Disusun oleh :
20.04.046
PRODI NERS
2022
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh:
NIM: 20.04.046
Karya tulis ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Karya Ilmiah Akhir
Program Studi Profesi Ners STIKES Panakkukang Makassar
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
Dengue Haemorraghic Fever (DHF) di Ruang IGD Non Bedah RSUD Haji
Makassar”
yang sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini dengan
2. Bapak Dr. Ns. Makkasau, M.Kes. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
iii
5. Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar khususnya kepada kepala
6. Orang tua saya tercinta Bapak A. Wahid Hasanuddin dan Ibu Sulastri,
7. Keluarga besar Program Studi Ners baik dari tim dosen maupun dari
Makassar.
karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan baik
berupa saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan sangat
membantu. Semoga Karya Ilmiah Akhir ini bisa bermanfaat bagi kita semua
Penulis
Umar F. Hasanuddin
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Tujuan Umum......................................................................... 4
A. Tinjauan Teori......................................................................... 8
a. Pengertian ................................................................... 8
c. Etiolgi............................................................................ 12
d. Patofisiologi ................................................................. 14
f. Klasifikasi .................................................................... 19
v
2. Konsep asuhan keperawatan ......................................... 25
a. Pengkajian .................................................................. 25
c. Pathway ....................................................................... 31
e. Implementasi................................................................ 37
f. Evaluasi ...................................................................... 37
2. Pengkajian sekunder........................................................ 42
3. Terapi Medis..................................................................... 44
5. Klasifikasi Data................................................................. 46
8. Intervensi .......................................................................... 49
A. Pengkajian .............................................................................. 59
C. Rencana Keperawatan.............................................................. 65
D. Implementasi ............................................................................. 66
E. Evaluasi Keperawatan............................................................... 67
vi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 68
B. Saran........................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 71
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sejalan dengan aktivitas vektor dengue yang justru terjadi pada musim
baru DHF di dunia meningkat 30 kali dalam 50 tahun ini. Setiap tahun
diikuti dengan syok dan pendarahan. Sebanyak 40% penduduk dunia ada
1
Berdasarkan catatan World Health Organization (WHO),
meningggal dunia.
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Filipina pada tahun 1953 dan
sekitar 2.5 milyar peduduk atau 40% dari populasi dunia menempati
endemic tidak kurang dari 100 negara di Asia pasifik, amerika, Afrika,
Karibia.
kasus DHF pada tahun 2010 sebanyak 156.086 kasus dengan jumlah
kematian akibat DHF sebesar 1.358 orang . inciden Rate (IR) penyakit
DHF pada tahun 2010 adalah 65,7 per 100.000 penduduk dengan Case
Fatality Rate ( CFR ) sebanyak 0,87%. Pada tahun 2009 IR penyakit DHF
sebesar 68,22 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR)
Sulawesi Barat, dimana tidak ada kasus meninggal, dan DKI Jakarta
sebesar 0,11%.
2
april, juni, oktober dan desember (Memasuki musim penghujan ). Jumlah
kasus teringgi terjadi di Kota Makassar, Kab.Gowa dan barru. Untuk tahun
ditekan dari 3.164 kasus tahun 2005 menjadi 2.426 kasus (22,6%) pada
tahun 2006, demikian pula angka kematian (CFR) dari 1,92% turun
55%, kelompok usia anak balita (1-4 Tahun) sebesar 16% dan usia di
atas 45 tahun serta usia dibawah 1 tahun masing – masing sebesar 2%.
kasus sebanyak 5.333 kasus dan jumlah kasus yang terbesar berada di
kabupaten/kota yang tidak terdapat kasus DBD yaitu Kab. Luwu Utara,
Dari data yang dilansir P2PL pada awal januari 2016 , sebanyak
528 kasus demam berdarah yang terjadi di sulsel. Dan dari data yang
dunia. Dan jika data ini diambil dari rekap Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) di
3
24 kabupaten/kota se Sulawesi selatan. ‘’ Angka kematian teringgi dari
data saat ini dari kabupaten Bone, sebanyak 3 penderita DHF meninggal
dunia dan jumlah penderita DHF terbanyak dari Kabupaten Luwu Utara
(AR, 2016)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
4
b. Diketahuinya gambaran pelaksanaan dan pengalaman langsung
5
C. Manfaat penulisan
1. Manfaat Aplikatif
2. Manfaat Teori
dan rehabilitative.
