Anda di halaman 1dari 60

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN


KUALITAS TIDUR PERAWAT DI RS DR. SUYOTO

Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian


Tugas Akhir Pada Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan

Oleh

TENTY WULANDARI

11202023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PERTAMEDIKA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Penelitian dengan Judul:

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN


KUALITAS TIDUR PERAWAT DI RS. DR. SUYOTO

Telah mendapatkan persetujuan untuk dilaksanakan

Jakarta, Juni 2021

Menyetujui,
Pembimbing Skripsi

Ns. Dewi Siti Oktavianti, S.Kep., M. Kep

Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan

Wasijati, S.Kp., M.Si., M.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua rahmat dan karunia-
Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan
Beban Kerja dan Masa Kerja Dengan Kualitas Tidur Perawat di RS. dr. Suyoto”.
Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar skripsi pada Program
S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA. Peneliti
menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan sampai
selesainya penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucpan
terima kasih kepada
1. Ns. Maryati, S.Sos., MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA
2. Wasijati, SKp., M.Si., M. Kep, selaku kepala Program studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
3. Ns. Dewi Siti Oktavianti, S.Kep., M. Kep selaku dosen pembimbing skripsi
yang dengan penuh kesabaran dan kebaikan telah membimbing penulis
selama proses penelitian ini.
4. dr. Suganda. M.Kes. selaku direktur RS Pertamina tempat Penelitian
5. Para Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
6. Almarhumah Ibu ku yang tersayang dan terbaik yang telah membantu
semuanya dari aku kecil hingga dewasa, semua doa yang dipanjatkan kepada
Allah SWT yang tidak akan pernah bias tergantikan dengan apapun.
7. Suami dan anak-anakku tercinta atas doa dan dukungannya selama ini,
sehingga laporan penelitian skripsi ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
8. Para responden atas keikutsertaaan dan kerja samanya, sehingga laporan
penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya
9. Teman-teman Angkatan 14 Non Reguler program studi SI keperawatan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
10. Teman teman di Ruangan IGD yang telah membantu dan mensupport,
sehingga laporan penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya penelitian ini

iii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian dalam skripsi
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Juni 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. v
DAFTAR TABEL..................................................................................... vii
DAFTAR SKEMA.................................................................................... viii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kualitas Tidur............................................................................ 6
1. Definisi............................................................................... 6
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur......... 7
3. Kebutuhan Tidur................................................................ 8
4. Jenis – Jenis Tidur.............................................................. 10
5. Macam Macam Gangguan Tidur........................................ 10
6. Pengukuran Kualitas Tidur................................................ 12
B. Beban Kerja............................................................................... 12
1. Pengertian Beban Kerja..................................................... 12
2. Tujuan Analisis Beban Kerja............................................. 12
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja.............. 13
4. Dimensi dan Indikator Beban Kerja................................... 14
5. Pengukuran Variabel Beban Kerja..................................... 15
C. Masa Kerja................................................................................ 16
1. Definisi Masa Kerja........................................................... 16
2. Faktor yang Mempengaruhi Masa Kerja........................... 17

v
3. Sifat Umum Masa Kerja Karyawan................................... 19
4. Dimensi Masa Kerja........................................................... 19
5. Klasifikasi Masa Kerja....................................................... 19
D. Perawat...................................................................................... 20
1. Definisi............................................................................... 20
2. Peran Perawat..................................................................... 20
3. Tugas dan Tanggung Jawab Perawat................................. 21
E. Penelitian Terkait...................................................................... 22
F. Kerangka Teori.......................................................................... 26

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN


HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep........................................................................... 27
B. Hipotesis........................................................................................ 28
C. Definisi Operasional...................................................................... 29

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian........................................................................... 32

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel..................... 32

C. Tempat Penelitian.......................................................................... 32

D. Waktu Penelitian ........................................................................... 33

E. Etika Penelitian.............................................................................. 33

F. Alat Pengumpulan Data................................................................. 34

G. Prosedur Pengumpulan Data.......................................................... 36

H. Pengolahan Data............................................................................ 37

I. Analisa Data................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional.................................................................. 29


Tabel 4.1 Analisis Univariat...................................................................... 38
Tabel 4.2 Analisis Bivariat........................................................................ 39

vii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori........................................................................ 26

Skema 3.1 Kerangka Konsep..................................................................... 28

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang beroperasi 24 jam.
Salah satu sumber daya yang dibutuhkan rumah sakit dalam perawatan klien
adalah perawat yang dalam segi jumlah menempati urutan teratas, khususnya
bangsal rawat inap. Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem shift
kerja siang dan malam. Shift kerja merupakan pilihan dalam pengorganisasian
kerja untuk memaksimalkan produktivitas kerja sebagai pemenuhan tuntutan
klien. Shift kerja dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah
kurangnya kualitas tidur akibat shift malam. Kualitas tidur yang buruk akan
menimbulkan berbagai permasalahan kerja yang fatal dan mengakibatkan
kecelakaan kerja (Dian & Solikhah, 2012)

Gangguan tidur yang berdampak pada kualitas tidur paling sering diderita
masyarakat di dunia. Menurut WHO tahun 2014 menyebutkan 30-50 juta
penduduk Amerika mengalami gangguan tidur dan 5% hingga 10% pada
orang Amerika terkena gangguan tidur kronis. Salah satunya negara dengan
penduduk yang rata-rata memiliki kualitas tidur paling baik di dunia pada
negara Slovakia, disusul oleh Tiongkok dan Hungaria (WHO, 2014). Di Eropa
tepatnya di Spanyol dalam sebuah penelitian didapatkan hasil 15-35% dari
populasi orang dewasa mengeluh sering gangguan kualitas tidur dan kualitas
tidur yang buruk (Aroca, 2013). Sebuah penelitian di Taiwan oleh Pei et al.
(2013) di sebuah rumah sakit, 75% dari 156 perawat di ruang rawat inap
mempunyai kualitas tidur yang buruk.

Di Indonesia melalui penelitian yang dilakukan Agririsky tahun 2018


diketahui bahwa secara umum sebanyak 47,1% perawat memiliki kualitas
tidur buruk dan 52,9% memiliki kualitas tidur baik. Sebanyak 22 orang
(73,3%) perawat di ruang rawat intensif memiliki kualitas tidur yang buruk
dan 8 orang (26,7%) perawat memiliki kualitas tidur baik, sedangkan di ruang

1
2

rawat anak non intensif hanya 11 orang (27,5%) perawat yang memiliki
kualitas tidur buruk dan 29 orang (72,5%) perawat memiliki kualitas tidur
baik.

Tenaga keperawatan merupakan sumber daya manusia yang jumlahnya paling


dominan di rumah sakit. Salah satu sumber daya yang dibutuhkan rumah sakit
dalam perawatan klien adalah perawat yang dalam segi jumlah menempati
urutan teratas, pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem shift kerja
siang dan malam, untuk memaksimalkan produktivitas kerja sebagai
pemenuhan tuntutan klien. Pengoperasian rumah sakit dalam 24 jam dapat
memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah kurangnya kualitas
tidur pada perawat (Dian & Solikhah, 2012). Kualitas tidur yang baik bagi
perawat yang bertugas di ruang rawat inap sangat penting dan dibutuhkan
dalam menunjang aktivitas perawat dalam bekerja. Sering kali kualitas tidur
perawat tidak terpenuhi/terganggu karena tuntutan tugas yang mengharuskan
perawat kerja pada shift malam. Pola tidur yang berubah-ubah karena shift
kerja menjadi penyebab kualitas tidur menjadi menurun. Dampak dari kualitas
tidur buruk bisa menyebabkan berbagai macam masalah bagi perawat seperti
masalah kesehatan dan menurunnya produktivitas dalam bekerja (Safitrie,
2012).

Secara pengertiannya kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,


sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan persaan lelah, mudah
teransang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata
bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit
kepala dan sering menguap atau mengantuk (Mari & Kuntarti, 2014). Tidur
yang kurang dan kualitas tidur yang tidak memadai memberikan dampak yang
buruk terhadap kinerja pekerjaan mereka, serta pada keselamatan pasien dan
keselamatan perawat itu sendiri (Mari & Kuntarti, 2014).

Tidur yang cukup tidak hanya ditentukan oleh faktor jam tidur (kuantitas
tidur), tetapi juga oleh kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi
aspek kuantitatif seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa
3

tertidur, frekuensi terbangun dan kualitatif tidur seperti kedalaman dan


kepuasan tidur (Bush, 2012).

Kualitas tidur yang buruk disebabkan oleh gangguan pada fisiologi dan
gangguan psikologis. Gangguan pada fisiologi antara lain adanya penurunan
kegiatan sehari-hari, koordinasi saraf otot yang buruk, metode dalam
pemulihan yang lambat, ketidakstabilan tanda-tanda vital dan daya tahan
tubuh yang menurun. Sedangkan dampak psikologi antara lain kurangnya
berkonsentrasi, koping yang tidak efektif, depresi dan cemas. Selama
perawatan, perawat komunitas mempunyai tanggung jawab dalam membantu
mengatasi gangguan tidur sehingga kualitas tidur pada perawat dapat
meningkat (Sarfriyanda, 2015)

Menurut Kurnadi (2013) kualitas tidur yang buruk bagi perawat dapat
dipengaruhi oleh beban kerja karena tugas pokok perawat di instalasi gawat
darurat (IGD) mengharuskan perawat siap untuk merespon dalam kondisi
apapun dan segera berfikir cepat mengingat jenis pasien dan penyakitnya
memerlukan tindakan berbeda dan segera. Tugas yang harus diselesaikan
dengaan cepat, tepat dan cermat dapat menyebabkan banyaknya kesalahan
atau bahkan menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan. Beban kerja
perawat merupakan seluruh kegiatan yang dikerjakan oleh perawat selama
bertugas di unit pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat diartikan
sebagai jumlah total waktu keperawatan yaitu pemberian pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan pasien serta jumlah perawat yang diperlukan
untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Berdasarkan hasil penelitian
Tareluan (2016) menyatakan bahwa ada hubungan beban kerja perawat
dengan gangguan pola tidur pada perawat di Instalasi Gawat Darurat
Nontrauma RSUP Prof DR. R. D. Kandou Manado.

Selain dari beban kerja faktor yang mempengaruhi kualitas tidur perawat
adalah masa kerja atau lama kerja yang umumnya merupakan lamanya
seseorang bekerja dalam bidang kegiatan yang sama ataupun beda, yang
biasanya diukur dengan waktu (Maurits, 2012). Bohle yang menyatakan
gangguan kualitas tidur biasa terjadi pada 5 tahun pertama atau masa
4

adaptasi. Jika ditinjau secara teoritis masalah serius baru akan terjadi pada
saat masa kerja shift mencapai 30 tahun, karena efek dari kerja shift pada
gangguan kualitas tidur bersifat akumulasi. Klasifikasi masa keja di bagi
menjadi 2 yaitu : Masa kerja kategori baru ≤ 3 tahun dan masa kerja kategori
lama > 3 tahun (Handoko, 2010). Menurut penelitian Hamel (2018) diketahui
bahwa perawat yang mengalami masa kerja kurang dari 4 tahun lebih banyak
mengalami ganguan kualitas tidur dibandingkan yang masa kerja < 4 tahun.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan kepada perawat yang bekerja


sistem kerja Shift di RS dr. Suyoto diketahui dari hasil wawancara kepada 10
orang perawat bahwa 7 dari 10 orang perawat mengalami masalah dalam
tidur seperti insomnia, Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk
tidur kembali, serta mayoritas perawat merasakan beban kerja di saat ini
sangat berat terlebih karena masa pandemi covid 19 yang mengharuskan
perawat bekerja ekstra dan penuh kehati hatian. Terkatit dengan beban kerja
perawat diketahui dari hasil wawancara kepada 10 orang bahwa 6 dari 10
orang (60%) perawat merasa beban kerja sangat berat tertama dengan masa
pandemi covid 19 yang mana perawat diharuskan bekerja dengan
menggunakan APD lengkap dan tingkat kehati hatian yang tinggi agar tidak
tertular virus covid 19. Terkati dengan masa kerja diketahui bahwa dari 10
orang perawat diketahui bahwa 6 orang sudah bekerja melebihi 10 tahun dan
4 orang bekerja dibawah 10 tahun.

Melihat uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian


tentang Hubungan beban kerja dan masa kerja dengan kualitas tidur perawat
di IGD RS dr. Suyoto.

B. Rumusan Masalah

Tenaga keperawatan merupakan sumber daya manusia yang jumlahnya paling


dominan di rumah sakit. Salah satu sumber daya yang dibutuhkan rumah sakit
dalam perawatan klien adalah perawat yang dalam segi jumlah menempati
urutan teratas, pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem shift kerja
siang dan malam, untuk memaksimalkan produktivitas kerja sebagai
5

pemenuhan tuntutan klien. Pengoperasian rumah sakit dalam 24 jam dapat


memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah kurangnya kualitas
tidur pada perawat (Dian & Solikhah, 2012).

Kualitas tidur perawat merupakan pengalaman sehari-hari yang disebabkan


oleh berbagai faktor diantaranya dipengaruhi oleh beban kerja perawat
karena kondisi pasien yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan
yang di butuhkan untuk memberikan pelayanan langsung pada pasien, serta
banyaknya tugas tambahan yang harus dikerjakan oleh seorang perawat
sehingga dapat menganggu penampilan kerja dari perawat tersebut (Kurnadi,
2013). Selain dari tugas tambahan, beban kerja seorang perawat juga sangat
dipengaruhi oleh waktu kerjanya. Masa kerja yang lama akan lebih
berdampak pada kualitas tidur serta perawat yang bekerja shift malam akan
mengalami adaptasi yang dipengaruhi salah satunya adalah kualitas dan
kuantitas tidur.

Berdasarkan studi pendahuluan di RS dr. Suyoto kepada perawat diketahui


bahwa mayoritas perawat mengalami masalah dalam tidur, mayoritas
perawat mengalami beban kerja yang berat dan masa kerja mayoritas diatas
10 tahun.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk


mengetahui “apakah ada hubungan beban kerja dan masa kerja dengan
kualitas tidur perawat di RS dr. Suyoto?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan


beban kerja dan masa kerja dengan kualitas tidur perawat di RS dr. Suyoto

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini diantaranya adalah:
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia dan jenis kelamin)
perawat RS dr. Suyoto
6

b. Mengidentifikasi gambaran beban kerja perawat di RS dr. Suyoto


c. Mengidentifikasi gambaran masa kerja perawat di RS dr. Suyoto
d. Mengidentifikasi gambaran kualitas tidur perawat di RS dr. Suyoto
e. Menganalisa hubungan beban kerja dengan kualitas tidur perawat di
RS dr. Suyoto
f. Menganalisa hubungan masa kerja dengan kualitas tidur perawat di RS
dr. Suyoto

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Bagi manajemen keperawatan penelitian ini dapat menjadi dasar untuk
menetapkan kebijaksanaan beban kerja pada perawat. Penelitian ini
bermanfaat bagi Pihak Rumah Sakit sebagai informasi dan sarana evaluasi
perawat agar dapat meningkatkan kinerja kerja perawat.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Sebagai bahan acuan yang di harapkan dapat bermanfaat terutama dalam
pengembangan institusi yang berkaitan dengan hubungan beban kerja, dan
masa kerja dengan kualitas tidur perawat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas Tidur
1. Definisi
Tidur merupakan salah satu faktor penting yang berperan bagi kesehatan
fisik dan mental. Keuntungan dari pola tidur yang baik, tidak hanya untuk
mengembalikan energi yang telah digunakan dalam kegiatan sehari-hari
sebagai salah satu bentuk dari homeostasis tubuh, akan tetapi juga
berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan kognitif maupun
psikologis (Chen et al, 2015). Tidur memiliki beberapa definisi sesuai
dengan pemikiran para ahli. Menurut Guyton & Hall (2014), tidur
didefinisikan sebagai suatu keadaan tak sadar yang masih dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik ataupun rangsangan
lain. Pengertian yang lain menyebutkan, bahwa tidur merupakan suatu
proses yang aktif karena aktivitas otak tidak mengalami penurunan saat
tidur bahkan pada tahapan tertentu penyerapan oksigen oleh otak dapat
meningkat (Sherwood, 2012).
Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan
dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur, kualitas tidur
seseorang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan –
keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur. Kualitas
tidur tidak hanya dinilai dari aspek kualitatif tetapi juga aspek kuantitatif
seperti misalnya lamanya waktu tidur, waktu yang diperlukan untuk
tertidur dan frekuensi terbangun dari tidur pada malam hari. Selain itu
penilaian subjektif tidur juga tidak boleh diabaikan seperti misalnya
perasaan puas dan segar setelah bangun di pagi hari, rasa berenergi atau
kelelahan yang muncul pada saat bangun tidur di pagi hari (Sethi, BS,
2012)

7
8

2. Jenis – Jenis Tidur


Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu
dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM), dan tidur
dengan gerakan bola mata lambat Non – Rapid Eye Movement – NREM,
(Asmadi. 2012).
a. Tidur REM
Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal
tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang dapat tidur dengan
nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya
bersifat sangat aktif. Tidur REM ini ditandai dengan mimpi, otot –
otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata
cenderung bergerak bolak – balik), sekresi lambung meningkat, ereksi
penis tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme
meningkat, tanda tanda orang yang mengalami kehilangan tidur REM
yaitu, cenderung hiperaktif, emosi sulit terkendali, nafsu makan
bertambah, bingung dan curiga
b. Tidur NREM
Merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM
gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar
atau tidak tidur. Tanda - tanda tidur NREM ini antara lain : mimpi
berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan
pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat.
Pada tidur NREM ini mempunyai empat tahap masing – masing tahap
ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak.

3. Macam Macam Gangguan Tidur


Gangguan tidur ialah merupakan suatu keadaan seseorang dengan
kualitas tidur yang kurang (Guyton & Hall (2014).

1) Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap
tidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa
9

belum cukup tidur pada saat terbangun. Gejala fisik : Muka


pucat, mata sembab, badan lemas dan daya tahan menurun
sehingga menjadi mudah terserang penyakit, dan gejala psikisnya
: Lesu, lambat menghadapi rangsangan dan sulit berkonsentrasi.
2) Hipersomnia
Hipersomnia adalah gangguan jumlah tidur yang berlebihan dan
selalu mengantuk di siang hari. Gangguan ini dikenal sebagai
narkolepsi yaitu pasien tidak dapat menghindari untuk tidur. Dapat
terjadi pada setiap usia, tapi paling sering pada awal remaja atau
dewasa muda. Gejala fisik : mengantuk yang hebat, gugup, depresi,
harga diri rendah, hilangnya tonus otot dipicu oleh emosi
mengakibatkan immobilisasi, tidak mampu bergerak waktu mula –
mula bangun. Gejala psikis: halusinasi visual atau audio
(pendengaran).
3) Parasomnia

Parasomnia adalah gangguan tidur yang tidak umum dan tidak


diinginkan, yang tampak secara tiba – tiba selama tidur atau
terjadi pada ambang terjaga dan tidur. Sering muncul dalam bentuk
mimpi buruk yang ditandai mimpi lama dan menakutkan. Gejala
fisik : jalan watu tidur, kadang – kadang berbicara waktu tidur,
mendadak duduk ditempat tidur dan matanya tampak membelalak
liar. Gejala psikis : penderita jarang memngingat kejadiannya.

4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur


Pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda – beda , ada yang
yang dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya. Menurut Asmadi,
(2012) faktor yang mempengaruhi kualitas tidur adalah diantaranya:
a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur
dengan nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang kondisinya kurang
sehat (sakit) dan rasa nyeri , makan kebutuhan tidurnya akan tidak
nyenyak
10

b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk
tidur. Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin, suasana yang tidak
gaduh (tenang), dan penerangan yang tidak terlalu terang akan
membuat seseorang tersebut tertidur dengan nyenyak, begitupun
sebaliknya jika lingkungan kotor, bersuhu panas, susana yang ramai
dan penerangan yang sangat terang, dapat mempengaruhi kualitas
tidurnya
c. Kondisi Fisik dan Aktivitas
Kondisi fisik dapat mempengaruhi kualitas tidur. Mengingkatnya
aktivitas fisik akan meningkatkan kualitas tidur dan keletihan yang
berlebihan akibat aktivitas dapat membuat kesulitan tidur
d. Stres psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekwensi
tidur. Hal ini disebabkan karena kondisi cemas akan meningkatkan
norepineprin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan
mengurangi tahap IV NREM dan REM
e. Diet
Makanan yang banyak menandung L – Triptofan seperti keju, susu,
daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.
Sebaliknya minuman yang menandung kafein maupun alkohol akan
mengganggu tidur
f. Gaya hidup
Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat pula memengaruhi kualitas
tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan
nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebih akan menyebabkan
periode tidur REM lebih pendek
g. Obat – obatan
Obat – obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek
menyebabkan tidur, adapula yang sebaliknya mengganggu tidur
Menurut Chen et al (2015), berbagai macam faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang agar memiliki durasi tidur yang baik, yakni:
11

a. Kondisi biologis dan psikososial, yang termasuk didalamnya yaitu


penyakit kronis dan gangguan kecemasan (ansietas)
b. Lingkungan tidur yaitu faktor kebisingan, cahaya, suhu, berbagi
tempat tidur / kamar tampaknya memiliki dampak yang lebih besar
pada durasi tidur remaja
c. Jadwal kegiatan, aktivitas yang padat di kampus serta tugas yang
banyak yang dikerjakan di rumah dapat mengurangi durasi tidur
d. Kebiasaan tidur keluarga, lingkungan keluarga, gaya hidup keluarga,
berpengaruh terhadap pola tidur dan durasi tidur.

5. Kebutuhan Tidur
Manusia secara fitrahnya menghabiskan total sepertiga dari kehidupannya
untuk tidur. Hal itu menjelaskan bahwa pentingnya mengistirahatkan
kembali tubuh dalam waktu yang sesuai untuk mengembalikan kondisi
tubuh yang baik setelah melakukan kegiatan sehari-hari (Cappuccio et al,
2011).

Durasi tidur pendek yaitu ≤ 5-6 jam setiap hari, merupakan kelompok
yang memiliki risiko tinggi untuk peningkatan angka morbiditas dan
mortalitas penyakit cardiovaskuler. Dampak negatif yang dapat terjadi
karena kebiasaan tidur yang buruk ini adalah peningkatan risiko CHD,
stroke, hipertensi, obesitas dan DM tipe 2. Seseorang dengan durasi tidur
pendek akan berakibat pada perubahan kadar hormon leptin dan grelin
yang berada dalam sirkulasi. Kadar leptin akan menurun dan sebaliknya
terjadi peningkatan pada grelin yang fungsinya adalah untuk
meningkatkan nafsu makan, pada akhirnya akan meningkatkan asupan
kalori dan penurunan pengeluaran energi. Hal tersebut dapat memfasilitasi
dari risiko obesitas serta penyakit kardiovaskular (Cappucio et al, 2011).
Tidur dengan durasi ≤5-6 jam dalam setiap malamnya akan meningkatkan
berat badan di masa depan, hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan pada 276 orang dewasa dengan rentan usia 21- 64 tahun.
Penelitian lain menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
12

durasi tidur yang sangat pendek yaitu < 5 jam pada onset baru seseorang
terkena distress pada dewasa muda dengan rentang usia 17-24 tahun
(Glozier, et al 2010).

Durasi tidur panjang yang >8-9 jam pada setiap malamnya, merupakan
penanda bukan sebagai penyebab untuk penyakit-penyakit cardiovaskuler
dan stroke (Cappuccio et al, 2011). Menurut Stenholm et al (2011), tidur
lebih ≥9 jam menyebabkan penurunan performa fisik dan meningkatkan
risiko disabilitas. Seseorang dengan durasi tidur yang panjang akan
mengurangi aktivitas fisiknya disiang hari, sehingga terjadi penurunan
pembakaran kalori dan penumpukan lemak jahat dalam tubuh yang pada
akhirnya akan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah terutama di
otak dan akan menyebabkan stroke iskemia.

Kebutuhan akan tidur yang baik akan tercukupi berdasar durasi tidur dan
kualitas tidur yang baik. Ditinjau dari faktor usia, terdapat perbedaan
kebutuhan akan durasi tidur bagi masing-masing usia. Menurut
Hirshkowitz et al (2015), durasi tidur yang direkomendasikan bergantung
pada rentang usia seseorang, yakni:
a. Usia 0-3 bulan : 14 sampai 17 jam
b. Usia 4-11 bulan : 12 sampai 15 jam
c. Usia 1-2 tahun : 11 sampai 14 jam
d. Usia 3-5 tahun : 10 sampai 13 jam
e. Usia 6-13 tahun : 9 sampai 11 jam
f. Usia 14-17 tahun : 8 sampai 10 jam
g. Usia 18-25 tahun : 7 sampai 9 jam
h. . Usia 26-64 tahun : 7 sampai 9 jam
i. Usia ≥ 65 tahun : 7 sampai 8 jam
13

6. Pengukuran Kualitas Tidur


PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index). PSQI sendiri ialah suatu
metode penilaian yang berbentuk kuesioner yang digunakan untuk
mengukur kualitas tidur dan gangguan tidur orang dewasa dalam interval
satu bulan. Dari penilaian kualitas tidur dengan menggunakan metode
PSQI ini akan didapatkan outputan berupa Sleeping Index. Kuisioner
PSQI ini di buat oleh D.J Bussye, Reynolds, Monk, Berman dan Kupfer
pada tahun 1989 yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Kuisioner ini terdiri dari 9 pertanyaan. Setiap pertanyaan memiliki skor 0
sampai 3. Pola tidur dikatakan buruk bila skor total ≥ 5 - 21 dan pola tidur
dikatakan baik bila skor total < 5. (Iqbal, Q, 2014)

B. Beban Kerja
1. Pengertian Beban Kerja
Menurut Mudayana dalam Ahmad Hannani (2016) menyatakan “beban
kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-
tugas, lingkungan kerja dimana digunakan sebagai teman kerja,
keterampilan, perilaku, dan persepsi dari pekerja.” Menurut Siswanto
dalam Nova Ellyzar (2017) menyatakan: “Beban kerja adalah sejumlah
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit sorganisasi atau
pemegang jabatan secara sistematis dengan menggunakan teknis analisis
jabatan, teknik analisis beban kerja, atau teknik manajemen lainnya dalam
jangka waktu tertentu untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan
efektivitas kerja suatu unit organisasi.” Menurut Munandar (2014)
menyatakan “Beban kerja adalah tugas-tugas yang diberikan pada tenaga
kerja atau karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu dengan
menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa beban


kerja adalah sesuatu yang muncu yang dikarenakan jumlah kegiatan atau
tugastugas yang harus diselesaikan oleh karyawan secara sistematis
14

dengan menggunakan keterampilan yang harus diselesaikan berdasarkan


waktu.

2. Tujuan Analisis Beban Kerja


Menurut Suci R.Mar’ih Koesomowidjojo (2017) menjelaskan bahwa
tujuan analisis beban kerja yaitu:
a. Menentukan Jumlah Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Beban kerja sebagai dasar untuk menambah atau mengurangi jumlah
SDM pada suatu jabatan atau unit kerja.
b. Menyempurnakan (Redesign) Tugas Jabatan
Beban kerja sebagai dasar untuk menambah atau mengurangi tugas
dari suatu jabatan sehingga mencapai rentang beban kerja standar
(optimum).
c. Menyempurnakan (Redesign) Struktur Organisasi
Menggabung 2 (dua) jabatan atau lebih menjadi 1 (satu) jabatan,
memisahkan 1 jabatan menjadi 2 atau lebih jabatan, atau menciptakan
suatu jabatan baru.
d. Menyempurnakan (Redesign) Standar Operating Procedure (Sop)
Menyempurnakan SOP karena adanya redesign tugas/aktivitas jabatan
dan penyempurnaan struktur organisasi.
e. Menentukan Standar Waktu (Standard Time) Tugas Dan Aktivitas
Diperoleh standar waktu dari setiap tugas dan aktivitas sesuai standar
normal di organisasi atau perusahaan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja


Secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja menurut
Tarwaka dalam Hariyati yang dikutip dari Astianto dan Suprihhadi (2014)
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat komplek, baik faktor
internal maupun faktor eksternal.
a. Faktor eksternal
15

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap beban kerja adalah beban


yang berasal dari luar tubuh karyawan. Termasuk beban kerja
eksternal adalah:
1) Tugas-tugas (task). Tugas ada yang bersifat fisik seperti tata ruang
kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja,sikap kerja,
dan alat bantu kerja. Tugas juga ada yang bersifat mental seperti,
kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.
2) Organisasi kerja. Organisasi kerja yang mempengaruhi beban
kerja misalnya, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja
bergilir, sistem pengupahan, kerja malam, music kerja, tugas, dan
wewenang.
3) Ligkungan kerja. Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi
beban kerja misalnya saja lingkungan kerj afisik (penerangan,
kebisingan, getaran, mekanis), lingkungan kerja kimiawi (debu,
gas, pencemar udara) lingkungan kerja biologis (bakteri virus, dan
parasit) dan lingkungan kerja psikologis (penempatan tenaga
kerja).
b. Faktor Internal
Faktor internal yang berpengaruh terhadap beban kerja adalah faktor
yang berasal dari dalam tubuh sendiri sebagai akibat adanya reaksi
dari beban kerja eksternal. Reaksi tubuh tersebut dikenal sebagai
strain. Berat ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif
maupun subjektif. Penilaian secara objektif melalui perubahan reaksi
fisiologis, sedangkan penilaian subjektif dapat dilakukan melalui
perubahan reaksi psikologis dan perubahan perilaku. Karena itu strain
secara subjektif berkaitan erat dengan harapan, keinginan, kepuasan
dan penilaian subjektif lainnya.
1) Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi
kesehatan, status gizi
2) Faktor psikis, yaitu motivasi, peersepsi, kepercayaan,
keinginan,kepuasan, dan lain-lain
16

4. Dimensi dan Indikator Beban Kerja


Dimensi dan indikator yang digunakan penulis menggunakan teori dari
Menurut Munandar (2014) yaitu:
a. Beban Fisik
Beban kerja fisik yaitu beban kerja yang berdampak pada gangguan
kesehatan seperti pada sistem faal tubuh, jantung, pernapasan serta
alat indera pada tubuh seseorang yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan. Adapun indikator dari beban fisik yaitu : beban fisik
fisiologis dan beban fisik biomekanika.
b. Beban Mental
Beban mental merupakan beban kerja yang timbul saat karyawan
melakukan aktivitas mental/psikis dilingkungan kerjanya. Adapun
indikator dari beban mental yaitu : konsentrasi, adanya rasa bingung,
kewasapadaan dan ketepatan pelayanan.
c. Beban Waktu
Beban waktu merupakan beban kerja yang timbul saat karyawan
dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dnegan waktu
yang telah ditentukan. Adapun indikator beban waktu yaitu: kecepatan
dalam mengerjakan pekerjaan dan mengerjakan pekerjaan dua/lebih
dalam waktu yang sama.

