Oleh :
NIM: 20.04.045
MAKASSAR
2022
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA NY. R DENGAN
Oleh :
NIM: 20.04.045
MAKASSAR
2022
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
penulis dalam proses penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini, namun berkat
usaha dan kerja keras serta bimbingan dan arahan dari berbagai pihak pada
akhirnya Karya Ilmiah Akhir ini dapat diselesaikan. Dengan kerendahan hati
penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu masukan dan berupa saran
dan kritik yang membangun dari para penguji maupun pembaca akan sangat
membantu. Semoga Karya Ilmiah Akhir ini ini dapat terlaksana dengan
v
Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan yang tiada hentinya
Akhir ini.
serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
3. Bapak Ns. Muh. Zukri Malik, S.Kep., M.Kep selaku penguji pertama
Panakkukang Makassar
5. Ibu Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Prodi Profesi Ners
vi
6. Para ibu/bapak panitia Karya Ilmiah Akhir yang dari awal hingga detik ini
yang bermanfaat selama proses studi serta segenap staf akademik, tata
10. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebut namanya satu persatu atas
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. TINJAUAN TEORI
a. Defenisi ....................................................................... 8
b. Anatomi ....................................................................... 9
c. Etiologi ......................................................................... 12
d. Patofisiologi ................................................................. 14
viii
f. Penatalaksanaan ......................................................... 16
B. TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ................................................................................. 42
B. Diagnosa .................................................................................... 45
E. Evaluasi ..................................................................................... 47
A. Kesimpulan ................................................................................ 49
ix
B. Saran ......................................................................................... 50
Daftar Pustaka
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menutup atau menganggu jalannya isi usus. Gangguan saluran cerna ini
menduduki 20% dari seluruh kasus nyeri akut abdomen yang tidak
disebabkan oleh adhesi yang terjadi pasca operasi region abdominal dan
untuk dijadikan energy dan nutrisi, serta mengeluarkan sisa dari proses
halus merupakan hambatan pasase usus yang terjadi pada usus halus
1
disebut sebagai obstruksi saluran cerna tinggi yang disertai pengeluaran
cairan dan elektrolit pada lumen usus melalui muntah (Zwari, 2016).
berkaitan pada kelompok usia yang terserang dan letak obstruksi, 50%
terjadi pada kelompok usia pertengahan dan tua akibat perlekatan oleh
orang tua, kanker kolon merupakan penyebab dari 90% ileus obstruksi
tahun ada 230 juta tindakan bedah dilakukan diseluruh dunia. (Kerusakan
et al., 2019)
2
Berdasarkan tabulasi nasional Departemen Kesehatan Republik
kasus dan untuk di tahun 2018 terdapat 75 kasus, dan pada tahun 2019
D., 2016).
usus halus antara lain hernia inkarserata sedangkan ileus paralitik sering
Ileus lebih sering terjadi pada obstruksi usus halus daripada usus besar.
3
untuk mencegah kematian. Ileus obstruktif sering disebabkan oleh hernia
S., 2020)
dengan laparatomi.
sekedar kasus bedah biasa, namun juga pada banyak kasus seperti
dapat terjadi pada setiap usia, perbandingan antara pria dan wanita
4
penyakit ini sering dijumpai pada dewasa muda antara umur 20-30 tahun
(Smeltzer, 2002)
menjalani perawatan dua kali lebih lama di rumah sakit daripada yang
mengambil kasus tentang Ileus Obstruktif karena pada kasus kali ini
B. Tujuan Umum
dengan tindakan laparatomi di ruang Intensive Care Unit Rs. Ibnu Sina
YW-UMI Makassar
5
C. Tujuan Khusus
tindakan laparatomi di ruang Intensive Care Unit RS. Ibnu Sina YW-
UMI Makassar.
tindakan laparatomi di ruang Intensive Care Unit RS. Ibnu Sina YW-
UMI Makassar.
YW-UMI Makassar
dengan tindakan laparatomi di ruang Intensive Care Unit RS. Ibnu Sina
Makassar.
Makassar.
D. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
6
Dapat menjadi referensi dan tambahan informasi dalam peningkatan
E. Sistematika Penulisan
7
BAB II
A. Tinjauan Teori
a. Definisi
saluran cerna. Ketika terjadi gangguan akan berefek pada nutrisi dan
dan inflamasi (Kumar, Abbas , & Aster , 2016). Ileus atau obstruksi
usus adalah suatu gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran
isi usus. Obstruksi Usus dapat akut dengan kronik, partial atau total,
saluran gastrointestinal.
terjadi pada usus halus disebut sebagai obstruksi saluran cerna tinggi
8
sederhana adalah obstruksi yang tidak disertai terjepitnya pembuluh
darah, closed loop obstruction terjadi jika kedua segmen usus terlibat
ileus obstruksi letak tinggi yang mengenai usus halus dan letak rendah
1) Usus Halus
pada orang dewasa. Usus halus memiliki tiga bagian yaitu duodenum,
9
jejenum, dan ileum. Segmen duodenum yang paling proksimal, terletak
membedakan usus halus dan usus besar. Lipatan ini juga menjadi
yang lebih besar, dinding lebih tebal, mesenterium lebih sedikit lemak,
dan vasa recta yang lebih panjang. Pada ileum terdapat kumpulan
besar folikel limfe yang khas (pada pars terminalis ilei) yang
10
dan selanjutnya melalui truncus intestinales ke dalam ductus
2) Usus Besar
flexura coli dextra, karena posisi hepar terletak disebelah kanan. Usus
yang lebih besar, disertai taenia: taenia libera, taenia mesocolica, dan
subserosa.
11
Vaskularisasi dari usus besar dilihat dari caecum dan appendix
c. Etiologi
industri adalah dari faktor ekstrinsik yaitu adhesi pasca bedah. Adhesi
ekstrinsik yang lebih jarang namun masih lazim terjadi adalah hernia
12
simptomatik pada akhirnya dapat menyebabkan obstruksi karena usus
a) Perlekatan/Adhesi
b) Intusepsi
c) Volvulus
13
Usus memutar dan kembali kekeadaan semula. Lumen usus
terjebak.
d) Hernia
Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding
e) Tumor
d. Patofisiologi
2017).
14
utama pada obstruksi usus adalah adanya lumen usus yang
akumulasi gas dan cairan (70% dari gas yang tertelan). Akumulasi gas
dan cairan dapat terjadi dibagian proksimal atau distal usus. Apabila
tekanan intra abdomen dan intra lumen. Hal ini dapat mengakibatkan
(Peri, 2017)
15
e. Manifestasi Klinis
1. Muntah fekal.
3. Konstipasi
4. Distensi abdomen.
5. BAB darah dan lendir tapi tidak ada feces dan flatus
f. Penatalaksanaan
16
antiperistaltik dan tidak boleh diberikan kepada pasien dengan ileus
parsial. Jika ada bukti klinis atau laboratorium infeksi atau sepsis,
transit konten usus dan tidak ada bukti klinis abdomen akut. Untuk
17
L, leukosit > 10 500 μL, > 500 mL cairan bebas, mengurangi
kriteria yang dipenuhi. Skor 3 atau lebih hampir 70% sensitif dan lebih
oleh adhesi dan hampir tiga perempat kasus dapat diobati secara
2016)
a. Pengkajian
1) Identitas Pasien
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
4) Pengkajian 6B
a) B1 Breathing
18
I. Adanya sumbatan jalan napas karena penumpukan cairan dan
b) B2 (Blood/Sirkulasi)
c) B3 (Brain/Persarafan)
II. Kaji status mental, tingkah laku, gaya bicara, ekspresi wajah
V. Kaji lobus frontal, kaji adanya kerusakan fungsi kognitif dan efek
19
d) B4 (Bledder/Perkemihan)
e) B5 (Bowel)
b. Diagnosa keperawatan
fisik
c. Intervensi Keperawatan
20
fisik keperawatan 2. kaji lokasi, berat jaringan dengan
istirahat meningkatlkan
usus meningkatkan
penghalang 3. Menurunkan
terjadi karena
mobilisasi
4. Menurunkan
21
distensi
22
abdomen umum dan tingkat
terhadap hidrasi
pembedahan 6. Memberikan
penggantian cairan
23
d. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi Evaluasi
24
keadaan umum pasien - Identifikasi respon non verbal
A. Tinjauan kasus
1. Pengkajian
Pasien mengalami nyeri perut yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu, ada
riwayat carcinoma ovarium
25
Keluhan utama saat pengkajian :
Nyeri Post Operasi
26
Lain… …
Sesak Nafas : Ada ☑ Tidak Ada
Pernafasan Cuping hidung : Ada ☑ Tidak Ada
Retraksi otot bantu nafas : Ada ☑ Tidak Ada
Deviasi Trakea : Ada ☑ Tidak Ada
Pernafasan : ☑ Pernafasan Dada Pernafasan
Perut
Batuk : Ya ☑ Tidak ada
Sputum: Ya , Warna : - Konsistensi : - Volume: .......... Bau: … …
☑ Tidak
Emfisema S/C : Ada ☑ Tidak Ada
Suara Nafas : Snoring Gurgling
Stridor Tidak ada
☑ Vesikuler Stidor Wheezing ☑
Ronchi
Alat bantu nafas : OTT 🗌 ETT Trakeostomi
Ventilator, Keterangan: ... ... ...