D. Sistematika penulisan
sebagai berikut :
a. Tempat
b. Waktu
Desember 2021.
6
c. Tehnik pengumpulan data
7
BAB II
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian
demam.(Sudoyo, 2016)
demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
dan ditukarkan oleh nyamuk aedes, yaitu aedes aegypti dan aedes
8
Demam dengue (dengue fever, selanjutnya di singkat DF)
is the main species that spreads this disease. With early and
9
b. Anatomi Fisiologi
Sumber: Syaifuddin,(2011:293).
diambil dengan jalan bernapas, dan zat ini sangat berguna pada
10
Darah selamanya beredar didalam tubuh oleh karena adanya kerja
darah, darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluh
sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter.
darah. Jika darah dilihat begitu saja maka ia merupakan zat cair
bagian yaitu :
1) Sel-sel darah
(Syaifuddin, 2011:293).
11
b) Leukosit (Sel darah putih)
2011:301).
2011:304).
c. Etiologi
genus flavivirus dari family Flaviviridae, terdiri atas 4 tipe virus yaitu
D1, D2, D3 dan D4. Struktur antingen ke-4 serotipe ini sangat mirip
12
Variasi genetik yang berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya
menyangkut antar tipe virus, tetapi juga di dalam tipe virus itu
(Hendarwanto 2010).
13
d. Patofisiologi
14
Adanya kebocoran plasma kedaerah ekstravaskuler
15
Komplek virus antibodi yang terbentuk akan dapat
brin.
faktor koagulasi seperti faktor II, V, VII, VIII, IX, dan X serta
penderita DBD.
Sebagai hasil akhir aktivasi ini ialah terjadi lisis dari sel.
juga pada pasien DHF tanpa renjatan. Dikatakan pada masa dini
17
dan renjatan, maka renjatan akan memperberat DIC sehingga
dan ketiga dengan hitung jenis yang masih dalam batas normal.
serta sitoplasma yang relatif lebar dan berwarna biru tua. Oleh
Limfosit plasma biru ini sudah dapat ditemukan sejak hari ketiga
e. Manifestasi Klinis
(Wijayaningsih, 2013:234).
18
2) Demam berdarah dengue berdasarkan kriteria WHO 1997
terpenuhi:
f. Klasifikasi
perdarahan lain.
19
3) Di temukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
4) Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
berikut :
perdarahan lain.
4) Derajat IV: Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah Rutin
a) Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui ).
20
2) Kimia darah
a) Hiponatremia.
b) Hipoproteinemia.
c) Hipokalemia.
e) Ureum meningkat.
3) Urine
Albuminurial ringan
4) Sumsum tulang
normal.
5) Pemeriksaan serologi
2-5 ml).
6) Foto thorak
7) USG
Hematomegali – Splenomegali
h. Penatalaksanaan medik
hilang
manis, sirup, susu dan bila mau lebih baik diberikan oralit.
air biasa. Jika terjadi kejang, beri luminal atau anti konvulsan
dari 1 tahun 50 mg/ IM, anak lebih dari 1 tahun 75 mg. Jika
22
b) DHF dengan renjatan
adalah jus buah, teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit.
23
Kebutuhan cairan diberikan 200 ml/kg BB, diberikan
ditemukan.
2013:159).
24
2. Konsep Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
1. Pengkajian primer
a. Data Umum
b. Airway
- Kondisi trauma :
c. Breathing
d. Circulation
e. Disability
25
2. Pengkajian sekunder
1) Riwayat Kesehatan
trombositopenia.
AMPLE
sakit
sebagai berikut:
1) Keadaan umum:
sebagai berikut :
26
Grade II :Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah,
teratur.
tensi menurun.
sianosis.
Hidung :Epitaksis
Tenggorokan :Hiperemia
27
c) Dada (Thorax).
Pada Stadium IV :
lemah.
d) Abdomen (Perut).
test.
ekstrimitas.
