Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


RASA NYAMAN NYERI

OLEH
SITTI KHADIJA
21.04.032

CI Institusi

(Ns. Evi Lusiana, S.Kep.,M.Kep)

YAYASAN PERAWAT SELAWESI SELATAN


STIKES PANAKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Teoritis Kebutuhan Dasar Manusia


1. Definisi
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
sekala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah
pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri :
a. Menurut Prasetyo (2010) nyeri merupakan suatu produksi mekanisme
bagi tubuh, timbul ketika jaringan rusak yang menyebabkan individu
bereaksi untuk menghilangkan nyeri.
b. Nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi atau dijelaskan berdasarkan
kerusakan tersebut. Nyeri tidak hanya menimbulkan pengalaman
subjektif dengan komponen sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan, namun nyeri memperlihatkan beberapa bukti objektif.
Mengamati tanda-tanda vital dapat memberi petunjuk mengenai derajat
nyeri yang dialami pasien (Price dan Wilson, 2006).
c. Nyeri merupakan sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual dan potensial (Siswanti,
2011).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan
dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial (Judith M. Wilkinson 2002). Sensori yang tidak menyenangkan
dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial
kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan. Serangan
mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang
dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional).
Nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis.
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya
peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul
secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6
bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom
nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri
dapat dibagi kedalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan
nyeri terbakar.
2. Anatomi Fisiologi Nyeri
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan sebagai respon dari
luka baik secara fisik maupun fisiologis. Munculnya nyeri berkaitan erat
dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud
adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki
sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan
mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan
kandung empedu.
Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau
rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berubah zat kimiawi seperti histamine,
bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang di lepas apabila
terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi
yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor predisposisi
1) Trauma
2) Peradangan
3) Trauma psikologis
b. Faktor presipitasi
1) Lingkungan
2) Suhu ekstrim
3) Kegiatan
4) Emosi
4. Gangguan Terkait Nyeri
a. Etilogi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan
yaitu penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan
dengan psikis.
1) Secara fisik misalnya penyebab adalah trauma (mekanik,
thermal, kimiawi, maupun elektrik )
a) Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung – ujung
saraf bebas mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan,
ataupun luka.
b) Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf
reseptor mendapat rangsangan akibat panas atau dingin.
c) Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa
yang kuat
d) Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh
aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri.
2) Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau
keerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga
terikan, jepitan atau metaphase.
3) Peradangan adalah nyeri yang diakibatkan karena adanya
kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat pembengkakan.
4) Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, biasanya
pada pasien infark miokard dengan tanda nyeri pada dada yang
khas.
b. Patofisiologi
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, perilaku. Cara
yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu
untuk menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut yakni: resepsi,
persepsi, dan reaksi.
1) Resepsi : Proses perjalanan nyeri.
2) Persepsi : Kesadaran seseorang terhadap nyeri. Adanya stimuli
yang mengenai tubuh (mekanik, termal, kimia ) akan menyebabkan
pelepasan substansi kimia (histamine, bradikinin, kalium).
Substansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila
nosiseptor mencapai ambang nyeri maka akan timbul impuls saraf
yang akan dibawa menghantarkan sensasi berupa sentuhan,
getaran, suhu hangat dan tekanan halus. Reseptor terletak di
struktur permukaan.
3) Reaksi :  Respon fisiologis dan perilaku setelah
mempersepsikan nyeri.
Stimulus penghasil nyeri mengirim impuls melalui serabut
saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani
salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai kedalam
masa berwarna abu-abu di medulla spinalis.
Terdapat pesan nyeri dan berinteraksi dengan sel-sel saraf
inhibitor, mencegah stimulus nyeri mencapai otak atau trasmisi tanpa
hambatan ke korteks serebral. Maka otak menginterpretasi kualitas
nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan
yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mengekspresikan
nyeri.
c. Manifestasi klinik
1) Gangguam tidur
2) Posisi menghindari nyeri
3) Gerakan menghindari nyeri
4) Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
5) Perubahan nafsu makan
6) Tekanan darah meningkat
7) Pernafasan meningkat
8) Depresi
d. Komplikasi
1) Edema Pulmonal
2) Kejang
3) Masalah mobilisasi
4) Hipertensi
5) Hipertermi
6) Gangguan pola istirahat dan tidur
e. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat
mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian
tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri seperti :
1) Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2) Menggunakan skala nyeri:
a) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
b) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
c) Berat = Skala nyeri 7-10 : Secara objektif pasien tidak
mampu berkomunikasi, dan tidak dapat mengikuti instruksi
yang diberikan.
f. Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksanaan Terapi
a) Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan musik
dan bermain.
b) Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara
lain: Kompres dingin dan Counteriritan seperti plester hangat.
2) Penatalaksanaan Operatif
a) Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien
merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh
nyeri.
b) Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen
obat analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau
air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor
persepsi kepercayaan pasien.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kebutuhan Rasa


Nyaman Nyeri (Nyeri Akut)
1. Pengkajian
a. Data demografi pasien
Diisi dengan identitas pasien dan identitas penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan saat ini
1) Keluhan utama
Diisi dengan keluhan utama yang dipaparkan dari pengkajian yang
dilakukan oleh perawat
2) Alasan masuk rumah sakit
Diisi dengan alasan utama yang dikeluhkan oleh pasien datang ke
rumah sakit.
3) Riwayat penyakit sekarang
Diisi dengan riwayat penyakit pasien dari sebelum dirawat di rumah
sakit (keluhan awal) sampai dengan pengkajian.
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Diisi dengan pernyataan pasien apakah sebelumnya permah dirawat
dirumah sakit dengan penyakit yang sama atau tidak
c. Riwayat kesehatan keluarga
Diisi dengan memaparkan genogram 3 generasi.
d. Pengkajian Biologis (dikaji sebelum dan sesudah sakit) Rasa aman dan
nyaman
Diisi dengan menggunakan pengkajian nyeri secara rinci (PQRST),
apakah nyeri dapat mengganggu aktifitas, hal apa yang dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan nyeri, cara yang digunakan untuk
mengurangi nyeri efektif, menanyakan apakah ada Riwayat pembedahan.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kondisi klien secara umum
b) Tanda – tanda vital
c) Pertumbuhan fisik: TB,BB,postur tubuh.
d) Keadaan kulit:warna tekstur, kelainan kulit.
2) Pemeriksaan Cepalo Kaudal
a) Kepala
1). Bentuk, keadaan kulit, pertumbuhan rambut.
2). Mata: kebersihan, penglihatan, pupil, rflek, sklera, konjungtiva
3). Telinga: bentuk, kebersihan, sekret, fungsi dan nyeri telinga
4). Hidung: fungsi, polip, sekret, nyeri
5). Mulut: kemampuan bicara, keadaan bibir, selaput mukosa,
warna lidah, gigi (letak, kondisi gigi), oropharing (bau nafas,
suara parau, dahak),
b) Leher: Bentuk, Gerakan, pembesaran thyroid, kelenjar getah
bening, tonsil, JVP, Nyeri telan
c) Dada
1). Inspeksi: Bentuk dada, kelainan bentuk, retraksi otot dada,
pergerakan selama pernafasan, jenis pernafasan
2). Auskultasi: Suara pernafasan, Bunyi jantung, suara abnormal
yang ditemuai
3). Perkusi: batas jantung dan paru? Duliness
d) Abdomen
1). Inspeksi: simetris, contour, warna kulit, vena ostomy
2). Auskultasi: Frekuensi dan intensittas peristaltic
3). Perkusi: Udara, Cairan, massa/tumor
4). Palpasi: tonus otot, kekenyalan, ukuran organ, massa, hernia,
hepar, lien
e) Genetelia, Anus dan rectum
1). Inspeksi: warana, terpasang alat bantu, kelainan genetal,
simpisis
2). Palpasi: teraba penumpukan urine
f) Ekstremitas
1). Atas: kelengkapan, kelainan jari, tonu otot, kesimetrisan gerak,
ada yang mengganggu gerak, kekuatan otot, gerakan otot,
gerakan bahu, siku, pergelangan tangan dan jari – jari
2). Bawah: kelengkaan, edema perifer, kekuatan otot, bentuk kaki,
varices, gerakan otot, gerakan panggul, lutut,pergelangan kaki
dan jari–jari.
f. Pemeriksaan penunjang
1) Radiologi
2) Laboratorium
3) EEG, ECG, EMG, USG, CT Scan
Tuliskan tanggal pemeriksaan, hasil dan rentang nilai normalnya.
2. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut (D.0077), berdasarkan[ CITATION PPN16 \l 1033 ]
a. Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
b. Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedra kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencidra fisik (mis. Abses, trauma, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat,prosedur operasi,trauma, latihan fisik
berlebihan
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Mengeluh Nyeri
Objektif :
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
d. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : -
Objektif :
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola napas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berpikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendir
7) Diaforesis
e. Kondisi Klinis Terkait
1) Kondisi Pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
4) Sindrom Koroner akut
5) Glaukoma
3. Perencanaan Keperawatan
N Diagnosis Keperawatan Intervensi Keperawatan
O SLKI SIKI
D.0077 (L.08066) (I.08238)
Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
dengan ……. keperawatan selama …. Observasi
yang ditandai dengan: diharapkan tingkat nyeri 1. Indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
berkurang dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intesitas nyeri
a. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
b. Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
c. Gelisah menurun 4. Identifikasi factor yang memperberat dan
d. Kualitas tidur menurun memperingan nyeri
e. Frekuensi nadi membaik 5. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
f. Pola napas membaik 6. Monitor efek samping dari penggunaan analgetik
g. Tekanan darah membaik Terapeutik
h. Pola tidur membaik 7. Berikan teknik nonfarmakolgis untuk mengurangi
i. Nafsu makan membaik rasa nyeri ( mis. TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofeedband, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres air hangat/dingin, terapi bermain)
8. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
9. Fasilitasi istirahat tidur
10. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemeliharaan strategi meredakan nyeri
Edukasi
11. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
12. Jelaskan strategi meredakan nyeri
13. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
14. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
15. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
16. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

[ CITATION PPN18 \l 1033 ]


[ CITATION PPN182 \l 1033 ]DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/425697812/Laporan-Pendahuluan-Nyeri-Akut
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai