BURHANUDDIN
10573 02795 11
JURUSAN AKUNTANSI
MAKASSAR
2015
MOTTO
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas limpahan
rahmat dan taufik-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul Analisis Sistem
Kota Makassar
Pembimbing II, yang penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu untuk
ini. Karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih.
Terkhusus, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua
atas dorongan dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi iniSerta
Makassar.
Pembimbing Saya.
iii
4. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Yang Telah
5. Kepada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar Yang
Musliadi, Andry Wijaya, Indra Ardinata, Mamank, Ifha, Ade Irma, Intan,
AKUNTANSI.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang
semua. Aamiin…
Penulis
iv
DAFTAR ISI
MOTTO ..................................................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................. v
B. Rumusan masalah........................................................................................... 4
1. Perencanaan ............................................................................................. 7
v
2. Pengorganisasian ...................................................................................... 9
3. Pelaksanaan .............................................................................................. 12
4. Penganggaran ........................................................................................... 13
5. Pengawasan ............................................................................................. 14
2. Pengendalian ........................................................................................... 18
C. Persediaan ...................................................................................................... 21
F. Hifotesis ......................................................................................................... 33
vi
B. Jenis Data Dan Sumber Data ......................................................................... 34
Makassar ........................................................................................................ 58
C. Pembahasan ................................................................................................... 64
BAB VI PENUTUP
D. Kesimpulan .................................................................................................... 67
E. Saran ............................................................................................................... 67
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan utama sebuah rumah sakit adalah menjual jasa perawatan, namun
perawatan terhadap pasien tidak akan maksimal jika persediaan obat yang dimiliki
rumah sakit tersebut tidak lengkap.Persediaan obat dalam suatu rumah sakit
memiliki arti yang sangat penting karena persediaan obat merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan suatu rumah sakit.Oleh karena itu,
perlakuan akuntansi persediaan obat yang baik harus diterapkan oleh pihak rumah
persediaan, rumah sakit akan dihadapkan pada risiko tidak dapat memenuhi
karena menunggu proses lebih lanjut. Pengelolaan persediaan obat dimulai dari
persediaan obat tersebut dan juga agar informasi mengenai persediaan lebih dapat
bagian gudang, pembelian, dan akuntansi. Dalam teori yang terdapat dalam buku-
tegas yang bertujuan untuk mencegah dan agar dapat dilakukannya deteksi segera
maka diharapkan pihak rumah sakit dapat melakukan proses pelayanan sesuai
kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu, dengan adanya persediaan obat
persediaan.
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
3
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk
melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan
dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan dan pelatihan,
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar adalah salah satu Rumah
Sakit milik Pemerintah Kota Makassar dan merupakan Konversi dari Puskesmas
Plus Daya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar dan juga
pada Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) kota Makassar atas sistem
MAKASSAR”.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis:
bahan pertimbangan bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) kota
2. Manfaat teoritis:
a. Bagi Penulis
b. Bagi Pembaca
Makassar, serta diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
dan preventif.
bertanggungjawab.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Perencanaan
wadah yang menghimpun sejumlah manusia ( dua orang atau lebih ) karena
tujuan tertentu.
termasuk juga bagi organisasi pengelola dan pengendali atau organisasi pelaksana
akan atau tidak dilaksanakan, agar usaha mencapai tujuan organisasi berlangsung
a. Perencanaan strategik.
a. Perencanaan makro
b. Perencanaan mikro
2. Pengorganisasian (Organizing)
organisasi yang telah dijelaskan pengertiannya dari segi statis dan dinamis.
sejumlah satuan atau unit kerja, yang menghimpun pekerjaan sejenis dalam satu
10
berikut:
harus merumuskan tujuan yang lebih kongkrit dan tidak bertentangan dengan
tujuan umum.
d. Asas koordinasi
jawab sesuai tugas pokok masing-masing, agar secara serentak terarah pada
e. Asas kelenturan
Dalam uraian tentang asas pembagian kerja sebagai jaringan kerja telah
f. Asas fungsionalitas
fungsional, dan dalam arti harus berfungsi dalam memberikan kontribusi pada
3. Pelaksanaan (Actuating)
dan memajukan organisasi melalui setiap personil, baik secara struktural maupun
fungsional, agar langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan
organisasi.
