KEPERAWATAN
OLEH:
FIRMANSYAH
NIM : P4200216031
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDIN
MAKASAR
2017
1
LEMBAR PERSETUJUAN
ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Supervisor Institusi dan
Co-Supervisor
Supervisor
Co-Supervisor
2
LEMBAR PENGESAHAN
Supervisor
Co-Supervisor
Supervisor Lahan
Adam, S.Kep.Ns.,M.Kep
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
Penulisan laporan analisis ini merupakan tugas akhir kegiatan residensi yang
telah dilaksanakan sejak tanggal 03 Oktober 2017 s.d 06 Januari 2018. Kegiatan
residensi ini dapat berjalan baik atas arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk
Hasanudin.
2. Dr. Elly L. Sjattar, S.Kp, M.Kes, selaku ketua Program Studi Magister Ilmu
Keperawatan FK Unhas
3. Dr. Elly L. Sjattar, S.Kp, M.Kes, sebagai supervisor yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama praktik residensi dari awal sampai akhir, sehingga
bimbingan, arahan, koreksi dan saran sehingga kegiatan residensi dan laporan ini
4
5. Dr.Abdul Haris Nawawi,M.Kes, yang merupakan direktur RSUD Haji Makassar
yang menerima dengan tangan terbuka dan mendukung penuh kegiatan residensi
Haji Makassar, yang telah memberikan masukan dan data terkait manajemen
keperawatan di rumah sakit Haji dan mendukung penuh semua program kegiatan
VII, yang selalu berbagi informasi, saling memotivasi dan mendukung demi
penulisan laporan ini. Oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikannya.
manfaat bagi semua pihak, khususnya dalam bidang keperawatan, dan bagi
masyarakat luas pada umumnya. Kepada pembaca yang meluangkan waktunya untuk
membaca laporan ini, temukan hikmah dan manfaat moga laporan ini membawa
5
kabaikan bagi kita semua, dan semoga amal baik semua pihak yang telah membantu
Penulis
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 4
C. Manfaat .................................................................................................... 5
A. Manajemen Keperawatan......................................................................... 7
C. Struktur Organisasi..............................................................................21
7
E. Konsep Kepala Ruangan......................................................................26
A.........................................................................................................
B......................................................................................................... Profil
C......................................................................................................... Struktur
Organisasi ...................................................................................................... 49
D......................................................................................................... Hasil
Pengkajian ..................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. rumah sakit di
Indonesia terus mengalami perkembangan baik jumlah, jenis maupun kelas rumah
sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis,
tempat yang tidak aman dan nyaman sehingga berpengaruh pada peningkatan mutu
serta tidak optimalnya dalam pencapaian efisiensi rumah sakit sehingga dalam rangka
perbaikan mutu dibutuhkan peningkatan kualitas dari segi manajemen sebuah rumah
sakit melalui berbagai pendekatan dan melihat dari fungsi fungsi manajemen.
9
UU No.44 Tahun 2009 Pasal 24 menyatakan bahwa dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan
rumah sakit. Klasifikasi rumah sakit umum terdiri atas rumah sakit umum kelas A,
rumah sakit umum kelas B, rumah sakit umum kelas C, rumah sakit umum kelas D.
Klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas rumah sakit umum kelas A, rumah sakit
yang merupakan gerbang utama pemberi layanan keperawatan di rumah sakit wajib
Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peranan terpenting di rumah sakit,
dengan tuntutan masyarakat yang menjadi fokus utama pelayanan keperawatan yang
10
pelayanan keperawatan di rumah sakit. Hal ini dilakukan melalui pengindentifikasian
Nursing Service (PSBNS) atau Fish Bone Analisys dan diharapkan mampu berperan
berlaku 5 tahun (27 mei 2010 s/d 27 mei 2015) dan Pada Tgl 27 Agustus 2010
telah terbit SK penetapan Menteri Kesehatan RI ttg Status klas B dengan No:
Sul-Sel yang tertuang dalam SK gubernur Sul-Sel No: 6 thn 2011 tentang
perubahan kedua atas peraturan daerah No 9 thn 2008 tentang organisasi dan tata
daerah, dan lembaga lain Provinsi Sul-Sel, (BAB XV A pasal 127 c susunan
mutu telah lulus akreditasi kedua (12 pelayanan) dengan nomor: Kars
11
menerima sertifikat SMM terintegrasi ISO 9001:2008, ISO 14001:2004 dan
OHSAS 18001:2007 , tertanggal 5 Maret 2013- 5 Maret 2014 dan tahun 2013
RSUD Haji didapatkan bahwa pelaksanaan MPKP sudah berjalan,SOP dan SAK
pelaksanaannya belum optimal hal ini dikarenakan adanya kendala dari perawat
dirumah sakit yaitu komitmen yang masih kurang dalam menjalangkan fungsi
dan tanggung jawabnya sebagai seorang perawat serta komunikasi antar perawat
keperawatan secara konperehensif. Hal ini yang menjadi alasan utama sehingga
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
12
Setelah menyelesaikan kegiatan residensi, mahasiswa mampu menerapkan
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
13
A. Manfaat
2. Bagi RSUD Haji Makassar, diharapkan dapat membantu rumah sakit atau
pelayanan keperawatan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keperawatan
(Swanburg,2000)
15
Manajemen keperawatan merupakan konsep yang bersifat
fungsinya. (Suyanto,2009)
keuangan, peralatan serta Sumber daya manusia yang efektif dan produktif
(Gillies,2000)
dikelompokkan diantaranya
16
b) Manajemen keperawatan merupakan penggunaan waktu yang efektif
dan efisien
pengorganisasian
berfungsi
kepercayaan
pengevaluasian.
17
3. Fungsi fungsi manajemen
(2003) yaitu:
mencapai tujuannya.
mestinya.
Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :
18
a. Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat
dipelajari,
penting bagi kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti
19
penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara
hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah
itu datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul
desentralisasi.
20
10. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang
organisasi.
dan tertulis.
orang lain dalam melakukan suatu aktifitas dalam mencapai suatu tujuan tertentu,
selain itu pemimpin juga harus menjadi inspirator dalam menghimpun kerja sama
dalam suatu kelompok dalam tercapainya tujuan yang telah dirancang. Dalam
21
variasi yang dilakukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya dalam
mudah didefinisikan namun dalam praktiknya sangat susah hal ini dikarenakan
atau konstruktif dalam melakukan usaha yang bersifat kooperatif untuk mencapai
Kaswan.2013)
22
manajer dalam suatu organisasi (wood.2000:314 yang dikutip dari
Kaswan.2013)
dikenal pada bahasa inggris sampai pada abad pertengahan abad ke -19
b. Gaya Kepemimpinan
secara individu. Menurut Follet (1940) gaya adalah hak istimewa individu
dari ahli dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu
23
bersumber dari pengalaman pengalaman dalam kehidupannya oleh sebab
(Nursalam.2014)
(Nursalam.2014)
24
bawahannya dan memberikan delegasi wewenang meskipun dalam
(Nursalam.2014)
c. Sistem konsultatif
d. Sistem partisipatif
Teori ini dikemukakan oleh ahli Mc Gregor dalam bukunya the human
teori x dan teori y. Teori ini x menerangkan bahwa bawahan itu tidak
25
mengawasi diri, memiliki sikap imajinatif, dan kreatif.
(Nursalam.2014)
(Nursalam.2014)
Dalam gaya kepemimpinan ini kedua pakar teori ini membagi menjadi
delegasi. (Nursalam.2014)
Dalam gaya kepemimpinan ini lipits dan white membagi tiga gaya
26
kolaborasi antara otoriter dan demokrasi, bebas tindak yang merupakan
meskipun teori teori pada dasarnya variatif dan kompleks tetapi tujuannya
diantaranya .(Nursalam.2014)
sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain (Marquis & Huston). Teori
bakat mengabaikan dampak yang diakibatkan dari apa dan siapa yang
2) Teori perilaku
27
kepemimpinan memiliki substansi pada pola perilaku yang bersumber
(Nursalam.2014)
Dalam teori ini menitiberatkan pada empat elemen penting dalam suatu
28
5) Teori Z
Teori ini dikembangkan oleh Ouchi (1981) teori ini merupakan hasil
( Nursalam.2014)
C. Struktur organisasi
Judge,2000)
sosial yang tidak muncul di bagan organisasi. Ini membantu anggota untuk
secara lebih luas dan cepat dibandingkan dengan sistem komunikasi formal.
29
menggunakannya untuk memenuhi tujuan organisasi (Marquis& Huston,
2010).
materil dari suatu lembaga untuk mencapai tujuan dalam berorganisasi, dapat
hubungan yang lain. Struktur organisasi dapat dilihat secara statis dan dinamis,
tujuan sedangkan secara dinamis merupakan suatu aktifitas dari tata hubungan
kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. (Suarli dan
Bahtiar, 2009)
ditetapkan serta diatur secara sistematis, orang yang berbeda memiliki peran
yang berbeda, dan peringkat serta hirarki menjadi jelas, dan disajikan dalam
tertentu dan satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran perintah
dan pelaporan. Ada tiga jenis bagan organisasi: vertikal, horisontal, dan
matriks.
30
a. Struktur vertical
dan bagaimana mereka cocok satu sama lain, dan memberikan arahan dan
b. Struktur horizontal
31
pertukaran informasi secara terbuka, proses pembuatan keputusan
Huston, 2010).
c. Struktur matriks
fungsi, struktur ini memiliki rantai komando vertikal dan horizontal yang
formal.
32
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Matriks
D. Komite keperawatan
a. Defenisi
33
struktur formal rumah sakit yang berfungsi untuk menghimpun,
(Swansburg,2000)
dan diberikan hak dan kewenangan untuk mengatur sesuai dengan kapasitas
mampu berkordinasi pada kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan
34
keperawatan yang dipilih dan diatur sesuai dengan kondisi jumlah pasien dan
kategori pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh staf perawat tersebut
Fungsi kepala ruangan yang dikemukakan oleh Marquis & Houston (2010)
1) Perencanaan
jangka panjang dan skala jangka pendek untuk mewujudkan visi dan
merencanakan perubahab
2) Pengorganisasian
untuk mencapai tujuan unit yang ingin dicapai, serta menjalankan peran
3) Ketenagaan
35
penjadwalan dan pengaturan dinas, pengembangan staf keperawatan ,
4) Pengarahan
kolaborasi.
5) Pengawasan
dalam bentuk etik dan aspek legal perawat terhadap pasien, dan
36
1. Mengatur dan mengkordinir semua ruang lingkup pelayanan
keperawatan
kebutuhan pasien
alat dan obat serta kebutuhan lain yang dianggap perlu untuk
pelayanan pasien
peralatan
37
10. Melaksanakan program orientasi kepada pasien ataupun
keperawatan
14. Menjaga sikap dan perasaan kepada pasien agar merasa aman
17. Menjalin kerjasama yang baik antar kepala ruangan lain , kepala
38
18. Menciptakan dan memelihara suasana hubungan kerja yang baik
melihat pengkajiannya
keperawatan di ruangan
meliputi :
39
4. Melakukan pengawasan terhadap sistem pencatatan dan pelaporan
suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam situasi tertentu. Dalam
manajemen ini sangat terkait dengan faktor manusia dalam suatu organisasi, yang
lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung
adalah mereka yang melibatkan orang lain untuk bekerjasama secara efektif dalam
40
perawatan klien yang unggul seperti merancang prosedur untuk menghemat biaya
untuk bergerak ke arah yang sama untuk mecapai tujuan yang sama dengan
kecepatan yang sama, bukan karena mereka dipaksa tetapi karena mereka ingin.
makna arah dan tujuan, membangun komitmen kelompok dan tujuan akhir yang
ingin dicapai, dan menghadapi berbagai tantangan yang muncul dalam pengaturan
perawatan kesehatan.
Menjadi pemimpin sejati berarti belajar tentang siapa anda dan apa yang
harus menunjukkan kepercayaan dan komitmen pada apa yang mereka percayai
dan apa yang mereka lakukan. Kepemimpinan yang sukses terdiri dari tiga elemen
memilih antara serangkaian nilai dan prioritas yang saling bertolak belakang, dan
untuk melakukan hal yang benar, bukan hanya hal yang diperlukan. Istilah
41
melakukan tindakan benar tersebut. Apa pun kasus yang dihadapi pemimpin harus
menciptakan teladan moral yang akan menjadi model bagi keseluruhan anggota
kelompok atau organisasi. Pemimpin harus memiliki serangkaian etika yang teguh,
prinsip yang benar atau suatu sistem nilai moral (Hughes, Curphy, & Ginnet,
2012).
bagaimana pemimpin membedakan tindakan yang benar atau salah dan melakukan
yang benar, jujur, baik, dan berperilaku yang benar dalam kegiatannya. Pemimpin
memiliki pengaruh besar atas orang lain, dan kepemimpinan moral memberi
meningkatkan diri.
