Oleh
TENTY WULANDARI
11202023
Menyetujui,
Pembimbing Skripsi
Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua rahmat dan karunia-
Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan
Beban Kerja dan Masa Kerja Dengan Kualitas Tidur Perawat di RS. dr. Suyoto”.
Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar skripsi pada Program
S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA. Peneliti
menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan sampai
selesainya penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucpan
terima kasih kepada
1. Ns. Maryati, S.Sos., MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA
2. Wasijati, SKp., M.Si., M. Kep, selaku kepala Program studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
3. Ns. Dewi Siti Oktavianti, S.Kep., M. Kep selaku dosen pembimbing skripsi
yang dengan penuh kesabaran dan kebaikan telah membimbing penulis
selama proses penelitian ini.
4. dr. Suganda. M.Kes. selaku direktur RS Pertamina tempat Penelitian
5. Para Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
6. Almarhumah Ibu ku yang tersayang dan terbaik yang telah membantu
semuanya dari aku kecil hingga dewasa, semua doa yang dipanjatkan kepada
Allah SWT yang tidak akan pernah bias tergantikan dengan apapun.
7. Suami dan anak-anakku tercinta atas doa dan dukungannya selama ini,
sehingga laporan penelitian skripsi ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
8. Para responden atas keikutsertaaan dan kerja samanya, sehingga laporan
penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya
9. Teman-teman Angkatan 14 Non Reguler program studi SI keperawatan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
10. Teman teman di Ruangan IGD yang telah membantu dan mensupport,
sehingga laporan penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya penelitian ini
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian dalam skripsi
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Juni 2021
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. v
DAFTAR TABEL..................................................................................... vii
DAFTAR SKEMA.................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
v
3. Sifat Umum Masa Kerja Karyawan................................... 19
4. Dimensi Masa Kerja........................................................... 19
5. Klasifikasi Masa Kerja....................................................... 19
D. Perawat...................................................................................... 20
1. Definisi............................................................................... 20
2. Peran Perawat..................................................................... 20
3. Tugas dan Tanggung Jawab Perawat................................. 21
E. Penelitian Terkait...................................................................... 22
F. Kerangka Teori.......................................................................... 26
C. Tempat Penelitian.......................................................................... 32
E. Etika Penelitian.............................................................................. 33
H. Pengolahan Data............................................................................ 37
I. Analisa Data................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR SKEMA
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang beroperasi 24 jam.
Salah satu sumber daya yang dibutuhkan rumah sakit dalam perawatan klien
adalah perawat yang dalam segi jumlah menempati urutan teratas, khususnya
bangsal rawat inap. Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem shift
kerja siang dan malam. Shift kerja merupakan pilihan dalam pengorganisasian
kerja untuk memaksimalkan produktivitas kerja sebagai pemenuhan tuntutan
klien. Shift kerja dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah
kurangnya kualitas tidur akibat shift malam. Kualitas tidur yang buruk akan
menimbulkan berbagai permasalahan kerja yang fatal dan mengakibatkan
kecelakaan kerja (Dian & Solikhah, 2012)
Gangguan tidur yang berdampak pada kualitas tidur paling sering diderita
masyarakat di dunia. Menurut WHO tahun 2014 menyebutkan 30-50 juta
penduduk Amerika mengalami gangguan tidur dan 5% hingga 10% pada
orang Amerika terkena gangguan tidur kronis. Salah satunya negara dengan
penduduk yang rata-rata memiliki kualitas tidur paling baik di dunia pada
negara Slovakia, disusul oleh Tiongkok dan Hungaria (WHO, 2014). Di Eropa
tepatnya di Spanyol dalam sebuah penelitian didapatkan hasil 15-35% dari
populasi orang dewasa mengeluh sering gangguan kualitas tidur dan kualitas
tidur yang buruk (Aroca, 2013). Sebuah penelitian di Taiwan oleh Pei et al.
(2013) di sebuah rumah sakit, 75% dari 156 perawat di ruang rawat inap
mempunyai kualitas tidur yang buruk.