penyampaian dan penerimaan informasi yang menjadi salah satu sumber daya
dinamis sesuai dengan tujuannya. Di samping itu komunikasi dapat juga diartikan
13
4. Penganggaran (Budgeting)
sah dan efisien. Pengelolaan seperti itu sangat penting, karena sebuah organisasi
bukan milik perseorangan/pribadi, tetapi merupakan milik negara atau rakyat dan
atau milik bersama sejumlah orang. Dengan demikian keuangan yang dimiliki
dengan perhitungan yang teliti/cermat agar jumlah uang yang ada atau dapat
tujuan organisasi.
14
5. Pengawasan (Control)
pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kontrol atau pengawasan
adalah fungsi di dalam menajemen fungsional yang harus dilaksanakan oleh setiap
mengukur dan menilai tingkat efektivitas kerja personil dan tingkat efesiensi
organisasi.
maupun formal.Untuk unit/satuan kerja atau organisasi yang cukup besar, fungsi
kontrol dapat dilimpahkan oleh pucuk pimpinan (top manager) pada suatu badan
dan/atau evaluasi yang dilakukan secara intensif dan wajar (bukan untuk mencari
15
berupa hambatan, rintangan, kelemahan dan lain-lain yang harus dicari cara
berkenaan dengan semua sumber daya sebagai kekuatan dan peluang yang
pengawasan yang efektif dan efisien harus dilakukan secara kontinyu, agar dapat
diketahui perubahan yang telah dikerjakan dari temuan berupa kekurangan antar
dua atau lebih kegiatan pengawasan. Dari uraian-uraian di atas perlu dibedakan
masing.
organisasi kerja dari luar organisasi kerja yang diawasi dalam menjalankan
tugas pokoknya.
sebagai berikut:
bernegara.
ditindaklanjuti. Tanpa tindak lanjut maka kegiatan dan hasil pengawasan akan
masukan (input) data, (2) model perencanaan, dan (3) perlakuan (manipulasi)
Dalam hal ini, berbagai harapan tadi harus diformulasi dan dikuantifikasi
itu, salah satu tujuan dari system informasi manajemen pendukung perencanaan
2. Pengendalian
(inventory control), (3) pengendalian mutu (quality control), dan (4) pengendalian
a. Pengendalian produksi
b. Pengendalian persediaan
persedian barang, termasuk bahan baku, barang setengah jadi (dalam proses), dan
barang jadi, sesuai jumlahnya dengan apa yang tercantum dalam rencana. Ada tiga
hal yang perlu dipantau dan dijaga agar tidak terjadi, yaitu kelebihan persediaan,
c. Pengendalian mutu
dengan standar yang sudah ditetapkan, baik berdasarkan spesifikasi dari teknisi
d. Pengendalian keuangan
performance).
rencana).
pengambilan keputusan).
antara kinerja nyata dengan apa yang direncanakan dan analisis terhadap
adalah apa yang tercantum dalam rencana jangka pendek (bukan jangka
apa yang direncanakan dengan apa yang senyatanya terjadi disebut analisis varian,
pada dasarnya terdapat dua jenis varian untuk melabel perbedaan tersebut, yaitu
sesuai (baik) dan tidak sesuai (buruk). Varian ini dapat terjadi pada dua hal, yaitu
rencana.
22
C. Persediaan
1. Pengertian Persediaan
dimilikinya. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak
dan juga tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan
daya menganggur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut.
menunjukkan segala sesuatu dari sumber daya yang ada dalam suatu proses
2. Jenis-Jenis Persediaan
perusahaan industri maka jenis persediaan yang dimiliki adalah persediaan bahan
baku, barang dalam proses, persediaan barang jadi, serta barang pembantu yang
persediaan barang dagangan dan untuk perusahaan jasa persediaan secara eksplisit
jasa yang meliputi upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung belum
persediaan di rumah sakit dapat berupa obat dan peralatan kesehatan yang lain.
Sistem pencatatan persediaan ada dua, yaitu metode perpetual dan metode
metode fisik. Dikatakan demikian karena pada akhir periode dihitung fisik barang
biaya rata-rata (Average), masuk pertama keluar pertama (FIFO), masuk terakhir
a. Identifikasi Khusus
Pada metode ini, biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama
periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan
biaya aktual dari unit tersebut.Metode ini diperlukan untuk mengidentifikasi biaya
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya
dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari tiap unit yang
untuk dilayani, tidak perduli apakah barang tersebut masuk pertama atau masuk
terakhir.