pemimpin pada akhirnya harus dinilai berdasarkan kerangka nilai, bukan hanya
dari keefektivan mereka. Dalam hal ini Gardner mempertanyakan hubungan antara
seorang pemimpin dengan pengikutnya dari segi moral, hal ini didasarkan pada
prinsip bahwa pemimpin harus selalu memperlakukan orang lain sebagai tujuan,
bukan sebagai objek ataupun hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Burns
42
kepemimpinan, dengan menyatakan bahwa pemimpin yang tidak berperilaku etis
untuk mencapai keberhasilan, tetapi mereka menyalahkan orang lain bila ada yang
salah dan pada umumnya mereka memperlakukan orang lain dengan kasar dan
tidak hormat. Mereka melihat pengikut hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan.
melayani orang lain (Daft & Lane, 2008). Hal ini sejalan dengan Hughes et al
(2012) yang menuliskan bahwa pemimpin sejati memiliki keyakinan etis teguh
benar termasuk memperlakukan orang lain dengan rasa hormat dan bermartabat.
Pemimpin sejati berperilaku demikian karena keyakinan pribadi, dan bukan demi
dari organisasi, tetapi lebih menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral dalam
Berikut ini beberapa langkah untuk bertindak sebagai pemimpin yang bermoral
yang tinggi.
43
2. Fokus pada apa yang benar bagi organisasi dan semua orang yang terlibat.
hormat.
10. Melakukan hal yang benar dalam kehidupan pribadi dan kehidupan
Keberanian bukan berari tidak merasa takut dan ragu, tetapi kemampuan
44
kesempatan untuk membuktikan keberanian, bukan untuk menjadi
pengecut.
hasil yang lebih besar, untuk tujuan etika, dan mendorong/memotivasi orang
5. Keberanian berarti meminta apa yang anda inginkan dan mengatakan apa
lain. Keberanian berarti mengatakan apa yang anda pikirkan meskipun anda
tau orang lain mungkin tidak setuju dengan anda bahkan mencemooh anda.
Keberanian juga berarti meminta apa yang anada inginkan dan menetapkan
45
tuntutan yang tidak masuk akal dari orang lain, serta kemampuan untuk
6. Keberanian berarti berjuang untuk apa yang anda percaya. Keberanian berarti
berjuang untuk hasil akhir yang dihargai dan bermanfaat bagi semua anggota.
dirinya sendiri, memahami kekuatan, kelemahan dan tahu apa yang mereka
perjuangkan.
Ada sejumlah cara orang untuk membuka keberanian dalam diri setiap
dengan mudah ketika kita berjuang untuk hal yang benar-benar kita
percaya.
2. Menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Pemimpin yang benar-
keberanian, dan pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak takut
untuk bersandar pada orang lain ketika mereka perlu. Menjadi bagian
46
dari tim organisasi yang mendukung dan peduli, atau memiliki keluarga
yang penuh kasih dan mendukung di rumah dapat mengurngi rasa takut
nyamannya dan setiap kali gagal dan mencoba lagi maka orang tersebut
etika dan sistem, studi kasus, peran pemodelan oleh eksemplar nyata, dan
latihan.
47
BAB III
PERENCANAAN
A. Waktu pelaksanaan
pada hari senin sampai rabu pukul 08.00 – 14.00 WITA mulai tanggal…..
B. Pembimbing residensi
1. Pembimbing Akademik
2. Pembimbing Lahan
48
RSUD Haji Makassar adalah bekas lokasi RS Kusta Jongaya, latar
terletak diujung selatan Kota Makassar, tepatnya di Jalan Dg. Ngeppe no. 14
Hektar milik pemerintah daerah Sulawesi Selatan pada tanggal 16 Juli 1992
oleh Dr. H. Sofyan Muhammad, Msi. Tgl 26 Agustus 2001 Direktur RSU
Haji dijabat oleh Dr. Hj. Magdaniar Moein, M. Kes. Tgl 28 Februari 2007
Direktur RSU Haji dijabat oleh Drg. Haris Nawawi, Juli 2008 – Tahun 2015
49
Makassar telah memiliki surat izin pelayanan Rumah Sakit yang tertuang
pelayanan RSUD Haji makassar berlaku 5 tahun (27 mei 2010 s/d 27 mei
2015).
yang tertuang dalam SK gubernur Sul-Sel No: 6 thn 2011 ttg perubahan
kedua atas peraturan daerah No 9 thn 2008 ttg organisasi dan tata kerja
dan lembaga lain prov. sul-sel, (BAB XV A pasal 127 c susunan organisasi
OHSAS 18001:2007 , tertanggal 5 Maret 2013- 5 Maret 2014 dan tahun 2013
a. Visi
Sulawesi Selatan”.
50
b. Misi
bersahabat.
rumah sakit.
