Anda di halaman 1dari 6

Naskah Role Play

Komunukasi Terapeutik pada Perawat IGD

Beserta Tehnik dan Hambatan

Naskah Role Play

Aktris : winny shalsadila as Pasien

Alya atari as Perawat 1

Tiara agustin as Perawat 2

Dayang azura as kakak pasien

Dina filza irsalina as Dokter

Narator : winny shalsadila & tiara agustin

Backsound kecelakaan

Narasi

Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang


mengakibatkan seorang remaja perempuan mengalami cidera dan
kemudian dilarikan ke rumah sakit hang tuah .

Backsound bunyi ambulance

Narasi

Perawat IGD segera mengambil brankar, dan memindahkan pasien


diatas bed.

Perawat 1 :“Dek-dek bisa dengar saya,yang sakit sebelah mana dek ?”

Pasien (menggerakkan bagian yang sakit.)


Perawat 1 : “pusing tidak dek ?”

Pasien : “pusing sus”

*di receptionis

Kakak pasien : “sus adik saya tadi kecelakaan dan dibawa ke rumah
sakit. Pasien dengan nama winny shaldila?” (dengan
ekspresi yang panik)

Narasi

Petugas RM pun mengantarkan kakak pasien menuju bad tempat


adiknya dirawat
Sang kakak pun segera membuka tirai dan menjumpai adiknya
terbaring tak berdaya di atas brankar
Perawat 1 : “ Permisi, mbak .saya izin mau menanyai adeknya
sebentar ya”
Kakak pasien ; “ Iya sus, silahkan”
Perawat 1 : “Gimana dek ada yang dikeluhkan lagi ?”
Pasien : “ Masih sus, dada saya terasa sesak ”
Perawat 1 :“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar
nafasnya lancar.”
Pasien ( Menganggukan kepala)
Narasi
Perawat memulai tindakan pemberian oksigen pada pasien
Kakak pasien : “ Ini kenapa ya sus, kok dada adik saya sesak?
Padahal kan adik saya tidak punya riwayat sakit asma”
Perawat 1 : “ Mungkin adik mbak mengalami syok, sehingga dadanya
terasa sesak”
Kakak pasien : “ Lha ini tadi katanya adik saya sudah diperiksa sama
Dokter, hasilnya gimana ya sus?”
Perawat 1 : “ Oh itu, nanti mbak akan dijelaskan secara langsung oleh
dokter”
Kakak pasien : “ O begitu ya sus baiklah”
Perawat 1 : “ Iya mbak, kalau begitu saya permisi dulu ya, kalau
butuh sesuatu bisa panggil kita di ruang perawat ya mbak”
Kakak pasien : “ Baik sus”
Perawat 1 : “ Mari mbak, permisi”

Narasi
Perawat kembali ke ruang perawat dan kakak pasien tetap menunggu
pasien di samping tempat tidur pasien. Setelah beberapa menit
kemudian, seorang perawat datang kembali.
Perawat 2 : “ Permisi mbak, wali pasien diminta untuk menemui
dokter sekarang, untuk sementara biar saya yang menemani
pasien”

Narasi
Di ruang jaga, kakak pasien bertemu dengan Dokter yang berjaga di
IGD
Dokter : “ Keluarga dari Saudari winny?”
Kakak pasien : “ Iya dok, bagaimana dengan adik saya dok?”
Dokter : “ Silahkan duduk dulu, saya akan menjelaskan tentang
keadaan adik mbak”
kakak pasien : ” Iya dok” (sambil duduk)
Dokter : “ Ini sepertinya ada gangguan pada tulang di bagian kaki
Saudari winny, jadi untuk mengetahui keadaan tulang di
bagian kakinya kita sebaiknya melakukan rogten terlebih
dahulu dan sejak tadi dia mengeluhkan pusing juga
sebaiknya kita melakukan CT Scan untuk mengetahui
keadaan dari bagian dalam kepala adik mbak”
Kakak pasien : “ Memangnya kalau tidak dilakukan itu kenapa ya dok?”
Dokter : “ Jika tidak dilakukan rogten dan CT scan, kita tidak
mengetahui keadaan pastinya, jadi kita tidak bisa
mengambil tindakan selanjutnya”
kakak pasien : “ Kalau saya pikirkan terlebih dahulu bagaimana dok?”
Dokter : “ Iya silakan, tetapi saya mohon mbak segera
memberikan keputusan
agar kita bisa melakukan tindakan selanjutnya”
kakak pasien : “ Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu”
Dokter : “ baiklah, silahkan”

