MAKASSAR
Disusun oleh :
18.04.024
PRODI NERS
2019
1
2
MAKASSAR
Disusun oleh :
18.04.024
PRODI NERS
2019
3
asuhan keperawatan saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah
serta tidak terdapat pemikiran yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali secara tertulis atau diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
keseluruhan karya ilmiah ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya
berupa gelar ners yang telah diperoleh dapat ditinjau dan atau dicabut.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
BIODATA PENULIS
4
tanggal 09 Agustus 1993, merupakan anak kelima dari enam bersaudara dari
Madrasah Ibtidayah As’adiyah Belawa kabupaten Luwu Utara dan tamat pada
tahun 2005 di SD Impres Balaroa Palu. pada tahun yang sama melanjutkan
Luwu Utara dan tamat pada tahun 2008. selanjutnya menempuh pendidikan di
SMK AMSIR 1 Pare-pare dan selesai pada tahun 2011. Kemudian penulis
Keperawatan pada tahun 2011 dan selesai pada tahun 2015. Selanjutnya
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
Dengue Haemorraghic Fever (DHF) di Ruang IGD Non Bedah Anak RSUP Dr.
yang sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini dengan
2. Ibu St. Syamsiah, SKp., M.Kes Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Makassar
6
bimbingan selama proses penyusunan karya ilmiah akhir ini serta yang
kepada kepala ruangan IGD Non Bedah Anak yang telah membantu
henti-hentinya.
7. Keluarga besar Program Studi Ners baik dari tim dosen maupun dari
Makassa
karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, masukan baik
berupa saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan sangat
membantu. Semoga Karya Ilmiah Akhir ini bisa bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR ISI
BIODATA PENULIS............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Umum......................................................................... 5
a. Pengertian ................................................................... 9
c. Etiolgi............................................................................ 14
d. Patofisiologi ................................................................. 15
f. Klasifikasi .................................................................... 22
a. Pengkajian .................................................................. 28
c. Pathway ....................................................................... 34
e. Implementasi................................................................ 40
f. Evaluasi ...................................................................... 40
2. Pengkajian sekunder........................................................ 45
3. Terapi Medis..................................................................... 47
8. Intervensi .......................................................................... 52
A. Pengkajian .............................................................................. 66
D. Implementasi .......................................................................... 77
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 81
B. Saran ..................................................................................... 84
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sejalan dengan aktivitas vektor dengue yang justru terjadi pada musim
baru DHF di dunia meningkat 30 kali dalam 50 tahun ini. Setiap tahun
diikuti dengan syok dan pendarahan. Sebanyak 40% penduduk dunia ada
meningggal dunia.
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Filipina pada tahun 1953 dan
sekitar 2.5 milyar peduduk atau 40% dari populasi dunia menempati
endemic tidak kurang dari 100 negara di Asia pasifik, amerika, Afrika,
Karibia.
kasus DHF pada tahun 2010 sebanyak 156.086 kasus dengan jumlah
kematian akibat DHF sebesar 1.358 orang . inciden Rate (IR) penyakit
DHF pada tahun 2010 adalah 65,7 per 100.000 penduduk dengan Case
Fatality Rate ( CFR ) sebanyak 0,87%. Pada tahun 2009 IR penyakit DHF
sebesar 68,22 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR)
Sulawesi Barat, dimana tidak ada kasus meninggal, dan DKI Jakarta
sebesar 0,11%.