c. Falsafah
oleh Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. RSUD
51
D= Disiplin spirit kerjaku, A=Amanah janji transaksiku, N= Nyaman
Umum Daerah Haji Makassar memiliki sumber daya manusia yaitu tenaga
52
Tabel 3.2 Distribusi perawat dan Bidan di Rumah Sakit Umum Daerah
1. Poliklinik Anak
2. Poliklinik Bedah
3. Poliklinik Gigi
53
4. Poliklinik Interna
5. Poliklinik Kulit
6. Poliklinik Saraf
7. Poliklinik Mata
8. Poliklinik Paru
9. Poliklinik THT
1. Ruang Al-Fajar
2. Ruang Ad-Dhuha
3. Ruang Al-Kautsar
7. Ruang Ar-Rahman
1. Pelayanan Radiologi
54
2. Pelayanan Laboratorium
3. Farmasi
f. Instalasi Gizi
55
Tabel 3.4 Indikator Kinerja di Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Tabel 3.5 Daftar 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Makassar Tahun 2014-2015
Jumlah
No Jenis Penyakit
2014 2015
1 Demam Thyfoid dan Parathyfoid 1856 107
2 Diare & Gastroenteritis 756 87
3 Dyspepsia 422 61
4 Pneumonia 281 29
5 Tuberkolosis paru lainnya 257 24
6 Penyakit sistem kemih lainnya 237 23
Bronkhitis, Emfisema dan Penyakit
7 226 22
Paru Obstruktif kronik lainnya
8 Amebiasis lainnya 180 21
9 Infark serebral 163 14
10 Gagal Jantung 150 13
Jumlah 4528 401
Sumber : Bagian Rekam Medik, Oktober 2017
56
A. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar dapat
dilihat sebagai berikut:
57
B. Hasil Pengkajian
Telah Telah
No dilakukan dilakukan, Belum
Uraian kegiatan dalam tupoksi
. secara masih perlu dilakukan
optimal dioptimalkan
A. PERENCANAAN
1. Menyusun rencana strategis bidang √
keperawatan
2. Menyusun kebijakan RS terkait program √
pendidikan pasien dan keluarga
58
Telah Telah
No dilakukan dilakukan, Belum
Uraian kegiatan dalam tupoksi
. secara masih perlu dilakukan
optimal dioptimalkan
keselamatan pasien
c. Pendokumentasian asuhan √
keperawatan
B PENGORGANISASIAN
1. Proses kepemimpinan sesuai struktur yang √
ada
2 Program pelatihan perawat berdasarkan √
kebijakan prinsip PPI
3 Tanggung jawab dan wewenang √
berdasarkan struktur organisasi
4 Bentuk koordinasi dengan kepala ruangan √
5 Perawat memiliki kompetensi terkait √
patient safety
C KETENAGAAN
1 Pelaksanaan sistem perekrutan perawat √
baru
2 kebutuhan ketenagaan di ruangan √
3 peraturan mutasi tenaga perawat √
4 pedoman dan peraturan penjadwalan shif √
di ruangan
D PENGARAHAN
1 Bentuk komunikasi antara kepala bidang, √
sub seksi, kepala ruangan
2 Mengarahkan perawat diruangan untuk √
bekerja sesuai standar
3 Kegiatan supervisi yang dilakukan pada √
semua ruangan
4 Bentuk tindak lanjut dari hasil supervisi √
yang telah dilakukan
E PENGENDALIAN
1 program pengendalian mutu pelayanan
keperawatan :
a. Patient Safety (ketepatan identifikasi √
pasien, peningkatan komunikasi yang
efektif (SBAR dan TBAK),
peningkatan keamanan obat yang
perlu di waspadai, kepastian tepat-
lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien
59
Telah Telah
No dilakukan dilakukan, Belum
Uraian kegiatan dalam tupoksi
. secara masih perlu dilakukan
optimal dioptimalkan
operasi, pengurangan risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan,
pengurangan risiko jatuh
b. Discharge Planning
c. Pusat pelayanan √ √
d. Time lines √
e. Efesiensi √
f. Keadilan √
Pembahasan :
diketahui bahwa 80 % fungsi perencanaan telah berjalan secara optimal namun yang
belum optimal terlihat pada perencanaan pelatihan bagi perawat dan bidan, sementara
dibagian pengorganisasian secara umum telah berjalan secara optimal pada berbagai
fungsi, pada fungsi ketenagaan telah berjalan 60 % optimal dan adapun yang masih
perlu dioptimalkan adalah sistem perekrutan harus lebih optimal dengan melihat
terpenuhi, dibagian fungsi pengarahan terlihat supervisi yang belum optimal di tiap
ruangan sementara pada bagian fungsi pengendalian yang menjadi masalah belum
adanya sistem discharge planning bagi pasien serta sistem manajemen berbasis IT
60
B. Tabel 3.7 Hasil pengkajian kepala Pengembangan Keperawatan
Telah Telah
No dilakukan dilakukan, Belum
Uraian kegiatan dalam tupoksi
. secara masih perlu dilakukan
optimal dioptimalkan
A. PERENCANAAN
1. Meminta informasi dan pengarahan dari √
kepala bidangdalam menjalanknan tugas
2. Menyusun rencana strategis seksi √
pengembangan keperawatan
3. Merencanakan pengembangan SDM
keperawatan :
a. Kebutuhan tenaga keperawatan baik √
jumlah maupun kualifikasi tenaga
keperawatan. √
b. Merencanakan sistem pelatihan
berkelanjutan sesuai kompetensi dan
spesifikasi klinisbagi perawat dan bidan
4. Melibatkan kepala ruangan dan kepala √
instalasi dalam menyusun kebutuhan
tenaga
B PENGORGANISASIAN
1. Sistem komando dan koordinasi √
berdasarkan struktur organisasi
2 Koordinasi dengan bidang lain √
3 Pelaksanaan tugas dan wewenang √
berdasarkan tupoksi masing – masing.
4 Bentuk koordinasi dengan komite √
keperawatan, kepala instalasi dan kepala
ruangan
5 Metode pemberian askep diruangan √
C PENGARAHAN
1 Memberikan bimbingan dan pembinaan √
asuhan keperawatan sesuai standar melalui
kepala instalasi, kepala ruangan
2 Memberi bimbingan terhadap penerapan √
potap/SOP pelayanan keperawatan melalui
kepala instalasi dan kepala ruangan
3 Menerapakan standar pendokumentasian √
asuhan keperawatan.
4 Melaksanakan sebagian tugas dari kepala √
61
Telah Telah
No dilakukan dilakukan, Belum
Uraian kegiatan dalam tupoksi
. secara masih perlu dilakukan
optimal dioptimalkan
bidang
E PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PENILAIAN
1. Melaksanakan pengawasan dan √
pengendalian terhadap pemberian asuhan
keperawatan dengan berkoordinasi dengan
kepala instalasi dan kepala ruangan sesuai
standar asuhan keperawatan.
2. Melakukan pengendalian mutu serta
kemapuan profesi tenga keperawatan
a. Patient Safety √
b. Discharge Planning √
c. Pusat Pelayanan √
d. Time Lines √
e. Efesiensi √
f. Keadilan √
g. Kinerja √
Sumber data primer Oktober 2017
perencanaan telah dilakukan secara optimal dan 20 % masih perlu dioptimalkan, oleh
karena itu dapat dirumuskan masalah bahwa pada fungsi perencanaan terkendala pada
dengan SOP yang disepakati.pada fungsi pengarahan secara umum telah optimal
62
dilakukan oleh kepala pengembangan keperawatan. Sedangkan pada bagian
pelaksanaan patient safety, dan pelaksanaan discharge planning yang belum optimal
karena komitmen perawat pelaksana dalam menjalankan SOP yang tidak maksimal.