Narasi
Sang kakak pun kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah
perjalanan sang kakak bertemu dengan perawat yang menangani
anaknya tadi
Kakak pasien : “ permisi suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan
rogten dan CT scan
pada adik saya, tapi kok saya nggak yakin ya sus?”
Perawat 1 : “ Memang sebaiknya dilakukan itu mbak, agar bila terjadi
sesuatu bisa segera diketahui dan ditangani, bagaiamana
mbak apa ada yang kurang jelas?”

Kakak pasien : “ Tapi itu nanti beresiko atau tidak ya sus?”

Perawat 1 : “ InsyaAllah tidak apa-apa mbak”

Kakak pasien : “ Oh ya ya ya, makasih ya sus informasinya”

Perawat 1 : “ Iya, sama-sama, mari mbak”

Narasi

Setelah mendapat informasi dari perawat, sang kakak pun yakin


dengan keputusan yang akan diambilnya, dan menuju ruang dokter
untuk konfirmasi
Dokter : “ Bagaimana mbak?”

Kakak pasien : “ Setelah saya pikir-pikir saya setuju bila anak saya

dirogten dan di CT scan”

Dokter : “ Baiklah kalau begitu pihak keluarga bisa


menandatangani surat persetujuan tindakan”

Kakak pasien : “ Iya dok, saya tanda tangan dimana?”

Dokter : “ Ini silahkan pihak keluarga baca terlebih dahulu ,


kemudian tanda tangan di sebelah sini”

Narasi

Kemudian Sang kakak kembali ke kamar pasien , setelah beberapa


saat kemudian datanglah seorang perawat.

Perawat 2 : “ Permisi mbak, pasien bernama winny ini mau dilakukan


rogten, maka daripada itu saya antarkan ke ruang radiologi,
sebelumnya perhiasannya dan jamnya dilepas dulu ya”

Pasien (menganggukan kepala)

Perawat 2 : “ Mari dek saya antarkan. Ibunya juga boleh ikut nganter
kok”

Narasi

Dan akhirnya winny pun dibawa ke ruang radiologi untuk diakukan


rongten. Dari hasil rogten diketahui bahwa pasien mengalami patah
tulang, dan harus di rawat inap untuk segera dilakukan operasi.
A. Teknik komunikasi Terapeutik yang digunakan dalam role play “
Komunikasi Terapeutik pada Pasien di IGD” adalah :
1. Observasi : kegiatan mengamati kondisi klien/orang lain. Observasi
dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal yang
butuh pengamatan lebih mendalam.
2. Klarifikasi: menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti
perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabila pesan
yang disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat
mencoba memahami situasi yang digambarkan oleh klien.
3. Offering Sel (menawarakan diri): perawat menawarkan diri adalah
menyediakan diri untuk membantu kebutuhan klien.
4. Ekplorasi : mendalami masalah yang dihadapi klien.
5. Menawarkan informasi:  Menyediakan tambahan informasi dengan
tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut.
6. Assertive:  kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman
mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai
hak orang lain.

B. Hambatan yang terjadi pada kasus komunikasi terapeutik pada


pasien di IGD adalah
1. Tranference : respon tak sadar berupa perasaan atau perilaku klien
terhadap perawat yang didasarkan pengalaman pribadi klien.

Anda mungkin juga menyukai