Oksigenasi : ☑ Nasal kanul Simpel mask Non RBT mask
RBT Mask Tidak ada
Penggunaan selang dada : Ada ☑ Tidak Ada
Drainase : -
Trakeostomi : Ada ☑ Tidak Ada
Kondisi trakeostomi : -
Lain-lain :-
Masalah Keperawatan : -
Nadi : ☑ Teraba Tidak teraba ☑ N: 86 x/mnt
BLO
OD
27
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Pucat : ☑Ya Tidak
Sianosis : Ya ☑ Tidak
CRT : ☑< 2 detik > 2 detik
Akral : ☑ Hangat Dingin S: 36,8 C
Pendarahan : Ya, Lokasi .... , J
umlah ..... cc ☑Tidak
Turgor : ☑ Elastis Lambat
Diaphoresis : Ya ☑Tidak
Riwayat Kehilangan cairan berlebihan : Diare Muntah Luka bakar
☑Tidak
JVP :-
CVP :-
Suara jantung : reguler
IVFD : ☑ Ya Tidak, Jenis cairan: NS
Lain-lain :-
Masalah Keperawatan : -
Kesadaran : ☑ Composmentis Delirium Somnolen Apatis
Koma
GCS : Eye 4 Verbal 5 Motorik 6
Pupil : ☑ Isokor Unisokor Pinpoint Midriasis
Refleks Cahaya : ☑ Ada Tidak Ada
BRAIN
28
Tidur malam : 8 jam Tidur siang : 2 jam
Ansietas : Ada ☑ Tidak ada
Nyeri : ☑ Ada Tidak ada
a) O : Onset ( seberapa cepat efek dari suatu interaksi terjadi )
Nyeri akut
b) P : Provokatif ( penyebab )
di rasakan ketika daerah luka di tekan atau di gerakkan
c) Q : Quality ( kualitas )
Tertusuk-tusuk
d) R : Radiation/region ( paparan )
Area abdomen
e) S : Severity ( tingkat keparahan )
Skala 4 (NRS)
f) T :Timing/treatment
Terus menerus memberat pada saat bergerak
Lain-lain: … …
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut
Nyeri pinggang : Ada ☑ Tidak
BAK : ☑ Lancar Inkontinensia Anuri
: Ada ☑ Tidak ada
BLADDER
Nyeri BAK
Frekuensi BAK : Warna: kuning Pekat : Ada ☑ Tidak ada
Kateter : ☑ Ada Tidak ada, Urine output: 1000 cc
Lain-lain :……
Masalah Keperawatan : -
29
Keluhan : Mual Muntah Sulit menelan
TB : 158 BB : 48 kg
Nafsu makan : ☑Baik 🗌Menurun
Makan : Frekuensi 1x/hr Jumlah : 1/2 porsi
Minum : Frekuensi 1-2 sendok/jam
NGT :-
BOWEL
Ya ☑ Tidak Lokasi -
skletal &
Luka Bakar :
Grade : - Luas: - %
Jika ada luka/ vulnus, kaji : -
Luas Luka :-
Warna dasar luka
Kedalaman :-
Aktivitas dan latihan : 0 1 ☑2 3 ☑4
Makan/minum : 0 1 2 ☑3 4
Mandi : 0 1 2 ☑3 ☑4
Toileting : 0 1 2 ☑3 ☑4
30
Berpakaian : 0 1 2 3 ☑4
Mobilisasi di tempat tidur : 0 1 2 3 ☑4
Berpindah : 0 1 2 3 ☑4
Ambulasi : 0 1 2 3 ☑4
Lain-lain: … …
Masalah Keperawatan : Hambatan Mobilitas fisik
31
(Fokus pemeriksaan pada daerah trauma/sesuai kasus non trauma)
1. Kepala :
Bentuk kepala mesechepal, rambut beruban tampak sedikit kotor,
tidak ada luka atau jejas, terdapat udema serebral.