Berdasarkan analisa diatas maka dapat disimpulkan kebutuhan pada level kepapa
Telah Telah
No dilakukan dilakukan, Belum
Uraian kegiatan dalam tupoksi
. secara masih perlu dilakukan
optimal dioptimalkan
A. PERENCANAAN
1. Meminta informasi dan pengarahan dari √
kepala bidang dalam menjalanknan tugas
2 Menyusun rencana strategis kepala seksi √
monitoring dan evaluasi keperawatan
3. Melibatkan kepala seksi pengembangan √
dan kepala instalasi dalam menyusun
rencana strategis
4 Menyusun instrumen monitoring evaluasi
terhadap pelaksanaan :
a. Pelayanan keperawatan di semua unit √
b. Proses pengendalian dan pencegahan √
infeksi diintegrasikan dengan
keseluruhan program rumah sakit
63
Telah Telah
No dilakukan dilakukan, Belum
Uraian kegiatan dalam tupoksi
. secara masih perlu dilakukan
optimal dioptimalkan
dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
c. Pendokumentasian asuhan √
keperawatan
d. menyusun SOP pelayanan √
keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan
B PENGORGANISASIAN
1. Sistem komando dan koordinasi √
berdasarkan struktur organisasi
2 Koordinasi dengan bidang lain √
3 Pelaksanaan tugas dan wewenang √
berdasarkan tupoksi masing – masing.
4 Bentuk koordinasi dengan komite √
keperawatan, seksi pengembangan dan
kepala instalasi keperawatan dan kepala
ruangan.
C PENGGERAKAN
1 Memberikan bimbingan dan pembinaan √
asuhan keperawatan sesuai standar melalui
kepala instalasi, kepala ruangan
2 Memberi bimbingan terhadap penerapan √
potap/SOP pelayanan keperawatan melalui
kepala instalasi dan kepala ruangan
3 Menerapakan standar pendokumentasian √
asuhan keperawatan.
4. Mewakilaitugas dan wewengan kepala √
bidang keperawatan
D PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PENILAIAN
1 Melaksanakan pengawasan dan √
pengendalian terhadap pemberian asuhan
keperawatan dengan berkoordinasi dengan
kepala instalasi dan kepala ruangan sesuai
standar asuhan keperawatan.
2. melaksanakan pengawasan dan √
pengendalian terhadap penerapan
protap/SOP pelayanan keperawatan
3. melakukan penilaian mutu asuhan √
64
Telah Telah
No dilakukan dilakukan, Belum
Uraian kegiatan dalam tupoksi
. secara masih perlu dilakukan
optimal dioptimalkan
keperawatan apakah anda berkoordinasi
dengan tim keperawatan/komite
4 Melakukan pengendalian mutu serta
kemapuan profesi tenga keperawatan
a. Patient Safety √
b. Discharge Planning √
c. Pusat Pelayanan √
d. Time Lines √
e. Efesiensi √
5 Indikator mutu dan Bentuk evaluasi √
pelaksanaan program pengendalian mutu
pelayanan keperawatan
Sumber data primer, Oktober 2017
optimal karena masih dalam tahap renovasi rumah sakit, serta pengendalian dan
65
Berdasarkan analiis diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada bagian
seksi monitoring dan evaluasi keperawatan yang menjadi kebutuhan yang mendasar
yaitu :
66
D. Tabel 3.9 Hasil Pengkajian kepala ruangan (Metode FGD)
KEPALA RUANGAN
Rinra Sujiwa 1
Rinra Sujiwa 2
Raodah Lt.1
Raodah Lt.2
Raodah Lt.3
Perinatologi
Ar-Rahman
Al-Kautsar
Ad-Dhuha
Al-fajar
UGD
ICU
Nifas
%
No. Uraian
A Fungsi Perencanaan
1 Dalam melaksanakan tugas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
dan rencana kerja sesuai
dengan tupoksi yang telah
disusun
2 Merencanakan program 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
edukasi pasien sesuai
dengan SPO dalam
mencapai sasaran
keselamatan pasien
3 Merencanakan program 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
keselamatan kerja
perawat,model pelayanan
askep,serta pembuatan
jadwal shift
4 Menyusun perencanaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
permintaan rutin untuk
kebutuhan alat, obat dan
bahan lainnya yang
diperlukan dalam ruangan
67
KEPALA RUANGAN
Rinra Sujiwa 1
Rinra Sujiwa 2
Raodah Lt.1
Raodah Lt.2
Raodah Lt.3
Perinatologi
Ar-Rahman
Al-Kautsar
Ad-Dhuha
Al-fajar
UGD
ICU
Nifas
%
No. Uraian
B Fungsi Pengorganisasian
1 Mempunyai uraian tugas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
yang menjadi acuan anda
dalam bekerja
2 Ada upaya untuk 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 : 61,5
mendukung pelaksanaan 2 :46,1
edukasi pasien serta perawat
mengetahui prosesnya
3 Perawat memiliki 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 : 23,1
kompetensi terkait patient 2 :76,9
safety
4 Upaya yang dilakukan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
kepala ruangan dalam
pengembangan kompetensi
staf dalam mencapai sasaran
keselamatan pasien
5 Proses 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
pengumpulan,verifikasi,dan
evaluasi kredensial perawat
6 Perawat mengetahui 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
68
KEPALA RUANGAN
Rinra Sujiwa 1
Rinra Sujiwa 2
Raodah Lt.1
Raodah Lt.2
Raodah Lt.3
Perinatologi
Ar-Rahman
Al-Kautsar
Ad-Dhuha
Al-fajar
UGD
ICU
Nifas
%
No. Uraian
tugas,wewenangm dan
tanggung jawabnya di
ruangan
7 Fasilitas yang telah tersedia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
cukup memadai dalam
melakukan tindakan
pelayanan
C Fungsi Ketenagaan
1 Kebutuhan tenaga di 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1:61,5
ruangan anda apakah sudah 2 : 38,4
sesuai dengan kebutuhan
2 Kompetensi tenaga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 : 84,6
diruangan sudah memadai 2 : 15,3
3 Penempatan staf perawat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
telah sesuai dengan
kompetensi dan pendidikan
4 Program orientasi kepada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
tenaga perawatan baru dan
tenaga lainnya yang akan
bekerja diruangan
5 Sistem perhitungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 : 84,6
69
KEPALA RUANGAN
Rinra Sujiwa 1
Rinra Sujiwa 2
Raodah Lt.1
Raodah Lt.2
Raodah Lt.3
Perinatologi
Ar-Rahman
Al-Kautsar
Ad-Dhuha
Al-fajar
UGD
ICU
Nifas
%
No. Uraian
ketenagaan perawat telah 2 : 15,3
dipenuhi
6 Program evaluasi bagi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 : 100
perawat dalam
melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya
D Fungsi Pengarahan
1 Mengarahkan perawat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
diruangan untuk bekerja
sesuai standar
2 Memotivasi perawat dalam 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
memberikan edukasi kepada
pasien dan keluarga
3 Mengadakan sosialisasi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 : 100
terkait pengembangan staf
dalam kaitannya dengan
pemberian edukasi pasien