28
3) Pemeriksaan tumbuh Kembang
4) Pemeriksaan Penunjang
PCV /Hm =L : 35 – 48 %.
P : 34 – 45 %.
P : 150.000 – 430.000/mm3.
29
3. Diagnosa Keperawatan
mekanisme pengaturan.
30
4. Pathway
Di musnahkan oleh
retikuloendoteal
Trombositopenia
Peningkatan
premebilitas kapiler
Kebocoran plasma
pada ektravaskuler
Resiko perdarahan
Ketidak Seimbangan
Nutrisi kurang dari Permeabilitas dinding
kebutuhan pembuluh darah
31
\\
5. Intervensi Keperawatan
(NOC) (NIC)
kembali normal
32
\\
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
proses infeksi virus keperawatan selama x 24 jam, 2. Berikan kompres hangat dibagian
memberikan terapi.
34
\\
output
pasien makan
pemberian terapi
kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor intake dan ouput makanan
berhubungan dengan keperawatan selama x 24 jam, dan kaji ada atau tidak alergi makanan
lainnya
Table 2.1 Intervensi Keperawatan pada DHF (NIC & NOC 2013)
36
6. Implementaasi Kperawatan
dengan tim kesehatan yang lain, keluarga dan klien sendiri. Hal-hal
perawatan
7. Evaluasi
berat.
37
1. Apakah pelayanan keperawatan sudah tercapai atau belum
belum
38
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
Nama/inisial : An. A
Pendidikan/pekerjaan :-
Agama : Islam
b. Riwayat Kesehatan
39
c. Pengkajian Primer
1) Airway
Fungsi pernapasan
Dada simetris : √ Ya Tidak
Sesak napas : Ya √ Tidak
Respirasi : 24 x/menit, dan terdapat
penggunaan otot bantu pernapasan.
Krepitasi : Ya √ Tidak
Suara napas
kanan : Ada √ Jelas Menurun
Ronchi Wheezing
Tidak ada
Kiri : Ada √ Jelas Menurun
Ronchi Wheezing
Tidak ada
Saturasi 02 : 99 %
Nasal Kanul :-
Assesment :-
Resusitasi :-
Masalah keperawatan :
3) Circulation
40
Nadi : 112 x/menit, lemah, Regular
Suhu : 38.50C
Akral : Teraba Dingin
CRT : >3 Detik
Temperatur kulit : Hangat √ Panas Dingin
Gambaran Kulit : Normal Kering
√ Lembap/basah
Assesment : Resiko Syok
Resuitasi : Pemberian Cairan
Masalah keperawatan : Resiko Syok
4) Disabiillty
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 ( E4 V5 M6 )
Masalah keperawatan :-
5) Exposure
Penilaian : Hipertermia
Dengan suhu : 38.5oC
Masalah keperawatan : Hipertermia
6) Trauma Score
Pengukuran Nilai Score
Total A+B+C+D+E 10
41
d. Pengkajian Secondary Survey
1) Riwayat Kesehatan
S (Sign and Symptom)
mual.
A (Allergies)
M (Medication)
L (Last Meal)
E (Event)
sebagai berikut:
Keadaan umum :
b) Dada (Thorax).
Paru-paru :
Jantung :
P : Redup
A : Lup dup.
c) Abdomen (Perut).
43
P : Thimpani
d) Ekstremitas
tekan.
tekan.
2. Terapi Medis
Paracetamol 1 gr/IV
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil : Positif
b) Pemeriksaan Thorax
paru
Tulang-tulang intak
44
c) Hasil Laboratorium
Data Masalah
Keperawatan
DS:
1. Pasien mengatakan badanya
panas/demam
Hipertermia b/d
2. Ibu klien mengatakan anaknya Penyakit
demam sejak 5 hari yang
laluPasien mengatakanbadanya
panas/demam
DO:
1. Suhu tubuh meningkat 38,5
2. Denyut nadi 122x/menit
DS :
1. Pasien mengatakan badanya
panas/demam
5. Bibir kering
6. Kulit lembab
Diagnosis Keperawatan
penyaakit
2. Resiko syok
48
7. Intervensi Keperawatan
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
indikasi
interaksi obat
Terapeutik
50
obat, dosis,waktu, rute dan
dokumentasi)
kateter IV
yang tepat
Edukasi
pemberian.