kasus teringgi terjadi di Kota Makassar, Kab.Gowa dan barru. Untuk tahun
ditekan dari 3.164 kasus tahun 2005 menjadi 2.426 kasus (22,6%) pada
tahun 2006, demikian pula angka kematian (CFR) dari 1,92% turun
14
terbanyak terserang adalah pada anak sekolah (5-14 tahun ) sebesar 55%,
kelompok usia anak balita (1-4 Tahun) sebesar 16% dan usia di atas 45
kasus sebanyak 5.333 kasus dan jumlah kasus yang terbesar berada di
kabupaten/kota yang tidak terdapat kasus DBD yaitu Kab. Luwu Utara,
Dari data yang dilansir P2PL pada awal januari 2016 , sebanyak 528
kasus demam berdarah yang terjadi di sulsel. Dan dari data yang dilansir
Dan jika data ini diambil dari rekap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di
data saat ini dari kabupaten Bone, sebanyak 3 penderita DHF meninggal
15
dunia dan jumlah penderita DHF terbanyak dari Kabupaten Luwu Utara
(AR, 2016)
ditemukan di rumah sakit, maka dari itulah penulis tertarik untuk mengambil
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Fever (DHF)
2. Tujuan khusus
Makassar
C. Manfaat penulisan
a. Bagi pendidikan
17
penetahuan tentang.
d. Bagi penulis
D. Sistematika penulisan
sebagai berikut :
a. Tempat
b. Waktu
Laboratorium.
20
BAB II
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian
demam.(Sudoyo, 2016)
demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia,
dan ditukarkan oleh nyamuk aedes, yaitu aedes aegypti dan aedes
9
21
is the main species that spreads this disease. With early and
b. Anatomi Fisiologi
Sumber: Syaifuddin,(2011:293).
diambil dengan jalan bernapas, dan zat ini sangat berguna pada
darah, darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluh
sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter.
darah. Jika darah dilihat begitu saja maka ia merupakan zat cair
bagian yaitu :
24
1) Sel-sel darah
(Syaifuddin, 2011:293).
2011:301).
2011:304).
25
c. Etiologi
genus flavivirus dari family Flaviviridae, terdiri atas 4 tipe virus yaitu
D1, D2, D3 dan D4. Struktur antingen ke-4 serotipe ini sangat mirip
Variasi genetik yang berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya
menyangkut antar tipe virus, tetapi juga di dalam tipe virus itu sendiri
virus dengue, dalam hal ini nyamuk Aedes disebut vector. Biasanya
2010).
d. Fatofisiologi
brin.
sebagai D-dimer. Degradasi fibrin ini (FDP) memiliki sifat sebagai anti
seperti faktor II, V, VII, VIII, IX, dan X serta plasminogen. Hal ini
protein inaktif yang dapat diaktifkan oleh faktor XIIa. Sebagai hasil
akhir aktivasi ini ialah terjadi lisis dari sel. Disamping itu terbentuk
darah.
juga pada pasien DHF tanpa renjatan. Dikatakan pada masa dini
ketiga dengan hitung jenis yang masih dalam batas normal. Jumlah
inti halus dan agak padat, serta sitoplasma yang relatif lebar dan
berwarna biru tua. Oleh karenanya sel ini juga dikenal sebagai
limfosit plasma biru. Limfosit plasma biru ini sudah dapat ditemukan
diagnostik
e. Manifestasi Klinis
(Wijayaningsih, 2013:234).
32
terpenuhi:
f. Klasifikasi
perdarahan lain.
4) Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
berikut :
lain.
34
4) Derajat IV: Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah Rutin
a) Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui ).
2) Kimia darah
a) Hiponatremia.
b) Hipoproteinemia.
c) Hipokalemia.
e) Ureum meningkat.
3) Urine
Albuminurial ringan
4) Sumsum tulang
5) Pemeriksaan serologi
2-5 ml).
6) Foto thorak
7) USG
Hematomegali – Splenomegali
h. Penatalaksanaan medik
hilang
manis, sirup, susu dan bila mau lebih baik diberikan oralit.
air biasa. Jika terjadi kejang, beri luminal atau anti konvulsan
dari 1 tahun 50 mg/ IM, anak lebih dari 1 tahun 75 mg. Jika
meningkat.
37
adalah jus buah, teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit.
2013:159).
