Disusun Oleh:
MULYA EKAWATI
18 04 048
Disusun Oleh:
MULYA EKAWATI,
S.Kep 18 04 048
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kegawatdaruratan Pada Tn “S” Dengan Diognosa Electical Burn Injury Grade III 6% dan
Grade IIB 1% Di IGD Luka Bakar RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar”. Guna
Panakkukang Makassar.
Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua (Jamima dan
Abdurahman) yang telah tulus iklas memberikan kasih sayang, cinta, doa, perhatian,
dukungan moral, dan meteril yang telah diberikan selama ini. Terima kasih telah
hidup penulis dengan dibarengi alunan doa yang tiada henti agar penulis sukses dalam
menggapai cita-cita.
Perkenankan pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
Bapak Ns. I Kade Wijaya, S.Kep,. M.Kep selaku pembimbing institusi yang dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan serta arahan kepada penulis sehingga Karya Ilmiah Akhir ini dapat terselesaikan
Selatan selaku penguji II yang telah memberikan saran, nasihat dan motivasi
kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ns. Makkasau Plasay., M.Kes., M.EDM selaku ketua Sekolah Tinggi
Panakkukang Makassar.
3. Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep selaku ketua Program Studi Profesi Ners yang telah
penyusunan KIA.
6. Senior Perawat IGD Luka Bakar RSUP Dr. Wahdidin Sudirohusodo Makassar
Kiranya KIA ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca.
Terima Kasih.
Mulya Ekawati
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii
HALAMAN KEASLIAN.................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN. ................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Tujuan umum.............................................................................................5
C. Tujuan khusus............................................................................................6
D. Manfaat penulisan......................................................................................7
E. Sistematika penulisan................................................................................8
BB Berat Badan
DM Diabetes Mellitus
EKG Electrocardiography
HT Hematokrit
Hb Hemoglobin
IV Intra Vena
TBC Tubercullosis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Electrical injury atau luka akibat arus listrik Adalah kerusakan jaringan tubuh
yang disebabkan oleh arus listrik yang melintasi tubuh. Dapat berupa kulit yang
peralatan dirumah misalnya menyentuh peralatan yang dialiri arus listrik sering
dialami secara kebetulan dalam rumah. Paparan yang lebih berat sering menimbulkan
2012)
Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat.
Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat setiap
tahunnya dari kelompok ini 200.000 pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan
12.000 meninggal setiap tahunnya. (Ulima Larissa, (2017). Luka bakar merupakan
masalah kesehatan yang sangat serius dan sering dihadapi para dokter. Setiap tahun
ada lebih dari 300.000 kematian akibat luka bakar elektrik. Di Indonesia pasien
dengan kasus luka bakar juga relatif banyak, khususnya pada penduduk yang tinggal
di daerah kumuh dan padat (Vidianka, 2015). Luka bakar sering menimbulkan
Pada pasien luka listrik derajat keparahan trauma yang dialami pada organ
dalam pasien tidak sebanding dengan luka bakar di permukaan tubuh. Kerusakan
pada jaringan akibat luka bakar listrik tidak hanya meliputi kerusakan struktur
homeostasis pasien yang terkadang irreversible. Oleh karenanya luka bakar listrik
digolongkan sebagai luka bakar berat. Seperti pada luka bakar dengan sebab lain,
luka bakar listrik juga dapat menimbulkan komplikasi pneumonia, sepsis, dan gagal
organ multipel jika tidak ditata laksana dengan baik, sehingga akan meningkatkan
Luka bakar saat ini masih merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus dari fase akut, subakut
dan lanjut. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada kasus luka bakar ini sangat
dipengaruhi oleh prognosis pada pasien luka bakar khususnya luka bakar berat. Baik
buruknya prognosis luka bakar berat ditentukan oleh penanganan yang tepat baik dari
faktor pasien (usia, gizi, jenis kelamin dan faktor premorbid), faktor trauma
(jenis, luas, kedalaman luka bakar dan trauma penyerta) dan faktor penatalaksanaan
berat masih
merupakan suatu jenis trauma dengan berbagai problematika yang berat, diantaranya
biaya penanganan yang tinggi, perawatan dan rehabilitasi yang sukar dan lama, serta
diperlukannya tenaga medis yang terlatih dan terampil. Hal ini tentunya sangat
berpengaruh pada prognosis pasien dan jika tidak ditangani secara tepat makan akan
muncul berbagai komplikasi yang fatal diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak
terdapat 265.000 kematian yang terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia akibat luka
bakar. Di India, lebih dari satu juta orang menderita luka bakar sedang-berat per
tahun. Di Bangladesh, Columbia, Mesir, dan Pakistan, 17% anak dengan luka bakar
kecacatan. Luka bakar juga dapat menyebabkan kecacatan (WHO, 2017). Trauma
akibat luka bakar kerap menimbulkan stress dan pada keadaan tertentu dapat memicu
suatu keadaan stress pasca trauma atau Post Traumatic Syndrome Disorder
mengalami lika bakar akibat sengatan arus listrik dari seluruh pasien luka bakar.
