontrol pergerakan glukosa ke dalam sel-sel dan metbolisme
glukosa”. Ketika terjadi disfungsi insulin, maka akan terjadi kelebihan insulin dalam
darah dan hal ini akan dilepaskan atau dikeluarkan melalui urine. Diabetes dapat juga
didefinisikan sebagai gangguan yang ditandai oleh berlebihnya gula dalam darah
(hyperglycemia) serta gangguan-gangguan metabolisme karbonhidrat, lemak dan
protein, yang bertalian dengan definisi absolut atau sekresi insulin (Menurut Taylor
1995: 525).
Kepatuhan penderita dalam mentaati diet diabetes melitus sangat berperan penting
untuk menstabilkan kadar glukosa pada penderita diabetes melitus, sedangkan
kepatuhan itu sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk dapat mengembangkan
rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam mengikuti jadwal diet yang
kadangkala sulit untuk dilakukan oleh penderita. Kepatuhan dapat sangat sulit dan
membutuhkan dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan yang dilakukan dengan
cara mengatur untuk meluangkan waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk
menyesuaikan diri. Kepatuhan terjadi bila aturan menggunakan obat yang diresepkan
serta pemberiannya diikuti dengan benar (Tambayong, 2002).
Diet adalah terapi utama pada diabetes melitus, maka setiap penderita semestinya
mempunyai sikap yang positif (mendukung) terhadap diet agar tidak terjadi komplikasi,
baik akut maupun kronis. Jika penderita tidak mempunyai sikap yang positif terhadap
diet diabetes mellitus, maka akan terjadi komplikasi dan pada akhirnya akan
menimbulkan kematian, untuk mempertahankan kualitas hidup dan menghindari
komplikasi dari diabetes mellitus tersebut, maka setiap penderita harus menjalankan
gaya hidup yang sehat yaitu menjalankan diet diabetes mellitus dan olahraga yang
teratur. Sikap penderita diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam
hal ini pengetahuan penderita tentang penyakit diabetes melitus sangatlah penting
karena pengetahuan ini akan membawa penderita diabetes melitus untuk menentukan
sikap, berpikir dan berusaha untuk tidak terkena penyakit atau dapat
mengurangi,kondisi penyakitnya. Apabila pengetahuan penderita diabetes melitus baik,
maka sikap terhadap diet diabetes melitus semestinya dapat mendukung terhadap
kepatuhan diet diabetes melitus itu sendiri (Effendi, 1999).
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan
energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal
sebesar 25-30 kkal/kg BB normal. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makanan
pagi (20%) siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan
(masing-masing 10-15 %).
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total.
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu antara 20-25 % dari kebutuhan energi total.
4. Kebutuhan karbonhidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70 %
5. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan
pemanis selain sukrosa.
6. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah.
7. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium
dalam bentuk gram dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
8. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.
1. Protein.
Ada pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi dari protein
total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia kebutuhan protein untuk
orang dengan diabetes adalah 10–15% energi. Perlu penurunan asupan protein
menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati
pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologi tinggi.
2. Total Lemak.
Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi
dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 – 70% total energi dari
lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat.Anjuran persentase energi dari lemak
tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid, dan berat badan yang diinginkan.
Untuk individu yang mempunyai kadar lipid normal dan dapat mempertahankan berat
badan yang memadai (dan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak
dan remaja) dapat dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan <
10% energy dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia adalah
20 – 25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti
anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total dari lemaj jenuh, tidak lebih dari
30% energi dari lemak total dan kandungan kolesterol 200 mg/hari. Apabila
peningkatan trigliserida dan VLDL merupakan masalah utama, pendekatan yang
mungkin menguntungkan selain menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas
adalah peningkatan sedang asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan <
10% masing energi masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan
asupan karbohidrat lebih rendah.
5. Sukrosa.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan
diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus
diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan
menambahkannya pada perencanaan makan.
6. Pemanis.
A. Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan
kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat
memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun demikian,
karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20% energi) yang potensial
merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan sebagai
bahan pemanis untuk orang dengan diabetes.
B. Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang menghasilkan
respon glikemik lebih rendah dari pada sukrosa dan karbohidrat lain. Penggunaan
pemanis tersebut secra berlebihan dapat mempunyai pengaruh laxatif.
C. Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima
sebagai pemanis pada semua penderita DM.
7. Serat.
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang
yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 – 35 gr serat makanan dari berbagai
sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan
mengutamakan serat larut.
8. Natrium.
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak
lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang,
dianjurkan 2400 mg natrium perhari.
A. DM tipe 1 (IDDM)
Diet pada DM tipe 1 dilakukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah, yang
mencakup hal-hal sebagai berikut:
Makan 5 – 6 kali setiap hari pada waktu yang kurang lebih sama dengan interval
sekitar 3 jam dan terdiri atas 3 kali makanan pokok serta 3 kali camilan. Saat makan
harus disesuaikan dengan saat penyuntikan insulin hingga kadar puncak insulin dengan
plasma sama dengan kadar gula darah tertinggi sesudah makan.
Usahakan minum minuman yang bebas gula dan kaya serat, seperti agar-agar,
rumput laut, gelatin,kolang-kaling.
Pilihlah camilan yang rendah lemak dan rendah indeks glikemknya tetapi dengan
indeks kekenyangan yang cukup tinggi seperti sayuran rebus serta buah segar yang
berserat dan tidak begitu manis, pisang rebus, roti bekatul, kacang hijau serta kacang
kacangan lainnya, cracker dan makanan camilan tanpa kalori seperti agar-agar, kolang-
kaling, rumput laut dll.
Biasakan memakan sereal tinggi serat seperti havermut sebagai sarapan (> 6 gram)
setiap pagi: hindari makan sereal yanaag banyak mengandung gula.
Biasakan makan buah-buahan segar, khususnya buah yang biasa dimakan bersama
kulitnya seperti apel, peach, belimbing, jambu, tomat.
Hindari kebiasan makan buah-buahan kaleng atau manisan yang direndam dalam
sirup.
Minum susu rendah lemak (<1%) seperti susu krim, susu kedelai sebagai pengganti
susu fullcream untuk mengurangi asupaan lemak.
Lakukan olahraga sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Olahraga tidak boleh
dilakukan bila kadar gula darah tidak terkontrol (>250 mg%) atau bila terdapat keton
bodies dalam urine ( karena bahaya ketoasidosis).
Lakukan pemantauan kadar gula darah paling tidak satu kali perhari. Riset
membuktikan bahwa pengendalian gula darah dengan melakukan diet, olahraga yang
teratur dan terafi insulin serta pemantauan gula darah di rumah akan mengurangi
perawatan di rumah sakit bagi penyandang DM tipe 1.
B. DM Tipe 2 (NIDDM)
Tujuan utama diet pada DM tipe 2 adalah menurunkan dan/atau mengendalikan berat
badan di samping mengendalikan kadar gula dan kolesterol yang mencakup:
Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan per hari dengan interval waktu
sekitar 3 jam.
Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang rendah dan indeks
kekenyangan yang tinggi, seperti kolang-kaling, cincau, agar agar, rumput laut, pisang
rebus, kacang hijau serta kacangkacangan lainnya, sayuran rendah kalori dan buah-
buahan yang tidak manis (apel, belimbing, jambu)serta alpukat.
Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya pada pagi hari dan
gantikan dengan minuman yang berserat dari kelompok sayuran yang rendah kalori
seperti blender tomat, ketimun, dan labu siam yang sudah direbus.
Sertakan rebusan buncis dan sayuran lain yang dapat membantu mengendalikan
glukosa darah dalam menu sayuran sedikitnya dua kali sehari. Buncis, bawang dan
beberapa sayuran lunak lain (pare,terong, gambas, labu siam) dianggap dapat
membantu mengendalikan kadar glukosa darah karena kandungan seratnya.
Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout kacang hijau, jagung
rebus, atau roti bekatul (whole wheat bread) setiap hari.
Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras merah/beras
tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul/whole wheat bread) dan jagung. Jangan
menggabungkan dua atau lebih makanan pokok seperti nasi dengan lauk mi goring dan
perkedel kentang ( karena ketiganya memiliki indeks glisemik yang tinggi).
Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan makanan sereal.
Makanan camilan dan minuman bebas gula yang tersedia di pasaran. Penyandang
diabetes yang gemar memasak dapat membuat kue-kue basah seperti wafel yang
terdiri atas tepung gandum utuh,havermout, putih telur, susu skim dan sedikit buah-
buahan dengan aroma yang mengundang selera misalnya pisang, stroberi, nanas.
Biasakan membuang lemak/gaji dari daging sebelum memasaknya. Kurangi konsumsi
daging merah yang dapat diganti dengan daging putih seperti daging ayam atau ikan.