39
1. Pengkajian primer
a. Data Umum
b. Airway
- Kondisi trauma :
c. Breathing
d. Circulation
e. Disability
2. Pengkajian sekunder
1) Riwayat Kesehatan
trombositopenia.
AMPLE
sakit
sebagai berikut:
1) Keadaan umum:
sebagai berikut :
teratur.
tensi menurun.
sianosis.
Hidung :Epitaksis
Tenggorokan :Hiperemia
c) Dada (Thorax).
Pada Stadium IV :
lemah.
d) Abdomen (Perut).
test.
ekstrimitas.
4) Pemeriksaan Penunjang
PCV /Hm = L : 35 – 48 %.
P : 34 – 45 %.
P : 150.000 – 430.000/mm3.
3. Diagnosa Keperawatan
mekanisme pengaturan.
4. Pathway
Resiko perdarahan
Anoreksi Pelepasan histami
Nyeri Akut
a yang bersifat vasoaktif
Ketidak Seimbangan
Nutrisi kurang dari Permeabilitas dinding
kebutuhan pembuluh darah
46
5. Intervensi Keperawatan
(NOC) (NIC)
kembali normal
47
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
proses infeksi virus keperawatan selama x 24 jam, 2. Berikan kompres hangat dibagian
memberikan terapi.
output
pasien makan
pemberian terapi
kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor intake dan ouput makanan
berhubungan dengan keperawatan selama x 24 jam, dan kaji ada atau tidak alergi makanan
lainnya
Table 2.1 Intervensi Keperawatan pada DHF (NIC & NOC 2013)
51
6. Implementaasi Kperawatan
dengan tim kesehatan yang lain, keluarga dan klien sendiri. Hal-hal
perawatan
7. Evaluassi
berat.
belum
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
Nama/inisial : An. B
Pendidikan/pekerjaan :-
Agama : Islam
Alamat : Makassar
b. Riwayat Kesehatan
di IGD observasi selama 6 jam, suhu turun 370C dari 390C, kembali
c. Pengkajian Primer
1) Airway
Fungsi pernapasan
Dada simetris : √ Ya Tidak
Sesak napas : Ya √ Tidak
Respirasi : 22 x/menit, dan terdapat
penggunaan otot bantu pernapasan.
Krepitasi : Ya √ Tidak
Suara napas
kanan : Ada √ Jelas Menurun
Ronchi Wheezing
Tidak ada
Kiri : Ada √ Jelas Menurun
Ronchi Wheezing
Tidak ada
Saturasi 02 : 99 %
Nasal Kanul :-
Assesment :-
Resusitasi :-
Masalah keperawatan :
3) Circulation
Kesadaran : composmentis
GCS : 15 ( E4 V5 M6 )
Masalah keperawatan :-
5) Exposure:
Penilaian Hipotermia/hipertermia
dengan suhu : 39.5oC
Masalah keperawatan : Hipertermia
6) Penilaiyan Nyeri
Nyeri : √√ Ya Tidak
lokasi :Persendian
Skala : 4 NRS
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
d. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat Kesehatan
56
AMPLE
sebagai berikut:
Keadaan umum :
terasa nyeri
b) Dada (Thorax).
Palpasi :Vocal
Perkusi :-
lemah.
c) Abdomen (Perut).
2. Terapi Medis
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil : Positif
59
b) Hasil Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : 09 Oktober 2019
5. Analisa Data
Data Masalah
Keperawatan
DS:
Pasien mengatakan badanya
panas/demam
Hipertermia b/d
DO:
Penyakit
9. Suhu tubuh meningkat, Suhu Axila
:39,5
10. Denyut nadi 120x/menit
DS :
1. Ibu klien mengatakan anaknya
demam sejak 3 hari yang lalu
2. Ibu klien mengatakan anaknya Defisit volume cairan
sering berkeringat b/d kehilangan cairan
DO : melalui rute normal
1. Bibir tampak kering
2. Suhu tubuh meningkat 39,5 C
3. Kulit lembab
Factor Resiko
1. Petekie pada uji tourniquet Positif
Resiko perdarahan
6. Diagnosa Keperawatan
1. Hepertermia 09-10-2019
Domain :11
Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 5 :Hidrasi
Domain 11 :Keamanan/
perlindungan
7. Intervensi Keperawatan
badanya panas/demam klien akan 1. Monitor suhu dan tanda – tanda vital
1. Suhu tubuh Termoregulasi (0800), yang 2. Monitor suhu dan warna kulit
normal (36-37,5ºC)
64
Diagnosa Keperawatan : b. Nadi dan suhu dalam 1. Anjurkan pasien untuk banyak
Domain 11: Keamanan kulit dan dan tidak ada 2. Anjurkan keluarga untuk kompres
kehangatan tubuh.