2. Mata :
Simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, sklera tidak ikterus
3. Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
4. Hidung :
Terpasang NGT warna keruh, tidak ada secret di hidung, tidak ada
napas cuping hidung
5. Telinga :
Simetris, tidak ada nyeri tekan dan benjolan, tidak ada serumen
6. Mulut :
Mukosa bibir kering, mulut tampak simetris, tidak ada stomatitis, gigi
tampak kotor.
7. Dada :
• Paru-paru
Inspeksi :
Simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak
terdapat penggunaan otot bantu napas, RR : 20x/menit
Palpasi :
Ekspansi dinding dada seimbang
Auskultasi :
HEAD TO TOE
33
• Saat dikaji : pasien dalam berpakaian dibantu oleh perawat.
7. Pola Menjaga Suhu Tubuh
• Sebelum sakit : pasien jika merasa dingin menggunakan
selimut/pakaian tebal serta minum air hangat, jika panas memakai
pakaian tipis dan menggunakan kipas angin
• Saat dikaji : pasien menggunakan pakaian dari ruang ICU dan
menggunakan selimut.
8. Pola Personal Hygiene
• Sebelum sakit : pasien mandi 2x sehari dan menggosok gigi 2x
sehari secara mandiri
• Saat dikaji : pasien hanya dimandikan 1x/hari pada pagi hari
menggunakan washlap
9. Pola Aman Dan Nyaman
• Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman berada di
diantara keluarganya dan mampu mengindari dari bahaya sekitar
• Saat dikaji : pasien tampak gelisah.
10. Pola Komunikasi
• Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien
berkomunikasi dengan baik.
• Saat dikaji : pasien hanya bicara seperlunya.
11. Pola Rekreasi
• Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien senang
berkumpul dengan keluarganya untuk berekreasi, dan berjalan
jalan ketika pagi hari di sekitar rumah.
• Saat dikaji : pasien hanya terbaring lemas ditempat tidur ,dan di
temani oleh keluarganya ketika jam besuk.
12. Pola Kebutuhan Bekerja
• Sebelum sakit : Pasien adalah seorang dokter
34
• Saat dikaji :-
13. Pola Kebutuhan Belajar
• Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan sudah mengetahui
peyakit yang diderita
• Saat dikaji : Keluarga pasien mengatakan sudah mengetahui
penyakit tersebut dari dokter dan perawat.
14. Pola Spiritual
• Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan pasien beribadah
sholat 5 waktu
• Saat dikaji : pasien hanya terbaring ditempat tidur dan tidak
sadarkan diri dan keluarga hanya berdoa untuk kesembuhannya.