4 Melakukan supervisi secara 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 : 100
terjadwal
5 Menerapkan sistem reward 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 : 38,4
kepada perawat yang 2 :61,5
70
KEPALA RUANGAN
Rinra Sujiwa 1
Rinra Sujiwa 2
Raodah Lt.1
Raodah Lt.2
Raodah Lt.3
Perinatologi
Ar-Rahman
Al-Kautsar
Ad-Dhuha
Al-fajar
UGD
ICU
Nifas
%
No. Uraian
berprestasi
E Fungsi Pengendalian
1 Pengendalian mutu : 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 : 23.1
2 : 76.9
A Patient Safety (ketepatan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 : 100
identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi
yang efektif (SBAR dan
TBAK), peningkatan
keamanan obat yang perlu
di waspadai, kepastian
tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat pasien operasi,
pengurangan risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan,
pengurangan risiko jatuh
B Discharge Planning 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 : 100
D Efisisensi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 : 100
71
KEPALA RUANGAN
Rinra Sujiwa 1
Rinra Sujiwa 2
Raodah Lt.1
Raodah Lt.2
Raodah Lt.3
Perinatologi
Ar-Rahman
Al-Kautsar
Ad-Dhuha
Al-fajar
UGD
ICU
Nifas
%
No. Uraian
E 2 : 69,2
Komitmen 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2
3 :30,8
Ket : 1. Dilakukan secara optimal, 2. Sudah dilakukan namun belum optimal, 3.belum dilakukan
72
Berdasarkan tabel diatas maka intrrepretasi hasil pengkajian dari 13 kepala ruangan
RSUD Haji Makassar yang didapat melalui proses FGD (Focus Grup Discussion )
Pengorganisasian Kebutuhan
73
kurang dan 23,1 % sudah optimal atau pelaksanaan
Ketenagaan Kebutuhan
pelaksana
74
Pengarahan Kebutuhan
Pengendalian Kebutuan
75
belum optimal
wawancara dan Observasi kepada kepala ruangan
tekknik komunikasi
efektif
76
Tabel 3.10
Distribusi Hasil Pengkajian Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
RSUD Haji Makassar
Frekuensi
Kepuasan Kerja
n %
Baik 18 52,9
Kurang 16 47,1
Total 34 100
mengatakan kepuasan kerja baik dan terdapat 47,1% yang mengatakan bahwa
Tabel 3.11
Distribusi Hasil Pengkajian Caring Perawat Pelaksana
RSUD Haji Makassar
Frekuensi
Caring Perawat
n %
Baik 19 55,9
Kurang 15 44,1
Total 34 100
Haji Makassar menunjukkan bahwa dari 34 jumlah responden terdapat 55,9% yang
menunjukkan caringnya baik terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien dan
77
terdapat 44,1% yang menunjukkan caringnya kurang terhadap pelayanan yang
diberikan kepada pasien rawat inap di ruang perawatan RSUD Haji Makassar.
Tabel 3.12
Distribusi Hasil Pengkajian Kepuasan pasien rawat inap
RSUD Haji Makassar
Frekuensi
Kepuasan Pasien
n %
Baik 25 83,3
Kurang 5 16,7
Total 30 100
83,3% yang mengatakan kepuasannya baik dan terdapat 16,7% yang mengatakan
bahwa kepuasannya kurang terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit
selama perawatan di ruang rawat inap RSUD Haji Makassar dengan kriteria pasien
dengan rawat inap >4 hari. Walaupun tingkat kepuasan pasien menunjukkan 83,3%
baik namun dari hasil kajian kusioner yang kami lakukan terdapat beberapa item yang
o
1 Perawat membantu saya dalam melakukan Tindakan ini jarang
78
1. Analisis SWOT
a. Strenght (Kekuatan)
Lanjutan.
2014.
79
10. Menjadi Rumah Sakit sebagai tempat praktik mahasiswa baik dari
b. Weakness (Kelemahan)
c. Opportunity (Peluang)
RS
80
4. Adanya kesempatan yang diberikan bagi tenaga perawat untuk
d. Threat (Ancaman)
Siloam Makkasar
kesehatan
81
2. Rumusan Masalah
Tabel 3.13 Rumusan Masalah RSUD Haji Makassar Pada Bulan November
2017
Rumusan Masalah
dioptimalkan
82
11. Supervisi yang belum dilakukan secara terjadwal disemua ruangan
dioptimalkan
3. Prioritas Masalah
83
Untuk menentukan besarnya penilaian terhadap masing-masing
ditetapkan yaitu angka 1 (satu) sampai angka 5 (lima), yang tiap angka
tinggi pengaruhnya.
Kriteria
No Masalah Total Rkg
U S G
1 Pelaksanaan pelatihan berkelanjutan 3 3 4 10 V
keperawatan
keperawatan
84
discharge planning
dioptimalkan
kurang
belum optimal
85
Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga dalam penyelesaian masalah
Skor 4 : Mampu
NO ALTERNATIF C A R L
PENYELESAIAN
MASALAH
1 Workshop pelatihan Caring bagi 4 4 4 4
perawat
2 4 4 4 4
Workshop character Building
Training (CBT) bagi perawat
86
5. Analisis Fish Bone
menggunakan diagram tulang ikan (fish bone analysis). Analisa fish bone
Pelayanan yang
sosalisasi
optimal
terhadap psien
Lingkungan Method
88
No Implementasi Sasaran Tempat Target Hasil Metode
04 10 11 17 18 24 25 31
89
Desember (Minggu I – IV)
04 10 11 17 18 24 25 31
5 Pendampingan pengisian
evaluasi diri character
building training perawat
6 Evaluasi
BAB IV
IMPLEMENTASI
90
mahasiswa bekerjasama dengan kepala bidang keperawatan RSUD Haji
yang berada didalamnya harus mampu memberikan pelayanan yang prima dan
Salah satu profesi yang paling berperan penting dalam meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah perawat, hal ini tidak terlepas
dari peran perawat yang berada 24 jam bersama dengan pasien sehingga kualitas
terhadap pasien maka pondasi utama yang harus dimiliki oleh seorang perawat
adalah mampu bersikap peduli atau caring serta diperkuat dengan attitude untuk
91
RSUD Haji Makassar merupakan rumah sakit yang memiliki visi dan misi
perawat tersebut
perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi
merupakan bagian inti yang menjadi pondasi utama perawat dalam melayani
pasien.(Alligood,2014)
pendekatan kecedasan Emosi dan piritual, mnggiring para peserta pelatihan akan
92
potensi dan kekuatan pada dirinya dapat lebih dioptimalkan untuk mencapai
kecerdasan emosi & spiritual (ESQ) Membangun Kecerdasan Rohani Potensi IQ,
EQ, dan SQ.” Dengan harapan dapat dijadikan stimulan untuk mendukung
Pelaksana,Katim, dan pasien maka yang menjadi kebutuhan utama bagi perawat
di rumah sakit Haji Makassar adalah perilaku caring yang perlu dioptimalkan
sesuai dengan data yang menunjukkan bahwa dari jumlah responden yang
terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien dan terdapat 44,1% yang
and Character Building Training for nurse . Dimana hal ini sangat penting bagi
memperbaiki perilaku caring dan mindset perawat tentang hal-hal terkait kinerja
93
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah kegiatan ini perawat dan bidan mampu menunjukkan sikap caring
2. Tujuan Khusus ;
dihadapan pasien
beramal
tanggungjawab.