Gunakan minyak goreng dalam jumloah terbatas (kurang lebih setengah sendok
makan untuk sekali makan). Biasakan memasak dengan cara menumis, merebus,
memepes, memanggang serta menanak, dan hindari kebiasaan menggoreng makanan
dengan banyak minyak.
Biasakan makan makanan vegetarian pada waktu santap malam.
Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah telur dapat diganti
dengan dua buah putih telur, santan dapat diganti dengan susu skim, dan minyak
diganti dengan saus apel. Untuk menu yang memmerlukan kecap, gunakan kecap diet
dalam jumlah terbatas.
Nasihat diet lainnya dapt dimintakan dari ahli gizi/diet.
Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama >30 menit.
Semakin lama seseorang menderita penyakit diabetes, maka semakin tinggi pula
resikonya mengalami komplikasi akibat problem glukosa dalam darah ini. Penanganan
yang baik bisa mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi ini, atau semakin baik
pasien mengontrol level glukosa tetap normal maka semakin kecil resikonya.
Komplikasi akibat diabetes umumnya berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah.
Diabetes dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan
mengurangi volume aliran darah ke
berbagai bagian tubuh seperti mata, ginjal, jaringan saraf, dan lain sebagainya.
Akibatnya bagian-bagian tubuh tersebut akan mengalami kerusakan fungsi yang serius,
bahkan mengancam nyawa.
1. Kerusakan mata
Penyakit diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata, yang bisa menyebabkan
berbagai seperti katarak, glaukoma, kerusakan retina, hingga kebutaan.
2. Masalah pada kulit dan kaki
Penderita diabetes sangat rentan terhadap masalah pada kaki. Rusaknya jaringan saraf
dan pembuluh darah akan membatasi aliran darah ke tempat tersebut. Luka gores kecil
di kaki atau kulit dengan mudah berubah menjadi luka infeksi yang sangat
parah. Tanpa perhatian yang serius, luka tersebut akan semakin menyebar dan
merusak. Pada kondisi terparah, bagian tersebut harus diamputasi agar infeksi tidak
terus menyebar.
3. Masalah jantung
Seseorang dengan diabetes beresiko tinggi terkena masalah jantung. Peneliti
mengatakan bahwa resiko serangan jantung pada penderita diabetes sama dengan
orang yang pernah terkena serangan jantung sebelumnya.Beberapa masalah pada
jantung dan penyempitan pembuluh darah yang berhubungan dengan diabetes antara
lain:
Stroke
Kerusakan pembuluh arteri
Tekanan darah tinggi
Kolesterol tinggi
4. Neuropathy
Gula yang berlebih pada tubuh dapat merusak saraf dan jaringan pembuluh di kaki dan
tangan,menyebabkan kesemutan, mati rasa, sakit atau sensasi seperti terbakar.Pada
kondisi mati rasa yang parah, penderita diabetes bahkan tidak dapat merasakan rasa
sakit jika tergores,hingga akhirnya sadar saat luka tersebut melebar dan
terinfeksi.Selain beberapa komplikasi di atas, penyakit-penyakit berikut juga memiliki
potensi terjadi pada penderita diabetes dalam jangka panjang:
Infeksi kulit
Infeksi saluran kemih
Gagal ginjal
Disfungsi ereksi
Penderita diabetes harus secara rutin mengecek kadar gula darah, serta menjaga pola
hidup dan diet agar kadar gula tetap normal, dan mengurangi resiko komplikasi akibat
penyakit diabetes.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes Militus
(DM) ini sangat berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan
seseorang menderita penyakit Diabetes Melitus. Seperti contohnya, Obesitas(berat
badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga),
kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
(Silvia.Anderson Price, 1995).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan
insulin (Barbara Engram; 1999, 532).
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Glasgow RE, Toobert DJ, (1988). Social environment and regimen adherence among
type II diabetic patients. Jounal of Diabetes Care, Vol.11, Supplement 5, 377-86.
Diperoleh dari http://care.diabetesjournals.org/ pada tanggal 10 Februari 2012.
Waspadji, S. (2009). Diabetes melitus, penyulit kronik dan pencegahannya. Dalam
Soegondo et al (Ed.). Penata laksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke-2. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI
Papalia, D.E, Selly W. Old dan Ruth D. Feldman. (2008). Human Developoment
(Psikologi Perkembangan). Edisi kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.