5. Pengukuran Variabel Beban Kerja


Pengukuran beban kerja dapat diketahui dari hasil kuesioner. Kuesioner
merupakan pendekatan pengukuran beban kerja yang paling umum dipakai
dengan menggunakan kusioner dimana rating scale secara khusus
disiapkan. Skala Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang
digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat. Dengan skala likert ini,
responden diminta untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan
mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap serangkaian
pertanyaan.
17

Tingkat persetujuan yang dimaksud dalam skala Likert ini terdiri dari 5
pilihan skala yang mempunyai gradasi dari Sangat Setuju (SS) hingga
Sangat Tidak Setuju (STS). 5 pilihan tersebut diantaranya adalah :

1. Sangat Setuju (SS)


2. Setuju (S)
3. Ragu-ragu (RG)
4. Tidak Setuju (TS)
5. Sangat Tidak Setuju (STS)

Pada kuesioner beban kerja dibuat oleh peneliti berdasarkan indikator (1)
beban fisik, beban mental dan beban waktu (Munandar, 2014). Kuesioner
berjumlah 15 pertanyaan dengan pilihan skala Likert yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak
Setuju (STS).

C. Masa Kerja
1. Definisi Masa Kerja
Masa kerja adalah jangka waktu atau lamanya seseorang bekerja pada
suatu instansi, kantor, dan sebagainya (Koesindratmono, 2011). Masa
kerja juga merupakan fakor yang bekaitan dengan lamanya sesoang
bekerja di suatu tempat menurut Andini (2015). Masa kerja juga
merupakan jangka waktu seseorang yang sudah bekerja dari pertama
mulai masuk hingga bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai
sepenggalan waktu yang agak lama dimana seseorang tenaga kerja masuk
dalam satu wilayah tempat usaha sampai batas tertentu (Suma’mur, 2014).
Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang
dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.

Menurut Rudiansyah (2014) adalah “lamanya seorang karyawan


menyumbangkan tenaganya pada perusahaan tertentu dan menghasilkan
penyerapan dari berbagai aktivitas manusia.” Semakin berpengalaman
seorang karyawan maka akan semakin membantu perusahaan untuk
18

menghasilkan kinerja atau output yang lebih banyak. Sedangkan Menurut


Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Masa
Kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang akan
menentukan pertumbuhan dalam perkerjaan dan jabatan.

Menurut Hermanto (2012) Masa kerja dapat dikatakan sebagai loyalitas


karyawan kepada perusahaan. Rentang waktu masa kerja yang cukup,
sama dengan orang yang memiliki pengalaman yang luas baik hambatan
dan keberhasilan. Waktu yang membentuk pengalaman seseorang. Maka
masa kerja adalah waktu yang telah dijalani seorang teknisi selama
menjadi tenaga kerja/karyawan perusahaan. Masa kerja memberikan
pengalaman kerja, pengetahuan dan keterampilan kerja seorang karyawan.
Pengalaman kerja menjadikan seseorang memiliki sikap kerja yang
terampil, cepat, mantap, tenang, dapat menganalisa kesulitan dan siap
mengatasinya.

Menurut Melati (2013) Masa kerja adalah panjangnya waktu terhitung


mulai pertama kali masuk kerja hingga saat penelitian. Tekanan melalui
fisik (beban kerja) pada suatu waktu tertentu mengakibatkan
berkurangnya kinerja otot, gejala yang ditunjukkan juga berupa pada
makin rendahnya gerakan. Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh
suatu sebab tunggalseperti terlalu kerasnya beban kerja, namun juga oleh
tekanan–tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang
panjang.

Apabilaa aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan


gangguan pada tubuh. Tekanan fisik pada suatu kurun waktu tertentu
mengakibatkan berkurangnya kinerja otot, dengan gejala makin
rendahnya gerakan. Tekanan-tekanan akan terakumulasi setiap harinya
pada suatu masa yang panjang, sehingga mengakibatkan memburuknya
kesehatan yang disebut juga kelelahan klinis atau kronik (Kesianto, 2013).
19

Kesimpulannya masa kerja merupakan lamanya seorang karyawan


bekerja pada suatu perusahaan yang dimana lama bekerjanya seseorang,
akan lebih berpengalaman dan bisa untuk memajukan perusahaan tersebut
dalam bidang ekonomi ataupun kinerja karyawannya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Masa Kerja


Faktor yang mempengaruhi keterikatan kerja menurut Demerouti dalam
(Komaruddin, 2013) sebagai berikut :
a. Tuntutan Kerja (job demands)
Tuntutan kerja merupakan aspek-aspek fisik, sosial, maupun
organisasi dari pekerjaan yang membutuhkan usaha terus-menerus
baik secara fisik maupun psikologis demi mencapai atau
mempertahankannya. Tuntutan kerja meliputi empat faktor yaitu:
beban kerja yang berlebihan (work overload), tuntutan emosi
(emotional demands), ketidaksesuaian emosi (emotional dissonance),
dan perubahan terkait organisasi (organizational changes)
b. Sumber daya pekerjaan (Job Resources)
Keterikatan kerja juga dapat dipengaruhi oleh sumber daya pekerjaan,
yaitu aspek-aspek fisik, sosial, maupun organisasi yang berfungsi
sebagai media untuk mencapai tujuan pekerjaan, mengurangi tuntutan
pekerjaan dan harga, baik secara fisiologis maupun psikologis yang
harus dikeluarkan, serta menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan personal individu. Sumber daya pekerjaan meliputi
empat faktor yaitu: otonomi (autonomy), dukungan sosial (social
support), bimbingan dari atasan (supervisory coaching), dan
kesempatan untuk berkembang secara profesional (opportunities for
professional development).
c. Sumber daya pribadi (Personal Resource)
Sumber daya pribadi merupakan aspek diri yang pada umumnya
dihubungkan dengan kegembiraan dan perasaan bahwa diri mampu
memanipulasi, mengontrol dan memberikan dampak pada lingkungan
sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Beberapa tipikal sumber
20

daya pribadi yaitu: Self-efficacy (keyakinan diri) merupakan persepsi


individu terhadap kemampuan dirinya untuk melaksanakan dan
menyelesaikan suatu tugas atau tuntutan dalam berbagai konteks.
Organizational-based self-esteem didefinisikan sebagai tingkat
keyakinan anggota organisasi bahwa mereka dapat memuaskan
kebutuhan mereka dengan berpartisipasi dan mengambil peran atau
tugas dalam suatu organisasi. Optimis (optimisme) terkait dengan
bagaimana seseorang meyakini bahwa dirinya mempunyai potensi
untuk berhasil dan sukses dalam hidupnya.
d. Kepribadian (Personality)
Kepribadian berhubungan erat dengan keterikatan kerja yang juga
dapat di karakteristikkan dengan watak, menggunakan dimensi
aktivasi dan kesenangan sebagai suatu kerangka kerja.
Menurut Handoko (2014), faktor – faktor yang mempengaruhi Masa kerja
diantaranya :
a. Tingkat kepuasan kerja karyawan
b. Stres lingkungan kerja karyawan.
c. Pengembangan karir karyawan
d. Kompensasi hasil kerja yang diberikan kepada karyawan

3. Sifat Umum Masa Kerja Karyawan


Menurut Finney (dalam Novianto,2012) karyawan yang memiliki ikatan
dengan pekerjaanya dari masa kerjanya memiliki sifat umum yaitu :
a. Mempercayai visi dan misi organisasi mereka
b. Menyenangi pekerjaan mereka dan memahami kontribusi pekerjaan
mereka pada tujuan yang lebih besar
c. Tidak memerlukan pendisiplinan dan mereka hanya memerlukan
kejelasan, komunikasi dan konsistensi
d. Selalu meningkatkan kebenaran keterampilan mereka dengan sikap
positif, fokus, keinginan, antusiasme, kreativitas dan daya tahan
e. Dapat dipercaya dan saling percaya satu sama lain
f. Menghormati manajer mereka
21

g. Mengetahui bahwa manajer mereka menghormati mereka


h. Merupakan sumber tetap ide-ide baru yang hebat
i. Memberikan yang terbaik kepada organisasi.

4. Dimensi Masa Kerja


Dimensi dalam penelitian ini mengacu pada (Balai Pustaka Departemen
pendidikan dan kebudayaan, 2013), yang menjelaskan pengembangan
dimensi dan indikator instrumen masa kerja yaitu :
a. Lamanya waktu masa percobaan atau magang
b. Lamanya Bekerja
a. Lamanya waktu bekerja di perusahaan
b. Lamanya waktu bekerja pada posisi pekerjaan saat ini

5. Klasifikasi Masa Kerja


Menurut Penelitian Purnama (2013) diketahui bahwa masa kerja perawat
terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Masa kerja > 10 tahun
b. Masa Kerja < 10 tahun
Masa bekerja menurut (Tulus 2012) dapat dikategorikan menjadi 3yaitu
a. Masa kerja baru : < 6 tahun.
b. Masa kerja sedang : 6-10 tahun
c. Masa kerja lama : >10 tahun

D. Perawat
1. Definisi Perawat
Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan perundang undangan yang
berlaku. Menurut Wardah, Febrina, Dewi (2017) berpendapat bahwa
perawat adalah tenaga yang bekerja secara professional memiliki
kemampuan, kewenangan dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
22

2. Peran Perawat

Peran perawat dapat diartikan sebagai tingkah laku dan gerak gerik
seseorang yang diharap oleh orang lain sesuai dengan kedudukan dalam
system, tingkah laku dan gerak gerik tersebut dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial di dalam maupun di luar profesi perawat yang bersifat
konstan (Potter & Perry, 2012).