94
B. Gambaran Umum Kegiatan
C. Fasilitator
Silvia Malasari.,S.Kep.,Ns.,MN
Dr.Nurhidayat M.Said.,S.Ag.,M.Ag
Kegiatan ini akan dilaksanakan di RSUD Haji Makassar pada tanggal 7-8
Desember 2017
E. Pembiayaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini bekerja sama dengan komite keperawatan RSUD Haji
F. Evaluasi
kehadiran 100%
95
- Terjadi peningkatan pengetahuan perawat setelah dilaksanakan kegiatan
tersebut
MN
Silvia
-Etika dan estetika perawat
08.00-10.00 Malasari.,S.Kep.,Ns.,M
dalam melayani pasien
N
96
(CBN)
12.15-13.30 ISHOMA
Mahasiswa
BAB V
EVALUASI
yang telah direncanakan pada hari kamis – jumat, tanggal 07-08 Desember
2017 mulai pukul 08.00 – 15.00 WITA bertempat diruang pertemuan RSUD
97
monitoring dan evaluasi,kepala instalasi rawat inap,supervisior klinik,
Pada kegiatan ini peserta yang hadir adalah 35 orang hal ini melebihi
dari target yang ditetapkan oleh panitian yaitu 26 orang peserta, hal ini
inap,kepala ruangan untuk permintaan peserta dua orang dari tiap – tiap ruang
perawatan dan ruang rawat inap. Pemateri pada kegiatan ini sebanyak 2 orang
yang memberikan materi yang berbeda. Dua pemateri yang dihadirkan antara
lain dosen program studi ilmu keperawatan universitas Hasanuddin dan ketua
keperawatan di RSUD Haji pada khususnya. Kegiatan ini dihadiri dan dibuka
oleh kepala bidang keperawatan RSUD Haji Makassar dalam hal ini diwakili
98
oleh kepala seksi monitoring dan evaluasi sekaligus sebagai supervisior
klinik. Pada hari pertama pemateri yang dibawakan yaitu terkait character
building nurse yang dibawakan dengan sangat antusias oleh pemateri dan
peserta juga sangat antusias, materi dibawakan dengan presentase power point
perawat dengan metode power point dan peserta diberikan contoh kasus. Pada
hari kedua peserta diberikan pre test terkait caring perawat kemudian peserta
kembali diberikan contoh kasus untuk dibuatkan role play oleh peserta
jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan workshop ini. Akan tetapi hal ini
tidak menjadi hambatan yang berarti bagi peserta untuk mengikuti seluruh
99
B. Evaluasi kegiatan Pendampingan workshop caring and character
ruang perawatan di RSUD Haji Makassar dalam bentuk tools perilaku caring
hasil evaluasi caring perawat yang didapatkan dapat terlihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.18 Hasil Evaluasi perilaku Caring Perawat Pelaksana RSUD Haji
Makassar
Frekuensi
Caring Perawat
n %
Baik 26 96,3
Kurang 1 3,7
Total 27 100
100
menunjukkan bahwa dari 26 jumlah responden terdapat 96,3 % yang
pelayanan yang diberikan kepada pasien rawat inap di ruang perawatan RSUD
Haji Makassar
Adapun rencana tindak lanjut dari hasil evaluasi caring perawat ini
BAB VI
PEMBAHASAN
yang memiliki paradigma atau komponen keperawatan yang terdiri dari manusia,
profesi yang sangat mulia karena dibutuhkan kesabaran dalam melayani pasien
101
pasien dan perawat yang direfleksikan dalam perilaku caring perawat.[ CITATION
Asm15 \l 1033 ]
memiliki tiga unsure yang tidak dapat dipisahkan dalam profesi keperawatan
yaitu perhatian, tanggung jawab dan dilakukan secara ikhlas.[ CITATION Sit07 \l
1033 ]
caring perawat merupakah salah satu indikator terpenting yang harus dimiliki
secara sederhana tidak hanya diartikan sebagai bentuk perasaan emosional yang
dituangkan dalam bentuk perilaku namun caring merupakan refleksi dari sikap
Dalam kegiatan ini yang melibatkan bidang keperawatan dan perawat pelaksana
sangat efektif dan antusiasme yang tinggi diikuti oleh perawat pelaksana
102
sehingga sangat efektif dengan optimalnya caring perawat pelaksana dari 44 %
belum optimal pada saat sebelum dilakukan pelatihan caring dan setelah
2010 pada beberapa rumah sakit di Indonesia yang terdiri dari 23 rumah sakit
umum dan swasta. Survey ini dilakukan pada 5 kota besar di Indonesia dan
utama dan 10 faktor ini sering juga disebut sebagai inti keperawatan. Aspek
(salah satu yang mendukung peduli manusia), manusia (baik pasien danperawat),
103
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa caring merupakan hal
Pada penelitian Bicher (2000) bahwa anak anak memiliki keterbatasan dalam
oleh orang terdekat mereka seperti orang tua ataupu pengasuhnya.(Adereti et,al
2014) Pada penelitian ini yang menggunakan responden anak yang berusia
antara 7-14 tahun yang dirawat pada ruang bangsal serta pengasuhnya maka
ditemukan tidak ada perbedaan persepsi antara anak dan orang tua terkait caring
perawat dengan hasil baik melalui pengukuran PP dan PCGS. (Adereti et,al
2014) Penelitian lain terkait caring perawat pada anak dengan menggunakan
indikator teori swanson dalam melihat caring perawat pada anak dengan cedera
keluarga dengan desain kualitiatif. Hasil dari penelitian ini dapat bahwa
kepedulian perawat pada keluarga anak penderita cedera otak sangat baik dan
swanson ini sangat baik untuk dijadikan pedoman perawat dalam menilai caring
Peran perawat sangatlah penting dalam merawat pasien paliatif , dalam sebuah
penelitian di swedia pada pasien paliatif yang dilakukan pada beberapa tempat
baik dirumah sakit, dipanti jompo, ataupun perawatan rumah dengan menilai
104
intrumen QPP_PC, Dari penelitian didapatkan hasil bahwa paien merasa puas
penting memiliki penilaian tinggi dari pasien terhadap sikap perawat diantaranya
Pada penelitian lain terkait sikap caring perawat pada pasien HIV AIDS
karena penyakitnya .(Marins & Muniz, 2014). Perawatan paliatif sangat penting