1
2
rawat anak non intensif hanya 11 orang (27,5%) perawat yang memiliki
kualitas tidur buruk dan 29 orang (72,5%) perawat memiliki kualitas tidur
baik.
Tidur yang cukup tidak hanya ditentukan oleh faktor jam tidur (kuantitas
tidur), tetapi juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi
aspek kuantitatif seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa
3
Kualitas tidur yang buruk disebabkan oleh gangguan pada fisiologi dan
gangguan psikologis. Gangguan pada fisiologi antara lain adanya penurunan
kegiatan sehari-hari, koordinasi saraf otot yang buruk, metode dalam
pemulihan yang lambat, ketidakstabilan tanda-tanda vital dan daya tahan
tubuh yang menurun. Sedangkan dampak psikologi antara lain kurangnya
berkonsentrasi, koping yang tidak efektif, depresi dan cemas. Selama
perawatan, perawat komunitas mempunyai tanggung jawab dalam membantu
mengatasi gangguan tidur sehingga kualitas tidur pada perawat dapat
meningkat (Sarfriyanda, 2015)
Menurut Kurnadi (2013) kualitas tidur yang buruk bagi perawat dapat
dipengaruhi oleh beban kerja karena tugas pokok perawat di instalasi gawat
darurat (IGD) mengharuskan perawat siap untuk merespon dalam kondisi
apapun dan segera berfikir cepat mengingat jenis pasien dan penyakitnya
memerlukan tindakan berbeda dan segera. Tugas yang harus diselesaikan
dengaan cepat, tepat dan cermat dapat menyebabkan banyaknya kesalahan
atau bahkan menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan. Beban kerja
perawat merupakan seluruh kegiatan yang dikerjakan oleh perawat selama
bertugas di unit pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat diartikan
sebagai jumlah total waktu keperawatan yaitu pemberian pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan pasien serta jumlah perawat yang diperlukan
untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Berdasarkan hasil penelitian
Tareluan (2016) menyatakan bahwa ada hubungan beban kerja perawat
dengan gangguan pola tidur pada perawat di Instalasi Gawat Darurat
Nontrauma RSUP Prof DR. R. D. Kandou Manado.
Selain dari beban kerja faktor yang mempengaruhi kualitas tidur perawat
adalah masa kerja atau lama kerja yang umumnya merupakan lamanya
seseorang bekerja dalam bidang kegiatan yang sama ataupun beda, yang
biasanya diukur dengan waktu (Maurits, 2012). Bohle yang menyatakan
gangguan kualitas tidur biasa terjadi pada 5 tahun pertama atau masa
4
adaptasi. Jika ditinjau secara teoritis masalah serius baru akan terjadi pada
saat masa kerja shift mencapai 30 tahun, karena efek dari kerja shift pada
gangguan kualitas tidur bersifat akumulasi. Klasifikasi masa keja di bagi
menjadi 2 yaitu : Masa kerja kategori baru ≤ 3 tahun dan masa kerja kategori
lama > 3 tahun (Handoko, 2010). Menurut penelitian Hamel (2018) diketahui
bahwa perawat yang mengalami masa kerja kurang dari 4 tahun lebih banyak
mengalami ganguan kualitas tidur dibandingkan yang masa kerja < 4 tahun.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini diantaranya adalah:
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia dan jenis kelamin)
perawat RS dr. Suyoto
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Bagi manajemen keperawatan penelitian ini dapat menjadi dasar untuk
menetapkan kebijaksanaan beban kerja pada perawat. Penelitian ini
bermanfaat bagi Pihak Rumah Sakit sebagai informasi dan sarana evaluasi
perawat agar dapat meningkatkan kinerja kerja perawat.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Sebagai bahan acuan yang di harapkan dapat bermanfaat terutama dalam
pengembangan institusi yang berkaitan dengan hubungan beban kerja, dan
masa kerja dengan kualitas tidur perawat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas Tidur
1. Definisi
Tidur merupakan salah satu faktor penting yang berperan bagi kesehatan
fisik dan mental. Keuntungan dari pola tidur yang baik, tidak hanya untuk
mengembalikan energi yang telah digunakan dalam kegiatan sehari-hari
sebagai salah satu bentuk dari homeostasis tubuh, akan tetapi juga
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan kognitif maupun
psikologis (Chen et al, 2015). Tidur memiliki beberapa definisi sesuai
dengan pemikiran para ahli. Menurut Guyton & Hall (2014), tidur
didefinisikan sebagai suatu keadaan tak sadar yang masih dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik ataupun rangsangan
lain. Pengertian yang lain menyebutkan, bahwa tidur merupakan suatu
proses yang aktif karena aktivitas otak tidak mengalami penurunan saat
tidur bahkan pada tahapan tertentu penyerapan oksigen oleh otak dapat
meningkat (Sherwood, 2012).
Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan
dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur, kualitas tidur
seseorang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan –
keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur. Kualitas
tidur tidak hanya dinilai dari aspek kualitatif tetapi juga aspek kuantitatif
seperti misalnya lamanya waktu tidur, waktu yang diperlukan untuk
tertidur dan frekuensi terbangun dari tidur pada malam hari. Selain itu
penilaian subjektif tidur juga tidak boleh diabaikan seperti misalnya
perasaan puas dan segar setelah bangun di pagi hari, rasa berenergi atau
kelelahan yang muncul pada saat bangun tidur di pagi hari (Sethi, BS,
2012)
7
8
1) Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap
tidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa
9
b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk
tidur. Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin, suasana yang tidak
gaduh (tenang), dan penerangan yang tidak terlalu terang akan
membuat seseorang tersebut tertidur dengan nyenyak, begitupun
sebaliknya jika lingkungan kotor, bersuhu panas, susana yang ramai
dan penerangan yang sangat terang, dapat mempengaruhi kualitas
tidurnya
c. Kondisi Fisik dan Aktivitas
Kondisi fisik dapat mempengaruhi kualitas tidur. Mengingkatnya
aktivitas fisik akan meningkatkan kualitas tidur dan keletihan yang
berlebihan akibat aktivitas dapat membuat kesulitan tidur
d. Stres psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekwensi
tidur. Hal ini disebabkan karena kondisi cemas akan meningkatkan
norepineprin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan
mengurangi tahap IV NREM dan REM
e. Diet
Makanan yang banyak menandung L – Triptofan seperti keju, susu,
daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.
Sebaliknya minuman yang menandung kafein maupun alkohol akan
mengganggu tidur
f. Gaya hidup
Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat pula memengaruhi kualitas
tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan
nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebih akan menyebabkan
periode tidur REM lebih pendek
g. Obat – obatan
Obat – obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek
menyebabkan tidur, adapula yang sebaliknya mengganggu tidur
Menurut Chen et al (2015), berbagai macam faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang agar memiliki durasi tidur yang baik, yakni:
11
5. Kebutuhan Tidur
Manusia secara fitrahnya menghabiskan total sepertiga dari kehidupannya
untuk tidur. Hal itu menjelaskan bahwa pentingnya mengistirahatkan
kembali tubuh dalam waktu yang sesuai untuk mengembalikan kondisi
tubuh yang baik setelah melakukan kegiatan sehari-hari (Cappuccio et al,
2011).
Durasi tidur pendek yaitu ≤ 5-6 jam setiap hari, merupakan kelompok
yang memiliki risiko tinggi untuk peningkatan angka morbiditas dan
mortalitas penyakit cardiovaskuler. Dampak negatif yang dapat terjadi
karena kebiasaan tidur yang buruk ini adalah peningkatan risiko CHD,
stroke, hipertensi, obesitas dan DM tipe 2. Seseorang dengan durasi tidur
pendek akan berakibat pada perubahan kadar hormon leptin dan grelin
yang berada dalam sirkulasi. Kadar leptin akan menurun dan sebaliknya
terjadi peningkatan pada grelin yang fungsinya adalah untuk
meningkatkan nafsu makan, pada akhirnya akan meningkatkan asupan
kalori dan penurunan pengeluaran energi. Hal tersebut dapat memfasilitasi
dari risiko obesitas serta penyakit kardiovaskular (Cappucio et al, 2011).
Tidur dengan durasi ≤5-6 jam dalam setiap malamnya akan meningkatkan
berat badan di masa depan, hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan pada 276 orang dewasa dengan rentan usia 21- 64 tahun.