Peran perawat menurut Potter & Perry (2012)


a. Pemberi perawatan, perawat membantu klien untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya dan mendapatkan kesehatannya kembali melalui
proses penyembuhan dengan pemberian asuhan keperawatan
b. Pembuat keputusan klinis, perawat membuat keputusan sebelum
mengambil tindakan keperawatan dan menyusun rencana tindakan
yang berhubungan dengan pengkajian, pemberian perawatan, evaluasi
hasil, dengan menggunakan pendekatan terbaik bagi pasien.
Pembuatan keputusan dapat dilakukan secara mandiri, ataupun
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan keluarga klien.
c. Pelindung dan advokat klien, perawat bertugas mempertahankan
lingkungan yang aman, mencegah terjadinya kecelakaaan dan hal yang
merugikan bagi klien. Sebagai advokat, perawat membantu klien
mengutarakan hak-haknya, melindungi hak-hak klien sebagai manusia
dan secara hukum.
d. Manajer kasus, perawat beperan mengkoordinasi aktivitas anggota tim,
mengatur waktu kerja serta sumber yang tersedia di lingkungan
kerjanya
e. Rehabilitator, perawat dengan segenap kemampuan membantu klien
kembali meningkatkan fungsi maksimal dirinya setelah mengalami
kecelakaan, sakit ataupun peristiwa lain yang menyebabkan klien
kehilangan kemampuan dan menyebabkan ketidakberdayaan
f. Pemberi kenyamanan, kenyamanan serta dukungan emosional yang
diberikan perawat selama melaksanakan asuhan keperawatan secara
23

utuh kepada klien, dapat memeberikan pengaruh positif berupa


kekuatan untuk mencapai kesembuhan klien.
g. Komunikator, perawat bertugas sebagai komunikator yang
menghubungkan klien dan keluarga, antar perawat maupun tenaga
kesehatan lainnya. Faktor terpenting dalam memenuhi kebutuhan
klien, keluarga dan komunitas adalah kualitas komunikasi.
h. Penyuluh, dalam hal ini perawat menjelaskan kepada klien tentang
pentingnya kesehatan, memberi contoh prosedur perawatan dasar yang
dapat digunakan klien untuk meningkatkan derajat kesehatannya,
melakukan penilaian secara mandiri apakah klien memahami
penjelasan yang diberikan dan melakukan evaluasi untuk melihat
kemajuan dalam pembelajaran klien.
i. Peran karier, perawat berkarier dan mendapatkan jabatan tertentu, hal
ini memberikan perawat kesempatan kerja lebih banyak baik sebagai
seorang perawat pendidik, perawat pelaksana tingkat lanjut, dan tim
perawatan kesehatan.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Perawat


Tugas perawat adalah sebagai berikut (Potter & Perry, 2012):
a. Since interset, yaitu perawat menyampaikan rasa hormat dan perhatian
pada klien.
b. Explanation about the delay, yaitu perawat bersedia memberikan
penjelasan dengan ramah kepada kliennya apabila perawat terpaksa
menunda pelayanan
c. Perawat memperlihatkan kepada klien sikap menghargai (respect)
yang tercermin melalui perilaku perawat. Misalnya tersenyum,
mengucapkan salam, bersalaman, membungkuk, dan sebagainya
d. Subject the patients desires, perawat saat melakukan komunikasi
kepada klien, harus berorientasi pada perasaan klien bukan pada
keinginan atau kepentingan perawat
e. Derogatory, perawat tidak membicarakan klien lain dihadapan pasien
dengan maksud menghina
24

f. See the patient point of view, perawat mencoba memahami klien dari
sudut pandang klien serta menerima sikap kritis klien.
Tanggungjawan perawat adalah sebagai berikut (Potter & Perry, 2010):
a. Membantu klien memperoleh kembali kesehatannya.
b. Membantu klien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.
c. Membantu klien yang tidak dapat disembuhkan untuk menerima
kondisinya.
d. Membantu klien yang menghadapi ajal untuk diperlakukan secara
manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal dengan tenang

F. Penelitian Terkait
1. Devina Gian Tareluan (2016). Hubungan Antara Beban Kerja dengan
Gangguan Pola Tidur Pada Perawat di Instalasi Gawat Darurat Non
Trauma RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan gangguan pola
tidur pada perawat di Instalasi Gawat Darurat Nontrauma RSUP Prof DR.
R.D. Kandou Manado. Metode : Penelitian ini bersifat observasional
analitik dengan pendepakatan cross sectional. Sampel yang diambil adalah
total sampling yaitu sebanyak 32 responden. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner. Hasil Penelitian menggunakan
analisis uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan a = 0,05 atau
95% Hasil Uji statistik didapatkan nilai p = 0,006 < a = 0,05. Kesimpulan
dari penelitian ini yaitu ada hubungan beban kerja perawat dengan
gangguan pola tidur pada perawat di Instalasi Gawat Darurat Nontrauma
RSUP Prof DR. R. D. Kandou Manado. Saran Perawat disarankan agar
dapat mengatur waktu dengan baik dimana menggunakan waktu setelah
kerja dengan beristirahat sebelum melanjutkan aktivitas selanjutnya dan
menjaga stamina sebelum melaksanakan dinas agar dapat bekerja secara
efektif.
2. Rivelino Spener Hamel (2018) dengan judul HUbungan Antara Beban,
Masa Kerja, dan Shift Kerja dengan Gangguan Pola Tidur Pada Perawat di
Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Umum GMIMM Pancaran Kasih
25

Manado. Tujuan penelitian : Teranalisis hubungan antara beban, masa


kerja dan shift kerja dengan gangguan pola tidur perawat di ruang rawat
inap RSU Pancaran kasih GMIM Manado. Desain Penelitian : Jenis
penelitian ini ialah observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan jumlah
sampel 90 responden. Hasil Penelitian : Analisis bivariat menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan gangguan pola tidur
Perawat dengan nilai p=0,011, terdapat hubungan antara shift kerja dengan
gangguan pola tidur Perawat, dengan nilai p=0,012, tidak terdapat
hubungan antara masa kerja dengan gangguan pola tidur Perawat, dengan
nilai p=0,108. Simpulan : Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa
faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan gangguan pola
tidur yaitu shift kerja malam dengan nilai OR 9,27.
3. Haryati (2020) dengan judul Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Mahasiswa Kedokteran UniversitasHalu Oleo.Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
mahasiswa kedokteran Universitas Halu Oleo. Metode Penelitian: Desain
penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 174 mahasiswa
kedokteran Universitas Halu Oleo pada tahun akademik kedua dan ketiga.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Random
Sampling. Data kualitas tidur diperoleh dengan menggunakan
kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan analisis data
menggunakan uji statistik chi-square dengan interval kepercayaan 95%
(alpha = 0,05). Hasil Penelitian: Usia rata-rata responden adalah 20
(rentang 18-21) tahun dan 127 (73%) responden adalah perempuan.
Mahasiswa dengan aktivitas fisik tinggi sebanyak 112 (64,4%) orang, pola
tidur dengan kategori baik sebanyak 98 (56,3%) orang, dan mahasiswa
dengan stres emosional dengan kategori rendah sebanyak 120 (69,0%)
orang. Lebih dari separuh mahasiswa (89,1%) memiliki kualitas tidur yang
buruk. Analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas tidur adalah pola tidur (p-value = 0,019) dan stres
26

emosional (p-value = 0,021). Aktivitas fisik mahasiswa secara statistik


tidak mempengaruhi kualitas tidur (p-value = 0,519). Simpulan: Kualitas
tidur mahasiswa kedokteran Universitas Halu Oleo dipengaruhi oleh pola
tidur dan stres emosional.
4. Ida Ayu Cindy Agririsky (2018). Gambaran Kualitas Tidur Perawat
Dengan Shift Kerja Di Ruang Rawat Inap Anak Rsup Sanglah Denpasar
Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas
tidur perawat dengan shift kerja di ruang rawat inap anak RSUP Sanglah
tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan yakni deskriptif cross-
sectional. Pengumpulan data dimulai dari Agustus hingga Oktober 2016.
Instrumen pada penelitian ini yakni kuisioner Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI). Jumlah sampel pada penelitian ini yakni 70 orang. Hasil
penelitian menunjukkan, secara umum sebanyak 47,1% perawat memiliki
kualitas tidur buruk dan 52,9% memiliki kualitas tidur baik. Sebanyak 22
orang (73,3%) perawat di ruang rawat intensif memiliki kualitas tidur yang
buruk dan 8 orang (26,7%) perawat memiliki kualitas tidur baik,
sedangkan di ruang rawat anak non intensif hanya 11 orang (27,5%)
perawat yang memiliki kualitas tidur buruk dan 29 orang (72,5%) perawat
memiliki kualitas tidur baik. Gangguan tidur yang paling sering dialami
oleh perawat yakni bangun untuk ke kamar kecil dan bangun di tengah
malam atau dini hari.
5. Isra Yusriyanti Habibillah (2016) yang berjudul Faktor- factor yang
Mempengaruhi Kualitas Tidur pada Pasien Asma di Poliklinik Paru RSU
daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
pada pasien asma. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive
corelative dengan desain cross sectional study. Populasi pada penelitian
ini adalah pasien asma yang berkunjung ke Poliklinik Paru Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Teknik pengambilan
sampel adalah consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 68
responden. Teknik pengumpulan data kuesioner dalam bentuk
skala Likert yang terdiri dari 25 pernyataan. Metode analisis data
27

menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor


yang mempunyai hubungan dengan kualitas tidur pada pasien asma yaitu
penyakit fisik dengan (p-value=0,001), faktor lingkungan dengan (p-
value=0,001), aktivitas fisik dan kelelahan dengan (p-value=0,000), stress
emosional dengan (p-value=0,001), nutrisi dengan (p-value=0,000),
sedangkan faktor  substansi dan obat-obatan tidak ada hubungan dengan
kualitas tidur pada pasien asma (p-value=0,524). Kesimpulannya terdapat
hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada pasien
asma. Direkomendasikan bagi perawat di Poliklinik Paru agar dapat
meningkatkan perhatian terhadap kualitas tidur pasien dengan memberikan
penyuluhan terhadap kesehatan bagi pasien asma.
28