Hasil laboratorium
35
RBC 4,60 10^6/uL 4.00-5.50
HGB 12,6 g/dL 11.0-16.0
HCT 32,0 % 37.0-54.0
MCV 90,7 fL 80.0-100.0
MCH 27,4 Pg 27.0-34.0
MCHC 30,6 g/dL 32.0-36.0
RDW-CV 14,9 % 11.0-16.0
RDW-SD 53,4 fL 35.0-56.0
LT 123 10^3/uL 150-400
MPV 7,2 fL 6.5-12.0
PDW H 19,2 9.0-17.0
PCT 0.257 % 0.108-0.282
36
2. Klasifikasi data
P : Provokatif ( penyebab )
Di rasakan ketika daerah
luka di tekan atau di
gerakkan
Q : Quality ( kualitas )
Tertusuk-tusuk
R : Radiation/region
Area abdomen
S : Severity
Skala 4 (NRS)
T :Timing/treatment
37
Terus menerus memberat
pada saat bergerak
1. Analisa data
38
Terus menerus memberat
pada saat bergerak
Do:
- Pasien nampak meringis
- Nyeri skala 4 NRS
- Pasien nampak gelisah
Ds :
- Pasien mengeluh sulit
menggerakkan badannya
- Pasien mengatakan takut
menggerakkan badannya Hambatan mobilitas fisik
karena ada luka post
operasi
DO :
- Kebutuhan pasien dibantu
dengan keluarga dan
perawat
- Pasien tampak hanya
berbaring ditempat tidur
- Gerakan pasien terbatas
Factor resiko :
39
2. Diagnosis keperawatan
40
3. Intervensi keperawatan
41
Do: penggunaan analgetik samping analgetik jika
- Pasien nampak diberikan dosis tinggi
meringis 6. Berikan teknik 6. Membantu pasien
- Nyeri skala 4 NRS nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri tanpa
- Pasien nampak mengurangi rasa nyeri bantuan obat analgetik
gelisah 7. Kolaborasi pemberian 7. Berkolaborasi dengan
analgetik, jika perlu tenaga medis lainnya
untuk penentuan
analgetik
42
badannya tubuh gangguan 3. Monitor komplikasi 3. Memonitor adanya
- Pasien sedang dari tirah baring komplikasi dari tirah
mengatakan takut 2. Berpindah dengan baring
menggerakkan mudah gangguan 4. Lakukan latihan ROM 4. Meminimalkan atrofi
badannya karena sedang pasif dan aktif otot, meningkatkan
ada luka post sirkulasi, membantu
operasi mencegah kontraktur.
DO :
- Kebutuhan pasien
dibantu dengan
keluarga dan
perawat
- Pasien tampak
hanya berbaring
ditempat tidur
- Gerakan pasien
terbatas
Resiko infeksi Setelah dilakukan Perlindungan Infeksi
Factor resiko : tindakan keperawatan, 1. Monitor adanya tanda 1. Memonitor tanda dan
43
- Luka nampak diharapkan resiko infeksi dan gejala infeksi gejala infeksi sistemik
basah dapat teratasi, dengan sistemik dan lokal dan local
- Nampak luka post kriteria: 2. Monitor kerentanan 2. Meonitor kerentanan
op pengetahuan kesehatan terhadap infeksi terhadap infeksi
- Luka nampak dan prilaku kontrol resiko 3. Berikan perawatan 3. Melalukan tindakan
kemerahan dan keselamatan kulit yang tepat ( yang perawatan kulit yang
kontrol resiko mengalami mengalami luka/edema
1. Memantau secara luka/edema)
mandiri faktor rasiko
2. Tidak ada tanda-
tanda infeksi
44
Hasil : Nyeri dirasakan pada daerah yang dirasakan terus menerus, dan
abdomen, nyeri yang dirasakan terus seperti tertusuk-tusuk, nyeri memberat
menerus, dan seperti tertusuk-tusuk, pada saat bergerak.
10.15 nyeri memberat pada saat bergerak.
2. Identifikasi skala nyeri O:
10.20 Hasil : Skala nyeri 4 - Pasien nampak sedikit tenang
3. Identifikasi respons nyeri non verbal - Skala nyeri 3 NRS
10.25 Hasil : Klien Nampak Meringis - Sesekali nampak ekspresi meringis
4. Identifikasi factor yang memperberat
dan memperingan nyeri A : Masalah Nyeri belum teratasi
Hasil : Nyeri memberat pada saat
07.00- pasien bergerak P : Lanjutkan intervensi
14.00 5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
mengurangi rasa nyeri frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil : Pasien diajarkan teknik 2. Identifikasi skala nyeri
relaksasi napas dalam 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi factor yang memperberat
dan memperingan nyeri
5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
45
mengurangi rasa nyeri
46
13.05 basah infeksi
2. Monitor kerentanan terhadap infeksi - Luka nampak sering kali basah jika
Hasil : Luka Nampak basah dapat sudah diganti perban
memungkinkan terjadinya infeksi
A : Resiko infeksi belum terjadi
13.10 pada luka jika tidak di berikan
penaganan yang tepat P : Lanjutkan intervensi
3. Berikan perawatan kulit yang tepat ( 1. Monitor adanya tanda dan gejala
yang mengalami luka/edema) infeksi sistemik adan lokal
Hasil : diberikan perawatan luka 2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
3. Berikan perawatan kulit yang tepat (
yang mengalami luka/edema)
47
BAB III
evaluasi. Berikut ini akan membahas tentang perbedaan yang terjadi antara
teori dan kasus yang didapat dari asuhan keperawatan teori dan kasus yang
A. Pengkajian 6B
1. B1 Breathing
Secara teori:
48
Analisis: Tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta. Pada kasus
dan kasus walaupun tidak ada suara napas tambahan. Pada kasus
2. B2 (Blood/Sirkulasi)
3. B3 (Brain/Persarafan)
b. Kaji status mental, tingkah laku, gaya bicara, ekspresi wajah dan
aktivitas motorik
49
e. Kaji lobus frontal, kaji adanya kerusakan fungsi kognitif dan efek
persarafan
4. B4 (Bledder/Perkemihan)
5. B5 (Bowel)
dan konstipasi.