Penelitian lain menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
12
durasi tidur yang sangat pendek yaitu < 5 jam pada onset baru seseorang
terkena distress pada dewasa muda dengan rentang usia 17-24 tahun
(Glozier, et al 2010).
Durasi tidur panjang yang >8-9 jam pada setiap malamnya, merupakan
penanda bukan sebagai penyebab untuk penyakit-penyakit cardiovaskuler
dan stroke (Cappuccio et al, 2011). Menurut Stenholm et al (2011), tidur
lebih ≥9 jam menyebabkan penurunan performa fisik dan meningkatkan
risiko disabilitas. Seseorang dengan durasi tidur yang panjang akan
mengurangi aktivitas fisiknya disiang hari, sehingga terjadi penurunan
pembakaran kalori dan penumpukan lemak jahat dalam tubuh yang pada
akhirnya akan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah terutama di
otak dan akan menyebabkan stroke iskemia.
Kebutuhan akan tidur yang baik akan tercukupi berdasar durasi tidur dan
kualitas tidur yang baik. Ditinjau dari faktor usia, terdapat perbedaan
kebutuhan akan durasi tidur bagi masing-masing usia. Menurut
Hirshkowitz et al (2015), durasi tidur yang direkomendasikan bergantung
pada rentang usia seseorang, yakni:
a. Usia 0-3 bulan : 14 sampai 17 jam
b. Usia 4-11 bulan : 12 sampai 15 jam
c. Usia 1-2 tahun : 11 sampai 14 jam
d. Usia 3-5 tahun : 10 sampai 13 jam
e. Usia 6-13 tahun : 9 sampai 11 jam
f. Usia 14-17 tahun : 8 sampai 10 jam
g. Usia 18-25 tahun : 7 sampai 9 jam
h. . Usia 26-64 tahun : 7 sampai 9 jam
i. Usia ≥ 65 tahun : 7 sampai 8 jam
13
B. Beban Kerja
1. Pengertian Beban Kerja
Menurut Mudayana dalam Ahmad Hannani (2016) menyatakan “beban
kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-
tugas, lingkungan kerja dimana digunakan sebagai teman kerja,
keterampilan, perilaku, dan persepsi dari pekerja.” Menurut Siswanto
dalam Nova Ellyzar (2017) menyatakan: “Beban kerja adalah sejumlah
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit sorganisasi atau
pemegang jabatan secara sistematis dengan menggunakan teknis analisis
jabatan, teknik analisis beban kerja, atau teknik manajemen lainnya dalam
jangka waktu tertentu untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan
efektivitas kerja suatu unit organisasi.” Menurut Munandar (2014)
menyatakan “Beban kerja adalah tugas-tugas yang diberikan pada tenaga
kerja atau karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu dengan
menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja.
Tingkat persetujuan yang dimaksud dalam skala Likert ini terdiri dari 5
pilihan skala yang mempunyai gradasi dari Sangat Setuju (SS) hingga
Sangat Tidak Setuju (STS). 5 pilihan tersebut diantaranya adalah :
Pada kuesioner beban kerja dibuat oleh peneliti berdasarkan indikator (1)
beban fisik, beban mental dan beban waktu (Munandar, 2014). Kuesioner
berjumlah 15 pertanyaan dengan pilihan skala Likert yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak
Setuju (STS).
C. Masa Kerja
1. Definisi Masa Kerja
Masa kerja adalah jangka waktu atau lamanya seseorang bekerja pada
suatu instansi, kantor, dan sebagainya (Koesindratmono, 2011). Masa
kerja juga merupakan fakor yang bekaitan dengan lamanya sesoang
bekerja di suatu tempat menurut Andini (2015). Masa kerja juga
merupakan jangka waktu seseorang yang sudah bekerja dari pertama
mulai masuk hingga bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai
sepenggalan waktu yang agak lama dimana seseorang tenaga kerja masuk
dalam satu wilayah tempat usaha sampai batas tertentu (Suma’mur, 2014).
Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang
dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.