adekuat.
antipiretik.
65
2. DS : Noc: Nic:
sejak 3 hari yang lalu 3. nutritional status: food and 2. monitor status hidrasi (kelembapan
Kelas 5 :Hidrasi tubuh dalam batas normal sesuai output (50-100 cc/jam)
Kode Diagnosis : 00027 c. tidak ada tanda tanda 8. dorong keuarga pasien untuk
normal
67
c. Nilai Hemoglobulin
normal
Keperawatan
17.19 WITA 2. Monitor suhu dan warna kulit 4. Monitor suhu dan tanda – tanda
Aktivitas Keperawatan:
70
18.00 WITA minum air untuk mengganti minum air untuk mengganti
cairan tubuh yang telah hilang. cairan tubuh yang telah hilang.
mencegah hilangnya
antipiretik
200 mg Intravena
72
berhubungan 17.30 WITA Hasil :Klien dianjurkan banyak A :Defisit Volume Cairan
cairan melalui 17.45 WITA 2. monitor status hidrasi 1. pertahankan catatan intake dan
18.15 WITA Hasil :Klien di berikan caiaran 8. Dorong keuarga pasien untuk
(Tetes makro)
BB : 19 kg
TB 1106cm
LK :52 cm
LD :56 cm
74
LP :55,5 cm
LLA : 19,5 cm
IMT :14,1
makan
3 Resiko Rabu 09 1. Kaji pasien untuk menemukan S :Pasien mengatakan lemas, dan
berhubungan 07.40 WITA 2. Hasil :Terdapat bintk merah O :Pasien tidak mengalami
platelet) hemoragi
(prothrombin, thromboplastin,
platelet)
4. Pantau aliran IV
BAB III
PEMBAHASAN
optimal.
langsung berorientasi langsung dengan pasien. Pada bab ini penulis akan
Haemorraghic Fever (DHF) di Ruang IGD Non Bedah Anank RSUP Dr.
persamaan antara tinjauan teori dengan kasus yang didapakan baik dari
65
78
Fever (DHF) secara teori dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada An.
“B”.
1. Pengkajian Keperawatan
Pada teori yang terdapat dalam tinjauan pustaka manifestasi klinis pada
WHO yaitu :
bersifat bifasik.
yang adekuat.
sumbatan jalan napas, pola napas baik, tidak ada suara napas
frekuensi nadi 120 kali/menit, suhu tubuh 39,5 oC, CRT < 2 detik, bibir
penunjang yang dilakukan yaitu tes uji tourniquet (tes Rumple leed)
WBC 4,5 10^3/µl, RBC 4,9 10^6/µl, PLT 194 10^3/µl presentase HCT
dalam darah 37%, dan PCT 0,13% dari hasil pemeriksaan darah
manifestasi klinis dan hasil pengkajian yang didapat pada klien, data yang
pada teori untuk pemeriksan diagnostic klien dengan DHF harus dilakukan
darah rutin, pemeriksaan serologi dan uji tourniquet (tes Rumple leed)
IGD 2 hari yang lalu. Fase demam merupakan fase pertama pada
DHF hal ini terjadi karena infeksi virus Dengue yang di bawa melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Hal pertama yang terjadi setelah virus
2) Manifestasi pendarahan
ditemukan petekie pada saat uji tourniquet hal ini terjadi hal ini
kapiler, hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa satu-
(hematemesis)
adalah perdarahan pada mukosa dan saluran cerna, hal ini tidak
ditemukan pada kasus hal ini karena tingkat perdarahan yang masih
dan kerusakan sel endotel. Sejalan dengan teori pada kasus belum
83
3) Peningkatan nilai hematrokrit >20 % dari nilai baku secara umur dan
jenis kelamin.
