Dunia ”.
M.Kep
1
Disusun Oleh :
Nim : 22122277
KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA
PADANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, dan
Anugerah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
2
Harapan Penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga Penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Makalah ini Penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang Penulis miliki masih kurang. Oleh kerena itu Penulis harapkan kepada para pembaca
makalah ini.
3
b
4
DAFTAR ISI
5
KATA PENGANTAR..............................
.....................................................................................................................................................
................................................................................ii
DAFTAR ISI
.....................................................................................................................................................
................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........
.........................................................................................................................................
...................................................................................1
B. Rumusan Masalah
.........................................................................................................................................
...................................................................................3
C. Tujuan Penulisan
.........................................................................................................................................
....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
.........................................................................................................................................
........................................................................................4
Indonesia..........................................................................................................................
...........7
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................................
.........................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................
........................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................................
.........................................................................13
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit.
bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia.
Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam
sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak
pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah
dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi
8
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain
diluar Pengobatan Medis yang Konvensional. Berdasarkan data yang bersumber dari Badan
Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah
pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas
atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips &
Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik.
Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh
yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain
luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan
ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan
yang umum di masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternative
medicine/CAM Research Methodology Conference, 1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang
didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi
tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi
9
keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah
terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat
modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai
Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat dalam
terapi komplementer pada keperawatan perlu mengacu kembali pada teori-teori yang
mendasari praktik keperawatan. Misalnya teori Rogers yang memandang manusia sebagai
sistem terbuka, kompleks, mempunyai berbagai dimensi dan energi. Teori ini dapat
mengembangkan pengobatan tradisional yang menggunakan energi misalnya tai chi, chikung,
dan reiki.
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam mengembangkan
terapi komplementer misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu
fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Hal ini didukung dalam catatan keperawatan
penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik dalam proses penyembuhan. Selain itu,
Hasil penelitian terapi komplementer yang dilakukan belum banyak dan tidak dijelaskan
dilakukan oleh perawat atau bukan. Beberapa yang berhasil dibuktikan secara ilmiah
kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi positif pada perubahan
psikoimunologik (Hitchcock et al., 1999). Terapi pijat (massage) pada bayi yang lahir kurang
bulan dapat meningkatkan berat badan, memperpendek hari rawat, dan meningkatkan
respons. Sedangkan terapi pijat pada anak autis meningkatkan perhatian dan belajar. Terapi
10
pijat juga dapat meningkatkan pola makan, meningkatkan citra tubuh, dan menurunkan
kecemasan pada anak susah makan (Stanhope, 2004). Terapi kiropraksi terbukti dapat
menurunkan nyeri haid dan level plasma prostaglandin selama haid (Fontaine, 2005).
Hasil lainnya yang dilaporkan misalnya penggunaan aromaterapi. Salah satu aromaterapi
berupa penggunaan minyak esensial berkhasiat untuk mengatasi infeksi bakteri dan jamur
(Buckle, 2003). Minyak lemon thyme mampu membunuh bakteri streptokokus, stafilokokus
dan tuberkulosis (Smith et al., 2004). Tanaman lavender dapat mengontrol minyak kulit,
sedangkan teh dapat membersihkan jerawat dan membatasi kekambuhan (Key, 2008). Dr.