sebanyak 12.8% dan terendah di daerah Jambi sebanyak 4.5%. Jenis luka tertinggi
kemudian luka robek sebanyak 23.2%. Penyebab luka terbanyak yaitu jatuh sebanyak
Dari Data yang diperoleh dari Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangun
Kusumo Jakarta dari tahun 2009-2010 didapatkan dari 303 pasien yang dirawat
sebagian besar pasien dengan luas luka bakar 20-50% adalah 45,87%. Penyebab
terbanyak karena ledakan tabung gas LPG sebanyak 30,4% diikuti dengan api
(25,7%) dan air panas (19,1%). Rata- rata pasien dirawat selama 13,72 hari dan angka
bulan Agustus – oktober 2019 jumlah pasien luka bakar sebanyak 24 orang. Dibulan
agustus terdapat 7 orang pasien luka bakar, september 13 pasien dan oktober
sebanyak 4 orang. Dari 24 pasien luka bakar tersebut ada 7 pasien luka bakar karena
sengatan listrik.
semua kelompok umur, laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari
pada wanita, terutama pada orang tua atau lanjut usia (Rahayuningsih, 2012). Dan
2016).
Luka bakar saat ini masih merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus dari fase akut, subakut
dan lanjut. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada kasus luka bakar ini sangat
dipengaruhi oleh prognosis pada pasien luka bakar khususnya luka bakar berat. Baik
buruknya prognosis luka bakar berat ditentukan oleh penanganan yang tepat baik dari
faktor pasien (usia, gizi, jenis kelamin dan faktor premorbid), faktor trauma
(jenis, luas, kedalaman luka bakar dan trauma penyerta) dan faktor penatalaksanaan
masih merupakan suatu jenis trauma dengan berbagai problematika yang berat,
diantaranya biaya penanganan yang tinggi, perawatan dan rehabilitasi yang sukar dan
lama, serta diperlukannya tenaga medis yang terlatih dan terampil. Hal ini tentunya
sangat berpengaruh pada prognosis pasien dan jika tidak ditangani secara tepat makan
akan muncul berbagai komplikasi yang fatal diantaranya kondisi shock, infeksi,
B. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam
diagnosa medis Electrical Burn Injury di IGD luka bakar RSUP Dr Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
C. Tujuan Khusus
Makassar.
D. Manfaat Penulisan
1. Institusi Pendidikan
pada pasien dengan luka bakar di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Menjadi acuan bagi Tn “S” dalam mengatasi masalah yang dialami secara
konstruktif dan kepada keluarga pasien dapat menjadi bahan acuan dalam
E. Sistematika Penulisan
a. Tempat
2019
pemeriksaan laboratorium.
BAB II
A. Tinjaun Teori
1. Pengertian
kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh arus listrik yang melintasi
tubuh. Dapat berupa kulit yang terbakar, kerusakan organ internal dan
bersifat kecelakaan, dimana jenis arus listrik bolak-balik (AC) lebih sering
(Leong M, 2012)
Manusia lebih sensitif, yaitu sekitar 4-6 kali terhadap arus listrik
dapat mati; akan tetapi dengan arus listrik searah yang intensitasnya 250
ditimbulkan akibat arus listrik tersebut tergantung dari lima faktor (Leong
M, 2012), yaitu :
a) Intensitas (I)
b) Tegangan atau voltase (V)
Voltase yang rendah, yaitu sekitar 1000 volt lebih sering
menyebabkan kematian bila dibandingkan dengan voltase yang lebih
tinggi; misalnya 10.000 volt malah tidak mematikan. Peralatan rumah
tangga yang menggunakanlistrik sebagai sumber energi, aman bila
voltase dari peralatan tersebut maksimal sebesar 42 volt. Perbedaan
Kematian orang yang terkena listrik yang bertegangan rendah
disebabkan karena terjadinya fibrilasi ventrikel sedangkan mereka
yang terkena arus listrik bertegangan tinggi kematian biasanya karena
luka bakar / panas.