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit
yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan identifikasi khusus
urutan terjadinya biaya. Selain itu, didalalam FIFO unit yang tersisa pada
persediaan akhir adalah unit yang paling terakhir dibeli, sehingga biaya yang
dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian diakhir periode.
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah
yang terjual.Metode LIFO ini sering dikritik secara teoritis tetapi metode ini
adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan dengan
pendapatan. Apabila metode FIFO digunakan selama periode inflasi atau harga
naik, LIFO akan menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi, jumlah laba kotor
yang lebih rendah dan nilai persediaan akhir yang lebih rendah. Dengan demikian,
LIFO cenderung memberikan pengaruh yang stabil terhadap margin laba kotor,
karena pada saat terjadi kenaikan harga LIFO mengaitkan biaya yang tinggi saat
ini dalam perolehan barang-barang dengan harga jual yang meningkat, dengan
pembelian awal. Jika LIFO digunakan dalam waktu lama, maka perbedaan antara
lain persediaan saat ini dengan biaya LIFO akan semakin besar.
D. Rumah Sakit
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.Rumah sakit
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan
derajat kesehatan yang optimal bagimasyarakat dan tempat yang digunakan untuk
melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan
penunjang.
sakit didirikan, apa tugasnya dan untuk siapa rumah sakit tersebut melakukan
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan
rujukan.
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan
penderita sakit dan terluka.Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit
kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit.Jadi empat fungsi dasar rumah
masyarakat.
a. Pelayanan Penderita
Pendidikan sebagai suatu fungsi rumah sakit terdiri atas 2 bentuk utama:
penyakitnya.
c. Penelitian
utama, yaitu:
2. Ditujukan pada tujuan dasar dari pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi
d. Kesehatan Masyarakat
Tujuan utama dari fungsi rumah sakit sebagai sarana kesehatan masyarakat
keracunan.
pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah yang
berikut:
a. Berdasarkan kepemilikan
maupun Badan Usaha Milik Negara. Rumah sakit umum pemerintah dapat
empat kelas yaitu Rumah Sakit Umum kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut
1. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
subspesialistik luas.
2. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
3. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
4. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
Dibedakan menjadi:
1. Rumah sakit umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum swasta yang
pemerintah kelas D.
2. Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum swasta yang
3. Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang
Rumah Sakit Umum, memberi pelayanan kepada pasien dengan beragam jenis
penyakit dan Rumah Sakit Khusus, memberi pelayanan pengobatan khusus untuk
pasien dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah. Contoh:
c. Lama tinggal
Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah sakit perawatan
jangka pendek yang merawat penderita kurang dari 30 hari dan rumah sakit
perawatan jangka panjang yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari
atau lebih.
31
tidurnya sesuai pola berikut ; di bawah 50 tempat tidur, 50-99 tempat tidur, 100-
199 tempat tidur, 200-299 tempat tidur, 300-399 tempat tidur, 400-499 tempat
e. Afilasi pendidikan
latihan untuk berbagai profesi dan Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit
f. Status akreditasi
diakreditasi adalah rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan
sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian di rumah sakit
sarana rumah sakit. Instalasi Rumah Sakit meliputi instalasi rawat jalan, instalasi
rawat inap, instalasi gawat darurat, bedah sentral, perawatan intensif, radiologi,
obat/ perbekalan farmasi serta berperan dalam program pendidikan dan penelitian,
efisiensi biaya dan ketepatan penggunaan obat oleh pasien. Dengan demikian
apoteker di rumah sakit dapat membantu tercapainya suatu pengobatan yang aman
dan rasional yang berorientasi pada pasien dan bukan hanya berorientasi pada
produk.