D. Perawat
1. Definisi Perawat
Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan perundang undangan yang
berlaku. Menurut Wardah, Febrina, Dewi (2017) berpendapat bahwa
perawat adalah tenaga yang bekerja secara professional memiliki
kemampuan, kewenangan dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
22
2. Peran Perawat
Peran perawat dapat diartikan sebagai tingkah laku dan gerak gerik
seseorang yang diharap oleh orang lain sesuai dengan kedudukan dalam
system, tingkah laku dan gerak gerik tersebut dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial di dalam maupun di luar profesi perawat yang bersifat
konstan (Potter & Perry, 2012).
f. See the patient point of view, perawat mencoba memahami klien dari
sudut pandang klien serta menerima sikap kritis klien.
Tanggungjawan perawat adalah sebagai berikut (Potter & Perry, 2010):
a. Membantu klien memperoleh kembali kesehatannya.
b. Membantu klien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.
c. Membantu klien yang tidak dapat disembuhkan untuk menerima
kondisinya.
d. Membantu klien yang menghadapi ajal untuk diperlakukan secara
manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal dengan tenang
F. Penelitian Terkait
1. Devina Gian Tareluan (2016). Hubungan Antara Beban Kerja dengan
Gangguan Pola Tidur Pada Perawat di Instalasi Gawat Darurat Non
Trauma RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan gangguan pola
tidur pada perawat di Instalasi Gawat Darurat Nontrauma RSUP Prof DR.
R.D. Kandou Manado. Metode : Penelitian ini bersifat observasional
analitik dengan pendepakatan cross sectional. Sampel yang diambil adalah
total sampling yaitu sebanyak 32 responden. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil Penelitian menggunakan
analisis uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan a = 0,05 atau
95% Hasil Uji statistik didapatkan nilai p = 0,006 < a = 0,05. Kesimpulan
dari penelitian ini yaitu ada hubungan beban kerja perawat dengan
gangguan pola tidur pada perawat di Instalasi Gawat Darurat Nontrauma
RSUP Prof DR. R. D. Kandou Manado. Saran Perawat disarankan agar
dapat mengatur waktu dengan baik dimana menggunakan waktu setelah
kerja dengan beristirahat sebelum melanjutkan aktivitas selanjutnya dan
menjaga stamina sebelum melaksanakan dinas agar dapat bekerja secara
efektif.
2. Rivelino Spener Hamel (2018) dengan judul HUbungan Antara Beban,
Masa Kerja, dan Shift Kerja dengan Gangguan Pola Tidur Pada Perawat di
Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Umum GMIMM Pancaran Kasih
25
E. Kerangka Teori
Perawat
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dari masalah
yang ingin diteliti. Menurut Jiwantoro (2017) variabel penelitian adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehinga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Menurut Dharma (2011) beberapa jenis variabel penelitian
antara lain:
1. Variabel Independent (variabel bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen atau variabel bebasnya adalah beban kerja dan masa
kerja
2. Variabel Dependent (variabel terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen/variabel
terikatnya adalah kualitas tidur.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka konsep penelitian
berikut ini :
1. Beban Kerja
2. Masa Kerja Kualitas Tidur
Karakteritik Responden
1 . Usia,
2 . Jenis Kelamin,
Skema 3.1 Kerangka Konsep
29
30
Ket:
: Menyatakan Hubungan
: Tidak diteliti
B. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.
Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis digunakan pengujian yang disebut
pengujian hipotesis ( Hastono, 2016).
Jenis hipotesis berdasarkan rumusan pernyataan dibagi manjadi dua yaitu
hipotesis kerja (hipotesis alternatif) dan hipotesis statistik (hipotesis null).
1. Hipotesis Ha
Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Ha: Ada hubungan beban kerja dengan kualitas tidur perawat di RS dr.
Suyoto
Ha: Ada hubungan masa kerja dengan kualitas tidur perawat di RS dr.