E. Kerangka Teori

Perawat

Beban Kerja Masa Kerja


1. Beban fisik a. Masa kerja baru : < 6 tahun.
2. Beban mental b. Masa kerja sedang : 6-10 tahun
c. Masa kerja lama : >10 tahun
3. Beban waktu

Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tidur


kualitas tidur:
1. Status kesehatan
2. Lingkungan
3. Kondisi Fisik dan
Aktivitas
4. Stres psikologis
5. Diet Baik Buruk
6. Gaya hidup
7. Obat – obatan

Skema 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Iqbal, Q, 2014; Tulus 2012; Munandar (2014)


BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dari masalah
yang ingin diteliti. Menurut Jiwantoro (2017) variabel penelitian adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehinga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Menurut Dharma (2011) beberapa jenis variabel penelitian
antara lain:
1. Variabel Independent (variabel bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen atau variabel bebasnya adalah beban kerja dan masa
kerja
2. Variabel Dependent (variabel terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen/variabel
terikatnya adalah kualitas tidur.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka konsep penelitian
berikut ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Beban Kerja
2. Masa Kerja Kualitas Tidur

Karakteritik Responden
1 . Usia,
2 . Jenis Kelamin,
Skema 3.1 Kerangka Konsep
29
30

Ket:

: Variabel Yang diteliti

: Menyatakan Hubungan

: Tidak diteliti

B. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.
Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis digunakan pengujian yang disebut
pengujian hipotesis ( Hastono, 2016).
Jenis hipotesis berdasarkan rumusan pernyataan dibagi manjadi dua yaitu
hipotesis kerja (hipotesis alternatif) dan hipotesis statistik (hipotesis null).
1. Hipotesis Ha
Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Ha: Ada hubungan beban kerja dengan kualitas tidur perawat di RS dr.
Suyoto
Ha: Ada hubungan masa kerja dengan kualitas tidur perawat di RS dr.
Suyoto
2. Hipotesis H0
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
H0 : Tidak Ada hubungan beban kerja dengan kualitas tidur perawat di RS
dr. Suyoto
H0 : Tidak Ada hubungan masa kerja dengan kualitas tidur perawat di RS
dr. Suyoto
31

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

N Definisi Hasil Skala


Variabel Alat ukur Cara ukur
o Operasional Ukur ukur
Dependen
1 Kualitas Ukuran dimana Kuesioner B Mengisi 1. Baik bila Nominal
Tidur seseorang itu dapat Kualitas Tidur Kuesioner skor total
kemudahan dalam berdasarkan PSQI (The <5
memulai tidur dan pengukuran PSQI Pittsburgh 2. Buruk
untuk (The Pittsburgh Sleep Quality bila skor
mempertahankan Sleep Quality Index) total ≥ 5 -
tidur (Sethi, BS, Index) (Iqbal, Q, 21
2012) 2014)

Independen
1 Beban Tugas-tugas yang Kuesioner D,
Mengisi Berdasar Nominal
kerja diberikan pada beban kerja. Kuesioner kan cut
tenaga kerja atau Terdiri indikator :
secara ceklis off by
karyawan untuk 1. Beban fisik dengan 5 mean/me
diselesaikan pada 2. Beban mentalpilihan tersebut dian
waktu tertentu 3. Beban waktu diantaranya 1. Beban
dengan (Munandar, 2014)
adalah : kerja
menggunakan 1. Sangat baik jika
keterampilan dan Setuju (SS) skor ≥
potensi dari tenaga 2. Setuju (S) 2. Beban
kerja (Munandar, 3. Ragu-ragu kerja
2014) (RG) kurang
4. Tidak Setuju baik jika
(TS) skor <
5. Sangat Tidak
Setu (STS)
2 Masa Jangka waktu atau Kuesioner B, Mengisi 1. Masa Nominal
Kerja lamanya seseorang Masa kerja. Kuesioner kerja <
bekerja pada suatu Terdiri indikator : secara ceklis 10 tahun
instansi 1. Masa kerja < 2. Masa
(Koesindratmono, 10 tahun kerja
2011) 2. Masa kerja >10
>10 tahun tahun
(Tulus 2012)
32

Karakteristik Responden

1 Usia usia individu yang Kuesioner A Mengisi Hasil ukur Interval


terhitung mulai saat kuesioner dikategorik
dilahirkan sampai secara isian an menjadi:
saat berulang tahun 1. < 25
terakhir tahun.
2. 26 – 35
tahun.
3. 36 – 45
tahun.
4. 46 – 55
tahun.
5. > 55
tahun.
(Depkes 
RI, 2009)
2 Jenis Ciri khas yang Kuesioner A Mengisi Hasil ukur Nominal
kelamin dibawa responden kuesioner dikategorik
sejak lahir secara isian an menjadi:
1.laki laki
2.
Perempuan
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2013) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional dimana peneliti melakukan pengukuran variabel
hanya pada suatu saat. Desain ini digunakan untuk mengetahui hubungan
beban kerja dan masa kerja dengan kualitas tidur perawat di RS dr. Suyoto.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Suatu populasi menunjukkan pada sekelompok subjek yang menjadi
objek atau sasaran penelitian (Notoatmodjo, 2014). Populasi adalah
kumpulan individu dimana suatu hasil penelitian akan dilakukan
generalisasi (Arikunto, 2014). Populasi ialah setiap subjek (contohnya :
karyawan) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Populasi
dalam penelitian ini adalah perawat di RS Suyoto sebanyak 313 orang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012).
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Berikut bentuk rumus
Slovin dalam peritungan sampel:

Yang akan diperoleh melalui rumus pencarian sampel yaitu :

n= 313 N
1 + 313 (10%)2
n= 313 N
33
34

1 + 313 (0,1)2
n= 313 N
4,13
n = 75,78 (76)

Jumlah sampel dalam penelitian adalah 76 responden yang didapat

sesuai kriteria inklusi.

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Perawat yang bekerja di RS dr. Suyoto

2. Perawat yang bekerja Shift di RS dr. Suyoto

3. Bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/ mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab

tertentu.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak bersedia menjadi responden.

2. Perawat Poliklinik RS dr. Suyoto.

3. Perawat yang sedang cuti di RS dr. Suyoto.

C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS Suyoto, karena sampel pada tempat
tersebut sesuai dengan kriteria penelitian dan mudah dijangkau sehingga
dapat memperoleh data dasar yang diperlukan.

D. Waktu Penelitian
35

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April 2021 sampai dengan


Bulan Juli 2021.

E. Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh
bertentangan dengan etik. Kode etik penelitian adalah suatu pedoman
etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan
antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan
masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2014). Tujuan penelitian ini harus etis dalam arti hak
responden harus diliindungi. Pada penelitian ini mendapat pengantar
dari institusi, kemudian menyerahkannya kepada instansi, untuk
mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan,
baru melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang
meliputi :
1. Lembar Persetujuan Penelitian
Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta
dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika
responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut, jika tidak peneliti harus menghormati hak-hak
responden.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data
(kuesioner) yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi
kode tertentu.
3. Kerahasiaan (Confidentialy)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subyek dijamin
kerahasiaannya. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil riset.
4. Beneficence ( Manfaat )
36

Peneliti menjelaskan manfaat penelitian ini tidak memberikan


kerugian bagi responden. Cara mengaplikasikannya yaitu peneliti
memberitahu bahwa manfaat penelitian ini yaitu responden akan
memperoleh informasi dan masukan yang positif bagi rumah sakit
khususnya terkait kualitas tidur yang dapat menggaggu kinerja
perawat. Selain itu manfaat penelitian dijelaskan dengan transparan
dan jujur apa adanya, juga menggunakan bahasa atau kalimat yang
dapat dimengerti oleh respeonden.
5. Justice ( Keadilan)
Peneliti menerapkan prinsip keterbukaan dan keadilan
dilaksananakan dengan cara menjelaskan prosedur penelitian
sebelum melakukan penelitian, pemilihan responden sesuai dengan
kriteria inklusi yang sudah ditentukan, responden tidak
diskriminasi. Cara mengaplikasikannya yaitu semua responden
diberikan perlakuan yang sama dengan memberikan kesempatan
kepada responden untuk berpendapat, tidak memaksa perawat
untuk menjadi responden dan memberikan kenang kenangan
berupa souvenir secara terbuka dan adil kepada responden.

F. Alat Pengumpulan Data


1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
berupa kuesioner menggunaakan Google Form. Jenis skala
pengukuran dalam kuesioner berbentuk skala likert. Data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
teknik pengumpulan data primer yaitu didapatkan secara langsung
dari responden berkaitan dengan permasalahan yang diteliti melalui
kuesioner.
a. Pengukuran kualitas tidur menggunakan PSQI (The Pittsburgh
Sleep Quality Index). PSQI sendiri ialah suatu metode penilaian
yang berbentuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur
kualitas tidur Kuisioner ini terdiri dari 9 pertanyaan. Setiap
37

pertanyaan memiliki skor 0 sampai 3. Pola tidur dikatakan buruk


bila skor total ≥ 5 - 21 dan pola tidur dikatakan baik bila skor
total < 5. (Iqbal, Q, 2014)
b. Pada kuesioner beban kerja dibuat oleh peneliti berdasarkan
indikator (1) beban fisik, beban mental dan beban waktu
(Munandar, 2014). Kuesioner berjumlah 15 pertanyaan dengan
pilihan skala Likert yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-
ragu (RG), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
c. Pada penelitian masa kerja terdapat pilihan pertanyaan dengan
menentukan jumlah masa kerja yang telah di tempuh selama
bekerja. Masa kerja. Terdiri indikator : Masa kerja < 10 tahun
dan Masa kerja >10 tahun (Tulus 2012).