E. Kerangka Pemikiran
yang dilakukan dapat terperinci dan terarah. Guna memudahkan dan memahami
inti pemikiran peneliti, maka perlu kiranya dibuat kerangka pemikiran dari
F. Hipotesis
Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) kota Makassar belum sesuai dengan
kebutuhan.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
waktu penelitian kurang lebih dua Bulan yaitu pada tanggal 29 Agustus-29
Oktober 2015
Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau data yang
staf bagian yang terkait dengan sistem pengawasan dan pengendalian persediaan
2. Data Skunder
langsung dengan pihak staf rumah sakit, khususnya dengan bagian yang
BAB IV
MAKASSAR
Pada Tahun 2002 dengan adanya Surat izin rumah sakit dari Dirjen Yanmedik
SK Walikota Makassar Nomor :50 pada Tanggal 6 November 2002 dan Surat
Maka statusnya berubah menjadi rumah sakit tipe C dengan nama Rumah
SK Walikota No. 5 Tahun 2007 Tentang Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar juga merupakan Pusat Rujukan
Secara Geografis lokasi Rumah Sakit Umum Kota Makassar berada pada
rencana induk kota pada kecamatan Biringkanaya dengan luas wilayah 80,06 km2
dengan jumlah penduduk 168.848 jiwa dibandingkan luas wilayah Kota Makassar
175,77 km2 dengan jumlah penduduk 1,6 juta dengan batas wilayah sebagai
berikut:
a. Visi
“TerwujudnyaPelayananKesehatanPrimayangMajudanMandiri”
b. Misi
DIREKTUR
KABID PELAYANAN MEDIK KABID PENUNJANG KABID PELAYANAN KABAG KEUANGAN KABAG UMUM KABAG PELAYANAN
PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN MASYARAKAT
KEPERAWATAN
Drg. Nurilistiawati D, M.MR Dr Sri Ramayani Sp KK M u r n i , SKep A.Sadlly SE M,Si H Syahruddin SKM,M,Kes Drg. Komang Widya. A
NIP. 196403081990032007 NIP : 19750127 200312 2 012 NIP. 196308061988032011 NIP : 19750613 199903 1 007 NIP: 19680720 199303 1 010 NIP. 196910182000121005
KASI MONITORING DAN KASI MONITORING DAN KASI MONITORING DAN KASUBAG EVALUASI DAN KASUBAG KEPEGAWAIAN KASUBAG REKAM MEDIK
EVALUASI PELAYANAN EVALUASI PENUNJANG EVAKUASI PELAYANAN PELAPORAN DAN PENGEMBANGAN DAN SISTEM INFORMASI
MEDIK PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEPERAWATAN M. Rusdi Abdullah, SE Drs. Rusnadi, SH, MH Mutmainnah, SKM, M.Kes
Drg Hasni MARS Nurlinda, SKM Y u l i a n a , SKep NIP. 196605041988021003 NIP. 195801151990101001 NIP. 197104111995012001
NIP : 19661125 200212 2 001 NIP. 197203091992032010 NIP. 197503151999032006
Berdasarkan data yang diperoleh dari Unit Instalasi Farmasi dan Apotik
mengenai data jumlah dan jenis obat yang tersedia dibagian penyimpanan dapat
Makassar
untuk menjaga ketersediaan barang yang ada diruang penyimpanan, agar tercipta
persediaan dilakukan dengan memonitor fast moving dan slow moving obat.
digunakan melalui kartu stok pada masing-masing obat dan pencatatan pada buku
masuk ketika bagian penyimpanan menerima obat dari PBF dan mencatat obat
yang keluar ketika ada permintaan dari unit-unit pengguna (depo-depo, Apotik
dan ruangan). Kegiatan pengendalian ini dilakukan setiap hari. Selain itu
opname setiap bulan. Dari laporan tersebut dapat dilihat jumlah pemakaian
masing-masing item obat selama satu bulan, sesuai dengan unit pengguna yang
melakukan permintaan, kemudian obat-obat apa saja yang tidak bergerak, serta
diperiksa expired date dan kemasan setiap obat. Pengawasan dan pengendalian
persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus disediakan dan berapa
pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin
tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang yang tepat dan waktu
yang tepat. Atau dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk
meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan
1. Lingkungan Pengendalian
Makassar, khususnya bagian instalasi farmasi yang dalam hal ini bertanggung
lingkungan pengendalian yang memadai. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
seluruh obat maupun alat kesehatan yang diperlukan oleh pasien dinas.