Suyoto
2. Hipotesis H0
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
H0 : Tidak Ada hubungan beban kerja dengan kualitas tidur perawat di RS
dr. Suyoto
H0 : Tidak Ada hubungan masa kerja dengan kualitas tidur perawat di RS
dr. Suyoto
31
C. Definisi Operasional
Independen
1 Beban Tugas-tugas yang Kuesioner D,
Mengisi Berdasar Nominal
kerja diberikan pada beban kerja. Kuesioner kan cut
tenaga kerja atau Terdiri indikator :
secara ceklis off by
karyawan untuk 1. Beban fisik dengan 5 mean/me
diselesaikan pada 2. Beban mentalpilihan tersebut dian
waktu tertentu 3. Beban waktu diantaranya 1. Beban
dengan (Munandar, 2014)
adalah : kerja
menggunakan 1. Sangat baik jika
keterampilan dan Setuju (SS) skor ≥
potensi dari tenaga 2. Setuju (S) 2. Beban
kerja (Munandar, 3. Ragu-ragu kerja
2014) (RG) kurang
4. Tidak Setuju baik jika
(TS) skor <
5. Sangat Tidak
Setu (STS)
2 Masa Jangka waktu atau Kuesioner B, Mengisi 1. Masa Nominal
Kerja lamanya seseorang Masa kerja. Kuesioner kerja <
bekerja pada suatu Terdiri indikator : secara ceklis 10 tahun
instansi 1. Masa kerja < 2. Masa
(Koesindratmono, 10 tahun kerja
2011) 2. Masa kerja >10
>10 tahun tahun
(Tulus 2012)
32
Karakteristik Responden
A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2013) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional dimana peneliti melakukan pengukuran variabel
hanya pada suatu saat. Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan
beban kerja dan masa kerja dengan kualitas tidur perawat di RS dr. Suyoto.
n= 313 N
1 + 313 (10%)2
n= 313 N
33
34
1 + 313 (0,1)2
n= 313 N
4,13
n = 75,78 (76)
tertentu.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS Suyoto, karena sampel pada tempat
tersebut sesuai dengan kriteria penelitian dan mudah dijangkau sehingga
dapat memperoleh data dasar yang diperlukan.
D. Waktu Penelitian
35
E. Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh
bertentangan dengan etik. Kode etik penelitian adalah suatu pedoman
etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan
antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan
masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2014). Tujuan penelitian ini harus etis dalam arti hak
responden harus diliindungi. Pada penelitian ini mendapat pengantar
dari institusi, kemudian menyerahkannya kepada instansi, untuk
mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan,
baru melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang
meliputi :
1. Lembar Persetujuan Penelitian
Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta
dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika
responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut, jika tidak peneliti harus menghormati hak-hak
responden.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data
(kuesioner) yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi
kode tertentu.
3. Kerahasiaan (Confidentialy)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subyek dijamin
kerahasiaannya. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil riset.
4. Beneficence ( Manfaat )
36
R= n ( ∑XY ) – ( ∑X ∑Y )
√ ( n∑X2 – (∑X)2 ) ( n∑Y2 – (∑Y)2 )
38
Keterangan :
n : Jumlah responden
∑XY : Jumlah dari perkalian skor item dengan skor total
∑X : Jumlah dari skor item pertanyaan
∑Y : Jumlah dari skor total
b. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini
berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur
yang sama (Notoatmodjo, 2012). Sekumpulan pertanyaan untuk
mengukur suatu variabel dikatakan reliabel jika koefisien
reliabilitasnya lebih atau sama dengan 0,700.
1. Prosedur Administratif
a. Membuat surat pengantar dari ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Pertamedika Jakarta untuk mengambil data awal
dalam pembuatan proposal riset keperawatan.
b. Surat ijin dari Kepala RS dr. Suyoto
39
H. Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2014) Data yang terkumpul lalu diolah dan
diproses melalui tahapan, sebagai berikut :
1. Editing Data/memeriksa
Kegiatan yang dilakukan setelah selesai menghimpun data
lapangan. Data yang ada seluruhnya diteliti apakah sudah benar,
jelas dan lengkap sesuai dengan yang diinginkan.
2. Coding Data/ Proses Pemberian Identitas
Data yang sudah diedit diberi identitas sesuai dengan pertanyaan
dan kelompoknya sehingga memiliki arti tertentu pada saat
dianalisis.
3. Sorting
Adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data
menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).
40
4. Entry data
Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian
dimasukkan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data.
5. Cleaning
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau
belum.
3. Analisa Bivariat
Setelah data-data diolah dengan menggunakan analisa univariat.
penelitian ini variabelnya menggunakan data katagori sehingga dalam
analisa data peneliti menggunakan uji chi square untuk menentukan ada
hubungan asosiasi antara dua variabel. Pembuktian uji chi square
menggunakan rumus, sebagai berikut:
42
df = (K-1) (B-1)
Syarat uji Chi square adalah sampel yang digunakan harus berukuran
besar dan memenuhi ketentuan berikut:
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi amatan atau observasi bernilai
0 (Nol).
2. Apabila bentuk tabel kontingensinya adalah 2 X 2, maka tidak boleh
ada 1 cell pun dari frekuensi harapan yang bernilai kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misalkan 2 x 3, maka jumlah
cell frekuensi harapan yang bernilai kurang dari 5 tidak boleh lebih
dari 20% dari keseluruhan cell.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, F. 2015. Risk Factory of Low Back Pain in Workers. J Majority. Vol.4.
No.1. Januari 2015
Astianto, A., Suprihadi H. (2014). Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Surabaya. Tugas Akhir. STIESIA.
Surabaya. https://ejournal.stiesia.ac.id
Bashkin, O., Caspi, S., Haligoa, R., Mizrahi, S., & Stalnikowicz, R. 2015.
Organizational fac- tors affecting length of stay in the emergency
department: initial observational study. Israel Journal of Health Policy
Research, 4, 38.
Bush, A.L. 2012. The Pittsburgh Sleep Quality Index in Older Primary Care
Patients with Generalized Anxiety Disorder : Psychometrics and Outcomes
Following Cognitive Behavioral Therapy. Psychiatry Res; 199(1):24-30
Cappuccio, F.P., Cooper, D., D’Elia, L., Strazzullo, P., Miller, M.A. 2011. Sleep
duration predicts cardiovascular outcomes : a systematic review and
metaanalysis of prospective studies, European Heart Journal, 32(12):1484-
92
Chen, X., Wang, R., Zee, P., Lutsey, P. L., Javaheri, S., & Alcántara, C. (2015).
Racial/ethnic differences in sleep disturbances : the multi-ethnic study of
atherosclerosis (MESA). Sleep, 38(6), 877– 888D.
https://doi.org/10.5665/sleep.4732
Devina Gian Tareluan. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Gangguan Pola
Tidur Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Non Trauma Rsup Prof Dr.
R. D. Kandou Manado. E-Journal Keperawatan (E-Kp) Volume 4 Nomor 2,
Juli 2016
Glozier,N., Martiniuk, A., Patton, G., Ivers, R., Li, Q., Hickie, I., Sesserrick, T.,
Woodward, M., Norton, R., Stevenson, M. 2010. Short Sleep Duration in
Prevalent and Persistent Psychological Distress in Young Adults: The
DRIVE Study. Sleep, 33(9): 1139-1145
Guyton A.C, dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Penterjemah: Ermita I, Ibrahim I. Singapura: Elsevier
Hirshkowitz, M., Whiton, M., Albert, S. M., Alessi, C., Bruni, O., DonCarlos, L.,
Hazen, N., Herman, J., Katz, E. S., Gozal, L., Neubauer, D. N., O’Donnell,
A. E., Ohayon, M., Peever, J., Rawding, R., Sachdeva, R. C. 2015. National
sleep foundation’s sleep time duration recommendations: Methodology and
results summary. Sleep Health, 1(1):40–43
Iqbal, Lilis I, & Joko S (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar(hlm.3-
24).Jakarta: Salemba Medika
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes. RI;
2015
Kementerian Kesehatan, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta : Kemenkes. RI.
Mari YR & Kuntarti. Penurunan kualitas tidur pada perawat dengan kinerja yang
kurang baik dalam melaksanakan asuhan keperawatan. FIK UI, 2014.