c) Tahanan (R)
sedikitnya air yang terdapat pada bagian tubuh. Tahanan yang paling
besar adalah kulit, kemudian tulang, lemak, saraf, otot, darah, dan
dimengerti mengapa orang yang terkena arus listrik dalam bak mandi
d) Arah aliran
Manusia dapat mati bila terkena arus listrik dengan aliran arus
listrik tersebut melintasi otak atau jantung; misalnya arah aliran dari
e) Waktu
waktu 1 detik
3. Kelainan akibat Electrical burn injury
a) Electric Mark
oval, dengan bagian yang datar dan rendah ditengah, yang dikelilingi
oleh kulit yang menimbul. Bagian tengah tersebut biasanya pucat dan
b) Joule Burn
cukup lama, dengan demikian bagian tengah yang dangkal dan pucat
c) Extragenous Burn
terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan
objek dari metal atau objek yang basah. jangan mencoba menolong
d) Setelah korban terlepas dari sumber arus listrik Segera periksa jalan
e) Jika terdapat luka bakar, segera lepaskan pakaian yang dapat dilepas
luka bakar.
posisikan korban dengan kepala sedikit lebih rendah dari badan dan
kaki diangkat liputi dengan selimut atau mantel agar tetap hangat.
listrik.
diposisikan.
B. Luka Bakar
1. Pengertian
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
Kusuma.2013).
pada jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai ke organ dalam
yang disebabkan kontak langsung dengan sumber panas yaitu, api, air atau
uap panas, bahan kimia, radiasi, dan arus listrik (Majid, 2013).
Luka bakar electric merupakan suatu bentuk trauma pada kulit atau
jaringan lainnya yang disebabkan oleh kontak terhadap panas atau pajanan
akut lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Luka bakar terjadi saat
sel yang ada pada kulit atau jaringan lainnya mengalami kerusakan,Luka
bakar electrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi
voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh. Proses
bakar. Kedalaman luka bakar electrik ditentukan seberapa lama dan seberapa
tinggi tegangan arus listrik terkontaminasi dengan tubuh (Singer et al., 2014).
Jadi, luka bakar electric merupakan luka yang disebabkan karena kontak
terutama kulit yang memberikan gejala tergantung luas, dan dalamnya lokasi
luka.
2. Anatomi Fisiologi
mealui kulit, selain itu kulit yang terpapar sinar ultraviolet dapat
subkutan.
lapisan yang paling tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-sel
mempunyai)
induk.
antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang.
ruang antara folikel dan batang rambut yang akan melumasi rambut
c. Fisiologi Kulit
1) Fungsi proteksi
yaitu:
pertumbuhan mikroba.
d) Pigmen melanin melindungi dari efek sinar ultraviolet yang
sel Langerhans.
2) Fungsi absorsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material laur
pada fungsi respirasi. Selain itu beberaa material toksik dapat di serap
seperti aseton, CCI4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk
dapat berlangsung melalui celah antar sel atau melalui muara saluran
kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis dari pada
3) Fungsi eksresi
memproteksi keratin.
b) Kelenjar keringat
hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis
merokrin.
4) Fungsi presepsi
Paccini di epidermis.
keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu tubuh rendah, tubuh
3. Etiologi
(Majid, 2013) :
a. Paparan api
kontak.
masak.
c. Uap panas
Uap panas terutama ditemukan di daerah industri atau akibat
akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap
d. Gas panas
e. Aliran listrik
f. Zat kimia
g. Radiasi
koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa
bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis
bakar dan lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit
dengan air panas dengan suhu sebesar 56.1 0 C mengakibatkan cidera full
luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup
berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan
syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam
akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap
dramatis pada saat terjadi syok luka bakar. Kehilangan cairan dapat
mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar ditutup. Selama syok
luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium serum terhadap
asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel darah
Kasus luka bakar dapat dijumpai hipoksia. Pada luka bakar berat,
pada lokasi cidera akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. Bila
radiasi elektromagnetik.
karena listrik adalah luka bakar pada kulit pada tempat masuk dan
keluarnya arus listrik karena putaran suhu tinggi oleh aliran listrik
(2,5000C) pada permukaan kulit, luka bakar yang terjadi karena baju
korban terbakar. Mungkin disertai patah tulang dan dislokasi karena otot-
Prayogi, 2013).