3. Uji Coba Instrumen Penelitian


Uji Coba Instrumen Penelitian adalah sejumlah pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu tau kelompok (Arikunto,2013). Uji coba instrument akan
dilakukan di Rs Mintohardjo dengan jumlah responden 20 orang.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesyahan suatu instrument. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkannya
dan dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2014). Uji validitas ini dilakukan untuk setiap item
pertanyaan pada instrumen penelitian. Untuk menguji validitas
variabel tindakan yang berupa skore dalam skala ordinal
(tingkatan) digunakan teknik korelasi product moment yang
dirumuskan sebagai berikut :

R= n ( ∑XY ) – ( ∑X ∑Y )
√ ( n∑X2 – (∑X)2 ) ( n∑Y2 – (∑Y)2 )
38

Keterangan :
n : Jumlah responden
∑XY : Jumlah dari perkalian skor item dengan skor total
∑X : Jumlah dari skor item pertanyaan
∑Y : Jumlah dari skor total

b. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini
berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur
yang sama (Notoatmodjo, 2012). Sekumpulan pertanyaan untuk
mengukur suatu variabel dikatakan reliabel jika koefisien
reliabilitasnya lebih atau sama dengan 0,700.

G. Prosedur Pengumpulan Data


Menurut Hastono (2016) mengatakan bahwa data yang dikumpulkan
menyangkut variabel bebas dan terikat. Data yang telah dikumpulkan
kemudian diolah.

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dengan menggunakan


lembar kuesioner. Data yang sudah ada dikumpulkan, dicek
kelengkapannya dan kemudian dianalisa. Pengumpulan data secara
langsung kepada responden perawat di IGD RS dr. Suyoto dengan
prosedur sebagai berikut :

1. Prosedur Administratif
a. Membuat surat pengantar dari ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Pertamedika Jakarta untuk mengambil data awal
dalam pembuatan proposal riset keperawatan.
b. Surat ijin dari Kepala RS dr. Suyoto
39

c. Peneliti meminta ijin kepada kepala Keperawatan dan Kepala


Ruangan di IGD RS dr. Suyoto untuk meneliti dengan
menggunakan google form.
2. Prosedur Teknis

a. Peneliti menggunakan google form sebagai alat penelitian


kuesioner.
b. Peneliti meminta izin kepada responden untuk dapat mengisi
kuesioner melalui google form.
c. Calon responden diberikan penjelasan mengenai penelitian
kepada responden melalui daring hingga responden mengerti.
d. Peneliti menunjukan surat izin penelitian dan memberikan
penjelasan tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian,
waktu penelitian, dan diminta ke sediaan responden untuk
menandatangani surat persetujuan (concent).
e. Peneliti memberikan informasi dan penjelasan terhadap
proses penelitian

H. Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2014) Data yang terkumpul lalu diolah dan
diproses melalui tahapan, sebagai berikut :
1. Editing Data/memeriksa
Kegiatan yang dilakukan setelah selesai menghimpun data
lapangan. Data yang ada seluruhnya diteliti apakah sudah benar,
jelas dan lengkap sesuai dengan yang diinginkan.
2. Coding Data/ Proses Pemberian Identitas
Data yang sudah diedit diberi identitas sesuai dengan pertanyaan
dan kelompoknya sehingga memiliki arti tertentu pada saat
dianalisis.
3. Sorting
Adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data
menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).
40

4. Entry data
Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian
dimasukkan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data.
5. Cleaning
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau
belum.

I. Teknik Analisa Data


Teknik Analisa data merupakan tahapan untuk mengolah data yang
diperoleh dari penelitian ini. Teknik Analisa dta yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis statistic program SPSS (Statistical Product
and Service Solution). Analisis statistic inferensial bertujuan untuk
mengetahui ada/tidaknya pengaruh, perbedaan, hubungan antara sampel
yang diteliti pada taraf signifikan tertentu (Nursalam,2016).
Analisa data penelitian ini menggunakan:
1. Uji normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan
tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data
atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi
normal ataukah tidak. (Aswin Januarsjaf, 2019). secara
statistik ada dua komponen normalitas yaitu skewness dan
kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetri terdistribusi,
sedangkan kurtosis berhubungan dengan puncak distribusi
(Ghazali, 2011).

Untuk mengetahui suatu data berdistribusi normal ada 3 (tiga)


cara untuk mengetahui yaitu:

a. Dilihat dari grafik histogram dan kurva normal, bila


bentuknya menyerupai bel shape, berarti distribusi
normal.
b. Menggunakan nilai Skewness dan standar errornya, bila
41

nilai Skewness dibagi standar errornya menghasilkan


angka ≤ 2, maka distribusi normal.
c. Uji kolmogorov smirnov, bila hasil uji tidak signifikan (p
value > 0,05) maka distribusi normal. Namun uji
Kolmogorov sangat sensitive dengan jumlah sampel,
maksudnya: untuk jumlah sampel yang besar uji
kolmogorov cenderung menghasilkan uji yang signifikan
(yang artinya bentuk distribusi tidak normal).
2. Analisa univariat
Analisa ini untuk mendapatkan gambaran pada masing-masing
variable: Gambaran yang didapat akan dimasukan kedalam bentuk
table frekuensi pada analisis ini bertujuan untuk menggambarkan
responden sesuai karakteristik. Tabel frekuensi pada analisis ini
bertujuan untuk menggambarkan responden sesuai karakteristik.

Tabel 4.1 Analisis Univariat


No Variabel Jenis Data Analisis
Univariat
1 Kualitas tidur Katagorik Distribusi
frekuensi
2 Beban kerja Katagorik Distribusi
frekuensi
3 Masa kerja Katagorik Distribusi
frekuensi

3. Analisa Bivariat
Setelah data-data diolah dengan menggunakan analisa univariat.
penelitian ini variabelnya menggunakan data katagori sehingga dalam
analisa data peneliti menggunakan uji chi square untuk menentukan ada
hubungan asosiasi antara dua variabel. Pembuktian uji chi square
menggunakan rumus, sebagai berikut:
42

df = (K-1) (B-1)

X2 = statistic chi square


E = frequensi harapan
O = frekuensi Observasi
Dalam penelitian ini program aplikasi komputer SPSS 18 untuk
mempermudah pengukuran uji chi square. hasil pengukuran uji statistic
adalah untuk memengetahui apakah keputusan uji Ho di tolak atau di
terima penentuannya adalah jika p value > 0,05 maka Ho diterima,
artinya tidak ada hubungan yang bermakna dan jika p value < 0,05
maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang bermakna.
Tabel 4.2 Analisis Bivariat
No Variabel Jenis Data Variabel Jenis Analisis
Independen dependen Data Bivariat
1 Beban kerja Katagorik Kualitas Katagorik chi
tidur square
2 Masa Kerja Katagorik Kualitas Katagorik chi
tidur square

Syarat uji Chi square adalah sampel yang digunakan harus berukuran
besar dan memenuhi ketentuan berikut:
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi amatan atau observasi bernilai
0 (Nol).
2. Apabila bentuk tabel kontingensinya adalah 2 X 2, maka tidak boleh
ada 1 cell pun dari frekuensi harapan  yang bernilai kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misalkan 2 x 3, maka jumlah
cell frekuensi harapan yang bernilai kurang dari 5 tidak boleh lebih
dari 20% dari keseluruhan cell.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hannani. 2016. Pengaruh Beban Kerja, Kepuasan, Fasilitas Terhadap


Kinerja Perawat Di Ruang Perawatan Mawar Lantai II Rumah Sakit Umum
Wisata UTT Makasar. Jurnal Mirai Manajemen. Vol. 01, No. 02. Di akses
10 April 2018 http:/ https://journal.stieamkop.ac

Andini, F. 2015. Risk Factory of Low Back Pain in Workers. J Majority. Vol.4.
No.1. Januari 2015

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Edisi. Revisi Vii. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 
Asmadi, (2012). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep Anak dan Aplikasi.
Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika : Jakarta.

Astianto, A., Suprihadi H. (2014). Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Surabaya. Tugas Akhir. STIESIA.
Surabaya. https://ejournal.stiesia.ac.id

Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Pedoman


Pembahasan Pasal-Pasal Utama Undang-Undang Ketenakerjaan
(UUNo.13/2003)

Bashkin, O., Caspi, S., Haligoa, R., Mizrahi, S., & Stalnikowicz, R. 2015.
Organizational fac- tors affecting length of stay in the emergency
department: initial observational study. Israel Journal of Health Policy
Research, 4, 38.

Bush, A.L. 2012. The Pittsburgh Sleep Quality Index in Older Primary Care
Patients with Generalized Anxiety Disorder : Psychometrics and Outcomes
Following Cognitive Behavioral Therapy. Psychiatry Res; 199(1):24-30

Cappuccio, F.P., Cooper, D., D’Elia, L., Strazzullo, P., Miller, M.A. 2011. Sleep
duration predicts cardiovascular outcomes : a systematic review and
metaanalysis of prospective studies, European Heart Journal, 32(12):1484-
92

Chen, X., Wang, R., Zee, P., Lutsey, P. L., Javaheri, S., & Alcántara, C. (2015).
Racial/ethnic differences in sleep disturbances : the multi-ethnic study of
atherosclerosis (MESA). Sleep, 38(6), 877– 888D.
https://doi.org/10.5665/sleep.4732

Devina Gian Tareluan. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Gangguan Pola
Tidur Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Non Trauma Rsup Prof Dr.
R. D. Kandou Manado. E-Journal Keperawatan (E-Kp) Volume 4 Nomor 2,
Juli 2016

Dian K, Solikhah.2012. Hubungan Kelelahan Kerja dengan Kinerja Perawat di


Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit Islam Fatimah Kabupaten Cilacap. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 6(2):162-232.

Glozier,N., Martiniuk, A., Patton, G., Ivers, R., Li, Q., Hickie, I., Sesserrick, T.,
Woodward, M., Norton, R., Stevenson, M. 2010. Short Sleep Duration in
Prevalent and Persistent Psychological Distress in Young Adults: The
DRIVE Study. Sleep, 33(9): 1139-1145

Guyton A.C, dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Penterjemah: Ermita I, Ibrahim I. Singapura: Elsevier

Handoko, T. Hani. (2010). Manajemen Personalia & Sumber daya Manusia.


BPFE-Yogyakarta.