Melati, S. 2013. Hubungan Antara Umur, Masa Kerja Dan Status Gizi Dengan
Kelelahan Kerja Pada Pekerja Mebel Di CV. Mariska Desa Lellen
Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Nova Ellyzar, Mukhlis Yunus, Amri. 2017, Pengaruh Mutasi Kerja, Beban Kerja
Dan Konflik Interpersonal Terhadap Setres Kerja Serta Dampaknya Pada
Kinerja Karyawan Bpkp Perwakilan Provinsi Aceh, Jurnal Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Unsyiah Vol. 1, 37.
Rivelino Spener Hamel. Hubungan Antara Beban, Masa Kerja Dan Shift Kerja
Dengan Gangguan Pola Tidur Pada Perawat Di Ruangan Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Rudiansyah, 2014, Pengaruh Insentif, Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja.
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal manajemen. ISSN: 1987-
6285.
Sarfriyanda dkk. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Kuantitas Tidur Dengan
Prestasi Belajar Mahasiswa. Jom Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC;. 2012
Stenholm, S., Kronholm, E., Bandinelli, S., Guralnik, J. M., Ferrucci, L. 2011.
Self-reported sleep duration and time in bed as predictors of physical
function decline: results from the InCHIANTI study. Sleep, 34(11): 1583–
93
Tareluan (2016). Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Gangguan Pola Tidur
Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Nontrauma RSUP Prof DR. R. D.
Kandou Manado. e-journalKeperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2,Juli
2016
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di tempat.
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tenty Wulandari
NPM : 11202023
pertanyaan mengenai Hubungan beban kerja dan masa kerja dengan kualitas
yang akan dilaporkan pada hasil riset. Atas bantuan dan kerjasamanya saya
Hormat saya,
Tenty Wulandari
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
penelitian yang berjudul Hubungan beban kerja dan masa kerja dengan
Demikian pernyataan ini saya buat tanpa ada unsur paksaan dari pihak
lain.
Responden
KUESIONER PENELITIAN
A. DATA DEMOGRAFI
1. Nama (inisial) :
> 55 thn
Petunjuk :
Bentuk pertanyaan berkenaan dengan kebiasaan tidur anda selama sebulan terakhir.
Jawaban anda harus sesuai dengan kebiasaan tidur pada siang dan malam selama sebulan
terakhir. Silahkan jawab semua pertanyaan dibawah ini.
Petunjuk Pengisian
Bacalah dengan teliti pertanyaan di bawah ini. Berilah tanda ceklist (√) pada
jawaban yang paling sesuai. Berikan jawaban dengan sejujurnya !
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu Ragu
TS : Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju
N Pernyataan SS S RR TS STS
o
Beban Fisik 5 4 3 2 1
1. Pekerjaan yang diberikan kepada perawat
melebihi porsi yang sebenarnya, sehingga
membuat perawat kelabakan dlm melayani
pasien.
2. Perawat melalukan kontak langsung dengan
pasien secara terus menerus
3 Pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan perawat
4 Selama ini saya merasa pekerjaan yang saya
lakukan terlalu banyak dan berat dibandingkan
bagian unit lain
5 Selama ini saya merasa lelah karena pekerjaan
banyak sekali
Beban Mental
6 Ketika menghadapi banyak tuntutan dari
pasien atau keluarga pasien, perawat akan
menahan diri untuk tidak emosi.
7 Saya merasa pusing jika pasien yang datang
terlalu banyak
8 Saya merasa cemas berada di pekerjaan bagian
IGD
9 Saya jenuh harus bersikap ramah setiap hari
kepada pasien
10 Saya merasa bingung dengan perintah dari
atasan saya
Beban Waktu
11 Volume pekerjaan yang banyak sehingga
membuat perawat membutuhkan waktu extra
untuk menyelsaikannya bahkan harus lembu
12 Pekerjaaan yang ada membuat perawat harus
bekerja secepat mungkin dan merasa berpacu
dalam waktu.
13 Jadwal dan waktu bekerja perawat sudah sesuai
dengan aturan yang ada
14 Dalam menyelesaikan pekerjaan dan melayani
pasien, dibutuhkan tim kerja yang solid yang
mampu bekerjasama dengan baik.
15 Selama ini saya merasa pekerjaan saya harus
berpacu dengan waktu (deadline)