darah < 80 mmHg tetapi telah ditemukan nadi cepat yaitu 120 kali
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan, yaitu :
trombositopenia.
mekanisme pengaturan.
permeabilitas kapiler.
diseminata,
nyeri akut dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh hal
dengan gejala dan tanda yang dialami oleh pasien serta tidak ada data
85
kegawatdaruratan.
klien yang terinfeksi virus dengue. Virus dengue masuk ke dalam tubuh
2012).
09 oktober 2019 didapatkan data turgor kulit < 1 detik dan mukosa lembab
perembesan dari cairan elektrolit, protein molekul kecil, dan mungkin sel
2012)
hematokrit 37 %.
pemeriksaan tes Rumple leed dan presentasi hematocrit yaitu 37% dan
nilai trombosit yang masih dalam rentang batas normal yaitu 194.000/µl.
88
Dalam hal ini tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan Kasus hamya
dalam teori tidak ditegakkan pada kasus hal ini terjadi karena data yang
tinggi 116 dengan IMT 14,1 berdasarkan kategori IMT untuk anak
Perempuan berusia 6 tahun yaitu IMT yang ideal yaitu 13,4 – 17,1
tubuh.
89
3. Perencanaan Keperawatan
panjang maupun pendek, harus jelas, dapat diukur, dan realitas.Setelah itu
mendapat criteria hasil yang menjadi acuan intervensi berhasil atau tidak.
4. Implementasi
diimplmentasi.
90
Monitor suhu dan tanda – tanda vital lainnya, monitor suhu dan warna kulit,
pada dahi dan aksila, anjurkan keluarga untuk selimuti pasien untuk
antipiretik.
cairan oral.
dan hemokonsentrasi.
5. Evaluasi
pasien baik dari data subyektif maupun data objektif. Tindakan semua
telah dilakukan dan melihat respon atau kondisi pasien secara umum atau
ingin di capai yaitu suhu tubuh dalam rentang nilai normal belum tercapai
harus dilanjutkan
sehingga berdasarkan kriteria hasil yang ingin dicapai yaitu belum tercapai
92
berdasarkan kriteria hasil yang ingin dicapai yaitu pasien tidak kehilangan
BAB IV
PENUTUP
Diruangan IGD Non Bedah Anak RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Makassar. Maka pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dan
mengajukan saran-saran.
A. Kesimpulan
sumbatan jalan napas, pola napas baik, tidak ada suara napas
mmHg, frekuensi nadi 120 kali/menit, suhu tubuh 39,5 oC, CRT < 2
detik, bibir pucat, berkeringat, kulit lembab, dan klien tampak lemas.
Nilai Hb 12,7 Gr/dl, WBC 4,5 10^3/µl, RBC 4,9 10^6/µl, PLT 194
10^3/µl presentase HCT dalam darah 37%, dan PCT 0,13% dari
81
94
48%.
diseminata,
banyak minum air untuk mengganti cairan tubuh yang telah hilang,
dengan baik dimana hal ini didukung oleh kondisi pasien, peran
perdarahan.
96
B. SARAN
1. Bagi Pendidikan
kultural-spiritual.
4. Bagi Penulis
Fever (DHF).
98
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta : FKUI
Hendarwanto . 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4 Jilid 1 Jakarta:
Balai.
Swasanti .N. dan Putra S.W. 2013. Pertolongan Pertama Pada Anak Sakit.
Yogyakarta: Katahati.