Haryati (2020). faktor yang mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa kedokteran


Universitas Halu Oleo. Jurnal Medika Hutama. Vol.1 No.3

Hermanto, B. (2012) Pengaruh Prestasi Training, Motivasi, dan Masa Kerja


Teknisi Terhadap Produktivitas Teknisi di Bengkel Nissan Yogyakarta, Solo
dan Semarang. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Hirshkowitz, M., Whiton, M., Albert, S. M., Alessi, C., Bruni, O., DonCarlos, L.,
Hazen, N., Herman, J., Katz, E. S., Gozal, L., Neubauer, D. N., O’Donnell,
A. E., Ohayon, M., Peever, J., Rawding, R., Sachdeva, R. C. 2015. National
sleep foundation’s sleep time duration recommendations: Methodology and
results summary. Sleep Health, 1(1):40–43

Ida Ayu Cindy Agririsky (2018). GAMBARAN KUALITAS TIDUR PERAWAT


DENGAN SHIFT KERJA DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUP
SANGLAH DENPASAR TAHUN 2016. E-jurnal medika udayana . Vol 7
No 11 (2018)

Iqbal, Lilis I, & Joko S (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar(hlm.3-
24).Jakarta: Salemba Medika

Isra Yusriyanti Habibillah (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI KUALITAS TIDUR PADA PASIEN ASMA DI
POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL
ABIDIN BANDA ACEH. UNIVERSITAS SYIAH KUALA. FAKULTAS
KEPERAWATAN. BANDA ACEH

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes. RI;
2015
Kementerian Kesehatan, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta : Kemenkes. RI.

Koesindratmono, Ferry., Septarini, B.G., (2011). Hubungan masa kerja dengan


perbedaan psikologis pada karyawan PT. Perkebunan Nusantara X
(persero).[Jurnal Ilmiah] Jurnal Psikologi, Universitas Airlangga. Surabaya

Komaruddin, 2013. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Edisi 2, Jakarta: PT.


Bumi Aksara.

Kurniadi, A. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya : Teori, Konsep


dan Aplikasi. Jakarta: FKUI

Mari YR & Kuntarti. Penurunan kualitas tidur pada perawat dengan kinerja yang
kurang baik dalam melaksanakan asuhan keperawatan. FIK UI, 2014.

Maurits, LSK. 2012. Selintas Tentang Kelelahan Kerja.Yogyakarta: Amara


Books.

Melati, S. 2013. Hubungan Antara Umur, Masa Kerja Dan Status Gizi Dengan
Kelelahan Kerja Pada Pekerja Mebel Di CV. Mariska Desa Lellen
Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Munandar. 2014. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nova Ellyzar, Mukhlis Yunus, Amri. 2017, Pengaruh Mutasi Kerja, Beban Kerja
Dan Konflik Interpersonal Terhadap Setres Kerja Serta Dampaknya Pada
Kinerja Karyawan Bpkp Perwakilan Provinsi Aceh, Jurnal Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Unsyiah Vol. 1, 37.

O'Brien, P G., Kennedy, W Z., Ballard, K A. ( 2014 ). Keperawatan Kesehatan.


Jiwa Psikiatrik. Jakarta : EGC.

Potter & Perry. (2012). Fundamental of Nursing.

Purnama, Anggraeni S (2013) Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja


Perawat Dengan Tindakan Pemasangan Infus Sesuai Standart Operating
Procedure Di Rs Roemani Muhammadiyah Semarang. Jurnal Keperawatan
Fikkes Vol.6 No.1 Maret 2013

Rivelino Spener Hamel. Hubungan Antara Beban, Masa Kerja Dan Shift Kerja
Dengan Gangguan Pola Tidur Pada Perawat Di Ruangan Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Rudiansyah, 2014, Pengaruh Insentif, Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja.
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal manajemen. ISSN: 1987-
6285.

Sarfriyanda dkk. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Kuantitas Tidur Dengan
Prestasi Belajar Mahasiswa. Jom Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

Sekar, R.E. (2015). Peran Perawat terhadap Ketepatan Waktu Tanggap


Penanganan Kasus Cedera Kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Dr.Moewardi Surakarta. Surakarta: Stikes Kusuma Husada

Sethi, K.J., 2012. A COMPARISON OF THE PITTSBURGH SLEEP QUALITY


INDEX, A NEW SLEEP QUESTIONNAIRE, AND SLEEP DIARIES.
Thesis, Texas ; Master of Science, University of North Texas.

Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC;. 2012

Stenholm, S., Kronholm, E., Bandinelli, S., Guralnik, J. M., Ferrucci, L. 2011.
Self-reported sleep duration and time in bed as predictors of physical
function decline: results from the InCHIANTI study. Sleep, 34(11): 1583–
93

Suci R.Mar’ih Koesomowidjojo. (2017). Panduan Praktis Menyusun Analisis


Beban Kerja (1st ed.). Jakarta: Penebar Suadaya

Suma'mur 2014. Kesehatan Kerja dalam Prespektif Hiperkes dan. Keselamatan


Kerja. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tareluan (2016). Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Gangguan Pola Tidur
Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Nontrauma RSUP Prof DR. R. D.
Kandou Manado. e-journalKeperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2,Juli
2016

Wardah, Febrina, Dewi. (2017). Pengaruh Pengetahuan Perawat Dalam


Pemenuhan. Perawatan Spiritual Pasien Di Ruang Intensif. Jurnal Edurance,
Vol 2 No 3.
INFORMED CONCENT

Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di tempat.

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tenty Wulandari
NPM : 11202023

Adalah mahasiswa di program studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan PERTAMEDIKA, mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi

kuesioner ini dan meminta kesediannya untuk memberikan jawaban atas

pertanyaan mengenai Hubungan beban kerja dan masa kerja dengan kualitas

tidur perawat di RS dr. Suyoto.

Dengan ini saya memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset. Atas bantuan dan kerjasamanya saya

ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Tenty Wulandari
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Alamat :

Saya bersedia atau tidak bersedia untuk menjadi responden dalam

penelitian yang berjudul Hubungan beban kerja dan masa kerja dengan

kualitas tidur perawat di RS dr. Suyoto.

Demikian pernyataan ini saya buat tanpa ada unsur paksaan dari pihak

lain.

Jakarta, Juni 2021

Responden
KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN KUALITAS


TIDUR PERAWAT DI RS DR. SUYOTO

A. DATA DEMOGRAFI

1. Nama (inisial) :

2. Usia : < 25 thn 26- 35 thn

36-45 thn 46-55 tahun

> 55 thn

3.Jenis kelamin : laki laki Perempuan

B. Kuesioner Masa Kerja

Sudah berapa lama anda bekerja di RS Dr. Suyoto ............... tahun


C. Kualitas Tidur

Pittsbrugh Sleep Quality Index (PSQI)

Petunjuk :
Bentuk pertanyaan berkenaan dengan kebiasaan tidur anda selama sebulan terakhir.
Jawaban anda harus sesuai dengan kebiasaan tidur pada siang dan malam selama sebulan
terakhir. Silahkan jawab semua pertanyaan dibawah ini.

Selama sebulan terakhir,


1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam ?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam ?
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi ?
4. Berapa lama anda tidur di malam hari ?

5. Seberapa sering masalah-masalah di bawah Tidak pernah dalam 1x 2x ≥ 3 kali


ini mengganggu tidur anda ? sebulan terakhir seminggu seminggu seming
(0) (1) (2) gu
(3)
a. Tidak mampu tertidur selama 30 menit
sejak berbaring
b. Terbangun di tengah malam atau dini
hari
c. Terbangun untuk ke kamar mandi
d. Sulit bernafas dengan baik
e. Batuk atau mengorok
f. Kedinginan di malam hari
g. Kepanasan di malam hari
h. Mimpi buruk
i. Terasa nyeri ( memiliki luka )
j. Alasan lain ..
6. Selama sebulan terakhir, seberapa sering
anda mengkonsumsi obat tidur?
7. Selama sebulan terakhir, seberapa sering
anda mengantuk ketika melakukan aktivitas
disiang hari
8. Selama sebulan terakir , berapa banyak
masalah yang anda dapatkan dan anda
selesaikan permasalahan tersebut
Sangat baik Baik Buruk Sangat
(0) (1) (2) buruk
(3)
9. Selama sebulan terakhir bagaimana anda
menilai kepuasan tidur anda
D. Beban Kerja

Petunjuk Pengisian
Bacalah dengan teliti pertanyaan di bawah ini. Berilah tanda ceklist (√) pada
jawaban yang paling sesuai. Berikan jawaban dengan sejujurnya !
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu Ragu
TS : Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju

N Pernyataan SS S RR TS STS
o
Beban Fisik 5 4 3 2 1
1. Pekerjaan yang diberikan kepada perawat
melebihi porsi yang sebenarnya, sehingga
membuat perawat kelabakan dlm melayani
pasien.
2. Perawat melalukan kontak langsung dengan
pasien secara terus menerus
3 Pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan perawat
4 Selama ini saya merasa pekerjaan yang saya
lakukan terlalu banyak dan berat dibandingkan
bagian unit lain
5 Selama ini saya merasa lelah karena pekerjaan
banyak sekali
Beban Mental
6 Ketika menghadapi banyak tuntutan dari
pasien atau keluarga pasien, perawat akan
menahan diri untuk tidak emosi.
7 Saya merasa pusing jika pasien yang datang
terlalu banyak
8 Saya merasa cemas berada di pekerjaan bagian
IGD
9 Saya jenuh harus bersikap ramah setiap hari
kepada pasien
10 Saya merasa bingung dengan perintah dari
atasan saya
Beban Waktu
11 Volume pekerjaan yang banyak sehingga
membuat perawat membutuhkan waktu extra
untuk menyelsaikannya bahkan harus lembu
12 Pekerjaaan yang ada membuat perawat harus
bekerja secepat mungkin dan merasa berpacu
dalam waktu.
13 Jadwal dan waktu bekerja perawat sudah sesuai
dengan aturan yang ada
14 Dalam menyelesaikan pekerjaan dan melayani
pasien, dibutuhkan tim kerja yang solid yang
mampu bekerjasama dengan baik.
15 Selama ini saya merasa pekerjaan saya harus
berpacu dengan waktu (deadline)

Anda mungkin juga menyukai