OLEH :
SITI KHAIRANI ASSEL
KELOMPOK : V
Telah Disetujui Dan Disahkan Oleh CI Ruang Pattimura Rumah Sakit Prof. J. A
Latumetten Pada Tanggal 27 Maret 2022
Disusun Oleh:
SITI KHAIRANI ASSEL
KELOMPOK : V
CI Lahan CI Akademik
Mengetahui,
Kepala Ruangan Pattimura
A. Defenisi
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial
yang di gambarkan sebagai kerusakan (Internalional Associatron for the
study of poin); awita yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga
berat dengan berakhirnyadapat diantisipasi atau di prediksi (Nanda International
INC, 2015-2017).
Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran
terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Karena
nilainya bagi kelangsungan hidup, nosiseptor (reseptor nyeri) tidak beradaptasi
terhadap stimulasi yang berulang atau berkepanjangan. Simpanan pengalaman
yang menimbulkan nyeri dalam ingatan membantu kita menghindari kejadian-
kejadian yang berpotensi membahayakan di masa mendatang (Sherwood, 2015).
Nyeri adalah ketidaknyamanan yang dapat disebabkan oleh efek dari
penyakit-penyakit tertentu atau akibat cedera (Andarmoyo, 2013).
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik
psikospiritual, lingkungan dan social. (SDKI, 2016).
B. Klasifikasi
Klasifikasi nyeri di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional,dengan onsel mendadak atau lambat dan
berinteraksi ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan.
(NANDA, 2018-2020)
2. Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onselmendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan, yang berlangsung lebih dan 3 bulan.(NANDA, 2018-2020).
C. Etiologi
Agen cidera sebagai berikut:
1. Biologis: penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau jaringan tubuh.
2. Zat kimia: penyebab nyeri karena bahan kimia.
3. Fisik: penyebab fisik karena trauma fisik.
4. Psikologi: penyebab nyeri yang bersifat psikologi seperti kelainan
organic, nekrosis traumatic, eulzofronia. (SDKI, 2016)
F. Patofisiologi
Reseptor nyeri (nosiseptor) mencakup ujung-ujung saraf bebas yang
berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanik,
deformasi, suhu yang ekstrim dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan
yang intensif, reseptor-reseptor lain misalnya badan pacini danmisner juga
mengirim informasi yang dipresepsikan sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang
memperparah nyeri antara lain adalah histamine, bradikini serotonin, beberapa
prostaglandin, ion kalium dan ion hydrogen. Masing-masing zat tersebut
tertimbun ditempat cidera hipoksi atau kematian sel. Nyeri cepat (fast pain)
disalurkan kekorda spindlis oleh serat A delta, nyeri lambat (slow pain)
disalurkan kekorda spinalis oleh sera C lambat (Kowalak, 2013).
G. Manifestasi Klinis.
1. Tanda dan gejala nyeri akut yaitu (SDKI, 2016) :
a. Mengeluh nyeri
b. Tampak meringis
c. Bersikap protektif
d. Frekuensi nadi meningkat
e. Gelisah dan Sulit tidur
f. Tekanan darah meningkat
g. Pola nafas berubah
2. Tanda dan gejala nyeri kronis yaitu (SDKI, 2016) :
a. Mengeluh nyeri.
b. Merasa depresi (tertekan)
c. Tampak meringis dan Gelisah
d. Tidak mampu menuntaskan aktivitas
e. Merasa takut mengalami cidera ulang
f. Bersikap protektif
g. Waspada
h. Pola tidur berubah
i. Anoreksia
I. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
diabdomen.
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan lainya
(Asmadi, 2010)
J. Penatalaksanaan Nyeri
1. Farmakologi, dengan pemberian obat-obatan
2. Non farmakolongi:
a. Imaging guide
b. Music theraphy
c. Fisik dan psikiss
d. Akupresus/akupuntur
e. Distrksi/relaksasi
f. Hipotesis
g. Stimulus massage, rendam air hangat (NIC)
K. Pathway
Biologis Kimiawi Fisik Psikologi
Kerusakan sel
Dihantarkan
Serabut tipe A
Serabut tipe B
Medula Spinalis
Presepsi nyeri
Nyeri akut
Kowalak 2013
Nyeri akut
Kowalak 2013
L. Diagnosa Keperawatan yang berhubungan
1. Dx : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
Defenisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (international
association for the study of paint) yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diintisipasi atau diprediksi dan
berlangsung <6 bulan.
Batasan karakterisktik :
Perubahan selera makan
Perubahan tekanan darah
Perubahaan frekuensi pernafasan
Mengerkspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis)
Gangguan tidur
Melaporakan nyeri secara verbal
2. Dx : Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri
Defenisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
Batasan karakteristik :
Perubahan pola tidur normal
Penurunan kemampuan berfungsi
Ketidakpuasan tidur
Menyatakan sering terjaga
Menyatakan mengalami kesulitan tidur
Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
3. Dx : intoleransi aktivitas berhubungan imobilitas
Defenisi : ketidakcukupan energy psikologis atau fisiologis untuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus
atau ingin dilakukan
Batasan karakteristik :
Respon tekanan darah abnormal terhadap pasien
Respon frekuensi jantung abnormal pada pasien
Ketidaknyamanan stelah beraktivitas
Menyatakan merasa letih
Menyatakan merasa lemah
M. Intervensi keperawatan
1. Dx : Nyeri akut berhubungan agen cedera fisik
NOC :
Mampu mengontrol nyeri (tau penyeba nyeri, mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri dan Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Mampu mengenali nyeri (skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
NIC :
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terupetik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
2. Dx : Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri
NOC :
Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6-8jam/hari
Tanda-tanda vital dalam batas normal
NIC :
Kaji pola tidur klien
Kaji faktor yang menyebabkan kien kurang tidur
Batasi aktivitas klien sebelum tidur
Monitor kenyamanan lingkungan cahaya sebelum tidur
Ajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam
Observasi tanda-tanda vital
3. Dx : intolenransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
NOC :
Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADL) secara mandiri
Tanda-tanda vital normal
Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan
NIC :
Bantu klien untuk mengindentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda/ krek
Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas bertahap jika dapat
ditoleransi dan berikan bantuan sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA