(NYERI)
1. Definisi
2. Fisiologi Nyeri
1. Reseptor Nyeri
Tubuh tidak mempunyai organ-organ atau sel-sel khusus yang berperan dalam
rangsang nyeri. Rangsang nyeri diterima oleh ujung-ujung saraf bebas yang disebut
sebagai Nociceptor. Reseptor saraf tersebut tersebar dalam lapisan kulit dan
jaringan tertentu yang lebih dalam.
Ujung saraf bebas sebagai penerima rangsang nyeri dapat terstimuli oleh tiga
stimulus, yaitu :
1. Mekanik, yang diterima oleh reseptor nyeri mekanosensitif. Rasa nyeri terjadi
akibat ujung saraf bebas mengalami kerusakan akibat terjadi trauma misalnya
karena benturan atau gesekan.
2. Thermis, diterima oleh reseptor nyeri thermosensitif, nyeri terjadi karena ujung
saraf reseptor mendapat rangsangan panas atau dingin yang berlebihan.
Impuls nyeri dihantarkan ke SSP melalui dua sistem serabut saraf, yaitu :
1. Serabut delta A, terutama terdapat pada kulit dan otot, bermielin halus dengan
garis tengah 2-5 um yang akan menghantarkan dengan kecepatan 6-30 m/ detik
berakhir pada lamina I dan V Cornu dorsalis, tempat saraf sensorik perifer kecil
berakhir di Medulla spinalis, serat ini kemudian menyilang didalam Komisura
anterior Medulla spinalis menuju Columna alba anterolateralis pada sisi yang
berlawanan kemudian bergabung dengan serabut lain di Tractus spinothalamicus
anterolateralis menuju batang otak, kemudian menuju Ventrobasal thalamus dan ke
Korteks cerebri untuk persepsi nyeri. Persepsi nyeri ini dapat berupa sensasi nyeri
menusuk dan tajam, sensasi ini dapat dilokalisasi dengan baik.
2. Serabur C, didistribusikan dalam otot, periosteum dan viscera, serabut ini tidak
bermielin dengan garis tengah 0,4 – 1,2 um, menghantarkan impuls dengan
kecepatan lamban yaitu 0,5 – 2,0 m/detik berakhir pada lamina II dan III.
Kemudian menuju btang otak melalui Traktus spinothalamicus anterolateralis dan
mengadakan sinap pada Formatio retikularis btang otak kemudian menuju Nukleus
intralaminalis setelah itu ke area sensorik somatik Cortex cerebri. Nyeri yang
dipersepsikan berupa nyeri difus, panas terbakar dan samar.
3. Stimulus
Sel rusak
Batang otak
a. Lingkungan
b. Umur
Toleransi nyeri pada orang dewasa lebih berkembang karena kebiasaan untuk
mengerti dan mengontrol nyeri akan berkembang sesuai dengan perkembangan
usia.
c. Jenis Kelamin
d. Kelelahan
e. Budaya
Tanggapan terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh faktor budaya, makna nyeri dan
harapan interv ensi berbeda diantara kebudayaan
4. Macam-macam penyebab, gangguan, tanda dan gejala
b. Agen cedera biologi : penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau
jaringan tubuh
c. Agen cedera psikologi: penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti kelainan
organik, neurosis traumatik, skizofrenia
5. Klasifikasi Nyeri
1. Menurut tempatnya
a. Perifer Pain
Yaitu nyeri pada daerah perifer biasanya dirasakan pada permukaan tubuh seperti
kulit dan mukosa
b. Deep Pain
Yaitu nyeri yang dirasakan dari struktur somatik dalam meliputi periosteum, otot,
tendon, sendi, pembuluh darah.
Nyeri yang diakibatkan penyakit organ atau struktur dalam tubuh (Vertebrata, alat-
alat viseral, otot) yang ditransmisikan kebagian tubuh didaerah yang jauh sehingga
dirasakan nyeri pada bagian tubuh tertentu tetapi sebetulnya bukan asal nyeri.
e. Psykogenic Pain
Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab organik tetapi akibat trauma psikologis yang
mempengaruhi keadaan fisik.
f. Phantom Pain
Nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang sebenarnya bagian tubuh tersebut
sudah tidak ada. Contoh : Nyeri pada ujung kaki yang sebetulnya sudah diamputasi.
f. Intractable pain
Menurut serangannya:
a. Nyeri akut
Nyeri akut terjadi kurang dari 6 bulan biasanya nyeri dirasakan mendadak dan area
nyeri dapat diidentifikasi. Nyeri akut mempunyai karakteristik meningkatnya
ketegangan otot dan kecemasan.
b. Nyeri kronik
Nyeri yang bertahan lebih dari 6 bulan, sumber nyeri tidak dapat diketahui dan
nyeri sulit dihilangkan. Sensasi nyeri dapat berupa nyeri difus sehingga sulit untuk
diidentifikasi secara spesifik sumber nyeri tersebut.
Menurut sifatnya:
a. Insidentil
b. Stedy
Nyeri yang timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama, misalnya abses.
c. Paroxymal
Nyeri yang dirasakan dengan intensitas tinggi dan kuat, biasanya menetap lebih
kurang 10-15 menit kemudian hilang dan timbul lagi.
B. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
- Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
- Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
- Perubahan nafsu makan
- Perubahan berat badan
- Ketidakmampuan fisik
- Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan makanan
- Status kesehatan umum dan kondisi medis
- Riwayat pengobatan
b. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat
seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan
sistematis yang dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
a. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
1) Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficial
2) Posisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien,
sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (visceral) lebih dirasakan
secara umum. Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori yang
berhubungan dengan lokasi :
a) Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya.
b) Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik.
c) Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat
dilokalisir.
d) Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh
dari area rangsang nyeri.
b. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan dari
intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari
klien.
c. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul, berapa lama,
bagaimana timbulnya, interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.
d. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan
pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin
dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan
“seperti teriris pisau”.
e. Skala nyeri
Beberapa contoh alat pengukur nyeri :
1) Anak-anak
2) Dewasa
Skala intensitas nyeri deskriptif
Skala identitas nyeri numerik
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
7-9 : Nyeri berat, secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol : 1. Jakarta: EGC
McCloskey, Joanne & Gloria M Bulechek, 2000, Nursing Outcome Classificatian (NOC), Second Ed, New
York, Mosby.
_________, 2005, Nursing Intervention Classificatian (NIC), Second Ed, New York, Mosby.