dalam menjaga kualitas hidup pada pasien dalam tahap terminal sehingga
kehidupan pasien kanker paru sangat dipengaruhi oleh kondisi stress psikologis
et,al, 2013)
proses asuhan keperawatan yang diberikan hal ini sejalan dengan sebuah
dan yunani dengan melihat persepsi pasien kanker terhadap sikap kepedulian
perawat. Hasil penelitian ini adalah tingkat kepedulian perawat terhadap pasien
sangat tinggi dalam hal konsep dan pendidikan kesehata pada pasien tertinggi di
105
penelitian yang dilakukan oleh (Findik & Arslan, 2015) Pada penelitian
sejumlah 425 pasien pada tujuh klinik disalah satu rumah sakit pendidikan di
turki dengan hasil menunjukkan bahwa pasien merasa puas dengan kepedulian
dan sikap perawat dalam merawat pasien dengan mengunakan indikator ICS-A
NSNS = skala kepuasan pasien dalam keperawatan. Hal lain pada penelitian
ini 368 yang terdiri dari 148 perempuan dan 220 laki laki yang berada beberapa
menemukan 76,1% pasien menilai perawat peduli dan sangat tergantung dengan
kepedulian perawat hal ini membuktikan bahwa sikap caring perawat sangat
tinggi dan angka ketergantungan pasien terhadap perawat juga sangat tinggi.
caring merupakan pondasi utama keperawatan yang tidak hanya dinilai dari
pasien tetapi perawat itu sendiri, dalam sebuah penelitian di Iran dimana 150
pasien yang dirawat di rumah sakit Boushehr dan 50 perawat yang merawat
mereka menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan konsep caring
antara perawat dan pasien yang sama sama menjadi titik kekuatan dari profesi
106
Perilaku caring perawat sangat dibutuhkan pada pasien jiwa , dalam suatu
penelitian yang menilai persepsi pasien dan perawat terhadap pasien jiwa yang
meneliti 64 perawat dan 80 pasien jiwa yang sudah bisa dikendalikan sehingga
karena ini tidak memenuhi konsep kepedulian perawat serta pasien juga merasa
caring dari perawat caring dari keluarga juga sangat membantu proses
kesadaran dan sikap perawat untuk memenuhi hak hak pasien, dalam sebuah
penelitian di turki tentang cara cara yang dilakukan perawat dalam memenuhi
kebutuhan pasien dengan responden 211 perawat dimana ditemukan bahwa rata
rata perawat telah terlatih dalam memenuhi hak hak pasien dan salah satunya
Melalui pendidikan sikap caring pada perawat dapat ditanamkan, sebuah studi
pasien tumor dimana didapatkan hasil bahwa program pendidikan yang efektif
107
serta mengurangi kesulitan perawat dalam merawat pasien tumor.(Nagamatsu,
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
108
dalam meningkatkan komitmennya untuk bisa maksimal dalam
3. Kegiatan ini terlaksana dengan baik dan lancar, semua kegiatan yang
sikap caring perawat menjadi hal yang sangat penting dimiliki oleh
perawat sebagai ruh dan pondasi utama dalam melayani pasien sehingga
kepuasan pasien.
B. Saran
109
1. Bagi Rumah Sakit
kegiatan
110
DAFTAR PUSTAKA
111
Azwar. (2010). Pengantar Administrasi kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.
Daft, R. L., & Lane, P. G. (2008). The Leadership Experience 4th Ed. united states:
Thompson South Western.
Hajinezhad, M. E., & Azodi, P. (2014). Nurse Caring Behaviors from Patients ’ and
Nurses ’ Perspective : A Comparative Study, 3(4), 1010–1017.
Hebermann et al. (2014). NIH Public Access, 27(4), 182–187.
http://doi.org/10.1097/NUR.0b013e318295576b.Caring
Huber, D. L. (2014). Leaderhip & Nursing Care Management, Fifth Editio, ed:5.
Lowa City: University Of Lowa City.
Okanli, A. (2016). Patients ’ Perspectives on and Nurses ’ Attitudes toward the Use
of Restraint / Seclusion in a Turkish Population, 9(3), 932–939.
Marquis, B. L., & Houston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan Edisi Keempat. Jakarta: EGC.
Marins, C., & Muniz, O. (2014). Caring for women with HIV / AIDS : an
interactionist analysis from the perspective of female healthcare professionals,
35(2).
112
Murray, J. S. (2010). Moral courage in healthcare : acting ethically even in presence
of risk : the online journal of issue in nursing : a scholary journal of the american
nurses assosiation. Journal of ANA: http://doi.org//10.3912/OJIN.Vol15.3.02.
Nagamatsu, Y., Natori, Y., Yanai, H., & Horiuchi, S. (2014). Nurse Education Today
Impact of a nursing education program about caring for patients in Japan with
malignant pleural mesothelioma on nurses ’ knowledge , dif fi culties and
attitude : A randomized control trial. YNEDT, 3–9.
http://doi.org/10.1016/j.nedt.2014.02.007
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Konsep Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2016). Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta:
Salemba Empat.
Sandsdalen, T., Grøndahl, V. A., Hov, R., Høye, S., & Rystedt, I. (2016). Patients ’
perceptions of palliative care quality in hospice inpatient care , hospice day
care , palliative units in nursing homes , and home care : a cross-sectional study.
BMC Palliative Care. http://doi.org/10.1186/s12904-016-0152-
Suyanto. (2009). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah
Sakit. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press.
Suhonen, R., Investigator, P., & Science, N. (2016). Hospitalised cancer patients ’
perceptions of individualised nursing care in four European countries.
http://doi.org/10.1111/ecc.12525
Swanburg, R. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Jakarta: EGC.
113
Triwibowo. (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta:
TIM.
114