5. Manifestasi Klinis
terasa nyeri.
epidermis dan dermis telah rusak dan telah pula merusak jaringan di
disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah
sangat sedikit
b) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang
dari 10 %
c) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun
perineum.
perineum
1) Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal
sistemik.
telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur
c) Keadaan hipermetabolisme.
3) Fase lanjut
Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut
kontraktur
Walles dari Walles. Perhitungan cara ini hanya dapat diterapkan pada
dan 1 tahun.
Gambar 2.6 Penilaian luas luka bakar dengan rule of nine / rule
of Wallace
6) Punggung :9%
7) Bokong :9%
8) Genetalia :1%
Total : 100%
6. Pemeriksaan Penunjang
ketidakadekuatan cairan.
stress.
jaringan.
distritmia.
12) Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan
luka bakar
7. Komplikasi
1) Sindrom kompartemen
5) Syok Sirkulasi
Penatalaksanaan Medik
hospital):
arus (nonconductive).
dan pilihan.
jalan nafas.
pada kasus luka bakar listrik. Pada luka bakar berat, konsumsi
Prayogi, 2013).
nadi meningkat.
peningkatan CVP.
2000).
Respon fisologis yang mengindikasikan nyeri antara
saraf pada yang terletak pada bagian tepi dari luka akan sangat
di pelayanan kesehatan.
bertujuan untuk mengumpulkan data baik data subyektif maupun data obyektif.
ataupun orang lain, sedangkan data obyektif diperoleh berdasarkan hasil observasi
a. Pengkajian
1) Primary Survey
a) Airway
adanya trauma inhalasi adalah : terkurung dalam api, luka bakar pada
b) Breathing
dinding thorax simetris atau tidak, ada atau tidaknya kelainan pada
Kaji juga apakah ada suara nafas tambahan seperti snoring, gargling,
rhonki atau wheezing. Selain itu kaji juga kedalaman nafas pasien.
c) Circulation
capilar refil memanjang. Kaji juga kondisi akral dan nadi pasien.
edema, pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik
e) Exposure
akibat inflamasi.
2) Secondary Survey
b) Pemeriksaan fisik
(Sjaifuddin, 2006).
dll.
e) Review of System
(1) Aktivitas/istrahat
tonus.
(2) Sirkulasi
kecacatan.
(4) Eliminasi
(6) Neurosensori
(syok)
(8) Pernapasan
(9) Keamanan
a. Diagnosa Keperawatan
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (mis, biologis, zat kimia,
fisik psikologi)
cairan aktif
2007). Implementasi berguna untuk mencapai tujuan yang telah dibuat. Selain
memfasilitasi rehabilitasi.
d. Evaluasi
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
1%
a) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada luka bagian paha dan pada tangan kanan
post op amputasi, nyeri dirasakan pada saat klien bergerak dan saat luka
dibersihkan.
Pasien masuk dengan luka bakar karena tersengat listrik saat bekerja
tidak ada,demam tidak ada, riwayat operasi fasciotomi extremitas atas kanan 7
Pada saat dikaji tanggal 7 oktober 2019, klien terbaring di tempat tidur,
nyeri dirasakan pada saat klien bergerak dan saat ganti verban.
Terdapat nyeri tekan pada area luka bagian paha dan bagian tangan post op.
tampak luka bakar pada lengan kanan grade III dengan luas 2% , tangan kiri
grade III dengan luas 2 %, paha kiri grade IIA 1%, kaki kanan grade III
dengan luas 1% dan kaki kanan grade III dengan luas 1%, jadi luas luka bakar
7 %. Luka masih basah dan berwarna merah muda dan masih terdapat slop.
Nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk dan bersifat hilang timbul sekitar 1-3
c) Pengkajian Primer
1) Airway
☑ Bebas Tersumbat
3. Intervensi/ Implementasi : -
4. Evaluasi :-
2) Breathing
a) Fungsi pernapasan :
(7) Assesment :-
(8) Resusitasi :-
(9) Re evaluasi :-
b) Masalah keperawatan :-
c) Intervensi/Implementasi :-
d) Evaluasi :-
3) Circulation
1. Keadaan sirkulasi :
dengan luas 2%
(7) Assesment :
(8) Resusitasi : -
(9) Re evaluasi : -
2. Masalah keperawatan :
kimiawi kulit
3. Intervensi/Implementasi :-
4. Evaluasi : -
4) Disability
b) Masalah keperawatan :-
c) Intervensi/Implementasi :-
d) Evaluasi :-
5) Exposure
a) Penilaian Hipotermia/hipertermia
b) Tidak ada peningkatan dan penurunan suhu, dengan suhu : 36,5oC
c) Masalah keperawatan :-
d) Intervensi/Implementasi :-
e) Evaluasi :-
6. Trauma Score
2. Frekuensi pernafasan
☑10 -25 :4
25 -35 :3
> 35 :2
< 10 :1
0 :0
3. Usaha pernafasan
☑ Normal 1
Dangkal 0
4. Tekanan darah
☑ > 89 mmHg 4
70-89 :3
50-69 :2
1- 49 :1
0 :0
5. Pengisian kapiler
< 2 dtk 2
☑ > 2 dtk 1
0 :0
☑ 14 -15 :5
11- 13 :4
8 – 10 :3
5 -7 :2
3 -4 :1
dan grade III dengan skala 3 (ringan) dengan menggunakan metode NRS.
1) Riwayat Kesehatan
terasa nyeri saat nyeri nya timbul, ada luka post op amputasi ,luka
(2) A : alergi
(3) M : Pengobatan :
ikan
(1) O : Onset ( seberapa cepat efek dari suatu interaksi terjadi) : Pada
dibawa ke Rs kendari
Rasa terbakar
d) Pernafasan : 20 x/menit
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
(b) Palpasi : Teraba adanya sisa jahitan dan ada nyeri tekan
(2) Mata
(3) Telinga
serumen.
(b) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri
tekan
(4) Hidung
(6) Wajah
luka bakar
b) Leher
c) Dada/thoraks
(1) Paru-paru
x/menit
(2) Jantung
d) Abdomen
f) Genitalia :-
g) Ekstremitas :
(d) kaki kanan :Luka bakar grade III dengan luas 1%.
(e) Kaki kiri :Luka bakar grade III dengan luas 1%.
5) Hasil Laboratorium :
Kesan/Saran : Leukositosis
6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik
7) Pengobatan :
2. Diagnosis Keperawatan
TGL TGL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri akut b/d agen cidera
Domain 12 : Kenyamanan 07-10-2019
-
Kelas 1 : Kenyamanan fisik
Kode : 00132
2. Kerusakan integritas kulit/jaringan b/d
gangguan turgor kulit
Domain 11 : 07-10-2019
Keamanan/perlindungan Kelas
2 : Cidera fisik
Kode : 00046
3. Hambatan mobilitas fisik b/d
dengan ketidaknyamanan (nyeri)
07-10-2019
Domain 4 : Aktivitas/ istirahat
Kelas 2 : aktivitas/ latihan
Kode 00085
4. Resiko infeksi
Domain 11 :
07-10-2019
Keamanan/Perlindungan Kelas -
1 : infeksi
Kode : 00004
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.8 Intervensi keperawatan kasus kelolaan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil (NOC) Keperawatan (NIC)
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan 1400. Manajemen
cidera tindakan keperawatan Nyeri
Domain 12 : selama 30 menit, maka Aktivitas
Kenyamanan diharapkan pasien akan : Keperawatan
Kelas 1 : Kenyamanan 1. Menunjukkan :
fisik Tingkat Nyeri 1. Observasi reaksi
Kode : 00132 (2102), yang nonverbal dari
dibuktikan oleh ketidaknyamana
indikator : 4 n.
(ringan), dan 5 2. Lakukan
(tidak ada). pengkajian nyeri
2. Memperlihatkan secara
Pengendalian komprehensif
Nyeri (1605), yang termasuk lokasi,
dibuktikan oleh karakterisitik,
indkator sebagai durasi, frekuensi,
berikut : 4 (sering), kualitas dan
dan 5 (selalu). faktor presipitasi.