dengan persediaan obat untuk pasien dinas, baik laporan pengeluaran, laporan
b. Struktur Organisasi
khususnya bagian instalasi farmasi, telah dirancang dan disusun dengan baik,
yaitu secara fungsional yang terdiri dari fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi
komisaris dan komite audit. Namun, secara periodik pihak dari dinas kesehatan
kegiatan operasional.
sudah cukup baik dilakukan ini dapat dilihat dengan adanya pemisahan fungsi dan
fungsi, kepala bagian instalasi farmasi mengecek langsung catatan atas transaksi
Peran dan fungsi audit intern telah dirangkap oleh Kepala Instalasi
Farmasi. Hal ini termasuk wewenang yang dimiliki oleh Kepala Instalasi Farmasi,
Sebagian karyawan yang ada di rumah sakit ini merupakan PNS, jadi
oleh manajemen rumah sakit. Mengenai perekrutan tenaga ahli (dokter) penulis
sakit. Misalnya ketika terjadi suatu wabah penyakit yang memerlukan pelayanan
2. Penilaian Risiko
persediaan obat, khususnya untuk pasien dinas, sudah cukup baik. Manajemen
Penentuan risiko persediaan obat di Rumah sakit umum daerah kota Makassar
supaya barang yang pertama masuk yang seharusnya pertama keluar, sehingga
Sistem informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh Rumah sakit umum
daerah kota Makassar, khususnya bagian instalasi farmasi sudah cukup baik. Hal
ini dapat dilihat dari penyusunan prosedur yang jelas di dalam perusahaan,
dan pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus di dasarkan atas laporan sumber
yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap yang diotorisasi oleh
4. Aktivitas Pengendalian
a. Otorisasi transaksi
Otorisasi atas transaksi dan aktivitas dilakukan dengan pembubuhan tanda tangan
b. Pemisahan tugas
farmasi, belum mengadakan pemisahan tugas yang cukup pada setiap transaksi
c. Catatan akuntansi
tercetak.
d. Pengendalian akses
Perlindungan fisik atas persediaan obat pada Rumah sakit umum daerah
kota Makassar sudah cukup memadai, yakni dengan tersedianya gudang sebagai
bahaya kebakaran, serta dikunci oleh petugas gudang setelah jam kerja selesai.
Perlindungan fisik terhadap dokumen dan catatan juga telah memadai, yaitu
dengan tersedianya blinder map sebagai tempat penyimpanan masing-masing
e. Verifikasi independen
Tidak ada verifikasi independen pada bagian instalasi farmasi Rumah sakit
umum daerah kota Makassar. Pengawasan terhadap segala kegiatan yang berada
5. Pengawasan
C. Pembahasan
Makassar
Rumah sakit umum daerah kota makassar didukung oleh instalasi farmasi
umum daerah kota Makassar. Agar ketersediaan obat dapat berjalan dengan baik,
yaitu dengan jumlah yang tepat, disediakan pada waktu yang dibutuhkan dan
dengan biaya yang serendah-rendahnya maka unit gudang farmasi rumah sakit
umum daerah kota Makassar berupaya melakukan pengawasan dan pengendalian
persediaan obat.
rumah sakit umum daerah kota Makassar mengenai proses pengawasan dan
melalui stock opname setiap bulan, kartu stock, dan dilihat expired date obat.dan
dan slow moving obat. Melalui stock opname dapat diketahui obat yang
mendekati kadaluarsa. Hal ini sudah sesuai menurut dirjen binakefarmasian dan
kebutuhan audit dan perencanaan yang wajib dilakukan. Kartu stock di gudang
farmasi rumah sakit umum daerah kota makassar merupakan pencatatan yang
dilakukan setiap terjadi mutasi persediaan obat. Hal ini sudah sesuai menurut
Makassar
Tabel 1.1
Makassar
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat membantu kepala unit instalasi farmasi menyusun rencana pengadaan obat
B. Saran
obat di rumah sakit umum daerah kota Makassar dipertahankan dan lebih
semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.Go.Id/View/13010100001/Profil-Visi-Dan-Misi
Nanang Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisa Isi Dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Yans Dwi Putri Pamungkas: Pengendalian Intern Persediaan Obat Untuk Pasien
Dinas Di Rumah Sakit Tingkat Ii Dr. Soedjono Magelang, 2011.