Carl menemukan bahwa penderita kanker lebih cepat sembuh dan berkurang rasa nyerinya
dengan meditasi dan imagery (Smith et al., 2004). Hasil riset juga menunjukkan hipnoterapi
(Smith et al., 2004). Bentuk terapi yang digunakan dalam terapi komplementer ini beragam
sehingga disebut juga dengan terapi holistik. Terminologi kesehatan holistik mengacu pada
integrasi secara menyeluruh dan mempengaruhi kesehatan, perilaku positif, memiliki tujuan
Terapi komplementer dengan demikian dapat diterapkan dalam berbagai level pencegahan
ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan
ini berkembang di tingkat pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di
tingkat individu maupun kelompok misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif
11
Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat selain dapat
meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Terapi komplementer
terutama akan dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus rutin
menunjukkan bahwa biaya membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan
tradisional mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung praktik terapi
komplementer dan tradisional di berbagai tempat. Selain itu, sekolah-sekolah khusus ataupun
kursus kursus terapi semakin banyak dibuka. Ini dapat dibandingkan dengan Cina yang telah
memasukkan terapi tradisional Cina atau traditional Chinese Medicine (TCM) ke dalam
juga semakin meningkat. Hal ini didasari dari berkembangnya kesempatan praktik mandiri.
B. Rumusan Masalah
Indonesia ? “
C. Tujuan Penulisan
Indonesia.
12
BAB II
PEMBAHASAN
beragam yang secara kolektif dipromosikan sebagai " pengobatan alternatif " yang dimulai
pada tahun 1970-an, untuk mengumpulkan sejarah individu anggota kelompok itu, atau
sejarah praktik medis barat. yang diberi label "praktik tidak teratur" oleh lembaga medis
dari biomedis , atau bertentangan dengan bukti ilmiah atau ilmu yang mapan. "Biomedis"
13
prinsip anatomi , fisika , kimia , biologi , fisiologi , dan ilmu alam lainnya untuk praktik
Sebagian besar dari apa yang sekarang dikategorikan sebagai pengobatan alternatif
dikembangkan sebagai sistem medis yang lengkap dan independen, dikembangkan jauh
sebelum biomedis dan penggunaan metode ilmiah, dan dikembangkan di daerah yang relatif
terisolasi di dunia di mana terdapat sedikit atau tidak ada kontak medis dengan obat
pada saat pengobatan barat didasarkan pada teori tidak ilmiah yang dipaksakan secara
pengobatannya yang terbuat dari air, tidak berbahaya dibandingkan dengan pengobatan barat
ortodoks yang tidak ilmiah dan berbahaya yang dipraktikkan pada saat itu, yang meliputi
pengobatan barat mulai memasukkan metode dan teori ilmiah, tetapi model biomedis belum
dianggap tidak teratur oleh lembaga medis, juga saling bertentangan, baik secara retoris
dan pelatihan biomedis ke lisensi mereka, dan pemegang lisensi Doctor of Osteopathic
14
Medicine mulai mengurangi penggunaan asal-usul bidang yang tidak ilmiah, dan tanpa
Sampai tahun 1970-an, praktisi barat yang bukan bagian dari lembaga medis dirujuk
sebagai "praktisi tidak teratur", dan diberhentikan oleh lembaga medis sebagai tidak ilmiah
dan penemuan ilmiah, dan memiliki peningkatan yang sesuai dalam keberhasilan
perawatannya. Pada tahun 1970-an, praktik yang tidak teratur dikelompokkan dengan praktik
tradisional budaya non-barat dan dengan praktik lain yang belum terbukti atau tidak terbukti
yang bukan merupakan bagian dari biomedis, dengan kelompok yang dipromosikan sebagai
"pengobatan alternatif".
biomedis, dan dengan mengubah sikap sosial tentang tidak menggunakan bahan kimia,
menantang pendirian dan otoritas apapun, kepekaan untuk memberikan ukuran yang sama
terhadap nilai dan keyakinan budaya lain dan praktik mereka melalui relativisme
dan kekurangannya, dan dengan meningkatnya frustrasi dan keputusasaan pasien tentang
di barat mulai meningkat, kemudian mengalami ledakan pertumbuhan mulai tahun 1990-an,
ketika tokoh politik tingkat senior mulai mempromosikan pengobatan alternatif, dan mulai
kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di
15
Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang
mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi
peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991
menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu
alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri
dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat
dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan adanya reaksi efek samping dari
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di
berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat.
Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004).
Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya,
sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat
Peran yang dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau alternatif dapat
disesuaikan dengan peran perawat yang ada, sesuai dengan batas kemampuannya. Pada
dasarnya, perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini sudah ada. Sebagai contoh yaitu
Medicine (NCCAM) yang berdiri tahun 1998 (Snyder & Lindquis, 2002).
16
B. Perkembangan Keperawatan komplementer di Indonesia
maka CAM telah dikenal sejak jama dahulu yang dikenal dengan pengobatan tradisional,
meskipun dalam beberapa istilah yang berkembang saat ini agak sedikit berbeda
bersumber daya alam Indonesia, baik pengobatan yang berupa fisik, psikologis, dan
pengobatan tradisional (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2009).
kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan yang dibina dan diawasi oleh
Sementara itu Peraturan Pemerintah No. 103 tahun 2014 mengatur tentang pelayanan
kesehatan tradisional (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2014a) . Dalam
Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi yang dilaksanakan dalam satu sistem kesehatan
tradisional dan harus dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya serta tidak
tradisional yang manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris. Pelayanan Kesehatan
Tradisional Empiris dapat menggunakan satu cara perawatan atau kombinasi cara
17
perawatan dalam satu sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris yang dilakukan
tradisional dengan menggunakan ilmu biokultural dan ilmu biomedis yang manfaat dan
apabila memenuhi beberapa kriteria: (1) mengikuti kaidah-kaidah ilmiah; (2) tidak
meningkatkan kualitas hidup pasien/klien secara fisik, mental, dan sosial; dan (5)
dilakukan oleh tenaga kesehatan tradisional (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
RI, 2014a).
menggunakan: teknik manual; terapi energi; dan/atau terapi olah pikir. Pelayanan
menggunakan ramuan yang berasal dari: tanaman; hewan; mineral; dan/atau sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan-bahan. Dalam penggunaan sediaan sarian (galenik)
18
Pelayanan Kesehatan. Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer ditetapkan
oleh Menteri setelah mendapat rekomendasi dari tim. Tim terdiri atas unsur Kementerian
perorangan (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2014b), Perawat
rujukan; (7) memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;
penyuluhan kesehatan dan konseling; dan (8) melakukan penatalaksanaan pemberian obat
kepada Klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
kesehatan masyarakat (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2014b), Perawat
kesehatan masyarakat; (6) melakukan rujukan kasus; (7) mengevaluasi hasil tindakan
dipengaruhi oleh keluarga. Hal ini dikarenakan peran pencarian pelayanan kesehatan
19
selama sakit di Indonesia digantikan oleh keluarga. Dalam intervensi terapi keperawatan
keluarga dapat dikembangkan dan digunakan terapi komplementer dan alternatif sesuai
dengan perawatan yang berlaku dalam meningkatkan kemandirian pasien (Susanto, 2010).
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya profesional kesehatan dan
terapis selain dokter umum yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi
dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada. Arah
perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan
B. Saran
21
Dengan tersusunya makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis. Kritikdan saran dari pembaca sangat penulis butuhkan, karena penulis sadar bahwa
22
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. (1999). Nurse’s
Januari 2008.
Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice. 2th ed.
Hitchcock, J.E, Schubert, P.E., Thomas, S.A. (1999). Community health nursing: Caring in
2008.
Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004). Clinical nursing skills: Basic to advanced skills.
23
Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary/alternative therapies in nursing. 4th ed.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community & public health nursing. 6th ed. St.
Louis:Mosby Inc.
Kushartanti, Wara. 2008. Pengaruh Meditasi Terapi bagi Penderita Hipertensi. Jurnal.
Dewi, Mahargayanti P. 2009. Studi Metaanalisis: Musik untuk Menurunkan Stres. Jurnal.
Blais, Kathleen Koernig, et al. (2007). Praktik Keperawatan Profesional: Konsep dan
Perspektif. Alih bahasa, Yuyun Yuningsih. Editor edisi bahasa Indonesia, Fruriolina
24