Kriteria Hasil: 3. Ajarkan teknik
1. Melaporkan nyeri non farmakologis:
berkurang tekni relaksasi
2. Memperlihatkan napas dalam,
tehnik relaksasi distraksi,
secara individual kompres
yang efektif
3. Mampu mengontrol
nyeri (tahu hangat.
penyebab nyeri, 4. Berikan informasi
mampu menggunakan mengenai nyeri
teknik seperti penyebab
nonfarmakologi nyeri, berapa
untuk mengurangi lama
nyeri, mencari nyeri dirasakan.
bantuan) 2210. Pemberian
4. Melaporkan bahwa Analgesik
nyeri berkurang Aktivitas
dengan menggunakan Keperawatan:
manajemen nyeri. 1. Cek adanya
5. Tidak mengalami riwayat alergi
gangguandalam obat
frekuensi pernapasan, 2. Pilih rute
denyut nadi, dan pemberian
tekanan darah. analgesic
(Intravena,
Intramuskular
atau per Oral)
3. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik
Dalam bab ini penulis akan menguraikan secara singkat tentang kesenjangan
antara teori dan kasus nyata yang didapatkan penulis pada pasien Tn “S” yang
dirawat di ruang IGD luka bakar dengan masalah electrical burn injury dari tanggal 6
asuhan keperawatan pada Tn “S”. berikut ini akan dibahas beberapa kesenjangan
1. Primery Survey
a. Airway
adalah pasien trauma jadi perlu di kaji arway pada umumnya pada
pasien luka bakar listrik ditemukan adanya sumbatan jalan napas akibat
secret yang berlebih dan tidak terdengar adanya bunyi ronkhi. Riwayat
luka bakar yang dialami pasien akibat sengatan arus listrik yang terlalu
tinggi dan tidak ditemukan adanya luka bakar yang dapat mencetus
terjadinya gangguan jalan napas. Seperi adanya luka bakar pada bagian
tidak ditemuakan tanda-tanda dan gejala seperti pada teori karena pada
saat pengkajian pasien tidak dalam fase gawat darurat dan sudah
bakar.
b. Breathing
kedua lapang paru, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan, tidak
pernapasan pasien 20x per menit, suara napas kiri dan kana terdengar
teori terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Karena pada saat
kanan,tangan kiri,kaki kiri dan kaki kanan paha kiri dan tidak ditemukan
yang luas.
derajat I, IIb, dan III dengan luas 7%. Tekanan darah normal (131/60
mmHg), nadi 100 kali/menit, CRT <2 detik, dan tidak ditemukan adanya
tanda-tanda dehidrasi.
kesenjangan antara teori dan kasus dimana disebutkan bahwa luka bakar
yang luas atau >10% dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran
kasus ditemukan luas luka bakar 7%, CRT >2 detik, namun pada saat
balance (seimbang).
d. Disability
pada umumnya pada pasien dengan luka bakar berat dengan trauma
e. Exposure
dengan kasus, karena pada saat dilakukan pengkajian suhu tubuh pasien
2. Secondary Survey
a. Keluhan Utama
2010).
dirasakan adalah nyeri pada area luka bakar, pasien susah bergerak
pernapasan dll.
pasien.
G. Diagnosa Keperawatan
Menurut teori Amin Huda Nurarif (2013), diagnosa keperawatan yang muncul
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (mis, biologis, zat kimia, fisik
psikologi)
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen cedera
kulit
(nyeri)
4. Resiko infeksi
dalam hal penegakan diagnosa pasien luka bakar yaitu adanya diagnosa yang
Diagnosa ini tidak ditemukan pada kasus karena pada saat pengkajian tidak
diagnosa tersebut karena pasien juga tidak mengalami masa intubasi (cedera
inhalasi) dan pasien sudah dirawat selama 10 hari serta dalam proses
penyembuhan.
resusitasi cairan pasien juga sudah berlalu serta masukan dan haluaran cairan
diagnosa tersebut karena pada saat dilakukan pengkajian suhu tubuh pasien
36,5°C.
H. Intervensi Keperawatan
bakar listrik, penulis membuat sesuai dengan prioritas masalah, tujuan dan
kriteria hasil. Sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Pada perencanaan
ini tidak jauh beda antara tinjauan teori yaitu NIC- NOC (2013) dan tinjauan
kasus yang dilaksanakan atas dasar teori dan intervensi yang diberikan
I. Implementasi Keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada rencana yang telah
tanda yang timbul. sehingga tindakan keperawatan dapat tercapai pada asuhan
dengan prinsip
etis. Pada kasus ini tidak jauh beda dengan teori-teori yang ada di dalam rencana
keperawatan.