51
2. Resiko Syok Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan
kekurangan volume syok membaik dengan indikator: 1. Monitor status hidrasi misalnya
kebutuhan
Observasi
dan irama)
dan TDD
tanda vital
Terapeutik
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
pemantauan
jika perlu
53
54
8. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keperawatan
Diagnosa Hari/tangg
Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan al
berhubungan Desember 15.42 1. Monitor suhu tubuh masih demam dan lemas
pemberian
lemah
alasan pemberiannya
56
Resiko syok Jumat, 31 Manajemen cairan S: Pasien mengatakan pasien masih demam
2021 nadi, kekuatan nadi dan tekanan darah O : pasien tampak lemas
2. Monitor nadi
57
15.50 3. Atur interval waktu pemantauan sesuai
medis
pemantauan
tujuan pemantauan
58
77
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
(Padmosantjojo, 2014).
59
aksesorius. Sanosis sentral merupakan tanda lanjut obstruksi jalan
nafas.
wheezing).
Kasus :
pernafasan
ekspirasi,.
abdomen.
60
jalan nafas menunjukkan adanya sekret jalan nafas, biasanya karena
pasien tidak mampu batuk dan tidak mampu menarik nafas dalam.
Kasus :
Look :
Feel : -
Analisa : Tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta. Pada kasus
c. Sirkulasi (Circulation)
Teori :
sepsis.
61
Kasus :
d. Disabilitas (Disability)
perubahan pupil.
composmentis.
antara teori dengan kasus. Adapun gejala pada teori terkait gejala
e. Exposure
antara teori dengan fakta yang terjadi karena terdapat peningkatan suhu
62
tubuh pada pasien.
B. Diagnosa Keperawatan
trombositopenia.
mekanisme pengaturan.
f) Resiko Syok
tubuhnya terasa panas, gelisah, dengan suhu klien 38,5°C, data hasil
63
masalah Hipertermi sebagai prioritas masalah pertama. Kenaikan
tanggal 31 Desember 2021 didapatkan data turgor kulit < 1 detik dan
2. Resiko Syok
64
kasus hal ini terjadi karena data yang didapatkan di kasus tidak tidak
untuk anak laki-laki berusia 14 tahun yaitu IMT yang ideal yaitu 15,6 –
kebutuhan tubuh
C. Intervensi Keperawatan
1. Hipertermi
65
2. Resiko Syok
D. Implementasi
prinsip enam benar, pastikan ketepatan dan kepatenan IV, jelaskan jenis obat,
status hidrasi misalnya (frekuensi nadi, kekuatan nadi, tekanan darah dan
66
E. Evaluasi
ingin di capai yaitu suhu tubuh dalam rentang nilai normal belum tercapai
harus dilanjutkan
suhu tubuh masih tinggi 38oC dan CRT pasien belum pada nilai normal.
67
BAB IV
PENUTUP
Diruangan IGD Non Bedah Anak RSUD Haji Makassar. Maka pada bab
A. Kesimpulan
sumbatan jalan napas, pola napas baik, tidak ada suara napas
mmHg, frekuensi nadi 112 kali/menit, suhu tubuh 38,5oC, CRT >3
detik, bibir pucat, berkeringat, kulit lembab, dan klien tampak lemas.
Nilai Hb 17,1 Gr/dl, WBC 3,4 10^3/µl, RBC 6,26 10^6/µl, PLT 0,03
10^3/µl presentase HCT dalam darah 37%, dan PCT 40% dari
48%.
68
3. Perencanaan keperawatan yang direncanakan pada An.A dengan
banyak minum air untuk mengganti cairan tubuh yang telah hilang,
dengan baik dimana hal ini didukung oleh kondisi pasien, peran
69
B. SARAN
1. Rumah Sakit
2. Institusi Pendidikan
dan rehabilitative.
70
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta : FKUI
Hendarwanto . 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4 Jilid 1 Jakarta:
Balai.
Swasanti .N. dan Putra S.W. 2013. Pertolongan Pertama Pada Anak Sakit.
Yogyakarta: Katahati.
71