antara teori dan fakta. Saat dilakukan pengkajian pada pasien dan
50
selama dirawat disebabkan karena penyakitnya. Saat ini pasien
oral.
B. Diagnosa Keperawatan
51
Analisis: Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang terjadi
karena penulis tidak mengangkat diagnosa ini karena tidak ada data
C. Intervensi Keperawatan
diukur, dan realitas. Setelah itu mendapat kriteria hasil yang menjadi
52
D. Implementasi Keperawatan
respon pasien baik dari data subyektif maupun data objektif. Tindakan
semua telah dilakukan dan melihat respon atau kondisi pasien secara
tepat, Jaga kain linen tetap bersih, kering dan bebas kerutan,
Tinggikan teralis tempat tidur, dengan cara yang tepat, Berikan latihan
sehari-hari.
E. Evaluasi Keperawatan
53
perawat harus mengevaluasi keberhasilan rencana penilaian atau
ditegakkan yaitu :
c. Resiko infeksi
54
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
1. Pengkajian
c. Resiko infeksi
55
4. Evaluasi dari tindakan yang telah diberikan meliputi menilai
C. Saran
sebagai berikut :
hasil waktu tanggap yang cepat dan tepat, serta lebih meningkatkan
2. Untuk perawat
menjadikan Karya Ilmiah Akhir ini sebagai bahan evaluasi untuk lebih
pasien.
56
terbaru (jurnal) mengenai asuhan keperawatan dengan diagnose Ileus
57
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M., Made Wirka, I., & Setyawati, T. (2020). Ileus Obstruktif: Case
Report. Jurnal Medical Profession (MedPro), 2(1), 41–44.
Behman R, S. V. (2018).
Iqbal Fahlevi, Z., Musta’in, M., & Kholid, A. (2020). Pengelolaan Nyeri Akut
Pada Tn.S Dengan Post Laparatomi Indikasi Ileus Obstruktif Di Ruang
Cempaka Rsud Ungaran. Jurnal Keperawatan.
http://repository2.unw.ac.id/id/eprint/1183
Kerusakan, P., Kulit, I., Tn, P., Laparatomi, P., Indikasi, A., Obstruktif, I., &
Ruang, D. I. (2019). BOUGENVILE RSUD UNGARAN Oleh : IKA
KHIRFIYAH.
Kumar, V., Abbas , A., & Aster , J. (2016). Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi
9. Singapore: Singapore: Arrangement with Elsevier..
Sitepu, S. desi E. U., Sitepu, A. L., Simarmata, P. C., Anggrareni, R. F., &
Sipayung, S. T. (2021). Pengaruh Pemberian Mobilisasi Dini Terhadap
Pemulihan Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Laparatomi Di
Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. Jurnal Keperawatan Dan
Fisioterapi (Jkf), 4(1), 57–63. https://doi.org/10.35451/jkf.v4i1.827
Serin A, S. B. (2017). Karakteristik Penderita Ileus Obstruksi Yang Rawat
Inap Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. Jurnal Kedokteran
Methodist, 10.
Sjamsuhidajat, R., & De Jong Wim. (2014). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
EGC.
No.Hp 081245562180
Alamat E-Mail : mithaamelya10@gmail.com
Pendidikan Formal :