4. Resiko infeksi
dan sesudah setiap kegiatan perawatan pasien, mengajar pasien dan keluarga
J. Evaluasi
pemeriksaan pasien, melihat langsung keadaan dari keluhan pasien, yang timbul
sebagai masalah.
namun kondisi pasien menunjukkan adanya kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan
hasil evaluasi pada tanggal 7 desember 2018 didapatkan bahwa masalah nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisik hasil yang di dapatkan nyeri
integritas kulit berhubungan dengan gangguan turgor kulit belum nampak adanya
perubahan yang sangat berarti. Namun bila dilihat perubahan sejak pasien
menggerakkan badannya tanpa bantuan orang lain. Hal ini disebabkan karena
pasien mempunyai semngat dan motivasi untuk cepat sepat sembuh. Dan pada
PENUTUP
A. Kesimpulan
ditemukan masalah pada pasien Tn “S” yaitu pada masalah airway, breathing,
2. Dari hasil pengkajian pada Tn “S” terdapat empat diagnosis keperawatan yaitu
infeksi.
teori yang ada serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien,
pada pasien, yaitu nyeri berkurang, pasien menunjukkan luka bakar yang
masalah yang ada pada pasien sehingga tujuan yang diberikan lebih efektif serta
selanjutnya.
B. Saran
1. Insitusi Pendidikan
2. Rumah Sakit
kolaborasi dengan disiplin ilmu kesehatan lain serta melibatkan keluarga dalam
3. Bagi Perawat
penyuluhan akan pentingnya penanganan luka bakar prehospital pada pasien dan
keluarga.
4. Bagi Pasien dan Keluarga
menjalani perawatan/terapi agar hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang
American Burn Association. 2014. Burn Incidence and Treatment in the United
States : 2015. Chicago : ABA.
http://www.ameriburn.org/resources_factsheet.php. Diakses 20 oktober 2019.
Amin, dkk. 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis
& NANDA NIC-NOC. Jakarta : Mediaction Publishing.
Brunner, Suddarth. 2010. Textbook of medical surgical nursing. Edisi ke- 1.USA:
Lippincott.
Darma, E. 2017. Analisis Praktik Klinik Keperawatan dengan Intervensi Inovasi
Pemberian Aromaterapi Mawar dan Terapi Murottal Al-Quran Terhadap
Peningkatan Kualitas Tidur pada Pasien An. D dengan Combustio di
Ruang Picu RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun
2017.https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/251/KIAN.pdf
?sequence=1&isAllowed=y. Diakses 20 oktober 2019. .
Hardi, Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa
Medis NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action.
Leong M, Philips LG. 2012. Wound Healing. Dalam : Townsend CM, Beauchamp
RD, evers BM, Mattox KL, Sabiston textbook of surgery. Edisi ke 19. Canada :
Elsevier
Majid Abdul, Prayogi. 2013. Buku pintar perawatan pasien luka bakar.
Yogyakarta : Gosyem Publishing.
Marilynn E, Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Mesche AL. 2016. Sistem Integumen. Dalam : Teks dan Atlas Histologi Dasar
Junquiera. 309–24.
Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah Akhir (KIA) Program Studi Ners Stikes
Panakkukang Makassar
Purwandari, A. 2008. Konsep Keperawatan : Sejarah & Profesionalisme, Jakarta
: EGC.
Raihanah, S., & Andrayani, D. E. 2017. Tata Laksana Nutrisi Pada Pasien Luka
Bakar Listrik. 1 –13
Ulima, L., Wulan, J.r., & Prabowo, A. Y. 2017. Pengaruh Binahong terhadap
Luka Bakar Derajat II.
Vidianka, R. 2015. Potency Of Honey In Treatment Of Burn Wounds.
Lampung University.
Wilkinson, Skinner. 2007. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: EGC.
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama Lengkap : Mulya Ekawati
Nama Panggilan : Eka / Cindy
Tempat / Tgl Lahir : Mata, 09 Oktober 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl.Adhyaksa 9
No Hp 082339108407
Nama orang tua :
Ayah :Abdurahman
Ibu :Jamima
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN mata 2002 - 2008